Anda di halaman 1dari 81

Anti Mikroba

Dr. dr. Mulyadi Djojosaputro, M.Kes

Emirizal Anakito Surya 1865050029


Seprianto Pariakan 1965050103
Yoggy Adhitya Nusantara 1965050110
Elisabet Gracelia Juliet 2065050017
Tiurmaida Lastiar Br. Sibarani 2065050056
Stefani Esther Philadelphian 2065050141
Selly Afriani 1865050017
Antibiotik
Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan dari fungi atau bakteri yang memiliki khasiat
mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroba lain, sedangkan toksisitasnya bagi
manusia relatif kecil. Turunan zat tersebut, yang dibuat secara semi sintetis dan sintesis
dengan khasiat antimikroba juga disebut antibiotik
● Toksisitas selektif yang tinggi

● Tidak menimbulkan reaksi hipersensitif

● Kelarutan baik → penetrasi ke jaringan optimal

● Resistensi lambat

● Tidak merusak mikroflora normal di dalam tubuh

● Bersifat bakterisidal dan bukan bakteriostatik

● Tidak menimbulkan efek samping bila digunakan dalam jangka waktu yang lama

● Kadar bakterisidal di dalam tubuh cepat tercapai dan bertahan untuk waktu lama

(Metabolisme dan eksresi lambat)


Prinsip
Prinsip penggunaan antibiotik didasarkan pada dua pertimbangan utama:

1. Penyebab infeksi

Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman.
Namun dalam praktek sehari-hari, tidak mungkin melakukan pemeriksaan mikrobiologis untuk setiap pasien yang
dicurigai menderita suatu infeksi. Di samping itu, untuk infeksi berat yang memerlukan penanganan segera, pemberian
antibiotik dapat segera dimulai setelah pengambilan sampel bahan biologik untuk biakan dan pemeriksaan kepekaan
kuman.

2. Faktor pasien

Diantara faktor pasien yang perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotik antara lain fungsi ginjal, fungsi hati,
riwayat alergi, daya tahan terhadap infeksi (status imunologis), daya tahan terhadap obat, beratnya infeksi, etnis, usia,
penggunaan pengobatan konkomitan, untuk wanita apakah sedang hamil atau menyusui, atau sedang mengkonsumsi
kontrasepsi oral.
Faktor Pertimbangan
1.Resistensi mikroorganisme terhadap
antibiotik

2.Faktor farmakokinetik dan


farmakodinamik

3.Faktor interaksi dan efek samping obat

4.Faktor biaya
01
Penggolongan
Antibiotik
Berdasarkan Struktur Kimia
1. Golongan aminoglikosida, meliputi amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin,
netilmisin, paromomisin,
sisomisin, streptomisin, dan tobramisin.
2. Golongan ß-laktam, yang meliputi golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem),
golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan
ß-laktam monosiklik, serta golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).
3. Golongan glikopeptida, meliputi vankomisin, teikoplanin, ramoplanin serta dekaplanin.
4. Golongan poliketida, yaitu meliputi golongan makrolida (eritromisin, azitromisin,
klaritomisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), serta golongan tetrasiklin
(doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
5. Golongan polimiksin, meliputi polimiksin dan kolistin.
6. Golongan kinolon (fluorokinolon), yaitu asam nalidiksaat.
7. Siprofloksasin, norfloksasin, ofloksasin, levofloksasin dan trovafloksasin.
8. Golongan streptogramin, meliputi pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-
dalfopristin.
Berdasarkan Spektrum

Spektrum Luas Spektrum Sempit


Antibiotik yang bersifat aktif bekerja Bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba
terhadap banyak jenis mikroba yaitu saja, bakteri gram positif atau gram negative
bakteri gram positif dan gram negatif. saja. Contoh : Eritromisin, Klindamisin,
Kanamisin, hanya bekerja terhadap mikroba
Contoh : Sulfonamid, Ampisilin, gram-positif. Sedang Streptomisin, Gentamisin,
Sefalosforin, Kloramfenikol, hanya bekerja terhadap kuman gram-negatif
Tetrasiklin, dan Rifampisin
Berdasarkan Daya Hambat
Time Dependent Concentration
Killing Dependent Killing

Antibiotik akan menghasilkan daya bunuh Antibiotik akan menghasilkan daya bunuh
maksimal jika kadarnya dipertahankan maksimal jika kadarnya relatif tinggi atau
cukup lama di atas Kadar Hambat Minimal dalam dosis besar, tapi tidak perlu
kuman. Contoh: Penisilin, Sefalosporin, mempertahankan kadar tinggi ini dalam waktu
linezoid, dan eritromisin lama. Contoh : aminoglikosida, fluorokuinolon,
dan ketolid
Berdasarkan Efek Kerja
/ Toksisitas Selektif
Bakteriostatik Bakteriosidal

memberikan efek dengan cara memberikan efek dengan cara


menghambat pertumbuhan tetapi membunuh sel tetapi tidak terjadi lisis
tidak membunuh.Termasuk dalam sel atau pecah sel.Termasuk dalam
golongan ini adalah penisilin, golongan ini adalah sulfonamida,
sefalosporin, aminoglikosida (dosis tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin,
besar), kotrimoksazol , polipeptida, trimetropim, linkomisin, makrolida,
rifampisin, isoniazid. klindamisin, asam paraaminosalisilat
Berdasarkan
Mekanisme Kerja
02
Guideline Bakterial Vaginalis
Penegakan Diagnosis
Untuk diagnosis BV dapat digunakan kriteria Amsel
yaitu terdapat 3 dari 4 kriteria berikut:

(1) discharge vagina tipis dan homogen;

(2) pH vagina lebih tinggi dari 4,5;

(3) bau amis pada cairan vagina setelah penambahan


larutan 10% kalium hidroksil (KOH) (whiff test);
dan

(4) ditemukan clue cells pada pemeriksaan


mikroskopis.

Pewarnaan Gram dari hapusan vagina merupakan


pemeriksaan penunjang baku emas untuk diagnosis
BV.
Terapi Rekomendasi
Terapi yang direkomendasikan
adalah metronidazol oral 2x500 mg
selama 7 hari atau metronidazole
gel 0,75% 5 g intravagina sekali
sehari selama 5 hari, atau krim
klindamisin 2%, 5g intravagina
sebelum tidur selama 7 hari
03
Antibiotik Golongan
Beta Laktam
GOLONGAN BETA LAKTAM
1. PENISILIN
• Mekanisme Kerja

Peptidoglikan

Penicilin
• Indikasi
I. Infeksi Kokus Gram-Positif
A. Infeksi Pneumokokus
1. Pneumonia
2. Meningitis
3. Endokarditis
B. Infeksi Streptokokus
1. Faringitis
2. Otitis Media Akut
C. Infeksi Stafilokokus
II. Infeksi Kokus Gram-Negatif
A. Infeksi Gonokokus
B. Sifilis
III. Infeksi Batang Gram Positif
A. Difteria
B. Klostridia
IV. Infeksi Batang Gram Negatif
C. Salmonella
D. Haemophilus Influenzae
• Efek Samping
– Reaksi Alergi
– Syok Anafilaksis
– Reaksi Toksik dan Iritasi Lokal
– Perubahan Biologik
– Reaksi Jarisch-Herxheimer
• Kontraindikasi
– hipersensitif terhada penisilin
Interaksi Obat
Obat Allupurinol

Peningkatan resiko rash bila amoksisilin


atau ampisilin diberikan

Sitotoksik

Penisilin mengurangi ekskresi


metotreksat(peningkatan resiko toksisitas)
Intearaksi Obat

Antibakteri

Absorpsi fenoksimetilpenisilin dikurangi oleh


peniciline mungkin diantagonis oleh tetrasiklin

Relaksan Otot

Piperasilin meningkatkan efek relaksan


otot non depolarisasi
Nama Obat Dosis Sediaan

Penicillin G Dewasa: 1-4 juta unit tiap 4-6 jam Serbuk injeksi 1,2 juta UI/vial ;
Anak: 25.000-400.000 unit/kgBB/hari terbagi dalam 2,4 juta UI/vial
4-6 dosis
Neonatus: 75.000-150.000 unit/kgBB/hari terbagi
dalam 2-3 dosis

Penicillin V Dewasa: 4 x 250-500mg /hari tablet 125mg, 250mg dan 625 mg


Anak: 25-50mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis Sirup 125 mg/ 5 mL

Ampicillin Dewasa: penyakit ringan: 2-4 gram/hari Tablet 125mg, 250mg, 500mg, dan 1000mg
Penyakit berat: 4-8 gram/hari Kapsul 125mg, 250mg, 500mg, dan 1000mg
Anak: <20kg per oral 50-100 mg/kgBB/ hari dibagi dalam 4 Suspensi 62,5mg/5 mL, 125mg/5mL
dosis, injeksi 100-200mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis Bubuk kering 62,5mg
Bayi <7 hari: injeksi 50mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis Injeksi vial 250mg, 500mg, 1 gram
Bayi>7 hari: injeksi 75mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis

Amoksisilin Dewasa dan anak >20kg: 3 x 250-500mg /hari Tablet 125mg, 250mg, 500mg
Anak<20kg : 20-40mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis Kapsul 125mg, 250mg, 500mg
Kaplet 1000mg
Syrup 125mg/5mL, 250mg/5mL
Drops 100mg/mL
Injeksi vial 1g
Nama Obat Dosis Sediaan

Karbenisilin Dewasa infeksi berat: 25-30g/hari Vial 1g, 2g, 5, dan 10g
IV tidak melebihi 2-2,5g setiap 2 jam
Bayi muda infeksi berat: 600-800mg/kgBB
2. Sefalosporin
• Mekanisme Kerja

2. SEFALOSPORIN
Peptidoglikan
• Mekanisme Kerja

Sefalosporin
– Generasi I
➔ Efektif terhadap infeksi kuman Gram positif
a. Staphylococcus aureus
b. Streptococcus pyogenes, Strep. viridans, Strep. pneumoniae
c. Clostridium perfringens
d. Corynebacterium diphteriae
➔ Indikasi
● Untuk mengatasi infeksi kulit akibat S. aureus dan
S.pyogenes
● Sebagai profilaksis pada pre operasi (sefazolin)
➔ Efek Samping
● reaksi Coomb (reaksi autoimun)
● syok anafilaktik
– Generasi II
➔ Efektif terhadap infeksi kuman Gram negatif
a. Haemophilus influenza
b. Proteus mirabilis
c. Escherichia coli
d. Klebsiella
➔ Indikasi
Mengatasi infeksi bakteri Gram-negatif dan
anaerob pada diabetic foot (sefoksitin dan
sefotetan)
– Generasi III
➔ Efektif terhadap Enterobacteriae
➔ Indikasi
● Infeksi berat Klebsiella, Proteus, Provedencia, Serratia,
Haemophilus spesies ( kombinasi dengan
aminoglikosida)
● Penyakit gonore dan Lyme disease (seftriakson)
● Meningitis akibat H. influenzae, S.pnemoniae,
N.meningitides (sefotaksim/seftriakson + vankomisin +
ampisilin)
➔ Efek Samping
● sindrom disulfiram dan hipoprotrombinemia
(sefoprazon)
– Generasi IV
➔ Memiliki spektrum aktivitas yang lebih luas dan
lebih stabil terhadap hidrolisis oleh betalaktamase
➔ Untuk mengatasi infeksi kuman yang resisten
terhadap sefalosporin generasi III
➔ Indikasi
Infeksi nosokomial oleh bakteri penghasil
betalaktamase (extended spectrum betalactamase)
• Efek Samping Obat
– reaksi hipersensitif
– diare
– mual dan muntah

• Kontraindikasi
– hipersensitifitas terhadap sefalosporin
Interaksi Obat

Absorpsi Sefaklor dan sefakdosim dikurangi oleh


Antasida antasida

Kemungkinan terjadi peningkatan resiko


Antibakteri nefrotoksisitas bila sefalosporin diberikan
bersamaan dengan aminoglikosida

Antikoaglan Sefalosporin mungkin meningkatkan efek


koantikoagulan
Interaksi Obat

Absorpsi Sefadoksim dikurangi oleh antagonis


Obat Ulkus Peptik histamin H2

Antibakteri menginaktivasi vaksin tifoid oral


Vaksin
04
Antibiotik Golongan
Amino Glikosida
1. Golongan antibiotika bakterisidal yang dikenal toksis terhadap saraf otak VIII komponen
vestibular maupun akustik (otoksik) dan terhadap ginjal (nefrotoksik)
2. Untuk basil gram negatif yang aerobic
3. aktivitas aminoglikosida dipengaruhi oleh beberapa faktor utama : perubahan pH, keadaan
aerobik - anaerobik, dan keadaan hiperkapnik
Farmakokinetik

1. Polikation bersifat sangat polar


2. Sukar diabsorpsi di saluran cerna
3. Aminoglikosid perenteral dalam bentuk garam sulfat yg diberikan IM
sangat baik absorpsinya
4. Ekskresi aminoglikosid berlangsung melalui giltrasi glomerulus
5. Gangguan fungsi ginjal akan menghambat sekresi aminoglikosid,
menyebabkan terjadinya kumulasi dan kadar dalam darah lebih cepat
mencapai kadar toksik
Farmakokinetik
Efek Samping

1. Alergi : rash, eosinofilia, diskrasia darah, angioedema, dermatitis


eksfoliatif, dan syok anafilaktik
2. Reaksi iritasi toksik: reaksi pada susunan saraf, berupa gangguan
pendengaran dan keseimbangan, dan pada ginjal.
3. Perubahan biologik : Gangguan pola mikroflora tubuh dan gangguan
absorpsi di usus
Aminoglikosida
Gentamycin
Aminoglikosida Kanamycin
Tobramycin
Neomycin
Amikacin
Streptomycin
Netilmycin
Aminoglikosida
Nama Obat Indikasi
Sensitif terhadap Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Serratia, E.Coli
dan Enterobacter.
Gentamycin Infeksi oleh kuman yang sensitif terhadap penyakit bakterimia,
meningitis, osteomielitis, pneumonia, infeksi luka bakar, ISK, infeksi
telinga hidung tenggotokam
Kanamyci aktif terhadap E.Coli, Emterobacter, Klebsiella, Proteus,
Salmonella, Shigella, Vibrio, Neisseria, Staphylococcus, dan
Mycobacterium.
Kanamycin
Kanamycin paraenteral digunakan pada infeksi oleh kuman yamh
sensitif; antara lain infeksi perforasi abdomen dan saluran kemih oleh
proteus, bakterimia oleh kuman enterik
Bakterimia, septikemia, infeksi saluran napas, infeksi SSP, kulit,
Amikacin intraabdominal, luka bakar terinfeksi, infeksi pasca operasi, ISK
dengan komplikasi, ISK berulang
Aminoglikosida

Nama Obat Kontraindikasi


Hipersensitif, kehamilan, miastenia gravis
Gentamycin

Hipersensitif, kehamilan, miastenia gravis


Kanamycin

Hipersensitif, kehamilan, miastenia gravis


Amikacin
Aminoglikosida
Nama Obat Dosis Sediaan
Gentamycin Dewasa: 2-5mg/kgBB/hari dalam Ampul 80mg/2mL
dosis terbagi tiap 8 jam
Anak <2 minggu : 3 mg/kgBB tiap 12
jam
Anak 2 minggu - 12 tahun : 2
mg/kgBB tiap 8 jam
Kanamycin Dewasa: IM: 250mg tiap 6 jam atau Vial 1g dan 2g
500mg tiap 12 jam
IV: 15-30mg/kgBB/hari dalam dosis
terbagi tiap 8-12 jam
Amikacin Dewasa dan anak: 7,5mg/kgBB tiap Vial 500mg/2mL,
12 jam atau 5mg/kgBB tiap 8 jam 1000mg/2mL
Interaksi Obat
05
Tetrasiklin dan
Mempengaruhi sintesis/
Metabolisme Asam
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Nukleat
Golongan tetrasiklin bekerja dengan cara
menghambat sintesis protein bakteri pada
ribosomnya.

Gologan ini termasuk antibiotic yang


terutama bersifat bakteriostatik.
TETRASIKLIN
Tetrasiklin memiliki spektrum anti bakteri
yang luas meliputi bakteri gram postif dan
gram negative, aerobik, dan anaerobic.

Tetrasiklin merupakan antibiotic spektrum


luas yang kegunaanya sudah menurun
karena meningkatnya resistensi bakteri.
BENTUK SEDIAAN OBAT

TetrasikLin tabLet/ kapsuL. 250 & 500 mg


TetrasikLin syrup 125 mg / 5 mL
TetrasikLin saLep kuLit 3%
TetrasikLin obat tetes mata 1%
TetrasikLin bubuk obat suntik IV 250 & 500 mg/viaL
TetrasikLin tetes pediatric 100 mg/mL
FARMAKODINAMIK FARMAKOKINETIK INTERAKSI OBAT EFEK SAMPING INDIKASI KONTRAINDIKASI

MEKANISME: ABSORBSI: •Tetrasiklin + • Reaksi Alergi Gram positif •Wanita Hamil


•Menghambat sintesis protein -30-80% dicerna di GIT metoksifluran: • Syok Anafilaksis • B. Anthracis, ( hepatotoksik ,
bakteri pada ribosom melalui: DISTRIBUSI: nefrotoksik, •Pemberian •Erysipelonthix Azotemia ,
kanal hidrofilik & transport -Tersebar luas dalam •Karbamazepin, peroral: iritasi thusiophatiae Hiperfosfatemia,
aktif tubuh dengan mengikat fenitoin,barbiturat lambung, diare • Clostridium tetani, Penurunan
•Mencegah perpanjangan protein plasma, dan alkoholisme •Pemberian IV: •Listeria BB )
rantai peptida yang sedang Penetrasi baik kronik: induksi tromboflebitis monocytogenes •Anak – Anak
tumbuh dan berakibat METABOLISME: enzim metabolisme •Terapi dalam Gram negative (perubahan warna
terhentinya sintesis protein Proses biotransformasi doksisiklin, masa waktu lama: • Pseudomonas mallei dan karies pada
hospes umumnya waktu paruh leukositosis, •Pseudomonas gigi)
SPEKTRUM ANTIBIOTIK tidak bermakna di memendek limfosit atipik, pseudomaleii •Pasien Gagal
•Spektrum antibakteri luas hepar, kecuali •Warfarin: granulasi toksik • Vibrio cholerae Ginjal (Azotemia)
yang meliputi kuman gram doksisiklin & perdarahan (pantau pada granulosit • Campylobacter fetus
positif dan negatif baik aerob minosiklin waktu prothrombin dan •Haemeophilus
maupun anaerob EKSKRESI: trombositopenia ducreyi
•Umumnya N.Gonorrheae Ekskresi melalui proses •Tetrasiklin Lainnya:
penghasil penisilin resisten filtasi glomerulus dan kadaluarsa: • Spiroket
terhadap tetrasikln siklus enterohepatic sindrom falconi • Mikoplasma
(kadar obat dalam darah • Riketsia
lama) • Klamidia
•legionela, dan
protozoa tertentu
Derivat Sediaan Dosis untuk orang dewasa Gambar
1. Tetrasiklin ●Kapsul 250 mg •Oral 250 mg tiap 6 jam. Pada infeksi berat dapat
●Kapsul 500 mg ditingkatkan sampai 500 mg tiap 6-8 jam
●Salep 3% •Parenteral 300 mg IM sehari dibagi dalam 2-3
●Salep mata 1 % dosis, atau 250-500 mg IV diulang 2-4 kali sehari
•Parenteral, untuk pemberian IM 15-25 mg/kgBB
sebagai dosis tunggal atau dibagi dalam 2-3 dosis
IV 20-30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2-3 dosis

2. Klortetrasiklin •Kapsul 250 mg Sama dengan tetrasiklin


•Salep kulit 3%
•Salep mata 1 %

3. Oksitetrasiklin •Kapsul 250mg dan 500mg Oral, 4 kali 250-500mg/hari


•Larutan obat suntik IM 250 dan 100 Parenteral, 100
mg/ampul 2 ml dan 500 mg/vial 10 ml
•Bubuk obat suntik IV 250mg
•Salep kulit 3%
•Salep mata 1%

4. Demeklosiklin Kapsul atau tablet 150 dan 300 mg sirup Oral, 4 kali 150 mg atau 2 kali 300 mg/hari
75mg/ml
Derivat Sediaan Dosis
5.Doksisiklin •Kapsul 50 mg • Dosis lazim (Infeksi saluran napas, ISK)
•Kapsul 100 mg - Dewasa : 2x100 mg pada hari pertama, diikuti dengan dosis pemeliharaan 100mg/hari.
•Tablet 100 mg Infeksi berat: 200mg/hari
•Syrup : • Akne vulgaris : 50-100 mg per hari hingga 12 minggu
• 10mg/ml • Uretritis dan Servisitis non Gonorea : 2 x 100 mg oral selama 7 hari
•Dosis anak > 8 tahun : 4,4 mg/kgBB/hari (terbagi dalam 2 dosis), kemudian dilanjutkan
dengan 2,2 mg/kgBB/hari.
• Terapi lini kedua malaria falciparum : (kombinasi dengan kina)
- Usia > 15 tahun : 3,5 mg/kgBB/hari (diberikan 2x sehari)
- Usia 8-14 tahun : 2,2 mg/kgBB/hari (diberikan 2x sehari)
•Sebagai profilaksis malaria: Doxycycline 100 mg sehari untuk dewasa ekivalen 1,5-2
mg/kgBB/hari selama tidak lebih dari 4-6 minggu. Obat ini diberikan 1-2 hari sebelum
bepergian, selama berada di daerah tersebut sampai 4 minggu setelah kembali

