160204049
Pendidikan Fisika
Dosen Pembimbing: Nurhayati S.Si., M.Si.
Penggunaan Model Kooperatif Tipe Games
Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil
Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Materi
Pemanasan Global
01 Latar Belakang
Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan di SMAN 12 Banda Aceh
menunjukkan bahwa proses belajar fisika pada peserta didik kurang aktif secara
keseluruhan. Antusias peserta didik rendah dan proses belajar mengajarnya juga
membosankan, sehingga banyak peserta didik kurang memperhatikan pembelajaran
dan peserta didik kesulitan dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan para
peserta didik tidak dapat menangkap apa yang disampaikan oleh guru dikarenakan
suasana yang diterapkan kurang menyenangkan. Banyak peserta didik yang tidak
Pendahuluan tertarik pada pembelajaran fisika dikarenakan kurangnya variasi dalam
pelaksanaannya sehingga peserta didik merasa bosan dengan pembelajaran yang
sifatnya monoton dan kurang melibatkan aktifitas peserta didik. Oleh karena itu
kurangnya variasi dalam model pembelajaran fisika bisa menjadi faktor penyebab
rendahnya kemampuan berpikir kritis dan nilai ujian fisika peserta didik. Maka dari
itu pemilihan model pemebelajaran yang menyenangkan dapat membantu peserta
didik suka akan kegiatan pembelajaran fisika sehingga berdampak pada hasil.
Dengan demikian model pembelajaran yang efektif untuk digunakan yaitu model
pembelajaran permainan atau disebut dengan Teams Games Tournament (TGT).
Rumusan Tujuan
02 03
Masalah Penelitian
.
Berdasarkan latar belakang
Berdasarkan rumusan masalah
penelitian, maka rumusan masalah
diatas, maka yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah:
dalam penelitian ini adalah: untuk
Apakah model kooperatif tipe
meningkatkan kemampuan
Teams Games Tournament efektif
berpikir kritis peserta didik.
Pendahuluan
untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik?
Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan
tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama”.Pembelajaran kooperatif
bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja kelompok untuk saling
membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok –kelompok kecil
yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis
Landasan kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuannya di bentuk kelompok
tersebut adalah memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat
secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok
Teori tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru,
dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.
Tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk
meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara
kelompok. Karena siswa bekerja dalam satu team, maka dengan sendirinya dapat
memperbaiki hubungan diantara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan
kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan
pemecahan masalah
Teams Games Tounament (TGT)
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tounament (TGT),
atau pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli oleh David De
Vries dan Keath Edward (1995). Dalam Teams Games Tounament (TGT)
siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun
guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
materu pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan
yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).
Landasan
Teori
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tounament (TGT) memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
3. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa