مرحبا
Kitab Tafsir
Anggota Kelompok
Ibnu Abbas berpedoman pada landasan Nash, namun perlu tidak dilupakan
ketika kita membaca tafsir Ibnu Abbas ini akan banyak ditemukan suatu
penafsiran yang lebih bercorak Isy’ari dan hal ini diperkuat dengan kisahnya
ketika duduk bersama pemuka umat pada masa Umar dalam menafsiri surat al-
Nashr selain itu juga dengan melihat do’a rosul yang disitu rosul mendo’akan Ibnu
Abbas agar diajarkan oleh Allah suatu Ta’wil menunjukan bahwa tafsir ini
diwarnai pula oleh landasan isy’ary.
Pemikiran Ibnu Abbas diyakini sebagai salah satu model penafsiran yang paling
akurat, baik bagi kalangan mufassir bil ma’tsur maupun kalangan mufassir bi al-
ra’yi. Bahkan secara tradisional beliau dipercaya sebagai salah seorang tokoh
yang telah berhasil menanamkan embrio Hermeneutika al-Qur’an.
b. Jami’ Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an
Ibnu Jarir Ath-Thabari dipandang sebagai
salah seorang tokoh terkemuka yang
menguasai banyak disiplin ilmu. Ia telah
meninggalkan khananah keislaman yang
cukup besar yang senantiasa mendapat
sambutan baik di setiap masa dan
generasi. Ia mendapatkan popularitaanya
yang luas melalui dua buah karya
monumentalnya, Tarikh Al-Umam wa Al
Muluk, satu kitab yang mengupas tentang
sejarah, dan kitab tafsirnya, Jami' Al-Bayan
fi Tafsir Al-Qur'an.
Metode dan Corak Karakteristik Penafsiran
Penafsiran
Tiga ilmu yang tidak terlepas dari al Thabary, yaitu tafsir,
Dengan corak tafsir bi al-ma’sur tarikh, dan fiqh. Ketiga ilmu inilah yang pada dasarnya mewarnai
yang dikembangkan oleh al- tafsirnya. Dari sisi linguistik (lugah), Ibn Jarir sangat
Tabari telah mengilhami dan memperhatikan penggunaan bahasa Arab sebagai pegangan
menyemangati para mufassir dengan bertumpu pada syari-syair Arab kuno dalam menjelaskan
generasi berikutnya, seperti Ibn makna kosa kata, acuh terhadap aliran-aliran ilmu gramatika
Kasir yang telah melakukan bahasa (nahwu), dan penggunaan bahasa Arab yang telah dikenal
elaborasi dan kolaborasi secara luas di kalangan masyarakat. Tafsirnya juga sangat kental
terhadap tafsir al-Tabari. dengan riwayat-riwayat sebagai sumber penafsiran, yang
Metode secara runtut yang disandarkan pada pendapat dan pandangan para sahabat, tabi’in
pertama-tama ia lakukan, adalah dan ta-bi’ alta-bi’in melalui hadis yang mereka riwayatkan (bi al-
membeberkan makna-makna Ma’sur Semua itu diharapkan menjadi detector bagi ketepatan
kata dalam terminologi bahasa pemahamannya mengenai suatu kata atau kalimat.Aspek penting
Arab disertai struktur lainnya di dalam kitab tersebut adalah pemaparan qira’ah secara
linguistiknya, dan (I’rab) kalau variatif, dan dianalisis dengan cara dihubungkan dengan makna
diperlukan.Secara sederhana. yang berbeda-beda, kemudian menjatuhkan pilihan pada satu
qira’ah tertentu yang ia anggap paling kuat dan tepat
c. Al-Muharrar Al-Wajiz fi afsir Al-
Kitab Al-Aziz
Ibnu 'Athiyah pengarang kitab ini, seorang
hakim ternama Andalus. la tumbuh di
lingkungan keluarga berilmu dan penuh
keistimewaan.
Di dalam kitabnya, Ibnu 'Athiyah tidak
hanya membatasi pada tafsir bil-manqul
yang diriwayatkan, tetapi juga
menambahkan padanya semangat ilmiah
yang tinggi, barangkali sebagai pancaran
dari kecerdasannya. Sehingga tafsirnya
semakin menarik dan digemari. Kitab
tersebut terdiri atas sepuluh jilid yang
tebal, sampai sekarang masih berbentuk
manuskrip.
Metode dan Corak Penafsiran
Tafsir Ibn ‘Athiyyah ini merupakan tafsir tahlili dimana selalu memulai dengan menyebutkan
ayat lalu ditafsirkan dengan sederhana. menulis menangkap perbedaan dengan tafsir-tafsir
lain pada umumnya. Sebelum memulai menafsirkan ayatibn Athiyyah menyebutkan
mengenai surat makkiyah ataumadaniyah. kemudian baru menyebutkan ayat demi ayat
yangakan ia tafsirkan. Kemudian mengenai metode yang ditawarkan oleh tafsir Ibn
‘Athiyyah ini, ia memadukan dua metode yakni metode bil ma’tsur dan bir ra’yi.
Dalam tafsir Ibn ‘Athiyyah mengambil riwayat-riwayat dari al- Thabari yang dianggap shahih
dan mengabaikan yang tidak shahih, terutama riwayat-riwayat yang dari ath-Thabari yang
tidak shahih.
d. Tafsir Al-Qur’an Al-’Azhim
Metode yang digunakan oleh Ibnu Katsir adalah metode tahlili , yaitu mufassir berusaha
menjelaskan seluruh aspek yang dikandung oleh ayat-ayat Al-Qur’an dan mengungkapkan
segenap pengertian yang ditujunya sesuai urutan bacaan yang terdapat di dalam Al-Qur’an
Mushaf Ustmani. Adapun bentuk penafsirannyaadalah penafsiran riwayat atau sering
disebut tafsir bi al-ma’stuur.
Tafsir Ibnu Kathīr bercorak ma’thur yang mempunyai pengertian yangt bersumber pada al-
Qur‟an, sunnah, pendapat sahabat dan pendapat tabiin kategorisasi ini hanyalah
menunjukkan dominasi sumeber-sumber tersebut tanpa menafikkan sumber-sumber yang
lain.Adapun Ibnu Kathīr juga menggunakan beberapa corak seperti penggunaan ra’y dalam
tafsir adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari.
02. اثنان
Kitab-Kitab Tafsir
bil Ra’yi Tersohor
Mafatih Al-
Ghaib
Al-Kasysyaf
Kitab-kitab
Tafsir bil Ra’yi
Al-Bahr Al-
Muhith
a. Mafatih Al-Ghaib
Tafsir ar-Razi termasuk dalam metode Tahlili. Adapun metode Imam ar-Razi dalam tafsirnya
dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Imam ar-Razi telah mencurahkan perhatian untuk menerangkan hubungan-hubungan
antara satu ayat dengan ayat lainnya dan hubungan satu surat dengan satu surat yang
mengikutinya.
• Imam ar-Razi berbicara panjang lebar dalam menyajikan argumentasi. Sebagian
pembicaraan itu menjadikan kitabnya tak berbeda dengan kitab filsafat, matematika
dan ilmu eksakta
• Mazhab alirannya, ialah Imam Nasir ar-Razi, dan menentang keras mazhab Mu’tazilah
dan membantahnya dengan segala kemampuannya.
b. Al-Bahr Al-Muhith
Beliau mengawali kitab tafsirnya dengan mukadimah yang sangat indah, kemudian juga
menyebutkan teknik penulisannya, ilmu-ilmu yang dibutuhkan oleh seorang mufassir,
kriteria-kriteria yang seharusnya dimiliki oleh mufassir, dan membicarakan sebagian
mufassir terdahulu, semisal al-Zamakhsyari, dengan kitab tafsirnya al-Kasyaf dan ‘Ibn
‘Athiyah dengan kitab tafsirnya al-Muharrar al-Wajiz.
Dalam menyusun kitab ini beliau mula-mula bicara tentang ayat demi ayat dengan
menafsiri setiap kata atau lafadz dari sisi bahasa dan nahwu sesuai yang dibutuhkan.
Kemudian dijelaskan juga kata-kata yang ada, baik yang jelas maupun yang samar
dengan menerangkan i’rabnya yang samar, dan kelembutan sastra dengan mencoba
tidak mengulangi pembahasan tentang kata yang telah dijelaskan atau ayat yang telah
di tafsiri.
c. Al-Kasysyaf
Kitab-Kitab Tafsir
Termasyhur di Era
Tafsir fi Modern At-Tafsir Al-Bayan
Zhilal Al-Qur’an lil-Al-Qur’an Al-
c d Karim
a. Al-jawahir fi Tafsir Al-Qur’an
Metode yang digunakan oleh al-Jashash dalam penafsiran ayat-ayat hukum dalam kitab Ahkam al-
Qur’an bisa dikatakan menggunakan metode tahlili, yakni menguraikan makna yang dikandung
oleh al-Qur’an ayat demi ayat, surah demi surah, sesuai dengan urutan yang terdapat dalam
mushaf. . Meskipun demikian, metode penafsiran dalam kitab ini pun dapat dikatakan semi
maudhu’i, hal ini bisa dilihat dari pengelompokkan ayat dalam tema-tema dan bab tertentu yang
masih dalam satu topik pembahasan, kemudian memunculkan ayat-ayat lainnya yang terkait
untuk menambah penjelasan ayat yang sedang ditafsirkan
Corak Penafsiran
Penafsiran yang dilakukan al-Jashash dam kitab tafsir Ahkam al-
Qur’an ini tergolong dalam tafsir yang bercorak fiqh, sehingga sering
disebut sebagai tafsir ahkam. Karena dalam menafsirkan ayat-ayat
al-Quran lebih banyak dikaitkan dengan persoalan-persoalan
hukum.
b. Ahkam Al-Qur’an ( Ibnu ‘Arabi )
Secara garis besar, metode penafsiran Sebagaimana yang telah disinggung bahwa
Ibn al-Arabî dalam karyanya Ahkam Al- kitab ini digolongkan ke dalam tafsir fikih
Qur’an dapat dilihat dari pendahuluan atau tafsir Ahkam. . Corak yang digunakan
(Muqoddimah) kitab.sehingga dapat kita dalam kitab ini yakni corak Al- Ma’thur.
ketahui bahwa Kitab tafsir ini adalah Sebagai tokoh mazhab Mâlikî, Ibn al-Arabî
kitab tafsir yang disajikan dengan mengedepankan riwayat-riwayat dalam
Metode Tahlili. Memang, tema-tema penafsirannya, baik itu berupa hadis,
yang dibahas adalah yang berkaitan ataupun Athar ,sahabat dan Tabi’in Kitab
dengan Ahkam , akan tetapi Ibn al-Arabî Ahkam Al-Qur’an. karya Abû Bakr b. al-
menyusunnya berdasarkan urutan surah „Arabî, merupakan salah satu kitab tafsir
dan ayat sesuai yang terdapat dalam bercorak fikih dan juga merupakan rujukan
mushaf. utama bagi kajian tafsir fikih, khususnya
mazhab Mâlikî. Corak mazhab Mâlikî
terlihat sangat kental pada kitab ini. .
C. Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an