Anda di halaman 1dari 22

Log-In

User Name

Forgot Password?
MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN
Your Name
JIWA KLINIK / RUMAH SAKIT

BUDIMAN MOKODOMPIT

LISNAWATI LASALE

MIRANDA PUTRI DAMAYANTI TIOPO

RIZQIA NUR’AINI HASAN


Table of Content
Your Name
1 BAB I

2 BAB II

3 BAB III

4 BAB IV

5 BAB V
1 PENDAHULUAN

Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Saat ini adanya
suatu keinginan untuk merubah sistim pemberian pelayanan kesehatan ke sistim desentralisasi. Dengan meningkatnya pendidikan bagi
Your Name perawat, diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan pada issue di masyarakat.
Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan dimasa depan. Hal ini
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.

Sebagai mana kita ketahui bahwa sistim pelayanan kesehatan mengalami perubahan mendasar dalam memasuki abat ke 21 ini.
Perubahan tersebut sebagai dampak dari perubahan sosial , politikekonomi, kependudukan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dari ketiga perubahan tersebut membawa implikasi terhadap perubahan sistim pelayanan kesehatan / keperawatan sebagai
tantangan bagi tenaga keperawatan sebagai tantangan bagi tenaga keperawat keperawatan dalam proses profesionalisasi.
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses
berjangka panjang yang ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indinesia.

Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan. Oleh karena itu inofasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan
keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam prosesa profesionalisasi. Keadaan ini akan bisa dicapai apabila
perawat Indonesia menguasai pengelolaan keperawatan secara profesional saat ini dan yang akan datang.

Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata, yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat
perlu memahami konsep dan langkah-langkah operasional dari manajemen keperawatan.

Dalam kesempatan ini akan dipaparkan tentang langkah-langkah pengelolaan manajemen keperawatan pada tingkat ruang keperawatan
sebagai ujung tombak pelayanan keperawatan di RSJ Daerah dr. Amino Gondohutomo Semarang berdasarkan data-data yang sudah
didapatkan.
2 BAB II

A. DATA GATHERING

Your Name
02
1) Data gathering adalah kegiatan pengumpulan data yang merupakan kegiatan pertama yang dilakukan dalam
penetapan prioritas masalah. Sedangkan data adalah hasil dari suatu pengukuran dan atau pengamatan.
2) Sumber data
• Sumber primer : misal hasil observasi dan wawancara langsung
• Sumber sekunder : misal data dari laporan atau dokumentasi
• Sumber tersier : hasil publikasi badan-badan resmi
3) Cara pengumpulan data
• Wawancara
• Inspeksi
• Observasi partisipatif
4) Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan mencakup data-data dalam lingkup manajemen keperawatan

B. PLANNING
Planning atau perencanaan dimaksudkan untuk menysun sustu perencanaan yang strategis dalam mencapai
suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksudkan ntuk menentukan kebutuhan dalam
asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan,mengalokasikan semua anggaran belanja,
memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatn yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat
mengoptimalkan efektifitas staff serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan
misi institusi yang telah ditetapkan. (Nursalam, 2002).
2 BAB II

C. ORGANIZING

Your Name
02
1. Struktur Organisasi
Masing-masing organisasi memiliki struktur formal dan informal yang menentukan alur kerja dan hubungan timbal balik antar
pribadi. Struktur fotmal direncanakan dan dipublikasikan, struktur informal tidak direncanakan dan samar. Seorang manajer
perawatan harus mengerti dan memakai keduanya secara efektif. Struktur formal organisasi merupakan penyusunan resmi jabatan
kedalam pola hubungan kerja yang akan mengatur usaha banyak pekerja dari bermacam-macam kepentingan dan kemauan.

2. Job Diskriptions
Merupakan suatu uraian pembagian tugas sesuai peran yang ia jalankan, misalnya sorang kepala ruang maka tugas dan tanggung
jawabnya, jadi antara satu dengan yang lainnya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan perannya.

3. Metode Penugasan
Metode penugasan yang ditetapkan harus dapat memudahkan pembagian tugas perawat yang disesuaikan dengan pengetahuan dan
ketrampilan perawat dan sesuai dengan kebutuhan klien.Apabila metode penugasan tidak diterapkan maka pelayanan asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien menjadi tidak opimal. Jenis model askep menurut Grant & Massey, 1997 dan Marquis &
Houston, 1998 antara lain :
a) Model Fungsional
b) Model Tim
c) Model Primer
d) Manajemen Kasus
e) Model Tim Primer.
2 BAB II

D. ACTUITING

02
1. Pengertian Motivasi
Your Name Motivasi ada;ah sesuatu yg mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. ( Ngalim, 2000). Dari pengertian diatas dapat diambil 3 point
penting yaitu : kebutuhan, dorongan dan tujuan.Kebutuhan muncul apabila seseorang merasakan sesuatu yg kurang baik fisiologis maupun
psikologis, dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan tadi sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus motivasi ( Luthan)
Menurut bentuknya motivasi dibagi :
• Motivasi instrinsik
• Motivasi ekstrinsik
• Motivasi terdesak
2. Sistem Klasifikasi Pasien
Sistem klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan pasien menurut jumlah dan kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Di dalam
kebanyakan sistem klasifikasi, pasien dikelompokkan sesuai dengan kebergantungan mereka pada pemberi perawatan atau sesuai dengan waktu
pemberian perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan. Tujuan setiap sistem klasifikasi pasien adalah untuk
mengkaji pasien dan menghargai masing-masing nilai angkanya yang mengukur volume usaha yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
perawatan pasien.Untuk dapat mengembangkan sistem klasifikasi pasien yang akan dijalankan, manajer perawat harus menentukan jumlah
kategori pembagian pasien
3. Ketenagaan Keperawatan dan Pasien
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien menurut
douglas (1984) & loverjdge & cummings (1996).
Perawatan minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam, Perawatan intermediet memerlukan waktu 3 – 4 jam / 24 jam, dan Perawatan
maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam / 24 jam.Dalam suatu penelitian Douglas, (1975) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit,
didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien.
4. Penjadwalan
Penjadwalan adalah satu aspek dari fungsi kepegawaian. Kepegawaian adalah perhimpunan dan persiapan pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan
misi dari sebuah organisasi, penjadwalan adalah penentuan pola jam kerja masuk dan libur mendatang untuk pekerja dalam sebuah unit, seksi atau
divisi.
2 BAB II

Your Name
02
5. Pengembangan Staff
Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta
memperbaiki kepuasan kerja. Ada beberapa metode pendidikan dan latihan yang akan digunakan untuk meningkatkan prestasi kerja
(Moenir, 1994:162)
a) Metode Seminar atau Konferensi
b) Metode Lokakarya (Workshop)
c) Metode Sekolah atau Kursus
d) Metode Belajar Sambil Bekerja (Learning by Doing)
2 BAB II

Your Name
02
E.
1.
KONTROLLING
Definisi
Controling merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam
menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standart yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara
penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut
untuk lebih meningkatkan mutu (Azwar, 1996)Fungsi pengawasan (controling) merupakan fungsi yang terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan.
2. Peran Leadhershifp Dalam Controling
a) Mendorong staf untuk aktif terlibat dalam pengawasan mutu
b) Mengkomunikasikan secara jelas standart yang diharapkan terhadap staf
c) Mendorong / memotivasi standart tertinggi untuk kualitas yang maksimal dengan menyediakan standart keamanan minimum
d) Mengimplementasikan pengawasan mutu secara proaktif serta reaktif
e) Menggunakan pengawasan sebagai metode untuk menentukan mengapa tujuan tersebut tidak dapat dicapai
f) Secara aktif mensyahkan hasil pengawasan mutu yang ditemukan yang mempunyai kesatuan profesi dan kosumen
g) Menghargai antara standart klinis dengan standar menggunakan sumber-sumber yang meyakinkan pasien untuk menerima
perawatan sesuai yang diharapkan
h) Bertindak sebagai role model terhadap staf untuk menerima tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap tindakan keperawatan
i) Secara aktif berpartisipasi dalam usaha-usaha penelitian untuk mengidentifikasi dan mengukur sensitifitas keperawatan sebagai hail
pelayanan pasien
2 BAB II

Your Name
02
3. Fungsi Manajemen Dalam Controling
Menghubungi individu dalam organisasi, membentuk standart ukuran yang jelas terhadap keperawatan dan menentukan metode
yang paling tepat untuk mengukur standart yang ada.
4. Manfaat Controling
Apabila fungsi controling dapat dilaksanakan secara tepat, organisasi akan memperoleh manfaat sebagai berikut :
• Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan standart atau rencana kerja dengan
menggunakan sumber daya yang telah ditetapkan.
• Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
• Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
• Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
• Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan lanjutan
5. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan mencakup data dalam lingkup kontrolling, yang meliputi :
 Evaluasi kepuasan pasien
 Evaluasi kepuasan perawat
 Evaluasi Kinerja perawat
3 BAB III

Your Name ANALISA SITUASI


1. ANALISA SITUASI RUANGAN
A. Data Gathering
1) Lingkungan Kerja
Lokasi penerapan proses manajerial keperawaatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran manajemen
keperawatan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNDIP Semarang adalah ruang Madrin ( XII ) RSJD
Dr. Amino Gondo Hutomo Semarang dengan ruangan berkapasitas 15 tempat tidur khusus wanita. Berdasarkan
pengkajian yang dilakukan pada tanggal 13 Desember 2004– 14 Desember 2004 tercatat data sebagai berikut :
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang XII :
Tanggal 13 Desember 2004 :
Kelas VIP : 2 bed ( 1 bed kosong )
Kelas I : 3 bed ( 2 bed kosong )
Kelas 2 : 10 bed ( 5 bed kosong )
BOR = 7/15 x 100 = 46 %
Tanggal 14 Desember 2004
Kelas VIP : 2 bed ( 1 bed kosong )
Kelas 1 : 3 bed ( 2 bed kosong )
Kelas 2 : 10 bed ( 5 bed kosong )
BOR = 7/15 x 100 = 46 %
3 BAB III

Dari data diatas, dapat disimpulkaan bahwa rata-rata jumlah pasien yang dirawat sebanyak 7 orang
dengan laju penggunaan tempat tidur / Bed Occupation Rate ( BOR ) sebesar 46 %.
Your Name a. Lokasi dan Denah Ruangan
Lokasi yang digunakan dalam penerapan proses penerapan manajerial adalah ruang Madrin ( XII ) RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang sebagai berikut :
Timur : Taman
Barat : Ruang Janoko ( IX )
Utara : Ruang Larasati ( XI ) dan taman
Selatan : Lapangan tenis
b. Fasilitas untuk Pasien
 Tempat Tidur
Kelas VIP : 2 bed ( 1 kamar )
Kelas I : 3 bed ( 1 kamar )
Kelas II : 10 bed ( 2 kamar, 1 kamar berisi 5 bed )
 Fasilitas Ruangan
Kelas VIP : Kursi sofa dan meja, 2 lemari meja, AC, jam dinding, 2 kamar mandi
Kelas I : Kursi sofa dan meja, 2 lemari meja, jam dinding, 2 kamar mandi
Kelas II : 2 lemari meja, 2 kamar mandi
 Kipas angin 1 buah di tengah ruangan, termometer ruangan
 Ruang isolasi, ruang tindakan dan ruang terapi keluarga belum ada
 Peralatan makan
• Meja makan dan kursi di ruang tengah
• Gelas plastik : buah
• Sendok : buah
• Air minum tersedia
3 BABIII

 Sarana Audiovisual
Your Name
a) TV 1 buah
b) Speaker
 Peralatan mandi
a) Belum ada label nama
b) Masing-masing pasien belum terpisah
 Lantai : Bersih, tidak licin

c. Fasilitas untuk Petugas Kesehatan


 Ruang nurse station di ruang tengah
 Ruang pertemuan perawat di bagian tengah
 Ruang ganti perawat di sebelah barat
 Kamar mandi dan WC 3 buah
 Gudang 2 kamar
 Ruang kepala ruang di dekat nurse station
 Ruang dokter jaga di sebelah timur
3 BABIII

d. Fasilitas Peralatan dan Bahan Kesehatan


• Alat tidak habis pakai : ECT, O2, Tensimeter, Stetoskop, Linen
Your Name • Alat habis pakai : NGT, spuit, urine bag, infus set dan abbocath
• Obat emergensi :
 Oral : Parasetamol, antalgin, entromycine, tetrsiklin, istisin,, CTM, antasid, dexametasone, papaaverin, HCT, reserpin, gliserin guikolat
 Injeksi : Diazepam, CPZ, SA, phenobarbitol, delladrl, vitamin B 12, vitamin K, dopamin,dormicum, adrenalin
 Cairan : D5%, RL, NaCl

2. Sumber
a) Sumber daya Manusia
1) Tenaga Perawat
Tenaga keperawatan di ruang XII RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang yang ada sejumlah 10 orang.
D III Keperawaatan : 9 orang
S1 Keperawatan : 1 orang
2) Tenaga non Keperawatan
Tenaga non keperwatan di ruang XII RSJD Dr. Amino Gondohutomo terdiri dari :
Pramu Husada : 1 orang
Cleaning Service : 1 orang
3) Ketenagaan Keperawatan dan Pasien
Klasifikasi pasien tidak berdasarkan tingkat ketergantungan, tetapi berdasarkan kelas yanag terdiri dari kelas VIP, kelas 1 dan kelas 2. Jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan berdasarkan analisa jabatan. Jadwal dinas dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi ( rata-rata 3 orang dengan karu ), siang ( 2orang ), dan
malam ( 2 orang )
b. Sumber Data
Sumber primer : Observasi dan wawancara langsung
Sumber Sekunder : Data dari laporan atau dokumentasi
Sumber Tersier : Data dari publikasi badan- badan resmi
3 BABIII

B. Planning
Your Name 1. Visi dan Misi
2. Standar
3. Budget
4. Kebijakan atau prosedur
5. Di ruangan sudah ada kebijakan – kebijakan atau prosedur untuk setiap tindakan yang akan dilakukan pada pasien

C. PENGORGANISASIAN
1) Struktur Organisasi
2) Job Diskription
3) Metode Penugasan dan Dokumentasi
4. Delegasi
5. Pendokumentasian
6. Pengambilan Keputusan
7. Perubahan
8. Supervisi

D. ACTUITING
1. Pengembangan staf
2. Motivasi
3. Jadwal
3 BABIII

E. CONTROLING
Your Name 1. Evaluasi
a. Evaluasi Kepuasan Pasien :
Belum dilaksanakan (belum ada instrumen questioner kepuasan pasien). Ada kotak saran, tetapi sosialisasi keberadaan kotak saran masih kurang. Saat
pasien akan pulang, perawat ruangan tidak menegaskan kembali adanya kotak saran.
b. Evaluasi Kepuasan Perawat
Belum ada instrumen khusus untuk mengevaluasi kepuasan perawat. Evaluasi kepuasan perawat dilaksanakan dengan melakukan auidit perawat setiap satu
bulan sekali pada saat arisan bulanan oleh kepala ruang.
c. Evaluasi Kinerja Perawat
Selain dilakukan oleh kabag kepegawaian setiap 6 bulan sekali melalui DP3, diruangan ada “buku suci” untuk mengevaluasi kinerja perawat. Bila ada perawat
yang melakukan kesalahan, perawat yang bersangkutan harus menuliskan sendiri di buku suci tentang bentuk kesalahan tersebut.
2. Kualitas kontrol
Dilaksanakan dengan Gugus Kendali Mutu (GKM). GKM mengadakan pertemuan 1 bulan sekali,apabila permasalahan yang ada tidak mendesak, namun bila
permasalahan dirasa mendesak dapat juga dilaksankan pertemuan 1 minggu sekali atau sesuai dengan kepentingan Dalam pelaksanaannya, kualitas kontrol
dilakukan oleh 12 komite yang ada
3. Sistem Informasi
Informasi mendesak dikomunikasikan langsung pada yang bersangkutan melaui telepon ataupun papan pengumunan. Informasi tidak mendesak,
dikomunikasikan melalui forum pertemuan bulanan.
4. Hubungan dengan teman sejawat
Konflik antar teman sejawat diminimalkan dengan bimbingan kepala ruang dan dibudayakan untuk saling memuji antar teman sejawat minimal 2
kali dalam sehari
5. Audit Klien
Dilakukan secara multi disiplin ilmu (dokter, perawat, psikolog, mahasiswa, residen, petugas gizi, apoteker) setiap hari selasa, tetapi belum ada
audit klien khusus dari tim keperawatan
3 BAB III

Your Name

ii. ANALISA SWOT DAN PERUMUSAN MASALAH


Sebelum menerapkan suatu metode pemberian asuhan keperawatan maka perlu dikaji terlebih dahulu beberapa hal. Fokus
identifikasi bisa menggunakan pendekatan SWOT :Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan
Threatened( ancaman). Dari hasil pengumpulan data yang sudah dilakukan di Ruang XII, dilakukan analisa dengan menggunakan
pendekatan analisa SWOT.
1. Ketenagaan
2. Metode Penugasan
3. Kendali Mutu
4 BAB IV

Your Name

PEMBAHASAN
A. KETENAGAAN
B. PENGORGANISASIAN
1. Metode Penugasan
Sesuai dengan teori metode Tim, Metode Tim merupakan pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok
perawat pada sekelompok klien. Di impin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan
dalam bidangnya (register nurse). Konsep metode tim didasarkan pada falsafah bahwa sekelompok tenaga keperawatan
bekerja bersama-sama secara terkoordinasi dan kooperatif sehingga dapat berfungsi secara menyeluruh dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap setiap individu (Douglas 1984). Didalam metode Tim memuat ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
• Dalam satu unit terdapat 3 katim
• Masing-masing tim beranggotakan 4 – 7 orang
• Perputaran dinas masing-masing tim minimal 3 bulan
• Tingkat ketergantungan pasien diupayakan berimbang untuk masing-masing tim.
• Anggota tim diupayakan merawat pasien sesuai spesialisasinya, sehingga mengupayakan agar pasien dengan penyakit atau
gangguan yang hampir sama berada dalam satu boks atau berdekatan
4 BAB IV

2. Struktur Organisasi
Sesuai dengan hasil implementasi tentang metode penugasan tim yang telah disederhanakan menjadi 2 tim maka struktur organisasi yang baru
Your Name di ruang XII adalah sebagai berikut :
TIM II KATIM Beberapa pasien Beberapa pasien

3) Uraian Tugas
Metode penugasan yang digunakan di ruang XII adalah metode Tim dengan uraian tugas sebagai berikut :
Tanggung Jawab Ketua Tim
• Mengkaji setiap klien dan menerangkan tindakan keperawatan yang tepat.
• Mengkoordinasikan rencana keperawatan dan pengobatan.
• Menyusun rencana keperawatan tepat waktu, membimbing anggota tim.
• Menjamin evaluasi secara tercatat.
• Menilai semua kemajuan klien dari hasil pengamatan langsung atau laporan anggota tim. Tanggung Jawab

Anggota Tim
• Mengikuti instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan secara teliti termasuk program pengobatan.
• Bertanggung jawab untuk setiap klien di unit yang bersangkutan.
• Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan keperawatan yang dilakukan maupun respon klien.
• Menerima bantuan dan bimbingan katim.

Tanggung Jawab Kapala Ruang


• Menetapkan standar kinerja stafff
• Membantu stafff menetapkan sasaran keperawatan pada unit yang dipimpinnya.
• Memberikan kesempatan pada katim dan membantu untuk mengembangkan keterampilan manajemen dan kepemimpinan.
• Mengorientasikan staff baru tentang prosedur tim keperawatan.
• Menjadi nara sumber bagi katim dan staff serta tempat berdiskusi.
• Melakukan komunikasi terbuka untuk setiap staff yang dipimpinnya.
4 BAB IV

Your Name

C. CONTROLLING
Berdasarkan permasalahan, rencana intervensi dan pelaksanaannya, maka dapat dibahas beberapa hal yang
berkaitan dengan permasalahan fungsi kontroling di ruang XII, antara lain :
• Kotak saran
Menurut Azwar (1996), controling merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis,
obyektif dan terpadu dalam menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standart yang telah
ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia,
serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu .
• Instrumen evaluasi kepuasan pelanggan (khususnya keluarga) tentang mutu pelayanan keperawatan.Menurut
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik tahun 1995, untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelayanan perlu dilakukan
penilaian secara obyektif dengan menggunakan metode dan instrumen penilaian yang baku, salah satunya dengan
angket evaluasi kepuasan pelanggan (pasien / keluarga).
5 BAB V,

A. KESIMPULAN
Your Name Berdasarkan dari hasil pembahasan, maka dapat ditari kesimpulan :
1. Solusi yang ditawarkan oleh kelompok mengenai ketenagaan, struktur organisasi dan Kontrolling telah disetujuai
Kepala ruang XII.
2. Negosiasi yang dilakukan kelompok tanggal 10 dan 11 Januari tentang penghitungan kebutuhan tenaga perawat,
pengorganisasian dan Kontroling telah berhasil diperoleh kesepakatan yaitu untuk ketenagaan memilih metode
penghitungan tenaga menurut Gillies, untuk pengorganisasian akan dibuat struktur organisasi yang baru beserta uraian
tugas Karu, Katim, perawat pelaksana.
3. Untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan di RSJD dr. Amino Gondo Hutomo Semarang, perlu di lakukan
sosialisasi keberadaan kotak saran dengan menetapkan alur yang jelas serta pembuatan instrumen evaluasi kepuasan
pelanggan mengenai mutu pelayanan keperawatan dengan sasaran keluarga.
SARAN :
Perawat RSJD dr. Amino Gondo Hutomo Semarang, hendaknya mensosialisasikan keberadaan kotak saran, mulai dari
saat pasien masuk di UGD sampai dengan pasien akan pulang. Komite mutu hendaknya menetapkan alur sosialisasi dan
pengolahan hasil dari kotak saran secara jelas. Komite mutu hendaknya membuat instrumen evaluasi kepuasan
pelanggan mengenai mutu pelayanan keperawatan dengan sasaran keluarga
REKOMENDASI :
Perawat perlu menindaklanjuti alur sosialasi kotak saran dan instrumen evaluasi kepuasan pelanggan mengenai mutu
pelayanan keperawatan dengan sasaran keluarga yang kami tawarkan, dengan melakukan uji coba .
Your Name

Thank You
Thank

Anda mungkin juga menyukai