Anda di halaman 1dari 17

ANEMIA

DELIANA PUTRI
20142011851
PENGERTIAN

 Penyakit anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah


lebih rendah dari jumlah normal. Selain itu, anemia terjadi ketika
hemoglobin di dalam sel-sel darah merah tidak cukup, seperti
protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah.
Protein ini membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh.
 Oleh karena itu, tubuh yang tidak mendapatkan cukup darah yang
kaya oksigen akan mengalami anemia. Akibatnya, seseorang
mungkin akan merasa lelah atau lemah. Selain itu, gejala lain
mungkin muncul adalah sesak napas, pusing, atau sakit kepala.
FAKTOR RESIKO
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami
anemia, sehingga perlu menghindarinya. Berikut adalah faktor-faktor yang
meningkatkan risiko dari masalah ini:
•Stimulasi produksi sel darah merah yang tidak memadai dipengaruhi oleh
hormon.
•Hiportiroidisme
•Beberapa gangguan yang dapat meningkatkan kerusakan sel darah merah.
•Kekurangan vitamin dan nutrisi seperti rendah zat besi, vitamin B12, dan folat.
•Gangguan usus, sehingga kemampuan menyerap nutrisi dan vitamin
berkurang.
•Memiliki penyakit kronis.
•Penyakit keturunan atau diturunkan dari orangtua.
•Faktor lain, seperti paparan zat beracun, kondisi imun tubuh, dan sebagainya.
PENYEBAB ANEMIA
 Kemungkinan penyebab anemia meliputi:
•Konsumsi obat-obatan tertentu.
•Adanya eliminasi yang terjadi lebih awal dari biasanya pada sel
darah merah yang disebabkan oleh masalah kekebalan tubuh.
•Memiliki riwayat penyakit kronis, seperti kanker, ginjal,
rheumatoid arthritis, atau ulcerative colitis.
•Mengidap beberapa bentuk anemia, seperti talasemia atau
anemia sel sabit, yang bisa diturunkan.
•Sedang hamil.
•Memiliki masalah kesehatan dengan sumsum tulang, seperti
limfoma, leukemia, anemia aplastik atau myelodysplasia, dan
multiple myeloma.
GEJALA ANEMIA

 Gejala anemia yang paling umum adalah tubuh cepat merasa


lelah dan terlihat pucat serta sering mengeluh kedinginan.
Beberapa gejala umum lainnya, antara lain:
•Selalu merasa mudah marah.
•Sakit kepala.
•Mengalami masalah sulit berkonsentrasi atau berpikir.
•Sembelit.
 Akan muncul kondisi ini apabila penyakit semakin parah:
•Warna biru hingga putih pada mata.
•Kuku menjadi rapuh.
•Muncul keinginan untuk makan es batu, tanah, atau hal-hal
lain yang bukan makanan (kondisi ini disebut juga “pica”).
•Pusing ketika berdiri.
•Warna kulit pucat.
•Sesak napas.
•Lidah terasa sakit.
Selain itu, beberapa jenis anemia yang dapat menyebabkan gejala
spesifik, termasuk:
•Anemia aplastik: Penyakit ini dapat menyebabkan demam, sering
mengalami infeksi, dan ruam kulit.
•Anemia defisiensi asam folat: Gangguan ini dapat menyebabkan
iritabilitas, diare, dan tidak nyaman pada lidah.
•Anemia hemolitik: Jenis anemia ini dapat menyebabkan penyakit
kuning, urine berwarna gelap, demam, hingga sakit perut.
•Anemia sel sabit: Penyakit ini dapat menyebabkan
pembengkakan yang menyakitkan di kaki dan tangan, serta
kelelahan hingga penyakit kuning.
DIAGNOSIS
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan darah dan tes lainnya
untuk menemukan kondisi anemia yang diidap seseorang. Diagnosis
dilakukan dengan cara tes darah untuk mengetahui jenis umum dari
anemia yang terdiri dari:
•Kadar zat besi, vitamin B12, asam folat, serta vitamin dan mineral
lainnya.
•Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin.
•Jumlah retikulosit.
Tes darah ini dapat memberikan indikasi kesehatan secara
keseluruhan. Hal ini juga dapat membantu dokter untuk memeriksa
kondisi yang mendasarinya, seperti leukemia atau penyakit ginjal. Jika
kadar sel darah merah, hemoglobin, dan hematokrit berada di bawah
kisaran normal, maka seseorang cenderung mengalami anemia.
PENCEGAHAN/PENGOBATAN

 Pencegahan anemia yang paling utama dapat dilakukan dengan


cara mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi,
vitamin B12, dan asam folat. Beberapa cara pencegahan lainnya
adalah:
•Memastikan vitamin C yang cukup di dalam tubuh melalui
makanan, minuman, atau suplemen. Hal ini agar tubuh dapat
menyerap zat besi. Caranya dengan melakukan diet seimbang.
•Konsumsi suplemen kalsium karena dapat memengaruhi cara
tubuh menyerap zat besi.
•Hindari mengonsumsi minuman berkafein dan minum vitamin C
agar tubuh dapat menyerap lebih banyak zat besi dari makanan.
ASKEP PADA GANGGUAN HEMATOLOGI : ANEMIA
ANALISIS DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


1. DS : Perfusi perifer tidak penurunan
1. Klien mengatakan badan efektif konsentrasi Hb
terasa lemas danhanya
berbaring di tempat tidur.
2. Klien mengtakan kepala
terasa pusing.
3. Klen mengatakan mata
terasa berkunang-kunang.
4. Klien mengatakan muka
dan telapak tangan pucat.
DO:
 Klien tampak lesu dan
lemas.
 Telapak tangan klien
tampak pucat.
 Muka tampak pucat
HGB klien :8.1* [g/dL]
TD : 103/56 mmHg
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan
 1. Perfusi perifer tidak efektifb/d penurunan
konsentrasi Hb.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
INTERVENSI
NO DIAGNOSA NOC NIC
Perfusi Tujuan 1. Observasi status
perifer tidak 1. Circulation status hidrasi(kelembaban
efektif b/d 2. Electrolite and Acid Base Balance membran mukosa).
penurunan 3. Fluid Balance 2. Kaji TTVPasien.
konsentrasi 4. Hidration 3. Observasi reaksi tranfusi
Hb. 5. Tissue Prefusion : renal
6. Urinari elimination Setelah dilakukan
asuhan Ketidak efektifan perfusi Jaringan
teratasi dengan kriteria hasil:
1. Tekanan systole dan diastoledalam
batas normal
2. Tidak ada gangguan mental,orientasi
kognitif dan
kekuatan otot
3. Intakeoutput seimbang
4. Tidakada oedem perifer danasites
5. Tdakada rasa haus yangabnormal
6. Membran mukosa lembab
IMPLEMENTASI
NO HARI/TGL NO DX IMPLEMEN TASI EVALUASI
1. Rabu 1 Jam 09:00 Jam 13:00
06/06/2018 1. S :1. Klien mengatakan badanterasa
mengobservasi lemas danhanyaberbaring di tempat
hidrasi tidur.
(kelembaban 2. Klen mengatakan mata terasa
mukosa) berkunang-kunang.
jam 09:00-09:30 3. Klien mengatakan muka dan telapak
2. mengkaji ttv tangan pucat.
pasien O:Klien tampak lesu
jam 10:00 danlemas,tanganklien tampak pucat.
3. HGB klien :8.1* [g/dL]
mengobservasi TD : 103/56 mmHg
reaksi tranfusi A :Masalah belum teratasi
kolf P :Intervensi dilanjutkan
1. Observasi status hidrasi(kelembaban
membran mukosa).
2. Kaji TTV Pasien.
3. Observasi reaksi tranfusi.
NO HARI/TGL NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Kamis 1 JAM 08:30 JAM 13:30
07/06/2018 1. Mengobservasi status S : Klien mengatakan badan
hidrasi(kelembaban masih terasa lemas dan
membran hanyaberbaring di
mukosa). tempat tidur.
2. Mengkaji TTVPasien O : Klien tampak lesu dan
JAM 09:00 lemas,tangan klien tampak
3. Mengobservasi reaksi pucat.
tranfusi HGB klien :9.4* [g/dL]
TD : 94/53 mmHg
N: 66x/i
A :Masalah sebagian teratasi
P :Intervensi dilanjutkan
1. Observasi status
hidrasi(kelembaban membran
mukosa).
2. KajiTTVPasien.
NO HARI /TGL NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
Jum`at JAM 09:00 JAM 13:00
08/06/2018 1. Mengobservasi S : Klien mengatakan lemas
status dibadannya sudah
hidrasi(kelembaban berkurang dan klien hanya
membran dapat berbaring di tempat
mukosa). tidur saja.
2. Mengkaji TTVPasien O :Klien sudah mulai tampak
3. Mengobservasi lebih segar dari yang
reaksi tranfusi sebelum nya.
HGB klien :11.8* [g/dL]
TD : 98/53 mmHg
A :Maslah teratasi sebagian
P :Intervensidi pertahankan
2. Kaji TTVPasien
KESIMPULAN
 Ada tuga faktor penting yang menyebabkan terjadinya
anemi, yaitu kehilagan darah karena pendarahan, kerusakan
sel darah merah, dan produksi sel darah merah tidak cukup.
Gejala yang ditimbulkan dari penderita anemia diantaranya
letih, lesuh, cepat lelah. Akibatnya dapat menurunkan
kebugaran dan prestasi, turunnya daya tahan tubuh karena
mudah terkena penyakit infeksi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai