Anda di halaman 1dari 41

Ejaan dalam Bahasa

Indonesia
Kelompok 10
Sabrina Fitri Ferilli K. (21108040029)
Muhammad Izzul Islam (21108040030)
Pokok Pembahasan

Pengertian Ejaan

Sejarah dan Pengembangan Ejaan

Ruang Lingkup Ejaan


Pengertian Ejaan
1
2
Ejaan adalah kaidah cara 3
menggambarkan bunyi- Ejaan merupakan aturan yang
bunyi (kata, kalimat, dan melambangkan bunyi bahasa Ejaan adalah kaidah yang
sebagainya) dalam bentuk menjadi bentuk huruf,kata, harus dipatuhi oleh pemakai
tulisan (huruf-huruf) serta serta kalimat. bahasa supaya keteraturan
penggunaan tanda baca dan keseragaman dalam
Source : Buku konsep dasar penulisan bahasa dapat
Source : KBBI Daring 2016 Bahasa Indonesia (2019) karya tercapai
Yunus Abidin
Source : Buku Esai Penerapan
Ejaan Bahasa Indonesia
(2020) karya Widya
Fitriantiwi
Secara teknis, ejaan adalah penulisan huruf,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

Dari beberapa definisi ejaan sebagaimana yang telah


disebutkan dari berbagai sumber tadi, dapat dijelaskan bahwa
ejaan adalah kaidah yang mengatur pelambangan bunyi ujar,
tata cara penulisan kata, penulisan kalimat, dan tanda bacanya.
Sejarah dan Pengembangan Ejaan

Ejaan Van Ophuijsen • Menggunakan huruf latin


• Sistem ejaan Bahasa Belanda yang diciptakan oleh Charles
(1901-1947) A. Van Ophuijsen

Ejaan Republik/ Ejaan


• Menyempurnakan ejaan van Ophuijsen
Soewandi • Dibahas dalam Kongres Bahasa Indonesia I
(1947-1956)

Ejaan Pembaharuan • Menyempurnakan ejaan Soewandi


(1956-1961) • Dibahas Kngres Bahasa Indonesia II oleh Mohammad Yamin

• Dikenal dalam Perjanjian Persahabatan Indonesia Malaysia


Ejaan Melindo
• Kosakata yang menyulitkan penulisan
(1961-1967) • Gagal karena konfrontasi Indonesia Malaysia 1962
Sejarah dan Pengembangan Ejaan

Ejaan Baru/Lembaga
• Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Bahasa dan
• Kelanjutan dari ejaan Maindo yang gagal
Kesusastraan (LBK)
diresmkan
(1967-1972)
• EYD Edisi I (1972-1987) merupakan penyempurnaan ejaan
sebelumnya,hasil kerja panitia bentukan LBK
Ejaan Bahasa Indonesia • EYD Edisi II (1987-2009) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
yang Disempurnakan Republik Indonesia No. 054a/U/1987 tentang penyempurnaan “Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”
(EYD) • EYD Edisi III (2009−2015)
• Pada 31 Juli 2009, Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo,
(1972-2015) mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 46 tahun 2009
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(EYD) edisi III
Sejarah dan Pengembangan Ejaan

Perubahan yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan


Pembinaan Bahasa Indonesia ini, berlandaskan Peraturan
Ejaan Bahasa Indonesia Menteri dan Kebudayaan Rl Nomor 50 Tahun 2015.
(2015-sekarang) Ejaan Bahasa Indonesia ini diresmikan pada 2015 di masa
pemerintahan Joko Widodo dan Anies Baswedan sebagai
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Ruang
Lingkup
Ejaan

Penulisan Penulisan Pemakaian


Pemakaian Penulisan
Kata Unsur Tanda
Huruf Huruf
Serapan Baca
 Pemakaian Huruf
1.Huruf Abjad 2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam Bahasa
Indonesia terdiri atas huruf a,i,u,e,o
Contoh pemakaiannya :
 Pemakaian Huruf
3. Huruf Konsonan 4. Huruf Diftong
Dilambangkan dengan AI,AU,OI
Huruf yang melambangkan konsonan Contoh pemakaian dalam kata :
dalam bahasa Indonesia adalah huruf
yang selain huruf vokal
B,C,D,F,G,H,J,K,L,M,N,P,Q,R,S,T,V,X,Y
,Z
 Pemakaian Huruf
5. Gabungan Huruf Konsonan
Terdapat empat
gabungan huruf
yang melambangkan
gabungan konsonan,
yaitu:
KH, NG, NY, SY
Masing masing satu
bunyi konsonan
 Penulisan Huruf

Penulisan Penulisan
huruf Besar huruf miring
Penulisan Huruf Besar (Kapital)
• Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal • Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama
kalimat. orang.
Contoh: Tugas bahasa Indonesia belum dikerjakan. Contoh: Ibrahim Naki, Zelvika Ramdhani
• Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. • Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa,
Contoh: Paman bertanya, "Apakah mahasiswa suku bangsa, dan nama Bahasa
sudah libur?". Contoh: bangsa Indonesia, suku Sunda
• Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan • Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun,
yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah
Tuhan, dan nama kitab suci. Contoh:
Contoh: Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.  tahun Hijriyah hari Jumat
• Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar  Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti • Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi
nama orang. unsur nama diri.
Contoh: Para pengikut Nabi Muhammad SAW. Contoh: Asia Tenggara, Jazirah Arab
• Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama • Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur
jabatan dan pangkat yang diikuti nama nama negara, lembaga pemerintah,
orang,pengganti nama orang tertentu, nama ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali
instansi, dan nama tempat. terdapat kata penghubung
Contoh: Kota Yogyakarta dikunjungi oleh Presiden Contoh: Majelis Permusyawaratan Rakyat
Jokowi. Republik Indonesia
Penulisan Huruf Besar (Kapital)
• Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan pengacuan
Contoh: Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
Aziz dan Habib pergi menjenguk Nenek
• Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda
Contoh: Sudahkah Anda bersedekah hari ini?
• Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan
Contoh: Ahmad Husain, S.H
Dr. Reissa Nugroho
• Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh:
 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
 Perserikatan Bangsa-Bangsa
• Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar, dan karangan
ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung
Contoh: Rahma telah menyelesaikan makalah “Pancasila sebagai Dasar Negara“
Penulisan Huruf Miring

Menuliskan nama buku, majalah, dan surat


kabar yang dikutip dalam tulisan
• Buku Negara Kertagama karangan Prapanca.
• Surat kabar Merdeka akan dibeli.

Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian


kata, kata, dan kelompok kata
• Huruf pertama kata abad adalah a
• Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.

Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan


asing
• Politik devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.
 Penulisan Kata

Apa saja macam macam penulisan


kata dalam ruang lingkup ejaan
Bahasa Indonesia?
1. Kata Dasar
• Kata yang belum mengalami
Pengertian perubahan bentuk, yang
ditulis satu kesatuan

• Dia teman baik saya


Contoh • Baju itu bagus
2. Kata Turunan (kata berimbuhan)
• Membaca
Imbuhan semuanya harus ditulis • Menulis
serangkai dengan kata dasarnya
• Memasak

Awalan & akhiran ditulis serangkai


dengan kata yang langsung • Bertepuk tangan
mengikuti/mendahuluinya jika
bentuk dasarnya berupa gabungan
• Sebar luaskan
kata

Jika bentuk dasarnya berupa • Menandatangani


gabungan kata dan sekaligus
mendapat awalan dan akhiran,
• keanekaragaman

Jika salah satu unsur gabungan kata • Antarkota


hanya dipakai dalam kombinasi, • Mahaadil
gabungan itu ditulis serangkai • Prakata
3. Kata Ulang

• Kata ulang ditulis secara lengkap


Jenis jenis
menggunakan tanda (-)

DWIPURNA
• Laki  lelaki
Pengulangan satu kata awal

DWILINGGA
• Laki  laki-laki
Pengulangan secara keseluruhan

DWILINGGA SALIN SUARA


• Sayur  sayur-mayur
Pengulangan variasi fonem

Pengulangan Berimbuhan • Main  Bermain-main


4. Gabungan Kata

Lazim disebut kata


majemuk, termasuk istilah
• Mata kuliah
khusus
• Orang tua
Bagaian-bagiannya umumnya
dirulis terpisah
Termasuk istilah yang
menimbulkan kemunginan • Ibu-bapak
salah baca saat diberi tanda • Padang-dengar
hubung untuk menegaskan
pertalian

• Daripada
Gabungan kata yang sudah • Sekaligus
dianggap sebagai satu • Bagaimana
kesatuan ditulis serangkai • barangkali
5. Kata Ganti
(ku,mu,nya,kau)

Kata ganti ku dan


kau ditulis serangkai • Kubaca
dengan kata yang • kaupinjam
mengikutinya
Kata ganti
ku,mu,nya ditulis • Bukuku
serangkai dengan • Sepatumu
kata yang • Piringnya
mendahuluinya
6. Kata Depan

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang dianggap
padu sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada

• Jangan bermain di jalan


Contoh • Saya pergi ke kampung halaman
• Dewi baru pulang dari pasar
7. Kata Sandang (si dan
sang)

Kata si dan
sang ditulis • Nama si Pengirim
terpisah dari surat tidak jelas
kata yang • Anjing bermusuhan
mengikutiny dengan sang kucing
a
8.Partikel
Merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu
sangat ringkas/kecil dengan fungsi tertentu.
Kaidah penulisannya :
 Partikel –lah, -kah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya
Contoh :
1. Bacalah buku itu baik-baik!
2. Apakah yang dipelajari minggu lalu?
3. Apatah gerakan salahku?
 Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya kecuali yang dianggapsudah menyatu
Contoh:
Jika ayah pergi, ibu pun juga pergi

 Partikel per yang berarti memulia, dari dan setiap.


Ditulis terpisah dengan bagian bagian kalimat yang
mendampinginya
Contoh :
Rapor siswa dilihat per semester
9. Singkatan dan Akronim
 Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri
atas satu kata atau lebih.
Contoh :
a. dll = dan lain-lain
b. Yth = yang terhormat
 Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,
gabungan suku kata,atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata yang diperlakukan sebagai kata
Contoh :
a. SIM = Surat Izin Mengemudi
b. IKIP = inatitut keguruan dan ilmu pendidikan
10. Angka dan Lambang Bilangan
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim
digunakan,
a. Angka Arab = 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
b. Angka Romawi = I,II,II,IV,V,VI,VII,VIII,IX,X
Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
1. Bilangan utuh = 15 dan limabelas
2. Bilangan pecahan = ¼ dan satu perempat
3. Bilangan tingkat = abad II dan Abad ke-2
4. Kata bilangan yang mendapat akhiran –an = tahun 50-an dan
lima puluhan
5. Angka yang menyatakan bilangan bulat yang besar dapat
dieja sebagian supaya mudah dibaca = dia mendapat
bantuan 230 juta rupiah
6. Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis
dengan huruf. Kalau perlu diupayakan tidak diletakkan di
awal kalimat dengan mengubah struktur kalimatnya dan
maknanya sama = dua puluh satu siswa SMA tidak lulus
7. Lambang bilangan dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata ditulis dengan huruf, kecuali beberapa dipakai
secara berurutan sepeerti dalam perincian atau pemaparan.
= Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali
 Penulisan Unsur Serapan

Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagianahli bahasa
Indonesia belum stabil dan konsisten. Karena pamakai bahasa Indonesia sering begitu
saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan,siyuasi, dan kondisi yang ada.
Pemakaian bahasa seenanya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan
aturan yang telah diterapkan.

Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa Indonedia dibenarkan sepanjang :


a. Konsep yang terdapat dalam unsur asing tersebut tidak ada dalam bahasa Indonesia.
b. Unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili
dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa
Indonesia. Sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili
konsep tersebut, maka penyerapan unsur unsur asing itu tidak perlu diterima
Menerima unsur asing dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia bukan berarti
bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur asing
tersebut merupakan hal yang biasa, dianggap sebagai suatu variasi dalam
penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung
kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan penutur berbeda beda. Maka
dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi.
Contoh :
a. Masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan
“televisi”,
Maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris)

b. Sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung” ,


Maka menyerap bahasa Indonesia itu dala bahasa Inggris
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu :

1. Secara adopsi
Apabila unsur asing itu diserap secara utuh, baik
tulisan maupun ucapan, tidak mengalami academica
perubahan

Editor Civitas De facto


2. Secara adaptasi

Apabila unsur asing sudah disesuaikan ke


dalam kaidah bahasa Indonesia, baik
pengucapannya maupun penulisannya.

Ekspor Material Atlet Manajemen Koordinasi Fungsi


 Pemakaian Huruf Tanda Baca
1. Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :
 
 Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
 Akhir singkatan nama orang. 
 Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. 
 Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum. Bila singkatan itu
terdiri atas tiga huruf atau lebih dipakai satu tanda titik saja.
 Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya. 
 Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
 Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
 Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan atau
ilustrasi dan tabel.
2. Tanda Koma (,)

Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan


 
 Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
 Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
 Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
 Digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat
yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk kata (1) Oleh karena itu,
(2) Jadi, (3) lagi pula, (4) meskipun begitu, dan (5) akan tetapi
 Digunakan untuk memisahkan kata seperti o. ya wah, aduh, dan
kasihan.
 Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
2. Tanda Koma (,)
 Dipakai diantara: (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian alamat, (3)
tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara
berurutan.
 Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka.
 Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
 Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
 Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
 Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
 Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan
tanda tanya atau seru.
3. Tanda Titik
Tanya (?)

Tanda tanya dipakai pada: 4. Tanda Seru (!)


 
o Akhir kalimat tanya. Tanda seru dugunakan sesudah
o Dipakai di dalam tanda ungkapan atau pertanyaan yang
kurung untuk menyatakan berupa seruan atau perintah
bagian kalimat yang yang menggambarkan
diragukan atau kurang kesungguhan, ketidakpercayaan,
dapat dibuktikan dan rasa emosi yang kuat
kebenarannya.
5. Tanda
6. Tanda
Titik Koma
Elipsis ()
(;)

 Memisahkan bagian- Tanda ini menggambarkan


bagian kalimat yang kalimat-kalimat yang
sejenis dan setara terputus-putus dan
 Memisahkan kalimat menunjukkan bahwa
yang setara dalam dalam suatu petikan ada
kalimat majemuk bagian yang dibuang. Jika
sebagai pengganti yang dibuang itu di akhir
kata penghubung kalimat, maka dipakai
empat titik dengan titik
terakhir diberi jarak atau
loncatan
 
7. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai :
 
o Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
o Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
o Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan
o Di antara jilid atau nomor dan halaman.
o Di antara bab dan ayat dalam kitab suci
o Di antara judul dan anak judul suatu karangan
o Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
mengakhiri pernyataan.
8. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring (/) di pakai :
o Dalam penomoran kode surat
o Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.

9. Tanda Penyingkat/Apostrof (‘)


o Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.
o Tanda Petik Tunggal (‘...’)
Tanda petik tunggal dipakai :
 Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
 Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing
10. Tanda Petik (“...”)

Tanda petik dipakai untuk:


 
o Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus,
kiasan atau yang belum dikenal
o Mengapit judul karangan, sajak, dan bah buku, apabila dipakai
dalam kalimat
o Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah,
atau bahan tertulis lain
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai