Anda di halaman 1dari 4

Gangguan disfungsi saraf wajah, yang dapat mempengaruhi nilai

kosmetik dan kualitas hidup sesorang di masyarakat

Disfungsi saraf pada wajah dapat mengakibatkan


ketidaksempurnaan bentuk wajah, penurunan fungsi otot yang
terdapat pada wajah, munculnya rasa terganggu dalam
melakukan aktivitas sehari sehari seperti makan, minum,
berbicara, dan menutup mata saat tidur
Definisi
Bell’s palsy merupakan suatu kelemahan akut, yang bersifat idiopatik dan unilateral
pada wajah disertai juga dengan disfungsi saraf wajah perifer → terjadi pada nervus
kranialis ketujuh (Holland, et al., 2014).

 Kelumpuhan juga dapat bersifat total ada sebagian sisi pada wajah.
Epidemiologi

Prevalensi bell's palsy yang cukup tinggi di negara Sedangkan di indonesia sendiri bell's palsy
negara maju dengan insidensi 22,4 hingga 22,8 memilki angka kejadian sekitar 19,55% dari
penderita per 100.000 penduduk per tahunnya. seluruh kasus neuropati.

Prevalensi antara pria dan wanita sama, namun


Pada pasien dengan diabetes memiliki resiko 29% pada wanita muda dengan usia 10-19 tahun
lebih tinggi dibanding non-diabetes lebih rentan terkena daripada laki laki dengan
usia yang sama (Bahruin Moch, 2017).
Etiologi
Pada saat ini telah ditemukan keterlibatan dari gen
Bell’s palsy bersifat idiopatik Herpes Simpleks Virus (HSV) pada beberapa kasus bell’s
palsy  (Holland, et al., 2014).

Selain HSV, terdapat literatur yang menjelaskan terkait


keterlibatan varicella-zoster virus, and Epstein-Barr virus
pada bell’s palsy

Penyebab lainnya dapat berupa traumatis, neoplastik,


kongenital, dan autoimun  (Spencer et al, 2016).

Anda mungkin juga menyukai