6. Minosiklin • Kapsul 50 mg •Oral, dosis awal 200 mg, dilanjutkan 2x100 mg sehari
• Kapsul 100 mg • Akne : Dewasa 2 x 50 mg sehari atau 1x 100 mg sehari selama >/=6 minggu
•Gonore : Dewasa dosis awal 200 mg, dilanjutkan 100 mg tiap 12 jam selama paling sedikit 4
hari untuk laki-laki. Untuk wanita perlu lebih lama
Yang Memengaruhi Sintesis /
Metabolisme Asam Nukleat
Golongan kuinolon dan fluorokuinolon bekerja
dengan menghambat kerja enzim DNA pada
kuman dan bersifat bakterisidal.

KUINOLON Golongan kuinolon dapat menyebabkan


DAN atropati pada sendi penahan BB pada hewan,
oleh karena itu tidak boleh digunakan pada
FLUOROKUINOLON anak dan remaja.

Penggunaan fluorokuinolon dapat


meningkatkan risiko tendonitis dan ruptur
tendon pada semua rentang usia. Kerusakan
tendon ini dapat terjadi 48 jam setelah
dimulai terapi.
KUINOLON
Farmakodinamik Farmakokinetik Interaksi Obat Efek Samping Indikasi Kontraindikasi

Golongan kuinolon ● Penyerapan ● Antasid & preparat besi ● Saluran Cerna Sebagai antiseptic ● Pada pasien dengan
menghambat kerja enzim terhambat bila (FE) → absorpsi dapat (mual, muntah & saluran kemih, riwayat epilepsi
DNA gyrase pada kuman diberikan bersamaan berkurang hingga 50%. rasa tidak enak di khususnya untuk atau kondisi yang
& bersifat bakterisidal. dengan antasida. ● Teofilin → dapat perut) sistitis akut tanpa dapat
SPEKTRUM ● Didistribusi dengan menyebabkan ● Susunan Saraf komplikasi pada menyebabkan
ANTIBAKTERI : baik pada berbagai intoksikasi Pusat (sakit wanita. kejang.
● Kuinolon yang lama organ tubuh. ● Obat- obat yang dapat kepala& pusing) ● Pasien gangguan
aktif terhadap memperpanjang interval ● Hepatotoksisita s ginjal.
beberapa kuman QTc. ● Wanita hamil dan
Gram-Negatif (E. ibu menyusui.
coli, Proteus,
Klebsiella &
Enterobacter).
● Kuinolon bekerja
dengan menghambat
subunit A dari enzim
DNA gyrase kuman,
menyebabkan
replikasi DNA
terhenti.
Nama Obat Dosis Dewasa Sediaan Obat

1.Asam Nalidiksat 1.500 – 1000mg 4x 1.Tablet 500mg


2.Asam pipemidat 2.400mg 2 – 4x 2.Tablet 400mg

Sediaan Tablet
FLUOROKUINOLON
EFEK
FARMAKODINAMIK FARMAKOKINETIK INTERAKSI OBAT INDIKASI KONTRAINDIKASI
SAMPING
MEKANISME: ● Absorbsi: Terhambat ● Antasida → ● Reaksi ● Pneumonia yang ● Pasien dengan disfungsi
● Menghambat kerja bila bersamaan hambat fotosensitivi- tas didapat dari hepatik →
enzim DNA gyrase dengan antasida. absorbsi obat / fototoksisitas komunitas erythromycin,
Diserap baik pada ● Antiaritmia
dan topoisomerase ● Hipersensitivi ● Pneumonia telithromycin, atau
pemberian oral dan → Risiko
IV pada kuman saluran cerna aritmia
tas nosokomial azithromycin → obatini
● Bersifat ● Distribusi: pemberian ● Neuropati ● Bronkitis kronis terakumulasi dalam
bakterisidal didistribusikan secara bersamaan perifer (eksaserbasi hati.
baik ke berbagai dengan ● Kejang, bakteri akut) ● Telithromycin
SPEKTRUM organ namun hanya amiodaron Kebingungan ● Rinosinusitis berpotensi
ANTIBIOTIK: sedikit yang berikatan ● Efek terapi ● Kardiotoksisi- bakteri akut memperpanjang
● Efektif pada dengan protein dihambat tas ● Prostatitis interval QTc →
plasma → nitrofurant ● Infeksi saluran
kuman gram Proaritmia
● Waktu paruh oin
negatif, lemah kemih ● Pada penderita
Panjang F: 2 dd I ● Aritmia
terhadap gram ● Metabolisme: di ventrikel →
● Pielonefritis miastenia gravis
positif hepar Eritromycin akut ● Disfungsi Ginjal
● Ekskresi: Ginjal ● Infeksi kulit atau
dan Sebagian kecil struktur kulit
lewat empedu.
Dosis Perhari
Obat Sediaan
Oral Parenteral

Asam nalikdisat Tablet 500 mg 4 kali 500-1000mg

Asam pipemidat Tablet 400 mg 2-4 kali 400mg

Siprofloksasin •Tablet 250mg dan 500 mg •2 kali 250-500mg 2 kali 200-400 mg IV


•Infus 200 mg dan 400mg •untuk gonore : 1x 250mg

Pefloksasi •Tablet 400 mg 2 kali 400mg 2 kali 400 mg IV


•Infus 400mg/5ml,400 mg/125ml

Ofloksasin •Tablet 200 dan 400 mg 1-3 kali 100-200mg 1-3 kali 100-200 mg IV
•Suntikan 200mg/200ml

Norfloksasin Tablet 400mg 2-3 kali 200-400 mg

Levofloksasin •Tablet 250 dan 500mg 1 kali 250-500mg 1 x 500 mg IV tiap 24 jam
•Infus 500mg/100ml

Moksifloksasin •Tablet 400mg 1 kali 400mg 1x 400 mg IV tiap 24 jam


•Infus 400mg/ml
06
ANTIBIOTIK
GOLONGAN
ANTAGONIS
FOLAT
SULFONAMI
D
● Golongan obat ini bersifat bakteriostatik, namun pada kadar tinggi dalam urin,
sulfonamid dapat bersifat bakterisid.
● Sulfonamida mengganggu pembentukan asam folat pada bakteri. Asam folat
merupakan nutrisi yang dibutuhkan bakteri untuk membentuk asam nukleat,
DNA, dan RNA, agar bakteri dapat berkembang biak.
● Kuman yang sensitif terhadap sulfa ialah S. pyogenes, S.pneumoniae,
Corynebacterium diptheriae, Haemophillus influenza, Clamidya tracomatis
KOMBINASI
DENGAN
TRIMETOPRIM
•Kombinasi dengan trimetoprim menghasilkan efek sinergik paling kuat
saat digunakan bersama sulfonamid.
•Trimetoprim : penghambat enzim dihidrofolat reduktase yang kuat dan
selektif.
FARMAKODINAMIK FARMAKOKINETIK INTERAKSI EFEK SAMPING INDIKASI KONTRAINDIK
OBAT ASI

MEKANISME: -ABSORBSI: •Bersama •Gangguan •Demam reumatik •Hipersensitivitas


•Sulfonamida mengganggu 70-100 % dosis oral sulfonamid diabsorbsi antikoagulan oral, hepatopoetik •Toxoplasmosis, •Gangguan ginjal
pembentukan asam folat melalui saluran cerna dan dapat ditemukan anti DM •Gangguan saluran dan infeksi yang atau hati
pada bakteri. Asam folat dalam urin 30 menit setelah pemberian sulfonilurea dan kemih disebabkan oleh
merupakan nutrisi yang -DISTRIBUSI: fenitoin penumpukan bakteri Gram
dibutuhkan bakteri untuk Obat ini tersebar ke seluruh jaringan sehingga memperkuat efek kristal di ginjal negatif dan positif
membentuk asam nukleat, berguna untuk infeksi sistemik. Dalam cairan obat lain •Reaksi alergi
DNA, dan RNA, agar bakteri tubuh kadar obat bentuk bebas mencapai 50-
dapat berkembang biak. 80% kadar dalam darah.
• -METABOLISME:
SPEKTRUM Sulfa mengalami asetilasid dan oksidasi.
ANTIBIOTIK Reaksi toksik sistemik berupa lesi pada kulit
•Kuman yang sensitif dan gejala hipersensitivitas, sedangkan hasil
terhadap sulfa ialah asetilasi menyebabkan hilangnya aktivitas
Streptococcus. pyogenes, obat.
S.pneumoniae, -EKSEKRESI
Corynebacterium Dieskresikan melalui ginjal, baik dalam bentuk
diptheriae, Haemophillus asetil maupun bentuk bebas. Masa paruh
influenza, Clamidya sulfonamid tergantung pada fungsi ginjal.
Sebagian kecil diekskresikan melalui ginjal,
tracomatis
empedu dan air susu ibu
SULFONAMID DENGAN
ABSORPSI
DAN EKSKRESI CEPAT
Sulfonamid dengan Sulfonamid hanya Sulfonamid untuk Sulfonamid dengan
absrobsi dan ekskresi diabsorbsi sedikit oleh penggunaan topikal masa kerja panjang
cepat saluran cerna

Sulfisoksazol Sulfasalazin Sulfasetamid Sulfadoksin

Sulfamatoksazol Suksinilsulfatiazo Mafenid

Sulfadiazin

Kombinasi Sulfa
Nama Obat Dosis Sediaan Gambar

Sulfametoksazol Dosis Perhari (Oral) Tablet 500mg


•Dewasa: Dosis awal 2 gr, dilanjutkan
dengan 1gr, 2 kali sehari. Untuk infeksi
berat: 1 gr, 3 kali sehari.
•Anak usia >2 bulan: Dosis awal: 50-60
mg/kgBB, dilanjutkan dengan 25-30
mg/kgBB, 2 kali sehari. Dosis maksimal
harian: 75 mg/kgBB

Sulfadiazin Dosis Perhari (Oral) Tablet 500mg


•Dewasa : 2-4 g dalam 3-6x pemberian
•Anak >2 bulan : dosis setengah dewasa
( Dosis maks : 600mg/hari)
Nama Obat Dosis Sediaan Gambar

Sulfasalazine Dosis Per hari (Oral): Dosis awal 0,5 mg •Kapsul salut enterik
sehari yang ditingkatkan sampai 2-6 g 500mg
sehari. •Suspensi 50mg/ml

Sulfasetamid Dosis Per hari : •Guttae 15%/5ml


•1-2 tetes selama 2 jam (untuk infeksi •Guttae 10%/5ml
berat) •Salep mata 10%
•3-4x sehari (untuk penyakit kronik)
KOTRIMOLSA
ZOL
● Merupakan obat kombinasi antara trimetoprim dan sulfametoksazol.
● Memiliki fungsi dalam menghambat reaksi enzimatik sintesis asam folat bakteria, sehingga
memberikan efek sinergis.
● Aktivitas antibakteri cotrimoxazole berdasarkan atas kerjanya pada dua tahap yang berurutan
dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam tetrahidrofolat.
● Sulfamethoxazole menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat
● Trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat.
● Untuk mendapatkan efek sinergi diperlukan perbandingan kadar yang optimal dari kedua obat.

SPEKTRUM ANTIBIOTIK
Bakteri yang sensitif terhadap kotrimoksazol adalah S.pneumoniae, Corynebacterium.diphteriae,
N.meningitis, S.aureus, S.epidermidis, S.pyogenes, S.viridans, S.faecalis, E.coli, Proteus sp, Salmonella sp,
Shigella.
FARMAKOKINETIK INTERAKSI OBAT EFEK INDIKASI KONTRAINDI
SAMPING KASI

•Rasio kadar yang ingin dicapai •Dengan antikoagulan •Mual dan •Infeksi saluran •Penderita yang
dalam darah : sulfametoksazol dan •Menambah efek muntah. kemih (ISK) bagian diketahui sensitif
trimetropim= 20 : 1. antikoagulan dengan •Ruam pada kulit. bawah menggunakan
•Trimetropim cepat terdistribusi ke fenitoin memperpanjang •Leukopenia. •Infeksi saluran golongan
dalam jaringan dan 40 % terikat pada waktu paruh •Trombositopenia. napas sulfonamid atau
protein plasma dengan adanya •Dengan diuretik •Anemia •Bronkitis kronis trimetoprim
sulfametoksazol. meningkatkan terjadinya megaloblastik dengan eksaserbasi •Bayi berumur
•Volume distribusi trimetoprim lebih trombositopenia akut. kurang dari 2
besar daripada sulfametoksazol. •Infeksi saluran bulan.
•Metabolit trimetoprim ditemukan cerna Demam •Anemia
juga di urin. Tifoid megaloblastik
•Otitis media akut
Sediaan Bentuk Padat Sediaan Bentuk Cair Dosis

•Kotrimoksazol tablet, 400 mg Kotrimoksazol suspensi oral Dewasa :


sulfametoksazol ; 80 mg trimetoprim. (200 mg sulfametoksazol dan oral: 960 mg/hari tiap 12 jam (800 mg
•Kotrimoksazol kaplet salut selaput 800 40 mg trimetoprim )/5ml. sulfametoksazol; 160 mg trimetoprim), dapat
mg sulfametoksazol; 160 mg ditingkatkan menjadi 1,44 gram tiap 12 jam pada
trimetoprim. infeksi berat. 480 mg tiap 12 jam bila
pengobatan lebih dari 14 hari.

Tablet pediatric, 100 mg Kotrimoksazol IV (400 mg Anak/Bayi: Trimetoprim 8 mg/kgBB/hari,


sulfametoksazol; 20 mg trimetoprim sulfametoksazol ; 80 mg Sulfamethoxazole 40 mg/kgBB/hari terbagi
trimetoprim)/ 5 ml. dalam 2 dosis per hari

•Infus intravena: 960 mg tiap 12 jam, naikkan sampai 1,44 g tiap 12 jam pada infeksi berat.
-ANAK : 36 mg/kg bb/hari terbagi dalam dua dosis.
-Pada infeksi berat dapat ditingkatkan menjadi 54 mg/kg bb/hari.
•Pengobatan Pneumosystis carinii (dilakukan bila ada fasilitas monitoring yang memadai): Oral atau intravena, 120 mg/kg
bb/hari, dibagi dalam 2 atau 4 dosis, dan diberikan selama 14 hari.
Laporan Kasus Vaginosis
Bakterial
Anamnesis

Identitas Pasien

▪ Nama : Ny. H
▪ Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 6 Januari 1987
▪ Usia : 34 th
▪ Jenis Kelamin : Perempuan
▪ Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
▪ Agama : Islam
▪ Alamat : Jl. Marunda Baru
▪ Datang ke RS : 4 Agustus 2021
▪ Pendidikan Terakhir : SMP
Anamnesis
Keluhan Utama :
▪ Pasien datang dengan keluhan keputihan dan berbau sejak 2 minggu yang lalu
Keluhan Tambahan :
▪ Pasien mengeluhkan gatal dan kemerahan pada sekitar kemaluan

Riwayat Peyakit Sekarang :


▪ Pasien datang dengan keluhan keputihan yang semakin lama bertambah banyak
sejak 2 minggu yang lalu, Keputihan terus menerus berwarna kekuningan bercampur
abu-abu, yang sebelumnya berwarna putih kekuningan. Keputihan berbau amis dan
membuat pasien tidak nyaman untuk beraktivitas
▪ Pasien mengeluhkan gatal, kemerahan dan rasa terbakar disekitar kemaluan sepanjang
hari, Pasien juga mengeluhkan nyeri sehabis atau sesudah bersenggama dan bau
bertambah setelah pasien bersenggama dengan suami pasien
▪ Keluhan nyeri saat BAK, nyeri perut, demam, mual, muntah disangkal oleh pasien
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
▪ Belum pernah sakit seperti ini sebelunya, Riwayat DM dan Hipertensi
disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
▪ Di keluarga kakanya pernah mengeluhkan keluhan yang sama
▪ Suami pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti gatal maupun keluar
cairan berlebih serta berbau dari kemaluan

Riwayat Alergi :
▪ Makanan (-), obat-obatan (-), debu (-)

Riwayat Pengobatan:
▪ Sebelumnya sudah berobat ke bidan, tetapi tidak sembuh
Anamnesis

Riwayat Kebiasaan Pasien :


▪ Kebiasaan mencuci daerah intim dengan sabun khusus
kewanitaan sejak menikah
▪ Pasien saat ini memakai KB suntik 3 bulan. Riwayat pemakaian
AKDR disangkal
▪ Pasien menjaga higiene dengan rutin mengganti celana dalam setiap
hari
▪ Kebiasaan merokok disangkal
▪ Kebiasaan alkohol disangkal
▪ Kebiasaan minum obat-obatan dan jamu disangkal
Pemeriksaan FIsik

▪ Kepala: Bentuk normocephali, rambut


▪ Pemeriksaan Umum: panjang, warna hitam, distribusi merata, tidak
▪ KU : Tampak sakit Ringan mudah dicabut.
▪ Kesadaran : Composmentis ▪ Mata : Tidak cekung, pupil isokhor, konjungtiva
▪ BB : 60 kg tidak anemis, sklera tidak ikterik
▪ Tanda Vital ▪ Hidung: Normonasi, sekret (-/-), deviasi
▪ TD : 130/90 mmHg septum nasi (-)
▪ N : 80x/menit
▪ Telinga: Normotia, sekret (-/-), radang (-)
▪ RR : 22x/menit
▪ S : 36,5 0 C ▪ Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), Faring
hiperemis (-), perdarahan mukosa (-),
perdarahan gusi (-)
▪ Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak
teraba, Tiroid tidak terdapat pembesaran
Pemeriksaan fisik

Thorax :
▪ Inspeksi : Normochest
▪ Palpasi: vocal premitus simetris kanan kiri, dada yag tertinggal (-)
▪ Perkusi : sonor di kedua lapang paru
▪ Auskultasi: pernapasan vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen:
▪ Inspeksi : asites (-), bekas luka operasi (-)
▪ Auskultasi : Peristaltik (+)
▪ Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
▪ Perkusi : Timpani
Ekstremitas :
▪ Eks. Atas: akral hangat, sinosis -/-, RCT < 2 detik
▪ Eks Bawah: akral hangat, sianosis -/-, udem -/-, RCT < 2 detik
Pemeriksaan fisik

Pinggang / CVA
▪ Inspeksi : Tampak simetris, inflamasi(-), lesi(-), massa(-)
▪ Palpasi : Massa (-/-), nyeri tekan (-/-)
▪ Perkusi : Nyeri ketok CVA (-/-)
Suprapubis
▪ Inspeksi : Massa (-), lesi (-), hiperemis(-)
▪ Palpasi : Distensi VU(-), massa(-), nyeri tekan(-)
Genitalia
Genitalia Eksterna
▪ Inspeksi : Darah (-), keputihan berwarna kuning- keabuan, tampak eritem di kedua labia
mayor, berbau amis (+), papil/ nodul (-)
▪ Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Genitalia Interna : Inspekulo tidak dilakukan
Resume

▪ Wanita berusia 34 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan


mengalami keputihan dan bertambah banyak sejak dua minggu yang
lalu
▪ Duh cairan vagina berwarna kekuningan bercampur abu-abu, sama
banyaknya sebelum maupun sesudah menstruasi, berbau amis
terutama setelah berhubungan
▪ Gatal disekitar kemaluan (+), kemerahan pada sekitar kemaluan (+),
rasa terbakar pada kulit sekitar kemaluan
▪ Keluhan disuria, nyeri abdomen, dispareunia disangkal oleh pasien.
Keluhan demam, mual, muntah juga disangkal oleh pasien.
Diagnosis

Diagnosis Banding:
Diagnosa Kerja : Kandidiasis
Vaginosis Bakterial vulvovaginalis,
Trikomoniasis
Ulasan pemeriksaan

▪ Pemeriksaan tes lakmus untuk pH


▪ Pemeriksaan preparat basah / dengan mikroskop
▪ Pemeriksaan Whiff test
Tatalaksana

Non medikamentosa
▪ Menjaga kebersihan vagina
▪ Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak merusak
pH di sekitar vagina
▪ Hindari bedak/deodoran vagina
▪ Gunakan celana dalam yang kering dan yang menyerap
keringat
▪ Sering mengganti pembalut jika sedang haid
Tatalaksana

Medikamentosa

Metronidazol 2 x
Chlorpheniramine:
500 mg, selama 7 Vitamin C 3 x 1
CTM 3 x 4 mg
hari
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai