SAK-ETAP
02 SAK-ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Standar ini dipakai oleh entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik yang signifikan, sehingga entitas (perusahaan)
dimaksud menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi
penggunaan ekstrernal.
ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS yang
meliputi tidak adanya penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan
laporan laba/rugi yang komprehensif.
PSAK Syariah
03 Dari namanya saja sudah bisa diketahui bahwa standar akuntansi keuangan
ini adalah standar yang berpatok pada prinsip hukum agama (syariat) Islam.
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah,
baik itu lembaga syariah maupun lembaga non-syariah.
Standar akuntansi ini dikembangkan mengikuti model SAK umum namun
berbasis syariah dengan mengacu pada fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI).
PSAK Syariah mengatur mulai dari kerangka konseptual penyusunan dan
pengungkapan laporan, penyajian laporan keuangan secara syariah, serta
standar khusus transaksi syariah seperti muharabahah, musyarakah,
mudharabah, salam dan istishna.
SAP
04 SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) diterbitkan sebagai peraturan
pemerintah (PP) yang diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD).
Laporan keuangan pokok menurut Standar Akuntansi Pemerintah adalah
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan.
SAP dibuat untuk menjadmin transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara demi terwujudnya pemerintahan yang baik
dan bersih.
Infographic Style
Karakteristik SAK ETAP
SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar
menggunakan konsep biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan yang
lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun
SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1
Januari 2010. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka Standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas
tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Suatu entitas memiliki akuntabilitas publik yang signifikan, jika entitas tersebut telah mengajukan pernyataan
pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator
lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi (Sumber : Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik).
Karakteristik SAK ETAP
SAK ETAP : Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
ETAP adalah entitas yang:
Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal.
Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.
SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi06 aset atau kewajiban dengan mengabaikan
apakah pos-pos tersebut merupakan hasil dari penerapan “matching concept”.
Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban, atau penghasilan dengan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh SAK
ETAP.
Pelaporan Keuangan
ETAP
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK ETAP (2009), laporan keuangan adalah bagian dari
proses pelaporan keuangan, dan laporan keuangan yang lengkap meliputi : neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Neraca
Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut.
Neraca minimal mencakup pos – pos berikut ; kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya,
persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset
dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, ekuitas.
Jadi, entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak
memenuhi persyaratan sebagai entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas
tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP,
melainkan wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non- ETAP dan tidak
diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali sesuai dengan paragraf 29.4 (Sumber :
Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik).
SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2011, penerapan dini diperkenankan. Jika SAK ETAP diterapkan dini, maka
entitas harus menerapkan SAK ETAP untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2010. (Sumber : SAK ETAP Bab 30 Ruang Tanggal Efektif 30.1)
Penerapan SAK ETAP menurut Ikatan Akuntan Indonesia adalah mencakup pos-pos berikut ini :
Penerapan Standar
Akuntansi Untuk ETAP
Manfaat Penerapan SAK ETAP
SAK ETAP memiliki beberapa manfaat untuk diterapkan, diantaranya
adalah :
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah,
mampu untuk :
• Menyusun laporan keuangannya sendiri.
• Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit.
• Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki
kekayaan bersih maksimal 50 juta rupiah dan hasil penjualan tahunan dengan maksimal 300 juta rupiah.
• Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memiliki kekayaan bersih maksimal 50
juta rupiah dan hasil penjualan tahunan dengan maksimal 500 juta rupiah.
• Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih maksimal 300
juta rupiah dan hasil penjualan tahunan dengan maksimal 2 miliar rupiah.
Cara penyajian laporan keuangan EMKM
telah disusun secara rinci pada ED SAK
EMKM yang dimana penyajiannya harus
konsisten, informasi keuangan yang
komparatif, serta lengkap. Minimal laporan
keuangan tersebut terdiri dari:
• Laporan posisi keuangan pada akhir
Laporan keuangan periode,
• Laporan laba rugi selama periode,
emkm • Catatan atas laporan keuangan, yang
berisi tambahan dan rincian akun-akun
tertentu yang relevan.
Aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan yang dari
mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh entitas. Aset sendiri terbagi menjadi dua
macam yaitu aset yang memiliki wujud dan aset tidak memiliki wujud (tak berwujud).
Liabilitas merupakan kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Karakteristik esensial
dari liabilitas adalah kewajiban yang dimiliki entitas saat ini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu
dengan cara tertentu yang dapat berupa kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif.
Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Klaim ekuitas adalah klaim
atas hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Klaim ekuitas merupakan klaim
terhadap entitas, yang tidak memenuhi definisi liabilitas.
Dana syirkah
1 Aset 3 temporer 5
Pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian 7 Dana zakat
Kebijakan Akuntansi
Dalam syariah, kebijakan akuntansi adalah prinsip khusus, dasar,
konvensi, peraturan, dan praktik yang diterapkan entitas syariah dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Bagian kebijakan
akuntansi dalam Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan hal-hal
sebagai berikut:
a) Dasar pengukuran dalam menyiapkan laporan keuangan;
b) Kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan guna memahami
laporan keuangan secara benar.
PSAK 102
AKUNTANSI MURABAHAH
TUJUAN
RUANG LINGKUP
Pernyataan ini bertujuan untuk
- Pernyataan ini diterapkan pada transaksi
mengatur pengakuan,
murabahah yang dilakukan entitas baik
pengukuran, penyajian, dan
sebagai penjual maupun pembeli.
pengungkapan transaksi
- Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan
murabahah.
perlakuan akuntansi atas sukuk yang
KARAKTERISTIK menggunakan akad murabahah.
- Murabahah dapat dilakukan
berdasarkan pesanan atau tanpa PENYAJIAN
pesanan Murabahah
- Pembayaran murabahah dapat - Piutang murabahah disajikan sebesar
adalah akad jual nilai neto yang dapat direalisasikan,
dilakukan secara tunai atau tangguh beli barang
- Akad murabahah memperkenankan yaitu saldo piutang murabahah
dengan harga jual
penawaran harga yang berbeda untuk PENGUNGKAPAN
dikurangi penyisihan kerugian piutang.
sebesar biaya - Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait
cara pembayaran yang berbeda perolehan dengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas
- Harga yang disepakati dalam pada:
ditambah
murabahah adalah harga jual keuntungan yang
a) harga perolehan aset murabahah;
- Biaya perolehan persediaan b) janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan
disepakati dan pesanan sebagai kewajiban atau bukan;
murabahah merupakan jumlah kas penjual harus c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK
neto yang dikeluarkan oleh penjual mengungkapkan 101
sampai dengan akad murabahah, - Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait
biaya perolehan dengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas
termasuk diskon yang diterima oleh barang tersebut pada:
penjual dalam bentuk apapun kepada pembeli. a) nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi
murabahah;
b) jangka waktu murabahah tangguh;
Lanjutan PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Akuntansi Pembeli
Akuntansi Penjual
- Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam
- Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima
dibayarkan atau dialihkan kepada penjual.
modal usaha salam sebesar modal usaha salam yang
- Modal usaha salam dapat berubah kas dan asset non kas.
diterima.
- Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah
yang dibayarkan, sedangkan modal usaha salam dalam
aset nonkas. Modal usaha salam dalam bentuk kas
bentuk asset non kas diukur sebesar nilai wajar. Selisih
diukur sebesar jumlah yang diterima, sedangkan modal
antara nilai wajar dan nilai tercatat modal usaha non kas
usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar
yang diserahkan diakui sebagai keuntungan atau kerugian
nilai wajar.
- Kewajiban salam dihentikan pengakuannya pada saat penyerahan modal usaha tersebut.
- Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai
(derecognation) pada saat penyerahan barang kepada
persediaan. Pada akhir periode pelaporan keuangan,
pembeli. Jika penjual melakukan transaksi salam
persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur
paralel, selisih antara jumlah yang dibayar oleh pembeli
sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang
akhir dan biaya perolehan barang pesanan diakui
PENGUNGKAPAN dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi
sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan
- Pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan:
barangmodal
pesanan PENYAJIAN
lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui
a) besarnya usahaoleh
salam,penjual kedibiayai
baik yang pembeli akhir.
sendiri maupun
yang dibiayai secara bersama-sama dengan pihak lain;
- sebagai
Pembelikerugian.
menyajikan modal usaha salam yang diberikan
b) jenis dan kuantitas barang pesanan; dan sebagai piutang salam .
c) pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 101
- Penjual dalam transaksi salam mengungkapkan:
- Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat
a) piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang memiliki memenuhi kewajibannya dalam transaksi salam disajikan
hubungan istimewa;
b) jenis dan kuantitas barang pesanan; dan pengungkapan lain sesuai
secara terpisah dari piutang salam.
