KELAINAN REFRAKSI
Disusun Oleh:
Sabrina Jamila (2017730103)
Dosen Pembimbing :
dr. Dion Oscar Iskandar, Sp.M
Emetrop :
Tanpa akomodasi, sinar sejajar yang datang ke mata
akan dibiaskan tepat di fovea sentralis dari retina
Ametropia :
Keadaan dimana terdapat kelainan pembiasan sinar
oleh karena kornea atau adanya perubahan panjang
bola mata, sehingga sinar normal tidak dapt terfokus
ke macula.
Dapat berupa miopia, hipermetropia, presbiopia,
astigmatisma.
Ametropia aksial :
Terjadi akibat sumbu bola mata lebih panjang atau lebih pendek sehingga bayangan
benda difokuskan didepan atau dibelakang retina
Ametropia refraktif :
Terjadi akibat kelainan sistem pembiasan sinar dalam mata. Bila daya bias kuat maka
bayangan benda terletak didepan retina (miopia) atau bila daya bias kurang maka
bayangan benda akan terletak dibelakang retina (hipermetropia refraktif)
KELAINAN REFRAKSI
• MIOPIA
• HIPERMETROPIA
• ASTIGMATISME
• PRESBIOPIA
MIOPIA
Berdasarkan bentuknya
Hipermetropia kongenital, bola mata pendek atau kecil.
Hipermetropia simple, lanjutan hipermetropia anak yang tidak
berkurang pada perkembangannya jarang melebihi > 5 dioptri.
Hipermetropia didapat, umum didapat setelah bedah pengeluaran
lensa pada katarak (afakia)
Menurut Derajat Beratnya Hipermetropia
Hipermetropia Manifes
Hipermetropia Manifes absolut
Hipermetropia Manifes fakultatif
Hipermetropia Laten
Hipermetropia Total
Manifestasi Klinik Hipermetropia
Gejala subyektif
Penglihatan kabur bila melihat dekat dan jauh
Astenopia akomodativa : sakit kepala, mata cepat lelah,
cepat mengantuk sesudah membaca dan menullis
Gejala obyektif
Terjadi strabismus
COA dangkal, karena hipertofi otot-otot siliaris
Ambliopia pada mata yang tanpa akomodasi; tidak
pernah melihat obyek dengan baik
Diagnosis Hipermetropia
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
• Visus dasar dengan snellen chart, visus dengan pinhole
• Refraksi subyektif dengan cara trial and error
3. Pemeriksaan penunjang
• Funduskopi
• Refraktometer
Tatalaksana Hipermetropia
Non bedah
Koreksi dengan lensa sferis terbesar yang
memberikan visus terbaik dan dapat melihat dekat
tanpa kelelahan
Tidak diperlukan lensa sferis positif pada
hipermetropia ringan, tidak ada astenopia
akomodatif, tidak ada strabismus
Bedah
LASIK (Laser in situ keratomileusis)
LASEK (Laser sebepithelial keratomileusis)
PRK
Astigmatisme
Klasifikasi Astigmat
Presbiopia merupakan
gangguan akomodasi pada
usia lanjut yang dapat terjadi
akibat kelemahan otot
akomodasi dan lensa mata
tidak kenyal atau berkurang
elastisitasnya akibat sklerosis
lensa.
Gejala Klinik Presbiopia
• Keluhan pasien berupa mata lelah,berair, dan sering panas
setelah membaca
Tatalaksana
Kacamata
Lensa Positif
Monofokal, bifocal, trifocal dan
Lensa positif sesuai usia dan hasil
multifocal/Progressive addition
pemeriksaan subjektif sehingga pasien
lens (PAL)
mampu membaca tulisan pada kartu
Jaeger 20/30
Lensa kontak
Usia (Tahun) Kekuatan Lensa Positif yang Single vision dengan kacamata
dibutuhkan presbyopia, monovision, bifocal dan
monovision modifikasi
40 S+ 1.00 D
45 S+ 1.50 D
50 S+ 2.00 D
55 S+ 2.50 D
60, dst S+ 300 D