Anda di halaman 1dari 57

PENETAPAN

WAKTU
PENGAMBILA
N CUPLIKAN
DAN ASUMSI
MODEL
KOMPARTEME
KELOMPOK 5
1. Rosalina Muna Tazkiya
(201905073)
2. Santi Fitriana (201905074)
3. Sekar Kinasih (201905075)
4. Shinta Fradista Lisia
(201905076)
5. Siti Nur Alfiana
2
TUJUAN
1. 2. 3.
Mampu Mahasiswa mampu, Mampu
memperkirakan menetapkan jadwal menggunakan dosis
model kompartemen dan jumlah obat yang tepat untuk
kinetika obat pencuplikan serta subyek uji.
berdasarkan kurva lamanya sampling
semi logaritmik kadar untuk pengukuran
obat dalam darah parameter
tepat waktu. farmakokinetika
berdasarkan model
kompartemen yang
telah ditetapkan.

3
DASAR TEORI
Fase farmakokinetik berkaitan dengan masuknya zat aktif ke
dalam tubuh. Pemasukan in vivo tersebut secara keseluruhan
merupakan fenomena fisikokimia yang terpadu di dalam organ
penerima obat. Fase farmakokinetik ini merupakan salah satu unsur
penting yang menentukan profil keberadaan zat aktif pada tingkat
biofase dan selanjutnya menentukan aktivitas terapeutik obat (Aiache,
1993).
Pemantauan konsentrasi obat dalam darah atau plasma
meyakinkan bahwa dosis yang telah diperhitungkan benar-benar telah
melepaskan obat dalam plasma dalam kadar yang diperlukan untuk efek
terapetik. Dengan demikian pemantauan konsentrasi obat dalam plasma
memungkinkan untuk penyesuaian dosis obat secara individual dan juga
untuk mengoptimasi terapi (Shargel, 1988).
4
Model farmakokinetik berguna untuk :
1. Memprakirakan kadar obat dalam plasma, jaringan, dan urin pada
berbagai pengaturan dosis.
2. Menghitung pengaturan dosis optimum untuk tiap penderita secara
individual.
3. Memperkirakan kemungkinan akumulasi obat dan / atau metabolit-
metabolit.
4. Menghubungkan konsentrasi obat dengan aktivitas farmakologik atau
toksikologik.
5. Menilai perubahan laju atau tingkat availabilitas antar formulasi
(bioekivalensi).
6. Menggambarkan perubahan faal atau penyakit yang mempengaruhi
absorbsi, distribusi atau eliminasi obat.
7. Menjelaskan interaksi obat (Shargel, 1988)

5
Model kompartemen dibagi menjadi dua yaitu :
> Model Kompartemen Satu Terbuka
Model kompartemen satu terbuka mempunyai anggapan
bahwa perubahan kadar obat dalam plasma sebanding dengan
kadar obat dalam jaringan
> Model Kompartemen Dua Terbuka
Model kompartemen dua dianggap bahwa obat terdistribusi
ke dalam dua kompartemen. Kompartemen ke satu, dikenal
sebagai kompartemen sentral, yaitu darah, cairan ekstra-selular
dan jaringan-jaringan dengan perfusi tinggi, kompartemen-
kompartemen ini secara cepat terdifusi oleh obat. Kompartemen
kedua merupakan kompartemen jaringan, yang berisi jaringan-
jaringan yangberkesetimbangan secara lebih lambat dengan obat

6
Macam –Macam Model Kompartemen
> Model Mmmillary
Merupakan model kompartemen yang paling umum dan paling
mudah dalam farmakokinetika. Model kompartemen mammillary
merupakan satu atau lebih kompartemen perifer yang terhubungkan oleh
suatu kompartemen sentral.
Fungsi pengambaran farmakokinetika pada kompartemen Mammilarry
yaitu:
• Memungkinkan ahli farmakokinetika merumuskan persaman
diferensial untuk mendapatkan gambaran perubahan konsentrasi obat
dalam masingmasing kompartemen,
• Memberikan gambaran nyata dari laju proses ADME.
• Menunjukkan banyaknya tetapan farmakokinetik yang diperlukan
untuk menggambarkan proses secara memadai.
7
Macam –Macam Model Kompartemen
> Model Catenary
Model Catenary merupakan model kompartemen
pembanding pada model mammillary yang terdiri atas gabungan
kompartemen satu dengan yang lain menjadi suatu deretan
kompartemen. Sebaliknya, model mammillary terdiri atas satu
atau lebih kompartemen yang mengelilingi suatu kompartemen
sentral seperti satelit. Oleh karena itu model catenary tidak dapat
digunakan untuk menetapkan 1. k 1 Ka K kompartemen pada
sebagian besar organ yang fungsional dalam tubuh yang secara
langsung berhubungan dengan plasma,

8
ALAT DAN BAHAN
BAHA
ALAT N
1. Labu takar 1. Vortex- 1. Paracetamol
2. Beaker mixer
2. Asamtrikloroasetat (TCA) 20%
glass 2. Sentrifuge
3. Natrium nitrit 10 %
3. Mikropipet 3. Ependroff
4. Asam sulfamat 15%
4. Tabung 4. Spektrofot
reaksi ometer 5. HCl 6N

5. Pipet ukur 5. Scaple 6. Heparin


6. Pipet 6. .Sonde 7. NaOH 10 %
volume 8. Aquadest
7. Filler 9. Mencit

9
CARA
KERJA
PEMBUATAN LARUTAN STOK
PARACETAMOL

Ditimbang50mg PCT
PERHITUNGAN
LARUTAN STOK
Lar.stok = 50mg/50 ml
=1mg/ 1ml
=1000µg/ml
Dilarutkandalamaquadestpanasad
50 ml

11
PEMBUATAN KURVA BAKU
Membuatserikadarparacetamol 100-700 nm/ml

Lakukanprosessepertipercobaan1

Bacalahserapanpada Panjanggelombangserapanmaksimum

Buatlahkurvahubunganantarakadarparacetamolterhadapserapannya

12
PENETAPAN DOSIS PARACETAMOL

CarilahdosisterapiParacetamol padamanusia

Tetapkandosisparacetamoldengancarakonversikandosisterapimanusiauntukujitikus

13
UJI PENDAHULUAN
FARMAKOKINETIK
Tikusdisiapkan,setelahditimbangkemudiandiberikanParacetamolsecaraoraldengandosisyangtela
hditetapkan

Dilakukanpencuplikandarahlewatvenaekorpadawaktu-waktusebagaiberikut: 0, 15, 30, 60, 90,


120, 150, 180, 240, 300menitmasing2 1 ml

direaksikansepertipercobaan1 dandibacaabsorbansinya

Kadar
Paracetamoldarihasilpencuplikanditetapkankadarnyasepertipercobaan1denganmenggunakan
kurvabakubaruyangtelahdibuat.

Gambarkurvadantentukankompartemenya

14
 Penimbangan baku
PCT

Kertas + zat = 0,54439


PENIMBAN Kertas + sisa = 0,49069 –
GAN Zat = 0,0537 g
PARACETA
 Konsentrasi
MOL sebenarnya baku
PCT

= 53,7 mg ad 50 ml
= 53700µg/50 ml
=1074 µg/ml

15
PERHITU
NGAN
16
PEMBUATAN KURVA BAKU

17
PEMBUATAN KURVA BAKU

18
> Dosis pct untuk
manusia 500 mg
> Dosis pct untuk tikus
(dosis manusia di kali
dosis konversi tikus)
> 500 mg x 0,018 = 9 mg
> 50 ml/5 ml x 9 mg =

PE OS
90 mg ad 50 ml CMC

D
N IS
ET PC
Na

A T
PA
> Volume pemberian : 5

N
ml dari 90 mg ad 50 ml
CMC Na
19
INI hasil perhitungan
larutan Baku dan
larutan stok dan
parasetamol

20
VI. DATA PENGAMATAN
A. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
1. Penimbangan baku Penimbangan Kasar = 100 mg
Konsentrasi stok = µg/ml atau 1 µg/µl
Penimbangan Larutan stok Paracetamol
Kertas + zat = 0,6589 gram
kertas + sisa = 0,5561 gram
zat = 0,1028 gram
= 102,8 mg
Konsentrasi larutan stok = 102,8 mg/100 ml = 1028 µg/ ml
= 1,028 µg/µl
2. Pembuatan larutan stok
Manusia 70 kg = 70kg/50kg x 1000mg = 1400 mg/70 KgBB manusia
Tikus 200 g = 0,018 x 1400mg = 25,2 mg/200 gram BB tikus
Tikus Terbesar = 197 g/200 g x 25,2 mg = 24,822 mg / 197 g Bbtikus
CStok = 24,822 mg / 0,5. 5 ml = 9,9288 mg/ml
Larutan Cstok yang dibuat = 9,9288 mg x 50 ml
= 496,44 mg / 50 ml
CMC Na 0,5% = 0,5g/100 ml = 0,25g/50 ml
21
3. Penimbangan Larutan Stok Paracetamol
Penimbangan = 496,44 mg/500 mg x 593,713 mg(rata-
rata tab)=589,48 ∞ 586,00 mg
Kertas + Zat = 1,0435 g
Kertas + Sisa = 0,4833 g - Zat = 0,5602 g
593,713 mg = 500 mg
560,20 mg = 471,78 mg ( zat aktif ) Cstok sebenarnya
= 471,78 mg/50 ml = 9,4356 mg/ml
4. Pemberian Dosis dan Vd
a. Kelompok 500 mg
Dosis Paracetamol = 500 mg/50 kgBB
Dosis BB 70 kg manusia = 70 kg / 50 kg x 500 mg
= 700 mg/70 kg BB manusia
Dosis tikus 200 g = 0,018 x 700 mg = 12,6 mg/200 g
BB tikus

22
23
b. Kelompok 750 mg
Dosis Paracetamol = 750 mg/50 kgBB
Dosis BB 70 kg manusia = 70 kg / 50 kg x 750 mg
= 1.050 mg / 70 kg BB
manusia
Dosis tikus 200 g = 0,018 x 1.050 mg
= 18,9 mg/200 g BB tikus

24
25
c. Kelompok 1000 mg
Dosis Paracetamol = 1000 mg/50 kgBB
Dosis BB 70 kg manusia = 70 kg / 50 kg x 1000
= 1400 mg/70 kg BB manusia
Dosis tikus 200 g = 0,018 x 1400 mg
= 25,2 mg/200 g BB tikus

26
27
Konsentrasi Kadar Kadar sebenarnya
V1. C1 = V2. C2
V1. C1 = V2. C2
V1. 1µg/µl
5. Deret baku larutan stok = 250 µl. 0 µg/µl
Paracetamol
0 µg/ ml 0 µl. 1,028µg/µl= 250 µl. C2
V1 = 0 µl (stok)
C2 = 0 µg/µl
+ 250 µl darah

V1. C1 = V2. C2
V1. C1 = V2. C2
V1. 1 µg/µl= 250 µl. 0,1 µg/µl
100 µg/ml 25 µl. 1,028µg/µl= 250 µl. C2
V1 = 25 µl (stok)
C2 = 102,8µg/µl
+ 225 µl darah

V1. C1 = V2. C2
V1. C1 = V2. C2
V1. 1 µg/µl = 250 µl. 0,2 µg/µl
200 µg/ml 50 µl. 1,028µg/µl= 250 µl. C2
V1 = 50 µl (stok)
C2 = 205,6 µg/µl
+ 200 µl darah

V1. C1 = V2. C2
V1. C1 = V2. C2
V1. 1 µg/µl = 250 µl. 0,3 µg/µl
300 µg/ml 75 µl. 1,028µg/µl= 250 µl. C2
V1 = 75 µl (stok)
C2 = 308,4 µg/µl
+ 175 µl darah

V1. C1 = V2. C2
V1. 1 µg/µl= 250 µl. 0,4 µg/µl V1. C1 = V2. C2
400 µg/ml V1 = 100 µl (stok) 100 µl. 1,028µg/µl= 250 µl. C2
C2 = 411,2 µg/µl

V1. C1 = V2. C2
V1. C1 = V2. C2
V1. 1 µg/µl=250 µl.0, 28
5 µg/µl
500 µg/ml 125 µl. 1,028µg/µl= 250 µl. C2
V1 = 125 µl (stok)
1. λ maksimal yang terukur = 435.10 nm
2. OT ( Operating Time) = 13 menit

29
6. Data Kurva Baku Paracetamol

Konsentrasi Absorbansi

0 µg/ml 0

205,6 µg/ml 0, 147

308,4 µg/ml 0, 162

411,2 µg/ml 0, 430

514,0 µg/ml 0, 483

616,0 µg/ml 0, 564

719,0 µg/ml 0, 626

30
31
7. Data Absorbansi Cuplikan
A. Parasetamol 500 mg
Waktu Cp Ln Cp
5 60,72 4,1063
10 151,7 5,0219
15 163,14 5,2157
30 206,75 5,3315
40 134,99 4,9052
60 190,75 5,2509
75 91,73 4,5188
90 164,48 5,1028
120 147,77 4,9957
a = 5,1895
150 150,72 5,0154
b = -0,00144
180 135,54 4,9097 r = -0,7655

32
33
Perhitungan t1/2 dan lama sampling

Waktu (menit) In Cp
120 4,9957
150 5,0154
180 4,9097

k = -b
= 0,00144
t1/2 = 481,25 menit
lama sampling = 3 –5 s x t1/2
= (3 x 481,25) ( 5 x 481,25)
= 24,06 jam - 40,10 jam

34
B. PARASETAMOL 750 mg

Waktu Cp Ln Cp

5 193,97 5,2677

10 240,185 5,4814

15 177,26 5,1776

30 226,42 5,4224

40 185,13 5,2211

60 208,72 5,3409

75 134,92 4,9267
90 230,35 5,4396
a = 5,1895
120 147,77 4,9957
b = -0,00144
150 150,72 5,0154 r = -0,7655
180 135,54 4,9093

35
36
Perhitungan t1/2 dan lama sampling

Waktu (menit) In Cp

120 4,9957

150 5,0154

180 4,9093

k = -b
= 0,00144
t1/2 = 481,25 menit
lama sampling = 3 – 5 x t1/2
= (3 x 481,25) ( 5 x 481,25)
= 24,06 jam - 40,10 jam

37
C. Parasetamol 1000mg

Waktu Cp Ln Cp
5 118,03 4,7709
10 147,77 4,9957
15 167,43 5,1206
30 181,19 5,1995
45 111,39 4,7130
60 104,51 4,6493
75 89,77 4,4973
90 88,25 4,4802
120 87,8 4,4751
a= 5,1895
150 71,09 4,2639 b = -0,00144
r = -0,7655
180 65,5 4,1821

38
39
Perhitungan t1/2 dan lama sampling

Waktu (menit) In Cp

120 4,4751

150 4,2639

180 4,1821

k = -b
= 0,00488
t1/2 = 142,01 menit
lama sampling = 3 – s x t1/2
= (3 x 142,01) ( 5 x 142,01)
= 7,10 jam - 11,83 jam

40
PEMBAHASAN

41
Untuk pemilihan dosis ini digunakan tiga
konversi dosis, yaitu
paracetamol pada dosis 500 mg, 750 mg dan
dosis 1000 mg. Dimana dosis lazim
pemakaian sekali paracetamol sebanyak 500
mg, dosis maksimal sehari yangdapat diberikan
untuk paracetamol adalah 1-2 g, sehingga
penggunaan dosis 1000.
42
masih masuk dalam rentang dosis yang dipergunakan
dalam terapi. Paracetamolini memiliki efek farmakologi
berupa analgetika tipiretika. Berdasarkan sifat
fisikokimianya, parasetamol tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam air mendidih sehingga pembuatan larutan
baku parasetamol dilakukan dengan melarutkan
parasetamol dalam air mendidih

43
Secara teoritis
parasetamol yang diberikan pada saat
praktikum masuk dalam kategori
kompartemen dua terbuka karena
pemberiannya secara peroral dan
memiliki fase absorpsi, distribusi, dan
eliminasi sehingga kurvanya
berbentuk bifasik.

45
46
Kurva yang telah dibuat dianalisis dengan cara disamakan dengan kurva
yang terdapat dalam teori, kurva yang didapat dalam percobaan
mengalami banyak fluktuasi yang tidak seharusnya, hal ini disebabkan
karena sifat fisiologi tikus yang berbeda beda setiap saat. Tmax adalah
waktu yang dibutuhkan oleh Paracetamol untuk mencapai kadar puncak
atau kadar yang paling tinggi didalam tubuh. Dari hasil kurva didapatkan
bahwa parasetamol 500, 750, dan 1000 mg memiliki Tmax pada menit ke
30 utuk semua dosis.
t1/2 eliminasi adalah waktu yang dibutuhkan obat untuk separuhnya
tereliminasi, pada percobaan didapat t1/2 untuk parasetamol 500 mg
adalah 481,25 menit atau 8,02 jam, 750 mg adalah 481,25 menit atau 8,02
jam, dan untuk 1000 mg adalah 142,01 menit atau 2,37 jam. secara teori
t1/2 parasetamol berkisar antara 1-4 jam sehingga pada percobaan t1/2
hanya parasetamol 1000 mg memenuhi syarat.
Lama sampling didasarkan pada t1/2 yang didapat, pada 500 mg 24,06
jam - 40,10 jam; pada 750 mg didapat 24,06 jam - 40,10 jam; pada 1000
mg didapat 7,10 jam - 11,83 jam. Setelah dibuat kurva maka dapat
disimpulkan bahwa parasetamol dengan dosis 1000 mg dalam percobaan
yang diberikan per oral memiliki fase absorbsi, distribusi, metabolisme,
dan eliminasi sehingga mengikuti model
47 kompartemen dua terbuka yang
Hasil t1/2 dan lama sampling parasetamol 1000 mg
yang didapat memenuhi syarat dan sesuai dengan
parameter farmakokinetik sedangkan parasetamol
500 dan 750 mg tidak memenuhi syarat, hal ini
kemungkinan disebabkan karena tikus putih yang
kita ambil darahnya, mungkin akan mengalami
perubahan biokimia di dalam tubuhnya dikarenakan
terlalu banyak cuplikan darah yang diambil dari
tubuhnya dan tikus menjadi stress sehingga
mempengaruhi hasil yang didapat.

48
KESIMPULAN
• Untuk pemilihan dosis ini digunakan tiga konversi dosis, yaitu
paracetamol pada dosis 500, 750 dan 1000 mg.
• t1/2 untuk parasetamol 500 mg adalah 481,25 menit atau 8,02 jam,
750 mg adalah 481,25 menit atau 8,02 jam, dan untuk 1000 mg
adalah 142,01 menit atau 2,37 jam, secara teori t1/2 parasetamol
berkisar antara 1-4 jam sehingga pada percobaan t1/2 parasetamol
500 mg dan 750 mg tidak memenuhi syarat sedangkan untuk
parasetamol 1000 mg memenuhi syarat
• Lama sampling pada parasetamol 500mg 24,06 jam - 40,10 jam;
pada 750 mg didapat 24,06 jam - 40,10 jam; pada 1000 mg didapat
7,10 jam - 11,83 jam. 6.
• Parasetamol dalam percobaan ini yang diberikan per oral memiliki
fase absorbsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi sehingga
mengikuti model kompartemen dua terbuka yang sesuai dengan
teori.

49
IX. DAFTAR PUSTAKA
• Aiache, J. M. 1993. Farmesetika 2 Biofarmasi Edisi
II. Surabaya: Airlangga University Press.
• Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
• Cahyati, Yeyet S. 1985. Cermin Dunia Kedokteran,
Pengantar Farmakokinetika. Jakarta : Pusat
Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma.
• Shargel, Leon and Andrew Yu. 1999. Applied
Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 476-477,
Fourth Edition. United States of America: Appleton
and Lange.

50
Team Presentation

Imani Jackson Marcos Galán Ixchel Valdía Nils Årud


JOB TITLE JOB TITLE JOB TITLE JOB TITLE
Blue is the colour of the Blue is the colour of the Blue is the colour of the Blue is the colour of the
clear sky and the deep sea clear sky and the deep sea clear sky and the deep sea clear sky and the deep sea

51
Competitor Matrix
HIGH VALUE 2

Competitor
Compet
itor
Our company

Competitor

HIGH VALUE 1
LOW VALUE 1

Competitor

Competitor Competitor

LOW VALUE 2
52
Weekly Planner
SUNDAY MONDAY TUESDAY WEDNESDAY THURSDAY FRIDAY SATURDAY

9:00 - 9:45 Task Task Task Task Task Task Task

10:00 -
Task Task Task Task Task Task Task
10:45

11:00 -
Task Task Task Task Task Task Task
11:45

12:00 -
✔ Free time ✔ Free time ✔ Free time ✔ Free time ✔ Free time ✔ Free time ✔ Free time
13:15

13:30 -
Task Task Task Task Task Task Task
14:15

14:30 -
Task Task Task Task Task Task Task
15:15

15:30 -
Task Task Task Task Task Task Task
16:15

53
SlidesCarnival icons are
editable shapes.

This means that you can:


> Resize them without
losing quality.
> Change fill color and
opacity.
> Change line color,
width and style.
Isn’t that nice? :)

Examples:
Diagrams and infographics

55
You can also use any emoji as an icon!
And of course it resizes without losing quality.

How? Follow Google instructions


https://twitter.com/googledocs/status/730087240156643328

✋👆👉👍👤👦👧👨👩👪💃🏃💑❤😂😉😋
😒😭😸💣
👶😸 🐟🍒🍔💣 📌📖🔨🎃🎈🎨🏈🏰🌏🔌🔑
and
many more...

56
Free templates for all your presentation needs

For PowerPoint and 100% free for personal or Ready to use, professional Blow your audience away
Google Slides commercial use and customizable with attractive visuals

Anda mungkin juga menyukai