Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

ANTENATAL NORMAL

Dewi Yuliana, M.Kep.,Ns


SUB POKOK BAHASAN :
1. Kehamilan
a. Fertilisasi
b. Penentuan Sex
c. Pertumbuhan Telur dan Janin
d. Fisiologi Janin
2. Pemeriksaan Kehamilan
a. Anamnesa/pemeriksaan kehamilan
b. Tanda-tanda Kehamilan
c. Pemeriksaan Leopold
FERTILISASI...????
a. Fertilisasi
Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan sel
mani/sperma dengan sel telur di tuba falopi.
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita
(senggama/coitus)

ejakulasi sperma

akan dilepaskan cairan mani/sperma kedalam saluran


reproduksi wanita

Jika senggama terjadi pada sekitar masa ovulasi (masa subur


wanita) maka kemungkinan sel sperma akan bertemu
dengan sel telur wanita yang dikeluarkan pada saat ovulasi
Untuk menentukan masa subur, dipakai 3 patokan sbb:
1. Ovulasi terjadi 14±2 hari sebelum haid yang akan datang
2. Sperma dapat hidup & membuahi dalam 2 – 3 hari setelah ejakulasi
3. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi

PROSES FERTILISASI

Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk kedalam


tuba. Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium, ditangkap oleh fimbrae
dengan umbai pada ujung proksimalnya dan dibawa ke dalam tuba
falopii. Ovum yang dikelilingi oleh perivitelina, diselubungi oleh bahan
opak setebal 5-10 μm, yang disebut zona pelusida. Jika ovum sudah
dikeluarkan, folikel akan mengempis dan berubah menjadi kuning,
membentuk korpus luteum. Kemudian ovum siap dibuahi apabila sperma
mencapainya.

Dari 60-100 juta sperma yang diejakulasikan kedalam vagina pada saat
ovulasi, beberapa juta berhasil menerobos saluran heliks didalam mukus
serviks dan mencapai rongga uterus beberapa ratus sperma dapat
melewati pintu masuk tuba falopii yang sempit dan beberapa diantaranya
dapat hidup sampai mencapai ovum di ujung fibrae tuba falopii.
Hal ini disebabkan karena selama beberapa jam, protein plasma dan
likoprotein yang berada dalam cairan diluruhkan. Reaksi ini disebut
reaksi Kapasitasi.

Setelah reaksi kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi


setelah sperma dekat dengan oosit. Sel sperma yang telah menjalani
kapasitasi akan terpengaruh oleh zat-zat dari korona radiata ovum,
sehingga isi akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan
berkontak dengan lapisan korona radiata. Pada saat ini dilepaskan
hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine-like agent
dan lysine-zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati
zona pelusida untuk mencapai ovum. Hanya satu sperma yang memiliki
kemampuan untuk membuahi, karena sperma tersebut memiliki
konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah
menembus. Jika spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi
perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Setelah itu
terjadi reaksi khusus di zona pelusida yang bertujuan mencegah
terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya.
b. Penentuan Sex
Manusia mempunyai 46 kromosom yang tersusun sebagai 23 pasang
kromosom homolog (berpasangan). Pasangan kromosom yang ke 23
adalah sepasang kromosom seks yang menentukan jenis kelamin anak.
Sedangkan 22 pasang otosom mengatur kebanyakan sifat tubuh .
Pada wanita normal mempunyai dua buah kromosom X (46,XX) dan
laki-laki bila mempunyai salah satu kromosom X dan satu buah
kromosom Y (46,XY).
Kromosom Y pada laki-laki mempunyai gen SRY (Sex Determining
Region) yang terdapat dilengan pendek (Yp) kromosom tersebut. Gen
Tersebut membuat gonad menjadi testis (laki-laki) pada usia
kehamilan
6 minggu.
Perkembangan dari kelamin wanita tidak bergantung terhadap estrogen,
namun perkembangan seks laki-laki bergantung terhadap dari
konsentrasi yang tinggi dari androgen hingga pada periode kritis.
Androgen yang utama adalah testosterone dan dihidrotestosterone (DHT)
yang berikatan pada spesifik Androgen Reseptor (AR) pada target
jaringan. Androgen disintesis dari sel leydig dan diinisiasi secara autonom
yang bergantung pada sekresi hCG plasenta. Masa usia gestasi lanjut,
androgen sintesis dikontrol oleh sekresi LH dari kelenjar pituitari janin
pada saat konsentrasi hCG mulai menurun. Pertumbuhan phallus
berbarengan pada usia gestasi lanjut, oleh karena itu kejadian mikropenis
secara khas ditemukan pada bayi laki-laki dengan kongenital
hypopituitari. Produksi dan aksi androgen secara optimal cukup untuk
pembentukan genitalia internal dan eksternal.
c. Pertumbuhan Telur dan Janin

Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya


konsepsi. Kehamilan akan berlangsung selama 280 hari atau 10
bulan atau 40 minggu terhitung dari hari pertama haid terakhir.

Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3 tahapan penting


yaitu: tingkat ovum (telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil konsepsi
belum tampak terbentuk dalam pertumbuhan; embrio(mudigah)
antara umur 3-5 minggu dan sudah tampak rancangan bentuk alat-
alat tubuh; janin (fetus) usia 5 minggu dan sudah berbentuk
manusia.
Bulan ke-0
Sperma membuahi ovum, membelah,
masuk di uterus dan menempel pada hari
ke-11

Minggu ke-4/ Bulan ke-1


Bagian tubuh embrio yang pertama
muncul akan menjadi tulang belakang,
otak, dan saraf tulang belakang. Jantung,
sirkulasi darah dan pencernaan juga sudah
terbentuk.

Minggu ke-8/ Bulan ke-2


Panjang janin 250 mm. Jantung mulai
memompa darah. Raut muka dan bagian
utama otak dapat terlihat. Terbentuk
telinga, tulang dan otot di bawah kulit yang
tipis.
Minggu ke-12/ Bulan ke-3
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas
simpisis (tulang kemaluan). Embrio
menjadi janin. Denyut jantung terlihat
pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada
pusat tulang, kuku, ginjal mulai
memproduksi urin.

Minggu ke-16/ Bulan ke-4


Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100
gram. Tinggi rahim setengah atas simpisis
pubis. Sistem muskuloskeletal sudah
matang, sistem saraf mulai melakukan
kontrol. Pembuluh darah berkembang
cepat. Tangan janin dapat menggenggam.
Kaki menendang aktif. Pankreas
memproduksi insulin. Kelamin luar sudah
dapat ditentukan jenisnya.
Minggu ke-20/ Bulan ke-5
Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300
gram. Tinggi rahim setinggi pusat. Verniks
melindungi tubuh. Lanugo menutupi
tubuh dan menjaga minyak pada kulit.
Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut.
Janin membuat jadwal teratur tidur,
menelan dan menendang.

Minggu ke-24/ Bulan ke-6


Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600
gram. Tinggi rahim di atas pusat. Kerangka
berkembang cepat. Berkembangnya sistem
pernafasan.

Minggu ke-28/ Bulan ke-7


Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000
gram. Tinggi rahim antara pertengahan
pusat – prosessus xifodeus. Janin bisa
bernafas, menelan dan mengatur suhu.
Terbentuk surfaktan dalam paru-paru.
Mata mulai membuka dan menutup.
Bentuk janin dua pertiga bentuk saat lahir.
Minggu ke-32/ Bulan ke-8
Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700
gram. Tinggi rahim dua pertiga di atas
pusat. Simpanan lemak berkembang di
bawah kulit. Janin mulai menyimpan zat
besi, kalsium dan fosfor. Kulit merah dan
gerak aktif.

Minggu ke-36/ Bulan ke-9


Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500
gram. Tinggi rahim setinggi prosessus
xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah
sempurna.

Minggu ke-40/ Bulan ke-10


Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000
gram. Tinggi rahim dua jari bawah
prossesus xifodeus. Kepala janin masuk
PAP (pintu atas panggul), kuku panjang,
testis telah turun. Kulit halus hampir tidak
ada lanugo.
d. Fisiologi Janin
Untuk Indonesia, kriteria janin cukup bulan
dikategorikan sbb :
1. Cukup bulan, dalam kandungan yang
lamanya 40 pekan
2. Sehat dan sempurna, tumbuh dengan
panjang 48-50 cm dan berat badan 2500-
3000 gr
1) Fungsi Respirasi
Kehamilan 22 minggu, sistem kapiler terbentuk dan paru sudah
memiliki kemampuan untuk melakukan pertukaran gas.

Aterm, sudah terbentuk 3 – 4 generasi alveolus. Epitel yang semula


berbentuk kubis merubah menjadi pipih saat pernafasan pertama,
pertukaran gas pada janin berlangsung di plasenta.

Tekanan parsial O² (PO²) darah janin < darah ibu, namun oleh karena
darah janin mengandung banyak Hbf maka saturasi oksigen janin yang
ada sudah dapat mencukupi kebutuhan.

2) Sirkulasi Janin
Rangkaian paralel dimana curah jantung dari ventrikel kiri dan kanan
langsung menuju ke jalinan vaskular berbeda.
Sirkulasi janin ditandai oleh adanya “shunt” :
 Ductus venosus Arantii
 Ductus arteriosus Botali
3) Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi bayi terdiri dari 3 fase :
 Fase intrauterin dimana janin sangat tergantung pada plasenta
 Fase transisi yang dimulai segera setelah lahir dan tangisan
pertama
 Fase dewasa yang umumnya berlangsung secara lengkap pada
bulan pertama kehidupan

4) Fungsi Gastrointestinal
Sebagian cairan amnion yang ditelan berikut materi seluler yang
terkandung didalamnya melalui aktivitas enzymatik dan bakteri
dirubah menjadi mekonium.

Mekonium tetap berada didalam usus kecuali bila terjadi hipoksia


hebat yang menyebabkan kontraksi otot usus sehingga mekonium
keluar dan bercampur dengan cairan ketuban.

Proses glukoneogenesis dari asam amino dan timbunan glukosa


yang memadai dalam hepar belum terjadi saat neonatus.
5) Fungsi Ginjal
Plasenta, paru dan ginjal maternal dalam keadaan normal akan
mengatur keseimbangan air dan elektrolit pada janin.

Pembentukan urine dimulai pada minggu 9 – 12.

Pada kehamilan 32 minggu produksi urine mencapai 12 ml/jam, saat


aterm 28 ml/jam. Urine janin adalah komponen utama dari cairan
amnion.

6) Sistem Imunologi
Pada awal kehamilan kapasitas janin untuk menghasilkan antibodi
terhadap antigen maternal atau invasi bakteri sangat buruk

Sejak minggu ke 20 respon imunologi pada janin diperkirakan mulai


terjadi.

Respon janin dibantu dengan transfer antibodi maternal dalam


bentuk perlindungan pasif yang menetap sampai beberapa saat pasca
persalinan.

IgM terutama berasal dari janin sehingga dapat digunakan untuk


menentukan adanya infeksi intrauterin.
7) Endokrin
Thyroid adalah kelenjar endokrin pertama yang terbentuk pada
janin.

Pancreas terbentuk pada minggu ke 12 dan insulin dihasilkan oleh


sel B Pancreas. Insulin maternal tidak dapat melewati plasenta
sehingga janin harus membentuk insulin sendiri untuk kepentingan
metabolisme glukosa.

Janin memproduksi TSH-Thypoid stimulating hormon sejak minggu


ke 14 yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4.

Anda mungkin juga menyukai