Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN

KEBIJAKAN
PUBLIK
KELOMPOK 1
ANGGOTA

Anisa Noviantika Dwiyanti


01 Supriatinengsih
6661200159
03 6661200077

02 04
Firda Rodhatul Aisy Riska Dea Ananda
6661200162 6661200028
ANGGOTA

Rita Amelia Zauharrotun Nisa


05 6661200027 06 6661200150
Pengertian Kebijakan Publik

Kebijakan publik adalah suatu keputusan atau seperangkat keputusan


untuk menghadapi situasi atau permasalahan yang mengandung nilai
tertetu, memuat ketentuan tentang tujuan, cara dan sarana serta kegiatan
untuk mencapainya.
Manajemen Kebijakan Publik

=> keseluruhan proses pengelolaan kebijakan (formulasi, implementasi, dan


evaluasi) termasuk unsur atau aspek yang terdapat dalam setiap tahapan (teknis,
substansi, pelaku dan kelembagaannya) agar mampu mengaktualisasikan nilai
dan prinsip pemerintahan yang baik ( good governance ).
Stratifikasi Kebijakan Publik
Stratifikasi kebijakan publik dapat dibagi berdasarkan 3 pendekatan, tergantung pada substansi dan
lingkup permasalahan, sifat dampak, format, keterkaitannya dengan kebijakan public lainnya, serta
instansi penyusunannya.
1. Pendekatan Manajemen Pemerintahan
Dalam hal ini, stratifikasi kebijakan public dapat dibagi dalam tiga tingkatan kebiajakan,
sebagai berikut:

a) Kebijakan Stratejik

b) Kebijakan Manajerial

c) Kebijakan Teknis Operasional


Stratifikasi Kebijakan Publik
2. Pendekatan Tingkat Pemerintahan
Pendekatan stratifikasi kebijakan publik yang lain adalah berdasarkan tingkat
pemerintahan yaitu:
a) Kebijakan Nasional/Pusat

b) Kebijakan Daerah Provinsi

c) Kebijakan Kabupaten atau Kota

d) Kebijakan Desa

3. Berdasarkan Bentuk dan Hirarki Peraturan Perundang-undangan


Sistem Kebijakan Publik

Pencerminan tatanan kewenangan (otorita) dalam pengelolaan


sebagian atau keseluruhan proses kebijakan publik, yang
mengakomodasi aspek teknis maupun sosiopolitik serta interaksi
antar 4 faktor dinamis yang merupakan unsur dari system kebijakan
Sistem Kebijakan Publik dalam SANKRI
Nilai-nilai dasar atau prinsip good governance yang dainut dalam SANKRI,
seyogyanya juga menjadi rujukan dalam system kebijakan publik. Nilai dasar yang
dimaksud yang pada hakekatnya merupakan prinsip penyelenggaraan SANKRI,
diantaranya :
a. Demokrasi
b. Desentralisasi
c. Transparan
d. Partisipasi
e. Rasional
f. Berkepastian Hukum
g. Akuntabel
Ruang Li ngkup Proses Kebijakan Publik dan Pelaku Kebijakan Publik
1. Ruang lingkup Proses Kebijakan Publik
Proses kebijakan public adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang meliputi
kegiatan perencanaan, penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan. Dalam
hal ini kita khususnya membahas kebijakan publik, yaitu kebijakan yang diambil
oleh pemerintah untuk kepentingan public.
2. Pelaku Kebijakan Publik
Pelaku proses kebijakan publik dibagi dalam
a. Para pemeranserta resmi dalam perumusan kebijakan
b. Para pemeranserta tidak resmi dalam perumusan kebijakan
Tahap Pokok Proses Kebijakan Publik
Proses kebijakan publik dapat dipandang sebagai rangkaian kegiatan yang liputi paling tidak tiga
kelompok tahapan kegiatan utama, yaitu

1) Pembuatan atau perumusan kebijakan (merepresentasikan fungsi manajemen perencanaan), yang


terbagi dalam :
a. Penyusunan agenda kebijakan
b. Perumusan kebijakan.
2) Pelaksanaan atau implementasi kebijakan (merepresentasikan fungsi manajemen:
pelaksanaan/actating)
3) Evaluasi kinerja kebijakan (merepresentasikan fungsi manaiemen: stilling). yang dilakukan
melalui kegiatan-kegiatan pemantauan, pengawasan (internaldan eksternal), dan
pertanggungjawaban (akuntabilitas).
Penyusunan Kebijakan Publik dalam Format Peraturan Perundang-
Undangan

kebijakan publik pada umumnya angkan dalam format peraturan perundang-


undangan. Artinya, semua turan perundang-undangan yang ditetapkan adalah hasil
formulasi kebijakan para pembuat kebijakan publik yang diundangkan dalam format
hukum ent agar memiliki kekuatan mengikat secara umum. Selain dalam format aturan
perundang-undangan, kebijakan publik dapat dituangkan pula keputusan najerial dari
Aparatur Penyelenggara Negara yang bersifat delegatif dan erasional. Misalkan,
Instruksi dan Surat Edaran Menteri maupun Dirjen, sebagai aksanaan dari peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
Penyusunan Kebijakan Publik dalam Format Peraturan Perundang-
Undangan

Penyusunan kebijakan publik dalam format peraturan perundang-


undangan berdasarkan berbagai peraturan di atas, yang diawali uraian
tentang sumber hukum, asas dan materi muatan peraturan perundang-
undan berikut ini.
1. Sumber Hukum Peraturan Perundang-undangan
2. Asas Peraturan Perundang-undangan
3. Materi Muatan
4. Tahapan Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
5. Penegakan Hukum
Fungsi Koordinasi dan Instrumen Hukum dalam Manajemen
Kebijakan Publik

Fungsi Koordinasi Fungsi Intrumentasi


Hukum
Koordinasi merupakan
salah satu fungsi pokok Telah menjadi
dari manajemen kesepakatan meluas dalam
Koordinasi selalu dunia akademis maup
diperlukan dalam praktek penyelenggaraan
organisasi yang besar negara, bahwa dalam
dan kompleks, dalam peradaban manusia mode
kehidupan modern, hukum telah ditempatkan
karena dalam berbagai sebagai instrumen
kegiatan untuk suatu tertinggi (utama) dalam
Studi Kasusu
Kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat) adalah salah satu kebijakan yang dibuat
pemerintah untuk menekan angka jumlah penularan covid 19,
kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat ini diawali
dengan istilah PSBB yang mana di mulai pada april 2020,
sampai akhirnya pada tahun 2021 adanya istilah PPKM.
Memasuki tahun 2021 angka penularan covid 19 di Indonseia
ternyata belum menurun dan terus mengalami peningkatan,
tercatat pada desember 2020 angka pasien positif covid 19
mencapai 7ribu dan mengalami peningkatan ke pada angka
10 ribu di bulan januari 2021. Oleh karena itu pada konkret
yang di ambil oleh pemerintah pada bulan januari 2021
adalah adanya pemberlakukan pembatasan kegiatan
masyarakat (PPKM), kebijakan ini telah di atur dalam
instruksi mentri dalam negeri nomor 1 tahun 2021 tentang
pemeberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)
guna mengendaliakn serta menekan penyebaran Corona Virus
PPKM sebagai berikut:

1. Tempat kerja/perkantoran menrapkan work from home sebessar


75% dan work from office 25%
2. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara daring
3. Sector esensial yang berkaitan dengan kebutuhan pokok
masyarakat tetap beroprasi 100% dengan pengaturan jam
oprasional, kapasiatas, dan penerapan protocol kesehatan secara
lebih ketat
4. Restoran menerima makan/minum 25% dan selebihnya melalui
pesan antar atau di bawa pulang, dan pengaturan jam oprasional
5. Jam oprasional pusat perbelanjaan/mall di batasi
6. Kegiatan kontruksi beroprasi 100% dengan penerapan protocol
kesehatan yang ketat
7. Tempat ibadah dibatasi sebesar 50% dan protocol kesehatan yang
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai