Anda di halaman 1dari 21

Pendekatan berfikir kritis pada

proses diagnosis keperawatan

BY: DEWI MURNI


Pendahuluan

Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara


berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu
rangkaian pikiran dan persepsi.
Critical berasal dari bahasa Grika yang berarti :
bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat
keputusan. Kritein yang berarti to choose, to
decide. Krites berarti judge. Criterion (bahasa
Inggris) yang berarti standar, aturan, atau
metode. Critical thinking ditujukan pada situasi,
rencana dan bahkan aturan-aturan yang terstandar dan
mendahului dalam pembuatan keputusan (Mz. Kenzie).
Menurut Brunner dan Suddarth (1997), berpikir
kritis adalah proses kognitif atau mental
yang mencakup penilaian dan analisa
rasional terhadap semua informasi dan ide
yang ada serta merumuskan kesimpulan dan
keputusan.
Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat
dari beberapa aspek:
Relevance 
Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang
dikemukakan.
 Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang
dikemukakan.
Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-
ide atau informasi baru maupun dalam sikap
menerima adanya ide-ide baru orang lain.
Sambungan

Outside material Menggunakan pengalamannya


sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari
perkuliahan (refrence)
 Ambiguity clarified Mencari penjelasan atau
informasi lebih lanjut jika dirasakan ada
ketidakjelasan.
Linking ideas Senantiasa menghubungkan fakta,
ide atau pandangan serta mencari data baru dari
informasi yang berhasil dikumpulkan.
sambungan
Justification
Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap
suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk
di dalalmnya senantiasa memberi penjelasan mengenai
keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari
suatu situasi atau solusi.
Critical assessment  Melakukan evaluasi terhadap setiap
kontribusi / masukan yang datang dari dalam dirinya
maupun dari orang lain.
 Practical utility  Ide-ide baru yang dikemukakan selalu
dilihat pula dari sudut keperaktisan / kegunaanya dalam
penerapan.
Width of understanding  Diskusi yang dilaksanakan
senantiasa bersifat meluaskan isi atau materi diskusi
Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas
dapat dibedakan dalam beberapa kegiatan
Berpusat pada pertanyaan (focus on question)
 Analisa argument (analysis arguments)
Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk
klarifikasi (ask and answer questions of clarification
and/or challenge)
Evaluasi kebenaran dari sumber informasi
(evaluating the credibility sources of information)
Keterampilan dan  Aplikasi berpikir kritis dalam
praktik keperawatan

Interpretasi   Lakukan pengumpulan  data secara 


sistematis. cari pola data lalu buat katagori(contoh :
Diagnosis keperawatan. klarifiksi semua data yang
belum jelas.
Analisis             
Berfikir lah terbuka dalam melihat data imfomasi
Klien.jangan membuat asumsi yang ceroboh. Apakah
data tidak sesuai dengan yang anda ketahui?
sambungan

Kesimpulan   Lihat arti dari data yang anda punya


dan apakah signifikan? Apakah terdapat hubungan
antar data?apakah data tersebut dapat membantu
anda untuk mengetahui adanya masalah klien?
Evaluasi   Lihatlah situasi secara objektif. Gunakan
kriteria (contoh : hasil yang diharapkan karakteristik
nyeri, tujuan pembelajaran) untuk menentukan hasil
atau tindakan keperawatan . Evaluasi pada tindakan
yang sudah anda lakukan sendiri.
Sambungan

Penjelasan  Jelaskan panemuan dan kesimpulan


yang anda buat. Gunakan semua pengetahuan dan
pengalaman anda untuk menentukan cara yang tepet
dalam merawat klein.
Pengontrolan diri
Lihat kejadian yang telah anda alami. Temukan cara
bagaimana anda dapat memperbaiki performa
anda.Apa yang membuat anda merasa telah secses?
Menurut North American Nursing Diagnosis
Association (NANDA) (1990, dalam
Carpenito, 1997) diagnosa keperawatan
adalah keputusan klinis mengenai seseorang,
keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari
masalah-masalah kesehatan/ proses
kehidupan yang aktual atau risiko.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar-
dasar pemilihan intervensi untuk mencapai
hasil yang menjadi tanggung gugat perawat.
Adapun persyaratan dari diagnosa
keperawatan adalah perumusan harus jelas
dan singkat dari respons pasien terhadap
situasi atau keadaan yang dihadapi, spesifik
dan akurat, memberikan arahan pada asuhan
keperawatan, dapat dilaksanakan oleh
perawat dan mencerminkan keadaan
kesehatan klien.
Syarat dari diagnosa keperawatan adalah

Perumusan harus jelas dan singkat berdasarkan


respon klien terhadap Situasi atau keadaan kesehatan
yang sedang dihadapi.
Spesifik dan akurat.
Merupakan pernyataan dari: P(Problem)+ E (Etiologi)
+S (Sign/Simptom)
atau P (Problem) + E (Etiologi).
Memberikan arahan pada rencana asuhan
keperawatan.
Dapat dilaksanakan intervensi keperawatan oleh
perawat.
Prioritas Diagnosa Keperawatan. n.
Tipe Diagnosa Keperawatan

1. Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing


Diagnoses).  aktual menyajikan keadaan yang
secara klinis telah divalidasi melalui batasan
karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe
dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat
komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik,
dan faktor-faktor yang berhubungan (Craven &
Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
2. Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi (Risk
and High-Risk Nursing Diagnoses),adalah
keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan
masyarakat sangat rentan untuk mengalami masalah
bila tidak diantisipasi oleh tenaga keperawatan,
dibanding yang lain pada situasi yang sama atau
hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito,
1997).
3. Diagnosa keperawatan kemungkinan
(Possible Nursing Diagnoses), adalah
pernyataan tentang masalah-masalah yang
diduga masih memerlukan data tambahan.
Namun banyak perawat-perawat telah
diperkenalkan untuk menghindari sesuatu
yang bersifat sementara dan NANDA tidak
mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk
jenis ini (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito,
1997).
Komponen Rumusan Diagnosa Keperawatan.

Problem (masalah), adalah gambaran keadaan


klien dimana tindakan keperawatan dapat
diberikan karena adanya kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya tidak terjadi.
Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang
menunjukkan penyebab terjadinya problem
(masalah).
Sign/symptom (tanda/ gejala), adalah ciri,
tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai
akibat adanya masalah
Prioritas sebuah diagnosa keperawatan

1. Berdasarkan tingkat Kegawatan


a.Keadaan yang mengancam kehidupan.
b.Keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam
kehidupan.
c.Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2. Berdasarkan Kebutuhan maslow,yaitu Kebutuhan
fisiologis,kebutuhan keamanan dan
keselamatan,kebutuhan mencintai dan
dicintai,kebutuhan harga diri dan kebutuhan
aktualisasi diri.
3. Berdasarkan sarana/sumber yang tersedia,
Diagnosa keperawatan 

Berfokus pada respons atau reaksi klien


terhadap penyakitnya.
Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-
psiko-sosio-spiritual.
Berubah sesuai dengan perubahan respons
klien.
Mengarah kepada fungsi mandiri perawat
dalam melaksanakan tindakan keperawatan
dan evaluasi.
Diagnosa Medis

Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat


pengobatan dan penyembuhan penyakit.
Berorientasi kepada keadaan patologis
Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai
sembuh.
Mengarah kepada tindakan medik yang
sebahagian besar dikolaborasikan kepada
perawat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai