Anda di halaman 1dari 13

ARBRITASE & ADR

JENIS-JENIS ARBRITASE
KOMPETENSI & KEWENANGAN BADAN ARBRITASE
SYARAT PENGANGKATAN, PENGEMBALIAN SERTA HAK
DAN KEWAJIBAN ARBITER
HAK INGKAR

Dr. DUDUNG HIDAYAT,S.H.,M.H


JENIS-JENIS ARBRITASE
Arbritase Arbritase yang bersifat umum & bisa digunakan untuk menyelesaikan berbagai jenis
konflik dalam suatu negara.
Umum
 Contoh: Badan Arbritase Nasional Indonesia (BANI)

Arbritase
Arbritase untuk menyelesaikan konflik di bidang Tata Negara
Khusus

Arbritase untuk menyelesaikan konflik yang berdasarkan kontrak internasional &


tunduk pada hukum internasional. Alasan pihak yang berkonflik menggunakan AI 
Arbritase untuk menghindari ketidakpastian terkait dengan proses pengadilan (litigasi) di
Internasionak (AI) pengadilan nasional. Litigasi di Pengadilan luar negeri lebih memberi kepastan,
waktunya cepat, dan biaya lebih murah.
 Contoh: United Commission on Internastional Trade Law (UNICITRAL)
JENIS DARI ARBRITASE
Arbritase yang Lembaga khusus ditunjuk serta mengambil peran mengelola proses
arbritase/ manajemen kasus.
Pada tiap lembaga memiliki seperangkat aturan tersendiri yang berkaitan dengan kerangka
kerja, seperti jadwal pengajuan dokumen/ prosedur untuk membuat aplikasi, dll yang dapat
Arbritase bisa membantu proses arbritase.
Institusional Keuntungan : Bantuan administrative yang diberikan oleh institusi.
Ketersediaan aturan yang ditetapkan tersebut juga membanru arbritase agar dapat selesai
tepat waktu. Lemabaga tersebut akan menagih perentase dari jumlah yang disengketakan
yakni sebagai biaya penangan, dan dapat sangat besar di dalam perselisihan besar.
Merupakan arbritase yang tidak dikelola pleh sutau institusi.
Para pihak akan menentukan peran masing-masing dalam aspek arbritase, seperti
penunjukan arbriter, aturan yang berlaku, dan jadwal waktu untuk mengajukan segala
macam dokumen.
Tanpa Lembaga pengelola, para pihak dalam arbritase ini bebas untuk kemudian
menggunakan prosedur pilihan masing-masing.
Arbritase Ad Hoc
Dalam kasus saat tidak terdapat aturan procedural yang disepakati, majelis arbritase
tersebut akan mengelola arbritase yakni dengan cara yang dianggapnya sesuai.
Arbritase ad hoc dapat menajdi arbritase institusional. Jika para pihak merasakan
memerlukan bantuan dari Lembaga khusus untuk dapat menangani kasus ini pada
beberapa hal.
KEWENANGAN BADAN ARBRITASE/
BANI

BANI sebagai salah satu alternatif penyelesaian snegketa yaitu sebagai pihak ketiga (pihak
netral) yang ditunjuk para pihak sebagai juru pemisah/ “Orgainizing Body” sebagai fasilitator.
Kewenangan BANI dalam menyelesaikan sengketa yaitu sebagai forum penyelesaian sengketa
yang menyediakan jasa-jasa, seperti negosiasi, mediasi dan konsiliasi, dan pemberian pendapat
yang mengikat sesuai peraturan dan prosedur BANI, dan prosedur yang disepakati oleh para
pihak (pemohon dan termohon) yang berkepentingan.
1. Sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbritase

– Hanya sengketa di bidang perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum &
peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa
Ketentuan tersebut terdapat dalam UU No.30 tahun 1999

– Sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui arbritase hanya sengketa yang
menurut peraturan perundang-undangan tidak dapat diadakan perdamaian (hukum
keluarga, pailit dan penyelesaian susunan pengurus & perubahan permodalan
dalam perseroan)
2. Pendapat yang mengikat “Binding Opinion” (Pasal 52 UU No.30/1999)

– Pendapat yang mengikat mengenai suatu persoalan berkenaan dengan perjanjian tersebut. Seperti
mengenai penafsiran ketentuan yang kurang jelas, penambahan atau perubahan pada ketentuan yang
berhubungan dengan timbulnya keadaan baru dan lain-lain.

– Dengan diberikannya pendapat oleh lembaga arbritase tersebut kedua belah pihak terikat padanya dan
salah satu pihak yang bertindak bertentangan dengan pendapat itu akan dianggap melanggar perjanjian.

– Binding Opinion : merupakan pendapat yang diberikan oleh suatu Lembaga arbritase terhadap
persoalan yang diajukan oleh para pihak dalam suatu kontrak/ perjanjian mengenai masalah tertentu
dari perjajian itu yang sifatnya mengikat bagi para pihak.

– Konsekuensinya, jika ada pihak dalam perjanjian yang melanggar/ bertindak bertentangan dengan
binding opinion yang dikeluarkan oleh lembaga arbritase, maka pihak tersebut dianggap telah
melanggar perjanjian.
SYARAT PENGANGKATAN, PENGEMBALIAN,
SERTA HAK & KEWAJIBAN ARBRITER

1. Syarat-syarat pengangkatan Arbriter

• Cakap melakukan Tindakan hukum

• Brume paling rendah 35 tahun

• Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai dengan derajat kedua
dengan salah pihak bersengketa

• Tidak mempunyai kepentingan finansial atau kepentingan lain atas putusan arbritase, dan

• Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif di bidangnya paling sedikit 1 tahun
2. Hak & Kewajiban Arbriter

– Indepen  Sikap tidak memihak

– Terikat untuk menerapkan tata cara secara pantas (Equitable) menghargai & menghormati prinsip
perlakuan yang tidak memihak & menghormati para pihak untuk di dengar

– Menyelesaikan & memberi putusan dalam waktu sesingkat-singkatnya sesuai waktu yang
ditetapkan

– Memelihara konfidensialitas para pihak juga setelah dikeluarkannya putusan

– Selama pemeriksaan berhak memperoleh Kerjasama yang jujur & terbuka dari para pihak

– Tidak dapat dituntut karena isi putusannya kecuali terbukti memihak atau tidak independen
3. Pengambilan Keputusan Arbriter Tunggal/ Majelis Arbritase

– Jika pemeriksaan sengketa telah selesai, pemeriksaa segera ditutup &


Arbritase menetapkan hari sidang untuk mengucapkan Putusan
Arbritase

– Putusan Arbritase akan diucapkan dalam sidang yang tertutup untuk


umum dalam waktu paling lama 30 hari kalender setelah
pemeriksaan ditutup, dengan atau tanpa dihadiri oleh para pihak yang
yang bersengketa.
– Dalam mengambil keputusan :
1) Arbriter Tunggal/ Majelis Arbriter bebas dari intervensi pihak manapun,
termasuk Pengurus BAPMI/ otoritas di pasar modal Indonesia

2) Arbriter Tunggal/ Majelis Arbritase dapat mengambil keputusan atas dasar


ketentuan hukum/ sesuai dengan rasa keadilan & kepatuhan (ex aequa et bono)

3) Putusan Arbritase BAPMI dalam suatu Majelis Arbritase diputuskan atas dasar
musyawarah untuk mufakat, jika tidak tercapai, putusan diambil atas dasar
suara terbanyak (Voting) dengan memberikan hak pencantuman dissenting
opinion.
HAK INGKAR
Sebagai hak yang melekat pada para pihak untuk mengajukan tututan ingkar/ pengingkaran untuk
mengganti arbriter yang dipandang tak dapat menjalankan tugasnya dengan baik akibat adanya
benturan kepentingan.

1. Penyaluran
2. Alasan Diajukan Hak Ingkar
3. Prosedur Pengajuan Hak Ingkar
4. Kapan & Dapat Diajukan Hak Ingkar
5. Bagaimana Cara Mengajukan Hak Ingkar
6. Arbriter Tidak Bias Bersedia Mundur
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai