Anda di halaman 1dari 47

Gangguan Sistem Persyarafan

Low Back Pain


Tekanan Tinggi Intrakrania
Iin Patimah, M.Kep

Disampaiakan dalam Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT
DEFINISI

Nyeri punggung bawah


(NPB) dengan sinonim: nyeri
pinggang, low back pain
--> nyeri yang dirasakan di
daerah punggung bawah,
diantara sudut iga paling
bawah dan sakrum.
ETIOLOGI

• Non Spesifik
cedera otot, ligamen, spasmus atau keletihan otot.
Stenosis spinal dan Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
• Spesifik
Keganasan hanya 0,7%, fraktur kompresi 4%, infeksi spinal
0,01%, Ankylosing Spondylitis 0,3-5% dan sindrom kauda
ekuina diperkirakan hanya 0,04%.
Stenosis Spinal
Hernia Nucleus Polposus
TIPE NYERI

• Penyebaran nyerinya bisa


lokal, radikular, lokal dan
radikular, atau nyeri rujuk
(referred pain ),
• Jenis NBP
– NPB bisa akut (< 4 minggu),
– subakut (4-13 minggu)
– kronik (>12 minggu).
KLASIFIKASI

• NPB non spesifik pada umumnya terdapat ciri-ciri sebagai


berikut :
ƒ Umur: 20-55 tahun.
ƒ Keadaan umum pasien baik.
ƒ Nyeri pada daerah paha, pantat dan lumbosakral.
ƒ Nyeri mekanik.
• NPB karena gangguan neurologis :
ƒ adanya nyeri radikular/iskialgia.
ƒ nyeri menyebar sampai dibawah lutut, tidak hanya paha bagian belakang.
ƒ riwayat nyeri / kesemutan yang lama.
ƒ Tanda Lasegue positif.
ƒ riwayat gangguan miksi / defekasi / fungsi seksual.
ƒ adanya saddle back anestesia / hipestesia.
ƒ adanya kelemahan tungkai dan gangguan gaya jalan.

Pada umumnya belum perlu dirujuk ke spesialis saraf dalam waktu


4 minggu pertama.
Klasifikasi
NPB yang disebabkan oleh penyakit spinal yang serius (red flags).
yang perlu diajukan antara lain adalah sebagai berikut
ƒ Usia: kurang dari 20 tahun atau lebih dari 55 tahun.
ƒ Riwayat trauma: kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian.
ƒ Riwayat adanya karsinoma.
ƒ Adanya penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.
ƒ Pemakaian obat-obatan imunosupresan / kortikosteroid Sistemik.
ƒ Penyalahgunaan obat / narkoba.
ƒ Riwayat febris dan radang saluran kemih.

Penderita harus segera dirujuk ke spesialis terkait dalam waktu kurang dari 4 minggu

(Croft et al.,
1998; Casey et al.,1999; Chou et al., 2007a) :
Klasifikasi

• Yellow flags
– risiko terjadinya NPB kronik ( yellow flags ). Nyeri punggung
bawah dapat disebabkan oleh kelainan diluar punggung
sehingga perlu disingkirkan kemungkinan penyebab dari
– luar punggung seperti : pankreatitis, nefrolitiasis, aneurisma
aorta, endokarditis dan penyakit sistemik yang lain.

(Chou et al., 2007a;Chou and Huffman , 2007b)


Pemeriksaan Penunjang

• Neuroimaging
• Foto polos
• MRI atau CT sken
• Neurofisiologi.
• Pemeriksaan Laboratorium (Pemeriksaan laju endap
darah, darah tepi lengkap, C reactive, protein , faktor
rematoid, alkali fosfatase, kalsium dilakukan sesuai
dengan indikasi.
Neuroimaging
Foto PoloS
Tata Laksana

• A. Terapi Konservatif
• B. Terapi Pembedahan
A. Terapi Konservatif

• Tujuan
– terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf,
– memperbaiki kondisi fisik pasien dan melindungi serta
– meningkatkan fungsi tulang punggung secara keseluruhan.

• Terapi konservatif dapat dibagi menjadi :


– . Terapi Farmakologi
– . Terapi Non Farmakologi
Terapi Farmakologi

• Analgesik dan OAINS ( Obat Anti Inflamasi NonSteroid)


• Obat pelemas otot (muscle relaxant)
• Opioid
• Kortikosteroid oral
• Analgesik adjuvan.
• Suntikan pada titik picu
Non farmakologi

• NPB akut
– Terapi latihan.
– Manipulasi spinal (kiropraktik).
– Tirah baring.
– Korset lumbal
– Kompres hangat
– Traksi

• Tidak cukup bukti traksi pelvis bermanfaat untuk NPB.


• (Chou et al., 2007c)
• NPB kronik
– Rehabilitatif
• x TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation):
• x Korset lumbal
• x Terapi Latihan
• x Akupunktur
• Intervensi psikologis
• Pencegahan nyeri punggung .
( Wirawan. 2004; Chou et al., 2007 c)
C. Upaya-upaya pencegahan

• x Lakukan kegiatan sehari-hari dengan baik dan benar,


– x Olahraga yang teratur terutama olahraga yang dapat
memperkuat otot
– x Hidup santai, mendengarkan musik, menjalankan ajaran
agama,
• (Wirawan, 2004; Chou,2008)
Pencegahan untuk yang sedang nyeri punggung.

• x Jangan mengangkat, mendorong atau menarik.


• x Jangan membungkuk atau jongkok terlalu lama.
• x Usahakan supaya tidak batuk atau mengejan.
• x Hindari naik turun tangga ataupun pekerjaan fisik yang
mengeluarkan banyak tenaga.
• x Jangan menggunakan sepatu bertumit tinggi.
Pencegahan kambuhnya nyeri punggung

• x Berusaha duduk dan berdiri dengan sikap yang benar.


• x Berusaha melakukan latihan secara teratur.
• x Tidur yang cukup.
• x Hidup dalam batas ketegangan yang normal.
• x Berusaha mengurangi berat badan jika kegemukan.
• x Jangan mengambil risiko jika aktivitas itu mengganggu
pinggang anda.
Terapi pembedahan
• x Setelah satu bulan dirawat konservatif tidak ada kemajuan.
• x Iskhialgia yang berat sehingga pasien tidak mampu menahan
• nyerinya.
• x Iskhialgia menetap atau bertambah berat.
• x Adanya gangguan miksi / defekasi dan seksual.
• x Ada bukti klinik terganggunya akar saraf.
• x Ada kelemahan otot tungkai bawah. (Purwata, 2003; Sadeli &
• Tjahjono. 2001)
Tekanan Tinggi Intrakranial
Pendahuluan
• (Hukum MonroKellie).
Oleh karena itu bila
terdapat kelainan
pada salah satu isi
yang mempengaruhi
peningkatan volume
didalamnya akan terjadi
peningkatan
tekanan intrakranial
setelah batas
kompensasi
(compliance)
terlewati.
Para meter Norma Tekanan Intrakranial

• 8-10 mmHg untuk bayi,


• < 15 mmHg untuk anak dan dewasa,
• > 20 mmHg dan sudah menetap dalam waktu lebih dari
20 menit dikatakan sebagai hipertensi intrakranial
PATOFISIOLOGI
Ruang intradural terdiri dari ruang intraspinal ditambah ruang
intrakranial.
Total volume ruang ini pada orang dewasa sekitar 1700 mL,
8% adalah cairan serebrospinal, 1
2% volume darah,
80% jaringan otak dan medulla spinalis.
• Pertambahan volume dari suatu kompartemen hanya dapat terjadi jika terdapat
penekanan (kompresi) pada kompartemen yang lain.
• Satu-satunya bagian yang memilik kapasitas dalam mengimbangi (buffer capacity)
adalah terjadinya kompresi terhadap sinus venosus dan terjadi perpindahan LCS
ke arah aksis lumbosakral.
• Ketika manifestasi di atas sudah maksimal maka terdapat kecenderungan
terjadinya peningkatan volume pada kompartemen (seperti pada massa di otak)
• --> akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial (TIK).

(Wolfe TJ, Torbey MT; Curr Neuro Neurosci Reports 2009;. Mayer SA, Chong JY.
2002; Timofeev I. 2008)
Dampak TIK

• Tekanan intrakranial akan mempengaruhi tekanan perfusi


cerebral (CPP / Cerebral perfusion pressure).
• CPP dapat dihitung sebagai selisih antara rerata tekanan
arterial (MAP) dan tekanan intrakranial (ICP/TIK).
• CPP = MAP – ICP atau MAP
• perubahan pada tekanan intrakranial akan mempengaruhi
tekanan perfusi cerebral, dimana ini akan berakibat
terjadinya iskemia otak.
• (Nakagawa K, Smith WS. 2011)
ETIOLOGI
TANDA GEJALA

• 1. Sakit kepala merupakan gejala umum pada


peningkatan TIK.
• 2. Muntah proyektil dapat menyertai gejala pada
peningkatan TIK. .
• 3. Edema papil
• 4. Defisit neurologis seperti didapatkan gejala perubahan
tingkat kesadaran; gelisah, iritabilitas, letargi; dan
penurunan fungsi motorik.
• 5. Kejang umum/fokal
• Sindroma HerniasiCushing’s triad
– Bila peningkatan TIK berlanjut dan progresif berhubungan
dengan penggeseran jaringan otak maka akan terjadi
sindroma herniasi dan tandatanda umum (hipertensi,
bradikardi, respirasi ireguler) muncul.
Penyakit dengan TIK

1 Trauma kepala berat


2 Intraserebral hemoragik
3 Subarachnoid Hemoragik
4 Hidrosephalus
5 Strok
6 Edema serebri
7 Post kraniotomi
8 Ensefalopati
Kontraindikasi pemantauan TIK
• a. Koagulopati
• b. Trombosit < 100.000/mm³
• c. Bila pasien menggunakan obat anti platelet, sebaiknya berikan sekantong platelet dan evaluasi
fungsi platelet dengan menghitung waktu perdarahan.

• Komplikasi akibat pemantauan TIK


– Infeksi intrakranial
– Perdarahan intraserebral
– Kebocoran udara masuk ke ventrikel atau ruang subarachnoid
– Kebocoran cairan serebrospinal
– Overdrainage CSF menyebabkan ventrikel kolaps dan herniasi
OBSERVASI TIK

• metode invasif (secara langsung)


• Metode Non invasif (tidak langsung).
Metode Invasif
Pemantauan Non Invasif
• Tingkat kesadaran (GCS)
• Pemeriksaan pupil
• Pemeriksaan motorik okuler (perhatian khusus pada nervus III
dan VI)
• Pemeriksaan motorik (perhatian khusus pada hemiparesis)
• Adanya mual atau muntah
• Keluhan nyeri kepala
• Tanda vital saat itu
• Oftalmoskopi --> PAPIL EDEMA
• ujuannya adalah menghindari
• hipoksia (PaO2 < 60 mmHg) dengan
• mengoptimalkan oksigenasi(Saturasi O2
• >94% atau PaO2 >80 mmHg) dan
• menghindari hipotensi (tekanan darah
• sistol ≤ 90 mmHg). Beberapa hal yang
• berperan besar dalam menjaga agar TIK
• tidak meninggi antara lain adalah :
PENATALAKSANAAN

• Mengatur posisi kepala lebih tinggi sekitar 30-45º, dengan


tujuan memperbaiki venous return
• Mengusahakan tekanan darah yang optimal, tekanan
darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan edema
serebral, sebaliknya tekanan darah terlalu rendah akan
mengakibatkan iskemia otak dan akhirnya juga akan
Menyebabkan edema dan peningkatan TIK.
3. Mencegah dan mengatasi kejang
4. Menghilangkan rasa cemas, agitasi dan nyeri
5. Menjaga suhu tubuh normal < 37,5ºC
6. Koreksi kelainan metabolik dan elektrolit.
Hiponatremia akan menyebabkan penurunan osmolalitas plasma sehingga akan terjadi edema
sitotoksik, sedangkan hipernatremia akan menyebabkan lisisnya sel-sel neuron.
7. Hindari kondisi hiperglikemia
8. Pasang kateter vena sentral untuk
•memasukkan terapi hiperosmolar atau vasoaktif jika diperlukan. MAP < 65 mmHg harus segera dikoreksi.
9. Atasi hipoksia
10. Pertahankan kondisi normokarbia
•(PaCO2 35 - 40 mmHg)
11. Hindari beberapa hal yang menyebabkan Valsava Maueveur
peninggian tekanan abdominal seperti batuk, mengedan dan penyedotan lendir pernafasan yang
berlebihan
Penatalaksanaan Khusus

• Mengurangi masa
• Pemberian sedasi bila diperlukan
• Mengurangi volume cairan serebrospina
• Mengoptimalkan CPP dengan
• menambahkan vasopressor dan /atau
• cairan isotonik jika CPP < 60 mmHg
• Mengurangi volume darah
• intravaskular1
• terapi osmotiK
• Salin hipertonik
• Salin hipertonik
(Dikutip dari: Mark S Greenberg.
Intracranial
Pressure in Handbook of
Neurosurgery. 6th ed.
Thieme. New York. 2006; 647-
663.)
Salin hipertonik
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai