Anda di halaman 1dari 42

Pengenalan Kitab- ‫مرحبا‬

‫مرحبا‬
Kitab Tafsir
Anggota Kelompok

Salwa Ade Ramadhani (21108040028)


Laurenta Tarafillah (21108040034)
Pokok Pembahasan

Kitab- Kitab Tafsir

01. Kitab- Kitab Tafsir bil


Ma’tsur Tersohor 03. Termasyhur di Era
Modern

02. Kitab-Kitab Tafsir bil


Ra’yi Tersohor 04. Kitab Tafsir Para Fuqoha”
01. ‫واحد‬
Kitab- Kitab
Tafsir bil Ma’tsur
Tersohor
Tafsir Ibnu Jami’ Al-Bayan fi
Abbas Tafsir Al-Quran
a b

Kitab-Kitab Tafsir bil


Ma’tshur tersohor
Al-Muharrar Al-
Tafsir Al-Quran
Wajiz fi Tafsir Al-
Al-A’zhim
Kitab Al-Aziz c d
a. Tafsir Ibnu Abbas

Ibnu abbas merupakan peletak dasar dari


teori penafsiran yang banyakmengilhami
model-model penafsiran era berikutnya.
Pemikirannya diyakini sebagaisalah satu
model penafsiran yang paling akurat baik
bagi kalangan mufassir bil ma’tsur maupun
kalangan mufassir bi al ra’yi. Bahkan
secara tradisional beliau dipercayasebagai
salah seorang tokoh yang telah berhasil
menanamkan embrio Hermeneutika Al-
Qur’an
 Metode dan Corak Penafsiran

Ibnu Abbas berpedoman pada landasan Nash, namun perlu tidak dilupakan
ketika kita membaca tafsir Ibnu Abbas ini akan banyak ditemukan suatu
penafsiran yang lebih bercorak Isy’ari dan hal ini diperkuat dengan kisahnya
ketika duduk bersama pemuka umat pada masa Umar dalam menafsiri surat al-
Nashr selain itu juga dengan melihat do’a rosul yang disitu rosul mendo’akan Ibnu
Abbas agar diajarkan oleh Allah suatu Ta’wil menunjukan bahwa tafsir ini
diwarnai pula oleh landasan isy’ary.
Pemikiran Ibnu Abbas diyakini sebagai salah satu model penafsiran yang paling
akurat, baik bagi kalangan mufassir bil ma’tsur maupun kalangan mufassir bi al-
ra’yi. Bahkan secara tradisional beliau dipercaya sebagai salah seorang tokoh
yang telah berhasil menanamkan embrio Hermeneutika al-Qur’an.
b. Jami’ Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an
Ibnu Jarir Ath-Thabari dipandang sebagai
salah seorang tokoh terkemuka yang
menguasai banyak disiplin ilmu. Ia telah
meninggalkan khananah keislaman yang
cukup besar yang senantiasa mendapat
sambutan baik di setiap masa dan
generasi. Ia mendapatkan popularitaanya
yang luas melalui dua buah karya
monumentalnya, Tarikh Al-Umam wa Al
Muluk, satu kitab yang mengupas tentang
sejarah, dan kitab tafsirnya, Jami' Al-Bayan
fi Tafsir Al-Qur'an.
 Metode dan Corak  Karakteristik Penafsiran
Penafsiran
Tiga ilmu yang tidak terlepas dari al Thabary, yaitu tafsir,
Dengan corak tafsir bi al-ma’sur tarikh, dan fiqh. Ketiga ilmu inilah yang pada dasarnya mewarnai
yang dikembangkan oleh al- tafsirnya. Dari sisi linguistik (lugah), Ibn Jarir sangat
Tabari telah mengilhami dan memperhatikan penggunaan bahasa Arab sebagai pegangan
menyemangati para mufassir dengan bertumpu pada syari-syair Arab kuno dalam menjelaskan
generasi berikutnya, seperti Ibn makna kosa kata, acuh terhadap aliran-aliran ilmu gramatika
Kasir yang telah melakukan bahasa (nahwu), dan penggunaan bahasa Arab yang telah dikenal
elaborasi dan kolaborasi secara luas di kalangan masyarakat. Tafsirnya juga sangat kental
terhadap tafsir al-Tabari. dengan riwayat-riwayat sebagai sumber penafsiran, yang
Metode secara runtut yang disandarkan pada pendapat dan pandangan para sahabat, tabi’in
pertama-tama ia lakukan, adalah dan ta-bi’ al­ta-bi’in melalui hadis yang mereka riwayatkan (bi al-
membeberkan makna-makna Ma’sur Semua itu diharapkan menjadi detector bagi ketepatan
kata dalam terminologi bahasa pemaha­mannya mengenai suatu kata atau kalimat.Aspek penting
Arab disertai struktur lainnya di dalam kitab tersebut adalah pe­maparan qira’ah secara
linguistiknya, dan (I’rab) kalau variatif, dan dianalisis dengan cara di­hubungkan dengan makna
diperlukan.Secara sederhana. yang berbeda-beda, kemudian men­jatuhkan pilihan pada satu
qira’ah tertentu yang ia anggap paling kuat dan tepat
c. Al-Muharrar Al-Wajiz fi afsir Al-
Kitab Al-Aziz
Ibnu 'Athiyah pengarang kitab ini, seorang
hakim ternama Andalus. la tumbuh di
lingkungan keluarga berilmu dan penuh
keistimewaan.
Di dalam kitabnya, Ibnu 'Athiyah tidak
hanya membatasi pada tafsir bil-manqul
yang diriwayatkan, tetapi juga
menambahkan padanya semangat ilmiah
yang tinggi, barangkali sebagai pancaran
dari kecerdasannya. Sehingga tafsirnya
semakin menarik dan digemari. Kitab
tersebut terdiri atas sepuluh jilid yang
tebal, sampai sekarang masih berbentuk
manuskrip.
 Metode dan Corak Penafsiran

Tafsir Ibn ‘Athiyyah ini merupakan tafsir tahlili dimana selalu memulai dengan menyebutkan
ayat lalu ditafsirkan dengan sederhana. menulis menangkap perbedaan dengan tafsir-tafsir
lain pada umumnya. Sebelum memulai menafsirkan ayatibn Athiyyah menyebutkan
mengenai surat makkiyah ataumadaniyah. kemudian baru menyebutkan ayat demi ayat
yangakan ia tafsirkan. Kemudian mengenai metode yang ditawarkan oleh tafsir Ibn
‘Athiyyah ini, ia memadukan dua metode yakni metode bil ma’tsur dan bir ra’yi.
Dalam tafsir Ibn ‘Athiyyah mengambil riwayat-riwayat dari al- Thabari yang dianggap shahih
dan mengabaikan yang tidak shahih, terutama riwayat-riwayat yang dari ath-Thabari yang
tidak shahih.
d. Tafsir Al-Qur’an Al-’Azhim

Buku Tafsir yang dibuat oleh Ibnu Katsir


termasuk salah satu buku tafsir yang
terkenal buku tafsir ini memiliki
metodologi periwayatan, sehingga
bukunya ini dikenal juga dengan buku
tafsir dengan periwayatan yang kedua
setelah bukutafsirnya Ibnu Jarir, di dalam
bukunya tersebut, Ibnu Katsir fokus
kepada periwayatan dari para penafsir
salaf. Akan tetapi, Tafsir Ibnu Katsir yang
terdiri dari empat juz ini lebih teliti
terhadap penilaian
 Metode dan Corak Penafsiran

Metode yang digunakan oleh Ibnu Katsir adalah metode tahlili , yaitu mufassir berusaha
menjelaskan seluruh aspek yang dikandung oleh ayat-ayat Al-Qur’an dan mengungkapkan
segenap pengertian yang ditujunya sesuai urutan bacaan yang terdapat di dalam Al-Qur’an
Mushaf Ustmani. Adapun bentuk penafsirannyaadalah penafsiran riwayat atau sering
disebut tafsir bi al-ma’stuur.
Tafsir Ibnu Kathīr bercorak ma’thur yang mempunyai pengertian yangt bersumber pada al-
Qur‟an, sunnah, pendapat sahabat dan pendapat tabiin kategorisasi ini hanyalah
menunjukkan dominasi sumeber-sumber tersebut tanpa menafikkan sumber-sumber yang
lain.Adapun Ibnu Kathīr juga menggunakan beberapa corak seperti penggunaan ra’y dalam
tafsir adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari.
02. ‫اثنان‬
Kitab-Kitab Tafsir
bil Ra’yi Tersohor
Mafatih Al-
Ghaib

Al-Kasysyaf
Kitab-kitab
Tafsir bil Ra’yi

Al-Bahr Al-
Muhith
a. Mafatih Al-Ghaib

Tafsir ini terdiri atas delapan jilid besar-besar.


Namun menurut beberapa pendapat. Ar-Razi tidak
sempat menyelesaikannya.
Fakhruddin ar-Razi yang ahli dalam berbagai
bidang keilmuan, menulis kitab tafsir ini dengan
berjumlah 8 jilid besar. Ar-Razi yang bermazhab
Syafi’i dalam penulisan kitab tafsirnya beliau selalu
membantah Mu’tazilah ketika ada kesempatan
atau cela. Tafsir ini ditulis oleh Fakhruddin ar-Razi
sebagai tanggapan terhadap tafsir ideologi
karangan Zamakhsyari (Kitab Tafsir al-Kasysyaf).
Dimana Fakhruddin ar-Razi yang beraliran
Asy’ariyah berusaha mempertahankan alirannya
(mazhab Syafi’i) dan mencari-cari jalan
 Metode dan Corak Penafsiran

Tafsir ar-Razi termasuk dalam metode Tahlili. Adapun metode Imam ar-Razi dalam tafsirnya
dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Imam ar-Razi telah mencurahkan perhatian untuk menerangkan hubungan-hubungan
antara satu ayat dengan ayat lainnya dan hubungan satu surat dengan satu surat yang
mengikutinya.
• Imam ar-Razi berbicara panjang lebar dalam menyajikan argumentasi. Sebagian
pembicaraan itu menjadikan kitabnya tak berbeda dengan kitab filsafat, matematika
dan ilmu eksakta
• Mazhab alirannya, ialah Imam Nasir ar-Razi, dan menentang keras mazhab Mu’tazilah
dan membantahnya dengan segala kemampuannya.
b. Al-Bahr Al-Muhith

Salah satu karya Abu Hayyan yang paling


terkenal adalah Tafsir al Bahru al Muhith
yang terdiri dari 8 jilid besar. Penyusunan
tafsir ini dilandasi oleh tiga hal; Pertama: Ia
ingin selalu membaca al Quran, Kedua: Ia
ingin memperbanyak amal kebajikan, dan
yang ketiga: Supaya jiwanya selalu terjaga
Abu Hayyan dalam tafsirnya banyak
mengambil penafsiran dari Syamakhzariy dan
Ibnu Atiyyah.
 Metode dan Corak Penafsiran

Beliau mengawali kitab tafsirnya dengan mukadimah yang sangat indah, kemudian juga
menyebutkan teknik penulisannya, ilmu-ilmu yang dibutuhkan oleh seorang mufassir,
kriteria-kriteria yang seharusnya dimiliki oleh mufassir, dan membicarakan sebagian
mufassir terdahulu, semisal al-Zamakhsyari, dengan kitab tafsirnya al-Kasyaf dan ‘Ibn
‘Athiyah dengan kitab tafsirnya al-Muharrar al-Wajiz.
Dalam menyusun kitab ini beliau mula-mula bicara tentang ayat demi ayat dengan
menafsiri setiap kata atau lafadz dari sisi bahasa dan nahwu sesuai yang dibutuhkan.
Kemudian dijelaskan juga kata-kata yang ada, baik yang jelas maupun yang samar
dengan menerangkan i’rabnya yang samar, dan kelembutan sastra dengan mencoba
tidak mengulangi pembahasan tentang kata yang telah dijelaskan atau ayat yang telah
di tafsiri.
c. Al-Kasysyaf

Penulisan tafsir ini sebenarnya adalah sebuah


permintaan dari pada sahabat dan orang
yang mengelilinginya. Az-Zamakhsyari
menulis tafsirnya dimulai ketika berada di
Makkah pada tahun 526 H dan diselesaikan
pasa Senin Rabi’ul Akhir 528 H. Penafsiran
az-Zamkahsyari ini dipandang sangat
menarik karena mempunyai uraian yang
singkat tetapi jelas.
 Metode dan Corak Penafsiran

Al-Zamakhsyari di dalam menafsirkan Al-Qur’an, Tafsir al-Kasysyaf disusun dengan tartib


mushafi, yaitu menafsirkan berdasarkan urutan ayat dan surat yang sesuai dengan
Mushaf Utsmani. Dalam menafsirkan al-Qur’an, al-Zamakhsyari mendahulukan untuk
menulis ayat al-Qur’an yang akan ditafsirkan, kemudian baru memulai menafsirkannya
dengan pemikiran rasional yang didukung dengan dalil-dalil ayat al-Qur’an atau riwayat
(hadits)Meskipun ia tidak terikat oleh riwayat dalam penafsirannya. Dr. A. Husnul
Hakim IMZI, M.A Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir,
Corak dari penafsiran al-Zamakhsyari dapat dijelaskan sebagai berikut; Sebagai seorang
yang ahli dalam gramatika arab dan ahli balaghoh maka tafsirnya lebih berorientasi
kepada pengungkapan balaghoh atau dalam segi keindahan bahasa al-Qur’an. Tafsirnya
lebih bersifat theologis. Ini desebabkan karena ia adalah seorang tokoh mu’tazilah dan
lebih menekankan pada corak mu’tazilah.
03.
Kitab- Kitab
‫ثالثة‬
Tafsir Termasyhur
di Era Modern
Al-jawahir fi
Tafsir
Tafsir Al-
a b Al-Manar
Qur’an

Kitab-Kitab Tafsir
Termasyhur di Era
Tafsir fi Modern At-Tafsir Al-Bayan
Zhilal Al-Qur’an lil-Al-Qur’an Al-
c d Karim
a. Al-jawahir fi Tafsir Al-Qur’an

Merupakan kitab tafsir karangan Syaikh


Thantawi Jauhari yang merupakan
seorang yang sangat tertarik dengan
keajaiban-keajaiban alam. Dinamai al-
jawahir karena Thantawi melihat Al-Qur’an
sebagai himpunan ayat-ayat tentang
segala keajaiban dan keindahan alam
semesta.
Tafsir ini terdiri dari 25 Juz serta memiliki
lampiran yang ia tambahkan hingga
keseluruhannya memiliki 26 juz dalam 13
jilid , yang dicetak pertama kalinya oleh
Muassasah Mustafa al-Babi al-Halabi pada
tahun 1350H/ 1929 M dengan ukuran 30
cm.
 Metode dan Corak Penafsiran  Karakteristik Penafsiran

