Anda di halaman 1dari 20

Survey Batas Wilayah

Kelompok 2B
Faizal Ibnu Adrian 21110118130068
Amellia Kinanti 21110118130073
Edgar Satyadi Karang 21110118130079
● Judul : PEMETAAN
PARTISIPATIF BERBASIS GPS
(GLOBAL POSITIONING
SYSTEM) UNTUK PENEGASAN

Topik ●
BATAS WILAYAH DESA PASCA
PEMEKARAN.
Penulis : I Wayan Krisna Eka Putra ,

Kajian ●
I Putu Gede Diatmika ,dan Putu Eka
Dianita Marvilianti Dewi
Jurnal : SEMINAR NASIONAL
PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT TAHUN 2017.
Pendahuluan
Penegasan Batas Daerah adalah kegiatan penentuan titik-titik koordinat batas daerah yang dapat dilakukan dengan metode
kartometrik dan/atau survei di lapangan, yang dituangkan dalam bentuk peta batas dengan daftar titik-titik koordinat batas daerah.

Menurut permendagri no.141 Tahun 2017 bahwa salah satu metode pengukuran dan penentuan posisi batas wilayah darat yaitu
metode extra-terrestrial (penentuan posisi berdasarkan pengukuran sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh satelit
(contohnya GPS).

PENDAHULUAN
Latar Belakang:
-Menurut UU RI No.6 tahun 2014 tentang desa menjelaskan salah satu syarat pembentukan desa harus memenuhi syarat
memiliki batas wilayah desa yang dinyatakan dalam bentuk peta Desa yang telah ditetapkan dalam peraturan Bupati/Walikota.
-Pentingnya pembuatan peta desa untuk terciptanya administrasi pemerintah, kepastian hukum terhadap batas wilayah dan
mencegah terjadinya konflik perbatasan antardesa.
-Desa tua dan desa baru Kecamatan marga kabupaten tabanan mengalami pemekaran pada tahun 2007 dan belom memiliki
peta desa.

Tujuan :
-Untuk membuat peta batas wilayah antara Desa tua dan desa baru Kecamatan marga kabupaten tabanan.
-Memberikan pelatihan serta memfasilitasi kepada masyarakat setempat untuk mampu memetakan secara partisipatif batas wilayah
desanya dengan menggunakan GPS.

PENDAHULUAN
Metode
• Metode pengukuran yang dilakukan yaitu survey lapangan dengan akuisisi data berbasis GPS untuk
mengetahui koordinat-koordinat pada setiap batas wialayah desa.
• Tahapan pelaksanaan pengukuran:
1. Pendataan tapal (patok) batas antara kedua desa dengan aparat desa setempat.
2. Survei lapangan untuk melakukan akusisi data koordinat batas wilayah desa dengan GPS.
3. Data koordinat di ploting dan di layout sesuai dengan kaidah kartografi

Metode
Hasil dan
Pembahasan
• Hasil Tahap Membuat Materi Pelatihan
Materi tentang teknis merujuk pada Permendagri 141 Tahun 2017 tentang penetapan dan penegasan batas desa.pengukuran berbasis
GPS menekankan pada manfaat GPS dalam melakukan akuisisi lokasi batas wilayah desa, Pokok materi yang dipersiapkan terdiri dari
(a) arti penting peta batas wilayah desa,
(b) cara pengoperasian GPS serta
(c) pedoman teknis pengukuran batas wilayah
desa secara partisipatif berbasis GPS.

Hasil dan Pembahasan


• Hasil Tahap Bimbingan Teknis
Penegasan batas desa dapat dilakukan melalui tahapan (Permendagri No 27 Tahun 2006). Kegiatan ini dilakukan hanya terbatas pada
penelitian dokumen, pelacakan dan penentuan posisi batas wilayah desa.

1. Penelitian Dokumen
Penelitian Dokumen diperlukan dalam Penetapan dan penegasan batas desa agar terciptanya tertib administrasi pemerintahan,
memberikan kejelasan dan kepastian hukum terhadap batas wilayah suatu desa yang memenuhi aspek teknis dan yuridis. Proses
penegasan batas wilayah desa mutlak diperlukan keterlibatan yang menyeluruh dari berbagai pihak, utamanya aparat desa, tokoh
masyarakat, pemilik lahan di wilayah perbatasan,

2. Pelacakan dan Penentuan Posisi Batas


Lokasi batas wilayah desa yang diakuisisi koordinatnya tidak hanya pada tapal batas saja, melainkan juga sepanjang batas wilayah
dengan interval jarak + 300 m. Sebelum melakukan pengukuran di lapangan, terlebih dahulu dilakukan pendataan tapal batas antara
kedua desa

3. Pemasangan dan Pengukuran Pilar Batas


Tahapan penentuan jalur survei ini ditetapkan atas dasar koordinasi dengan pihak desa mengingat pihak desa lebih memahami kondisi
topografi wilayahnya. Hasil dari koordinasi dengan aparat desa terkait dengan jalur survei, kemudian ditetapkan jalur survei batas wilayah
desa

Hasil dan Pembahasan


4. Pembuatan Peta Batas Desa
Hasil penegasan batas wilayah desa berupa Dengan demikian akan ditetapkan peta final
koordinat secara otomatis tersimpan pada yang menjadi peta batas wilayah antar
GPS. Data tersebut kemudian di-download kedua desa. Tidak hanya sebatas peta yang
dan di-ploting serta dilakukan proses layout dihasilkan, namun lebih dari itu dengan
sesuai kaidah kartografi. Tujuannya agar adanya pemahaman bersama antar pihak
informasi dari peta dapat memenuhi yang berada pada wilayah yang berbatasan,
kebutuhan pengguna (Mas Sukoco, 1997). akan mampu mencegah terjadinya konflik
Visualisasi dari sebaran koordinat sepanjang jika dikemudian hari terdapat perselisihan
batas wilayah kedua desa yang sudah mengenai batas wilayah desa.
melalui proses layout peta disajikan melalui
gambar berikut

Hasil dan Pembahasan


Kelebihan dan
Kekurangan
1. Tahapan proses survei lapangan dan pengukuran dijelaskan dengan rinci sehingga
pembaca mudah memahami proses pelaksanaan yang dilakukan.
2. Memberikan penjelasan mengenai pedoman pelaksanaan penegasan batas wilayah.
3. Memberikan tahap yang sesuai dengan Permendagri No 141 Tahun 2017.

Kelebihan
1. Tidak di jelaskan jenis alat yang digunakan serta tingkat akurasi data yang didapatkan.
2. Hasil peta yang disajikan tidak jelas, sehingga pembaca tidak bisa mengetahui informasi
skala, sistem proyeksi peta dan info tepi peta lainnya yang digunakan dalam pembuatan
peta.
3. Pada bagian tahap proses penelitian dokumen kurang dijelaskan terkait apa yang
diteliti lebih lanjut

Kekurangan
• Analisis dengan pendekatan perbandingan data pasar fokus pada perbedaan-perbedaan
atribut yang melekat dalam kedua properti/aset tersebut, yaitu properti subyek dengan
properti pembanding.
• Jika ada beberapa karakteristik yang relatif sama (mirip) diharapkan akan memiliki nilai
pasar yang cenderung sama pula. Atas dasar kondisi tersebut, maka jika ada sebuah
properti/aset yang akan dinilai memiliki karakteristik yang hampir sama dengan karakteristik
properti lainnya yang telah mengalami transaksi jual beli, maka nilai properti/aset yang akan
dinilai tersebut dapat dinilai dengan cara membandingkan kekurangan dan kelebihan dari
masing-masing properti/aset.
• Inilah dasar teori dalam penilaian properti/aset berdasarkan metode perbandingan data
pasar. Rumus umum yang digunakan:
• Nilai Properti = Harga-harga properti pembanding ± Penyesuaian perbedaan-perbedaan

PENDEKATAN
PENDEKATAN
PENGKAPITALISASIAN
PENDAPATAN

(Income capitalization approach)


• Metode penilaian dengan mendasarkan pada tingkat keuntungan yang mungkin akan
dihasilkan oleh suatu properti pada saat ini dan yang akan datang, kemudian dilakukan
pengkapitalisasian untuk mengkonversi aliran pendapatan tersebut dalam nilai properti.
• Suatu pendekatan penilaian properti yang didasarkan pada pendapatan bersih per tahun,
yang diterima dari pengusahaan properti tersebut. Pendapatan bersih ini kemudian
dikapitalisasikan dengan suatu faktor tingkat kapitalisasi tertentu untuk mendapatkan nilai
pasar wajar properti tersebut.
• Metode kapitalisasi pendapatan ini lazim digunakan untuk menilai properti/aset yang
menghasilkan pendapatan (producing income property), misal hotel, rumah makan, SPBU
dan lain-lain yang sejenis penggunaannya.

PENDEKATAN PENGKAPITALISASIAN PENDAPATAN


• Inti dari metode kapitalisasi pendapatan adalah suatu pendekatan penilaian properti/aset
yang mengacu pada pendapatan bersih per periode (biasanya tahun), yang diterima atas
pengusahaan properti tersebut. Pendapatan bersih yang diperoleh properti/aset kemudian
dikapitalisasikan dengan suatu tingkat kapitalisasi tertentu guna memperoleh nilai pasar
wajar properti/aset tersebut.
• Konsep metode kapitalisasi pendapatan menggariskan bahwa nilai suatu properti/aset
merupakan fungsi dari pendapatan, di mana semakin tinggi pendapatan yang dapat
dihasilkan oleh properti/aset maka akan semakin tinggi pula nilai properti/aset tersebut.

PENDEKATAN PENGKAPITALISASIAN PENDAPATAN


Astuti, A. (2015). ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN
NILAI JUAL TANAH TERHADAP ZONA NILAI TANAH
(Studi Kasus : Kecamatan Banyumanik Kota Semarang).
Diponegoro University | Institutional Repository, II-1 - II-21.

Sudibyanung, A. R. (2019). Modul Praktik Penilaian Tanah. Sumber


Yogyakarta: PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PERTANAHAN
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN Litelatur
SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
YOGYAKARTA.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai