Anda di halaman 1dari 2

Kitab Tafsir yang mempunya kecenderungan aliran keagamaan

Tentunya corak atau model penafsiran yang mempunyai kecenderungan aliran keagamaan
mempunyai produk kitab tafsirnya sendiri. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Syiah
Penafsiran dari kalangan Syiah lebih dikenal dengan sebutan Tafsir Syi’i. Adapun
metode yang dipakai kalangan Syi’ah dalam menafsirkan Al-Qur’an, beragam. Setiap
aliran dalam Syi’ah berbeda metodenya dalam menafsirkan Al-Qur’an. Tapi metode
yang umum dipakai di kalangan Syi’ah, yang banyak memakai pendekatan metode
takwil. Dan sebagaimana kita tahu bahwa, dalam Syi’ah ada beberapa macam aliran,
diantaranya yaitu Imamiyah dan Zaidiyah. Yang setiap aliran tersebut mempunyai
metode-metode penafsiran masing-masing.1
Salah satu tafsir Syi’i adalah tafsir Al Mizan karya Tabataba'i. Tafsir ini ditulis
dilatarbelakangi karena Tabataba’i ingin menjadikan tafsirnya sebagai timbangan
keseimbangan yang cemerlang guna memberikan pendapat yang kuat dan berimbang
dalam menyelesaikan persoalan yang dialami dan dihadapi oleh umat Islam dengan
mengutamakan penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an dibanding harus terikat dan
fanatik dengan teori tertentu. Pada saat membicarakan suatu masalah, beliau lebih
banyak merujuk kepada sumber penafsiran kepada ayatayat al-Qur’an dan
menyimpulkan maksudnya dari merujuk pendapat yang dikemukakan mufasir dan
pengkaji alQur’an2
2. Ahlussunnah
Aliran atau manhaj Ahlusunnah memiliki kitab tafsir yang banyak dan beragam.
Kitab tafsir ahlussunnah umumnya menggunakan metode penafsiran Bil Ma’tsur namun
tidak sedikit juga Bil Ra’yi. Diantara kitab yang condong ke aliran Ahlussunnah adalah
a. Tafsir Ath Thobari
Tafsir ini ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib
ath-Thabari yang lahir tahun 224 H di Thabristan. 3 As-Suyuthi menyebutkan bahwa
Kitab Tafsir ath-Thabari adalah kitab tafsir yang paling besar dan paling utama.
Sebab, Ibnu Jarir memberikan arahan bagi setiap pendapat, melakukan pentarjihan,
menerangkan segi-segi i’rab (kedudukan kata dalam tata bahasa Arab), dan
melakukan istinbath (pengambilan hukum dari dalil).
b. Tafsir As Sa’di
Beliau adalah asy-Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashr Alu Sa’di, ulama dari ‘Unaizah.
Tafsir beliau yang berjudul Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalimil Mannan adalah
kitab tafsir yang ringkas.
Meskipun kecil, kitab ini mencakup sebagian pembahasan yang pernah diterangkan
ulama dalam tafsir mereka. Kitab ini sesuai dengan judulnya, ringkas dan mudah.
Beliau memaparkannya dengan bahasa yang memikat dan jelas yang mencakup
semua yang dimaksud oleh ayat yang sedang ditafsirkan baik makna maupun
1
Fauzan, Ahmad. 2018. Manhaj Tafsir Al-Mizan fi Tafsir Al-Qur’an. AL TADABBUR: JURNAL ILMU
ALQURAN DAN TAFSIR 03(2). Hal 120
2
Ibid. Hal 124
3
Abdurrahman, Asep. 2018. Metodolodi Ath Thabari dalam Tafsir Jamiul Bayan fi Takwilil Quran.
Koordinat 17(1). Hal 67
hukum, melalui teks (manthuq) maupun hal-hal yang tersirat (mafhum), tanpa
memperluas atau istithrad (membakukan), menyebutkan kisah dan dongeng
Israiliyat, serta hikayat sebuah perkataan, sehingga keluar dari tujuan sebenarnya.
c. Tafsir Ibn Katsir
Tafsirul Quranil ‘Azhim adalah tafsir yang paling terkenal dari sejumlah kitab tafsir
bil ma’tsur yang menjadi rujukan. Sebab, Ibnu Katsir sangat menguasai berbagai
disiplin ilmu, seperti tentang sunnah, sejarah orang-orang terdahulu dan yang
kemudian. Tafsir ini ditulis oleh Imam ad-Dīn Abu al-Fida’ Ismail bin al-Khatib Syihab
ad-Din Abi Hafsah Umar bin Katsir al-Quraisy Asy-Syafi’i 4
Dalam tafsirnya ini, beliau selalu mencantumkan hadits yang marfu’,
mengemukakan perkataan salafussaleh, baik dari kalangan sahabat maupun tabi’in
dan imam-imam sesudah mereka yang mumpuni dalam bidang tafsir.
Di antara keistimewaannya ialah beliau sering memperingatkan akan riwayat
Israiliyat yang munkar yang ada dalam sejumlah kitab tafsir bil ma’tsur. Kadang
beliau juga mendiskusikan beberapa pendapat mazhab fikih dengan dalil masing-
masing mazhab.
3. Mu’tazilah
Salah satu kitab tafsir yang memiliki kecenderungan kepada aliran Mu’tazilah
adalah Tafsir Al Kasysyaf oleh Az Zamakhsyari. Menurut sumber penafsirannya Sebagian
besar penafsiran yang digunakan oleh Al- Zamakhshari lebih berorientasi pada rasio
(ra’y), maka tafsir al-Kashshaf dapat dikategorikan pada tafsir bi al-ra’y, meskipun pada
beberapa penafsirannya menggunakan dalil naql (al-Qur’an dan hadis) sebagai dalil
penunjang pendapatnya. Hal yang paling pokok yang mendorong para ulama
memasukkan tafsir ini dalam kelompok tafsir bi al-ra’y ialah penafsirannya sangat
didominasi oleh pendapat dan pandangan kelompok yang dianut oleh mufassirnya 5
4. Khawarij
Dr. Azzahaby RA menjelaskan dalam ruang lingkup bahasanya yang berbicara
tentang hasil-hasil karya tafsir golongan Khawarij dengan bertanya kepada golongan
Ibadiah modern, dengan mendapatkan keterangan bahwa golongan Khawarij memiliki
hasil karya yang sedikit dalam tafsir dibandingkan dengan golongan-golongan yang lain
dalam Islam. Dan hasil-hasil karya tersebut hanya disimpan oleh sebagian ulama Ibadiah
yang terdahulu dan modern. Dr. Azzahady menjelaskan bahwa diantara karya-karya
tafsir Khawarij itu anatara lain adalah
a. Tafsir Abd Rahman Ibn Rastum al-Farisy, abad ke-3 hijriah
b. Tafsir Hud Ibn Muhakkam al-Hawary, abad ke-3 hijriah
c. Tafsir Abu Ya’kub Yusuf Ibn Ibrahim al-Wajalany, abad ke-6 hijriah
d. Tafsir Humayya Azzady ila Daril Ma’adi oleh Syekh Muhammad Ibn Yusuf Attalbah,
abad ke-6 hijriah6

4
Maliki. 2018. Tafsir Ibn Katsir: Metode Dan Bentuk Penafsirannya. el-Umdah 1(1). Hal 75
5
Alfiyah, Avif. 2018. Kajian Kitab Al Kasyaf Karya Zamakhsyari. Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir,
1 (1)
6
Jibril, Muhammad Sayyid, Makalah ila Manahijil Mufassirin, Kairo, Ba-bul Akhdar AL-Musyahhid AL-
Husain, 1408 H - 1987 M, h. 164

Anda mungkin juga menyukai