1. Secara metodologi penafsiran, banyak


Dalam menyusun kitab tafsir ini, Thantawi menekankan pada analisis spirit dan
menggunakan metode tahlili dengan corak/ pandangan dunia al-Qur’an terutama yang
nuansa penafsiran ‘ilmi, karya tafsirannya berkaitan dengan ayat-ayat kauniyah.
sangat berbeda dengan karya lain yang 2. Dari metode penafsiran diatas, dapat
mana penafsiran yang dikembangkan oleh memberikan karakteristik pada tafsir ini
Thantawi ini, lebih menitikberatkan pada yakni lebih menampilkan aspek ilmiah
(saintifik)
analisa spirit atau pandangan dunia Al-
3. Tidak banyak terlibat dalam perdebatan
Qur’an secara keseluruhan terutama yang teologis, fiqhiyyah bahkan kebahasaan.
berkaitan dengan sains ilmiah (ilmu alam). 4. Memberikan gambaran yang transparan atas
Dalam tafsir ini juga banyak fakta-fakta ilmiah kepada pembaca dengan
menggunakan riwayat-riwayat hadis meletakkan ilustrasi gambar hewan,
tumbuh-tumbuhan, pemandangan alam,
dalam memperkuat dan mendukung eksperimen ilmiah serta peta ataupun tabel
penafsirannya. ilmiah
b. Tafsir Al-Manar
Tafsir Al-Manar adalah sebuah kitab tafsir
yang namanya lebih terkenal daripada
nama aslinya yakni Tafsir Al-qur’an Al-
Hakim. Awalnya kitab tafsir ini merupakan
kumpulan ceramah Muhammad bin Abduh
yang kemudian dicatat oleh salah satu
muridnya Rasyid Ridla. Pada mulanya,
kumpulan ini diterbitkan secara berkala
dalam majalah Al-Manar yang dikelola
oleh Ridla yang kemudian diterbitkan
menjadi buku sendiri. Yang pada akhirnya
dicetak dalam dua belas jilid berukuran
besar.
 Metode dan Corak Penafsiran  Karakteristik Penafsiran
Metode yang digunakan dalam Tafsir 1. Tafsir Al-Manar merupakan sebuah tafsir
AlManar ini yakni metode tahlili, yang mana yang banyak mengangkat pendapat para
dalam tafsir ini ayat Al-quran diuraikan ulama salaf, sahabat dan tabi’in.
dengan menafsirkan ayat demi ayat,surat 2. Banyak memuat tentang retorika bahasa
demi surat dengan kosa kata dan lafal yang arab dan penjelasannya tentang
diikuti dengan penjabaran arti sunnatullah yang berlaku dalam
dibelakangnya. kehidupan manusia.
3. Ayat-ayat Al-qur’an ditafsirkan dengan
Adapun corak dari tafsir Al- Manar ini
gaya bahasa yang menarik, makna-
adalah al-adab al-ijtima’i, yaitu salah satu
maknanya diungkapkan dengan redaksi
corak tafsir yang menitikberatkan pada yang mudah dipahami.
penjelasan ayat-ayat Al-qur’an pada segi 4. Berbagai persoalan dikupas secara
ketelitian redaksi Al-Qur’an kemudian tuntas, segala kesalahpahaman pihak
menyusun kandungan ayat-ayat tersebut musuh yang di tuduhkan kepada islam
dalam suatu redaksi yang indah dengan dibantah dengan tegas serta penyakit-
menonjolkan tujuan dari diturunkannya Al- penyakit sosial dapat diterapi dengan
Qur’an petunjuk Al-Qur’an.
b. Tafsir fi Zhilal Al-Qur’an
Kitab ini merupakan karya karangan Sayyid Quthbi
Kitab tersebut merupakan sebuah tafsir sempurna
tentang kehidupan dibawah sinar AL-Qur’abn yang
bijak, sebagaimana dapat dipahami dari penamaan
terhadap kitabnya.

Kitab ini terdiri atas delapan jilid besar yang telah


mengalami cetak ulang beberapa kali saja dalam
beberapa tahun karena mendapat sambutan baik
dari kaum terpelajar. Dalam tafsir ini lebih
cenderung membahas tentang logika negara islam
sebagaimana yang telah di dengungkan oleh
pengikut ikhwalul muslimin lainnya.
 Sistematika, Metode dan Corak  Karakteristik Penafsiran
Penafsiran
Fahd Al-Rumi mengungkapkan karakteristik fi zhilal al-
Sistematika yang digunakan tafsir Fi Zilalil Qur‟an qur’an yakni sebagai berikut :
yaitu dengan menafsirkan seluruh ayat-ayat al- 1. menggunakan gaya bahasa sastra (al-uslubal-adaby)
2. menggunakan intuisi dalam memahami teks (tadzuq
Qur‟an sesuai dengan susunannya dalam al- an-nash alqur’an)
Qur‟an, ayat demi ayat, surat demi surat, dimulai 3. tafsirnya bersifat realistis dan pergerakan (al-
dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an- waqi’iyyah al-harakiyyah)
naas. 4. bersifat artistik (al-jamali al-fanni),
Sayyid Quthb mengambil metode penafsiran 5. mengidupkan teks dan menolak status quo (istihya al-
dengan Tahlili, sedangkan sumber penafsiran nash duna muqarrat sabiqah)
6. kesatuan tema (alwihdah al-maudhuiyyah) tidak
terdiri dari dua tahapan yakni: mengambil berpanjang lebar terhadap hal yang masih di anggap
penafsiran bil Ma‟tsur, kemudian baru samara(tark ali’nab),
menafsirkan dengan pemikiran, pendapat 7. mewaspadai riwayat israiliyyat (at-tahdzir al-
ataupun kutipan pendapat sebagai penjelas dari israiliyyat
argumentasinya. 8. meninggalkan masalah perbedaan fiqh (tark al-ikhtilaf
Adapun Corak Penafsirannya bisa di digolongkan al-fiqhiyyah)
9. tidak terjebak dalam masalah kebahasaan (ijtinabal-
pada tafsir yang bercorak al-adabi al-ijtima’i. igrak fi al-masail al lughawiyah)
10. menolak tafsir ilmi (rafdaltafsir al-ilmi)
d. At-Tafsir Al-Bayan lil-Al-Qur’an Al-Karim
Merupakan kitab yang ditulis oleh Aisyah
Abdurrahman atau yang populer dengan nama
Bintu Syathi’, ia merupakan seorang pengajar
pada fakultas Adab di kairo dan pada Fakultas
Tarbiyah putri di Al-Azhar. Buku ini terdiri atas
dua jilid, masing-masing mencakup 7 surah,
dengan demikian kitab tafsir ini hanya memuat
14 surah pendek, yang diambil dari juz‘Ammah,
juz ke 30 dari Al-Qur’an. Juz pertama telah
dipublikasikan pada tahun 1962 dan telah dicetak
ulang dua kali, yaknipada tahun 1966 dan 1968.
juz kedua baru dipublikasikan pada tahun 1969.
Kedua jilid tersebut diterbitkan oleh Dâr al-Ma‘arif
Cairo, Mesir
Corak Penafsiran
Metode Penafsiran
Metode iyang diaplikasikan oleh Bint al- Menurut B. F. Stowasser, tafsir ini bercorak sastra
(literary exegesis) yang didesain menjadi
Syathi’ dalam tafsirnya didasarkan pada
interpretasi inter-teks Al- Qur’an yang secara
metode yang dirintis oleh suaminya,Prof metodologis, dikategorikan sebagai tafsir
Amin al-Khuli . Yakni menganjurkan pada modern.
pendekatan tematik (maudhû‘i) dalam
menafsirkan Al-Qur’an dan menenekankan
signifikansi inte pretasi pilologi yang
didasarkan pada kronologis teks dan
penggunaan semantik bahasa Arab untuk
menganalisis kosa kata Al-Qur’an.
Pendekatan tematik ini merupakan respons
terhadap metode penafsiran klasik yang
dinilainya cenderung bersifat parsial dan
atomistik.
04. ‫اربعة‬
Kitab Tafsir Para
Fuqoha
Di masa Rasulullah Saw para sahabat memahami Al-Qur,an dengan insting kearaban
mereka. Setelah Rasulullah wafat, Jika terdapat persoalan-persoalan yang belum pernah
terjadi sebelumnya maka Al-qur’anlah tempat kembali mereka dengan mengistinbathkan
hukum-hukum syara’nya. Ketika tiba masa empat imam fiqih dengan kaidah istinbath
hukum masing-masing, maka semakin bertambah pula sisi-sisi perbedaan dalam
memahami ayat, hal ini di sebabkan segi dalalahnya yang setiap ahli fiqih tentu berpegang
pada apa yang dipandangnya benar tetapi bukan karena fanatisme terhadap madzhab
tertentu. Keadaan masih berjalan sedemikian rupa hingga sampai datanglah masa taklid
dan fanatisme madzhab. Pada masa ini, aktifitas para pengikut imam hanya terfokus pada
penjelasan dan pembelaan madzhab mereka.. sekalipun untuk itu, mereka harus
membawa ayat-ayat Al-Qur’an kepada maknanya yang lemah dan jauh. Akhirnya,
muncullah tafsir fiqih yang membahas ayat-ayat hukum dalam Al-Qur’an
Ahkam Al-
Qur’an ( Al-
jasshas )

Kitab Tafsir Ahkam Al-


Para Fuqoha’ Qur’an (Ibnul
‘Arabi)

Jami’ li Ahkam Al-


qur’an
a. Ahkam Al-Qur’an (Al-Jashas)

Penulis kitab ini adalah Abu Bakar Ahmad bin Ar-Razi


dikenal dengan nama AL-Jashsaash sebagai penisbatan
dari profesinya sebagai jashhash(tukang plester). Dia
merupakan salah seorang imam fiqih Hanafi pada abad
ke 4H. Dalam kitab ini, beliau memfokuskan pada
penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum
furu’. Ia mengemukakan satu atau beberapa ayat
kemudian menjelaskan ma’nanya secara ma’tsur dengan
perspektif fiqih. Selanjutnya ia mengetengahkan
berbagai perbedaan antar madzhab fiqih tentang hal
yang berkenaan. Oleh sebab itu, bagi seorang pembaca
kitab ini dirasa bukan kitab tafsir tetatpi kitab fiqih.
Kitab ini telah diterbitkan dalam tiga jilid dan beredar
luas di kalangan ahli ilmu.
 Metode Penafsiran

Metode yang digunakan oleh al-Jashash dalam penafsiran ayat-ayat hukum dalam kitab Ahkam al-
Qur’an bisa dikatakan menggunakan metode tahlili, yakni menguraikan makna yang dikandung
oleh al-Qur’an ayat demi ayat, surah demi surah, sesuai dengan urutan yang terdapat dalam
mushaf. . Meskipun demikian, metode penafsiran dalam kitab ini pun dapat dikatakan semi
maudhu’i, hal ini bisa dilihat dari pengelompokkan ayat dalam tema-tema dan bab tertentu yang
masih dalam satu topik pembahasan, kemudian memunculkan ayat-ayat lainnya yang terkait
untuk menambah penjelasan ayat yang sedang ditafsirkan

 Corak Penafsiran
Penafsiran yang dilakukan al-Jashash dam kitab tafsir Ahkam al-
Qur’an ini tergolong dalam tafsir yang bercorak fiqh, sehingga sering
disebut sebagai tafsir ahkam. Karena dalam menafsirkan ayat-ayat
al-Quran lebih banyak dikaitkan dengan persoalan-persoalan
hukum.
b. Ahkam Al-Qur’an ( Ibnu ‘Arabi )

Merupakan kitab yang ditulis oleh Abu Bakar Muhammad bin


Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad Al-
Ma’arrifiAl-Andalusy Al-Isybilli atau yang dikenal dengan nama
Ibnul ‘Arabi yang merupakan salah seorang ulama’ Andalusia
bermadzhab Maliki yang luas ilmunya. Merupakan kitab yang
ditulis oleh Abu Bakar Muhammad bin Abdullah bin
Muhammad bin Abdullah bin Ahmad Al-Ma’arrifiAl-Andalusy
Al-Isybilli atau yang dikenal dengan nama Ibnul ‘Arabi yang
merupakan salah seorang ulama’ Andalusia bermadzhab Maliki
yang luas ilmunya. Dalam menafsirkan ayat, Ibnul ‘Arabi
mengemukakan berbagai pendapat para ulama’ tetapi masih
berkaitan dengan ayat-ayat hukum, kemudian memaparkan
berbagai kemungkinan makna ayat bagi madzhab lain selain
Maliki. Kitab ini telah diterbitkan beberapa kali diantaranya ada
yang dicetak dalam dua jilid besar dan ada pula yang di cetak
dalam empat jilid
 Metode Penafsiran  Corak Penafsiran

Secara garis besar, metode penafsiran Sebagaimana yang telah disinggung bahwa
Ibn al-Arabî dalam karyanya Ahkam Al- kitab ini digolongkan ke dalam tafsir fikih
Qur’an dapat dilihat dari pendahuluan atau tafsir Ahkam. . Corak yang digunakan
(Muqoddimah) kitab.sehingga dapat kita dalam kitab ini yakni corak Al- Ma’thur.
ketahui bahwa Kitab tafsir ini adalah Sebagai tokoh mazhab Mâlikî, Ibn al-Arabî
kitab tafsir yang disajikan dengan mengedepankan riwayat-riwayat dalam
Metode Tahlili. Memang, tema-tema penafsirannya, baik itu berupa hadis,
yang dibahas adalah yang berkaitan ataupun Athar ,sahabat dan Tabi’in Kitab
dengan Ahkam , akan tetapi Ibn al-Arabî Ahkam Al-Qur’an. karya Abû Bakr b. al-
menyusunnya berdasarkan urutan surah „Arabî, merupakan salah satu kitab tafsir
dan ayat sesuai yang terdapat dalam bercorak fikih dan juga merupakan rujukan
mushaf. utama bagi kajian tafsir fikih, khususnya
mazhab Mâlikî. Corak mazhab Mâlikî
terlihat sangat kental pada kitab ini. .
C. Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an

Penulis kitab ini ialah Imam al-Qurtubi memiliki nama lengkap


Abû Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr bin Farh al-
Ansharī al-Khazrajī al-Andalusî al-Qurthubī. Nama lengkap
Tafsir al-Qurtubīadalah “al-Jāmi’ li Ahkām al-Qur’ān wa al
Mubayyin limā Tadlammanah min al-Sunnah wa Āy al-Furqan”.
Dilihat dari namanya dapat dipahami bahwa kitab ini berisi
himpunan hukum-hukum al-Qur’an dan penjelasan terhadap isi
kandungannya dari al-Sunnah dan ayat-ayat al-Quran. Kitab
tafsir ini mencakup berbagai madzhab fiqih walaupun
perhatiannya terhadap aspek qira’at, i’rab, masalah-masalah
yang berkaitan dengan ilmu Nahwu dan Balaghah, yang
berkaitan dengan nasikh-mansukh juga sangat diperhatikan.
Kitab tafsir ini mencakup berbagai madzhab fiqih walaupun
perhatiannya terhadap aspek qira’at, i’rab, masalah-masalah
yang berkaitan dengan ilmu Nahwu dan Balaghah, yang
berkaitan dengan nasikh-mansukh juga sangat diperhatikan.
 Metode Penafsiran  Corak Penafsiran
Metode penafsiran al-Qurtubī jika dilihat dari Bila dicermati, Imam al-Qurtubī
sumbernya, masuk katagori tafsir bi al-iqtirani, dalam tafsirnya ini lebih banyak
sebuah metode penafsiran yang mendiskusikan persoalan-persoalan
menggabungkan antara penafsiran bi al-ma’tsūr fiqih dari pada persoalan-persoalan
dan bi al-ra’yi. Jika dilihat dari cara yang lain. Beliau memberikan ruang
penjelasannya ,Al-Qurthubi menggunakan ulasan yang sangat luas dalam
metode Muqorin hal tersebut dapat dilihat dari masalah fiqih. Dari hal tersebut dapat
banyaknya ia melakukan penafsiran dengan dikatakan bahwa tafsir karya al-
pendapat para sahabat, tabi’in dan tokoh-tokoh Qurtubī ini bercorak fiqih, Karena
tafsir, setelah itu ia kompromikan pendapat- dalam menafsirkan ayat-ayat al-
pendapat tersebut dan mengambil pendapat Quran lebih banyak dikaitkan dengan
yang kuat sesuai dengan dalil-dalilnya. Dari persoalan-persoalan fiqih
keluasan penjelasannya ia menggunakan tafsir
tafsili sedangkan dari aspek sasaran dan tartib
ayat penafsiran yakni menggunakan sistematika
mushafi atau tahlīlī,
KESIMPULAN
Tafsir adalah kunci untuk membuka gudang simpanan yang tertimbun dalamAl-
Qur'an. Tanpa tafsir orang tidak akan bisa membuka gudang simpanan
tersebutuntuk mendapatkan mutiara dan permata yang ada di dalamnya,
sekalipun orang-orang berulangkali mengucapkan lafazh Al-Qur'an dan
membacanya disepanjang pagi dan petang. Seiring dengan berjalannya waktu,
Tafsir ini mengalami perkembangan yang begitu pesat sehingga muncullah
berbagai kitab tafsir yang memilki Corak, metode , sistematika penafsiran serta
karakteristik Penafsiran, yang berbeda-beda. Bahkan tidak jarang kitab-kitab
tersebut tekenal di kalangan masyarakat baik kitab tafsir bil ma’tsur, kitab tafsir
bil ra’yi, kitab tafsir di era modern maupun kitab tafsir fuqoha’
Thank You

Anda mungkin juga menyukai