Bab 2
Budaya Organisasi
Membangun budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja
merupakan hal yang tidak mudah untuk dicapai, tingginya tingkat kecelakaa
n menjadi indikator yang jelas bahwa budaya K3 masih rendah.
Jika kita bertanya kepada pekerja tentang risiko yang mungkin dapat terjadi
jika melakukan tindakan tidak aman, maka pekerja dapat menjawabnya.
Akan tetapi actual yang dilakukan oleh pekerja – pekerja tersebut dalam mel
akukan pekerjaan masih jauh dari prinsip K3.
Penerapan 5R (5S) di Tempat Kerja
1. Ringkas (Seiri)
2. Rapi (Seiton)
3. Resik (Seiso)
4. Rawat (Seiketsu)
5. Rajin (Shitsuke)
Contoh Pengendalian Visual 5R (5S) di tempat Kerja
Contoh Label dan Kode warna sebagai Pengendalian Visual
Budaya K3 meliputi :
• presepsi
• asumsi nilai
• norma
• keyakinan para pekerja, di anggap lebih bersifat global dari pada iklim k3.
Dimensi dan Iklim K3
Berdasarkan pendapat Flin et.al. (2000) dan guldenmund (2000) yang
mengidentifikasi bahwa dimensi iklim keselamatan dan kesehatan kerja
terdiri atas variabel :
• Komitmen manajemen ( manager/supervisor attitude toward safety)
• Sistem manajemen K3 ( safety system )
• Faktor Resiko ( factor risk )
• Tekanan tempat kerja (workplace pressure )
• Performa K3
Sistem Manajemen K3
Sistem manajemen K3 merupakan sitem dokumentasi formal untuk pe
ngendalian potensi sumber bahaya yang beresiko kecelakaan.
Dan memiliki dua tujuan umum, yaitu :
1. Meningkatkan kinerja keselamatan organisasi, yang meliputi perenc
anaan, pengendalian, dan pengawasan keselamatan dalam aktivita
s normal, transien, dan situasi darurat.
2. Memelihara dan mendukung terciptanya budaya keselamatan yang
kuat melalui pengembangan dan memperkuat sikap serta perilaku k
eselamatan yang baik dalam diri individu dan tim sehingga mereka
dapat menyelesaikan tugas dengan selamat.
Faktor Resiko dalam Iklim K3
Menurut dyer, (2000), beban kerja yang berlebihan dari atasan perusa
haan akan mempengaruhi kemampuan pekerja dalam memonitor kese
hatan dan keselamatan kerja.
Performa K3
Barlington dan Hutchion (2000) berpendapat bahwa kesehatan dan kese
lamatan kerja (K3) harus di padukan kedalam sistem kerja bereformasi ti
nggi, agar sistem tersebut memotivasi orang – orang untuk memproduks
i barang – barang dan pelayanan yang berkualitas dan berkuantitas, me
njadi kreatif , inovatif dan sangat aman.
TERIMAKASIH