PELVIC ORGAN
PROLAPS
Disusun oleh:
Constantia Rosa Pattiselanno (2065050119)
Pembimbing:
dr. Abitmer Gultom, Sp.OG
#1 #3
PENDAHULUAN KESIMPULAN
#2 WEEK #5
TINJAUAN
Here you could
PUSTAKA describe the topic
PENDAHUL
UAN #1
LATAR BELAKANG
Rektokel/Prolaps Dinding
Vagina Posterior
FAKTOR RESIKO
PARITAS
• Persalinan trauma pada organ dasar panggul
• Resiko meningkat peregangan, kompresi, atau avulsi selama persalinan
• Wanita dibawah usia 59 tahun resiko prolaps meningkat setiap persalinan
KEHAMILAN
• Perubahan kolagen yang berkaitan dengan hormonal peningkatan disensibilitas dan
penurunan kekakuan
FAKTOR OBSTETRIK
• Persalinan pervaginam operatif menggunakan forcep peningkatan resiko trauma pada otot
levator ani 3x lipat
• Berat bayi >4500, persalinan bayi makrosomik, kala dua berkepanjangan, usia <25 tahun saat
persalinan pertama meningkatkan resiko prolaps organ uteri
OBESITAS
• IMT > 25 peningkatan resiko prolaps organ panggul (2x lipat lebih tinggi)
• Penurunan berat badan tidak signifikan terhadap regresi prolaps
USIA
• Usia lanjut menopause perubahan hormonal yang mempengaruhi konsentrasi esterogen sistemik
• Organ panggul yang mengalami hiposterogen perubahan komposisi dan kekuatan kolagen, reseptor esterogen
• Esterogen dapat memodifikasi gen yang meyandikan faktor pertumbuhan dan matriks esktra sel
• Perubahan konsentrasi dan kualitas kolagen, morfologi jaringan ikat, dan peran esterogen merupakan indicator keterlibatan
esterogen dalam perkembangan prolaps organ panggul
FAKTOR GENETIK
• Riwayat keluarga dengan prolaps organ panggul peningkatan 2,5 kali lipat
• Adanya gangguan dari kualitas kolagen
KELAINAN JARINGAN IKAT
• Pada wanita dewasa muda prolaps organ panggul berkaitan dengan penyakit jaringan ikat, neurologis, atau
kelainan kongenital
• Wanita dengan sindrom Marfan atau Ehlers Danlos angka kejadian prolaps yang tinggi
• Hipermobilitas sendi intrinsic berkaitan dengan prolaps organ panggul
KONSTIPASI
• Konstipasi kronik peningkatan tekanan intraabdominal berulang
RIWAYAT OPERASI
• Histerektomi meningkatkan resiko terjadinya prolaps organ panggul (setelah dilakukan
prosedur)
Penegakkan Diagnosis: Anamnesis
Tidak menunjukan gejala khas merasakan tonjolan atau benjolan yang melewati lubang vagina
Keluhan pasien dapat bervariasi dari hari ke hari atau dalam satu hari bergantung pada tingkatan prolaps organ
panggul
Disfungsi saluran kemih: urgensi inkontinensia urin
Disfungsi rectum: riwayat mengejan saat buang air besar, penggunaan pencahar, inkontinensia fekal, dan
pengosongan rektal yang tidak tuntas
Disfungsi seksual: dyspareunia dan koitus inkontinensia
Procidentia ketiga
Curiga entrokel colok kompartemen prolaps
Pemeriksaan bimanual
dubur bersamaan (keadaan
darurat bedah)
POP-Q
• Sistem objektif untuk menggambarkan prolaps organ panggul wanita
• Terdapat 6 titik yang ditentukan, Aa, Ba, C, D, Ap, Bp yang dipertimbangkan saat menilai POP-Q untuk
mengetahui sejauh mana prolaps
• Diukur selama dilakukan manuver valsava atau batuk
• Jika turun ke hymen diukur sebagai 0 cm, jika tetap berada diatas hymen dikatakan sebagai negative dikuti
bilangan bulat, dan jika dibawah hymen dikatakan positif yang diikuti bilangan bulat
Dinding Vagina Anterior
1. Titik Aa : titik yang berada di garis tengah dinding vagina anterior 3 cm proksimal dari meatus uretra eksterna
Titk Aa relative terhadap Hymen adalah -3 (tidak ada POP vagina anterior) dan +3 (prolaps penuh)
2. Titik Ba : titik yang mewakili posisi paling distal dari bagian dinding anterior teratas vagina .
Bertepatan dengan titik Aa (-3 cm) pada wanita yang tidak memiliki POP anterior. Pada wanita dengan POP berat, Ba bertepatan
dengan titik C
Vagina bagian atas
1. Titik C : titik di tepi serviks yang berada bagian distal
2. Poin D: Fornix posterior pada wanita yang memiliki serviks
Dinding Vagina Posterior
1. Titik Ap : titik yang terletak di garis tengah dinding posterior vagina 3 cm proksimal hymen
2. Total Vagina Length (TVL) adalah panjang vagina (cm) dari forniks posterior hingga selaput dara bila Titik C atau D dikurangi ke
posisi normal
3. Perineum Body (PB) diukur dari margin posterior selaput dara sampai ke bagian tengah lubang anus.
Tahap 0: Tidak ada prolaps yang ditunjukkan (poin Aa, Ba, C, D, Ap, dan Bp semuanya ≤
−3 cm)
Tahap I: Bagian paling distal dari prolaps lebih dari 1 cm diatas selaput dara (poin Aa, Ba,
C, D, Ap, dan Bp semuanya < −1 cm).
Tahap II: Bagian paling distal dari prolaps terletak antara 1 cm di atas selaput dara dan 1
cm di bawah selaput dara (salah satu titik Aa, Ba, C, D, Ap, dan Bp memiliki nilai antara −1
cm dan +1 cm).
Tahap III: Bagian paling distal dari prolapsis lebih dari 1 cm di luar bidang selaput dara, tapi
tidak seluruhnya mengalami eversi artinya tidak ada nilai ≥ TVL −2 cm (salah satu dari
poin Aa, Ba, C, D, Ap, Bp adalah ≥ +2 dan ≤ −3 cm)
Tahap IV: Eversi atau eversi lengkap ke dalam 2 cm dari total panjang vagina alat kelamin
bagian bawah traktat ditunjukkan (salah satu Poin Ba, C, D, atau Bp adalah ≥ ke TVL −2
cm).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Disfungsi dasar panggul Ultrasonografi
• USG translabial: non invasive, dan memungkinkan penilaian
anatomi fungsional dasar panggul saat manuver
• USG translabial penghitungan FPOP (sebagai penilaian
klinis atau penelitian)
• Pencitraan dilakukan dengan posisi litotomi, dan terkadang
perlu diulang dalam posisi tegak
TATA LAKSANA
Observasi
• Pilihan pengobatan yang dapat dipertimbangkan apabila tidak memiliki gejala
berkaitan dengan kualitas hidup
• Stadium 1 dan stadium 2 sembuh spontan tanpa intervensi (3 – 8 tahun)
• Tingkat regresi untuk cystocoele, rectocoele, dan prolaps uterus adalah 24%, 22%
dan 48% (Prolaps ringan/tahap 1)
Bedah
KESIMPULAN
THAN
KS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik
• Fleischer, K. Thiagamoorthy, G. Pelvic organ prolapse management. Post Reproductive Health. 2020; 26(2): 79–85. doi:10.1177/2053369120937594