PSAK 104
AKUNTANSI ISTSHNA’
DEFINISI
Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).
TUJUAN
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi istishna’.
RUANG LINGKUP
- Pernyataan ini diterapkan untuk lembaga keuangan syariah dan koperasi syariah yang melakukan transaksi
istishna’, baik sebagai penjual maupun pembeli.
- Lembaga keuangan syariah yang dimaksud, antara lain adalah:
a) Perbankan syariah sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
b) Lembaga keuangan syariah non-bank seperti asuransi, lembaga pembiayaan, dan dana pension
c) Lembaga keuangan lain yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menjalankan
transaksi istishna’
KARAKTERISTIK
- Berdasarkan akad istishna’, pembeli menugaskan penjual untuk menyediakan barang pesanan (mashnu’) sesuai
spesifikasi yang disyaratkan untuk diserahkan kepada pembeli, dengan cara pembayaran dimuka atau tangguh.
- Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang
pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.
- Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati antara pembeli dan penjual. Jika barang
pesanan yang diserahkan salah atau cacat maka penjual harus bertanggung jawab atas kelalaiannya.
- Entitas dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna’. Jika entitas bertindak
sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain (produsen atau kontraktor) untuk membuat barang
pesanan juga dengan cara istishna’ maka hal ini disebut istishna’ paralel.
- Pada dasarnya istishna’ tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi:
a) kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya; atau
b) akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian
Lanjutan Pengakuan dan Pengukuran
Akuntansi Penjual
a. Penyatuan dan Segmentasi Akad
- Bila suatu akad istishna’ mencakup sejumlah aset, pengakuan dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu akad yang terpisah.
- Suatu kelompok akad istishna’, dengan satu atau beberapa pembeli, harus diperlakukan sebagai satu akad istishna’.
- Jika ada pemesanan aset tambahan dengan akad istishna’ terpisah, maka tambahan aset tersebut diperlakukan sebagai akad
yang terpisah.
b. Pendapatan Istishna’ dan Istishna’ Paralel
- Pendapatan istishna’ diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau metode akad selesai. Akad adalah
selesai jika proses pembuatan barang pesanan selesai dan diserahkan kepada pembeli.
- Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya untuk penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara rasional pada akhir
periode laporan keuangan, maka digunakan metode akad selesai.
c. Istishna’ dengan Pembayaran Tangguh
Jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun setelah
penyerahan barang pesanan, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna’ dilakukan secara tunai, diakui sesuai persentase
penyelesaian; dan
2. selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan
jumlah pembayaran.
d. Biaya Perolehan Istishna’
- Biaya perolehan istishna’ terdiri dari:
1. biaya langsung yaitu bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk membuat barang pesanan; dan
2. biaya tidak langsung adalah biaya overhead , termasuk biaya akad dan praakad.
Lanjutan Pengakuan dan Pengukuran
Akuntansi Pembeli
- Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan
sekaligus mengakui hutang istishna’ kepada penjual.
- Aset istishna’ yang diperoleh melalui transaksi istishna’ dengan pembayaran tangguh lebih dari satu tahun diakui
sebesar biaya perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dalam akad istishna’ tangguh dan biaya
perolehan tunai diakui sebagai beban istishna’ tangguhan.
- Beban istishna’ tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi pelunasan hutang istishna’.
- Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian
pembeli, maka kerugian itu dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Jika
kerugian tersebut melebihi garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai piutang jatuh
tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang.
- Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak memperoleh
kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kembali
diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang.
- Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut
diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai
kerugian pada periode berjalan.
- Dalam istishna’ paralel, jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi
yang disepakati, maka barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan harga pokok
istishna’. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
Lanjutan
PENYAJIAN
- Penjual menyajikan dalam laporan keuangan halhal sebagai berikut:
a) Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah yang belum
dilunasi oleh pembeli akhir.
b) Termin istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah tagihan termin
penjual kepada pembeli akhir.
- Pembeli menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:
a) Hutang ishtisna’ sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum dilunasi.
b) Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
- persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli akhir, jika
istishna’ paralel; atau
PENGUNGKAPAN
- kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna’.
- Penjual mengungkapkan transaksi istishna’ dalam laporan keuangan, tetapi tidak
terbatas, pada:
a) metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna’;
b) metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang
sedang berjalan;
c) rincian piutang istishna’ berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas piutang;
d) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101
- Pembeli mengungkapkan transaksi istishna’ dalam laporan keuangan, tetapi tidak
terbatas, pada:
a) rincian hutang istishna’ berdasarkan jumlah dan jangka waktu;
pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101
PSAK 105
AKUNTANSI MUDHARABAH
Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah
dimana pemilik dana memberikan batasan
kepada pengelola dana, antara lain mengenai
tempat, cara dan atau obyek investasi.
PENGUNGKAPAN
PENYAJIAN - Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait
- Pemilik dana menyajikan investasi transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada:
mudharabah dalam laporan a) isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti
keuangan sebesar nilai tercatat. porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha
mudharabah, dan lain-lain;
- Pengelola dana menyajikan
b) rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan
transaksi mudharabah dalam jenisnya;
laporan keuangan: c) penyisihan kerugian investasi mudharabah selama
a) dana syirkah temporer dari pemilik periode berjalan; dan
d) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101
dana disajikan sebesar nilai - Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait
tercatatnya untuk setiap jenis transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada:
mudharabah; a) isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti
b) bagi hasil dana syirkah temporer porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha
mudharabah, dan lain-lain;
yang sudah diperhitungkan tetapi b) rincian dana syirkah temporer yang diterima
belum diserahkan kepada pemilik berdasarkan jenisnya;
dana disajikan sebagai pos bagi c) penyaluran dana yang berasal dari mudharabah
PSAK 106
AKUNTANSI MUSYARAKAH
Terdapat 2 macam Musyarakah:
Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan
YouMusyarakah bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya
adalah
can Resize without
losing quality tetap hingga akhir masa akad.
akad kerjasama antara
You can Change Fill Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah
dua
Color & pihak atau lebih musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra
Lineuntuk
Color suatu usaha
akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga
tertentu, dimana bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra
masingmasing pihak lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut.
memberikan
kontribusi dana
dengan ketentuan
bahwa keuntungan Di dalamnya ada 2 jenis Mitra :
FREE
dibagi berdasarkan Mitra aktif adalah mitra yang mengelola usaha musyarakah,
PPT
kesepakatan
baik mengelola sendiri atau menunjuk pihak lain atas nama
sedangkan kerugian
TEMPLATES mitra tersebut.
berdasarkan porsi Mitra pasif adalah mitra yang tidak ikut mengelola usaha
www.allppt.com
kontribusi dana. Dana musyarakah
tersebut meliputi kas
atau aset nonkas yang
Lanjutan a. Pada Saat Akad
- Investasi musyarakah diakui pada saat
penyerahan kas atau aset nonkas untuk usaha
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN musyarakah.
- Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah
(misalnya, biaya studi kelayakan) tidak dapat
diakui sebagai bagian investasi musyarakah
AKUNTANSI kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra
MITRA AKTIF musyarakah.
- Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif
(misalnya, bank syariah) diakui sebagai
investasi musyarakah dan di sisi lain sebagai
dana syirkah temporer
b. Selama Akad
- Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah
dengan pengembalian dana mitra pasif di akhir
akad dinilai sebesar:
a) jumlah kas yang diserahkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi dengan
kerugian (jika ada); atau
b) nilai wajar aset musyarakah nonkas pada saat
penyerahan untuk usaha musyarakah setelah
Lanjutan
a. Pada Saat Akad
- Investasi musyarakah diakui pada saat
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas
kepada mitra aktif.
- Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah
(misalnya, biaya studi kelayakan) tidak dapat
AKUNTANSI diakui sebagai bagian investasi musyarakah
MITRA PASIF kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra.
b. Selama Akad
Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah
dengan pengembalian dana mitra pasif di akhir
akad dinilai sebesar:
a) jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi dengan
kerugian (jika ada); atau
b) nilai wajar aset musyarakah nonkas pada saat
penyerahan untuk usaha musyarakah setelah
dikurangi penyusutan dan kerugian (jika ada).
c. Akhir Akad
Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah
Lanjutan
PENYAJIAN
- Mitra aktif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha
musyarakah dalam laporan keuangan:
a) Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif dan yang diterima dari
mitra pasif disajikan sebagai investasi musyarakah;
b) Aset musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan sebagai unsur dana
syirkah temporer untuk;
c) Selisih penilaian aset musyarakah, bila ada, disajikan sebagai unsur ekuitas.
- Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha
musyarakah dalam laporan keuangan:
a) Kas atau aset nonkas yang diserahkan kepada mitra aktif disajikan sebagai
investasi musyarakah;
b) Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset nonkas yang diserahkan
pada nilai wajar disajikan sebagai pos lawan (contra account) dari investasi
musyarakah.
PENGUNGKAPAN
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak
terbatas, pada:
c) isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi dana, pembagian hasil
usaha, aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain;
PSAK 107
AKUNTANSI IJARAH
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Sewa
yang dimaksud adalah sewa operasi (operating lease).
RUANG LINGKUP
- Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi
ijarah.
- Pernyataan ini mencakup pengaturan untuk pembiayaan multijasa
yang menggunakan akad ijarah, namun tidak mencakup pengaturan
perlakuan akuntansi untuk obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan
KARAKTERISTIK
akad ijarah.
- Ijarah merupakan sewa menyewa obyek ijarah tanpa perpindahan risiko dan manfaat yang terkait
kepemilikan aset terkait, dengan atau tanpa wa’ad untuk memindahkan kepemilikan dari pemilik
(mu’jir) kepada penyewa (musta’jir) pada saat tertentu.
- Perpindahan kepemilikan suatu aset yang diijarahkan dari pemilik kepada penyewa, dalam ijarah
muntahiyah bittamlik, dilakukan jika akad ijarah telah berakhir atau diakhiri dan aset ijarah telah
diserahkan kepada penyewa dengan membuat akad terpisah secara:
a) Hibah
b) penjualan sebelum akhir masa akad
c) penjualan pada akhir masa akad
d) penjualan secara bertahap.
Lanjutan PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
PENYAJIAN
Pendapatan ijarah disajikan secara neto
PENGUNGKAPAN
setelah dikurangi beban yang terkait, - Pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah
misalnya beban penyusutan, beban muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada:
a) Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
pemeliharaan dan perbaikan, dan - Keberadaan wa’d pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan (jika ada
sebagainya. wa’d pengalihan kepemilikan);
- Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah-lanjut;
- Agunan yang digunakan (jika ada);
b) Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan atau amortisasi untuk setiap kelompok aset
ijarah;
c) Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada).
- Penyewa mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah
muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada:
a) Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
- Total pembayaran;
- Keberadaan wa’d pemilik untuk pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang
digunakan (jika ada wa’d pemilik untuk pengalihan kepemilikan);
- Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah-lanjut;
- Agunan yang digunakan (jika ada);
b) Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah dan keuntungan atau kerugian yang diakui (jika ada
transaksi jualdan-ijarah).
PSAK 108
AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG
PIUTANG MURABAH BERMASALAH
KARAKTERISTIK
- Penyelesaian piutang murabahah melalui restrukturisasi piutang murabahah dapat
dilakukan terhadap debitur yang mengalami penurunan kemampuan dalam
membayar angsuran atau tagihan murabahah.
- Kreditur yang melakukan restrukturisasi atas piutang murabahah-nya yang
bermasalah akibat penurunan kemampuan pembayaran dari debitur dapat dilakukan
dengan cara, satu atau lebih kombinasi berikut:
a) memberi potongan tagihan murabahah;
b) melakukan penjadualan kembali tagihan murabahah;
c) melakukan konversi akad murabahah.
- Konversi akad murabahah dengan membuat akad dilakukan terhadap debitur yang
mengalami penurunan kemampuan pembayaran atas angsuran murabahah-nya,
namun debitur tersebut masih prospektif. Konversi akad murabahah dilakukan
dengan menghentikan akad murabahah dan membuat akad baru dengan skema
ijarah muntahiyah bittamlik, mudharabah atau musyarakah.
- Sedangkan bagi debitur yang tidak mampu membayar tagihan murabahah dapat
diselesaikan melalui penjualan obyek murabahah dan atau jaminan lainnya sesuai
prinsip syariah.
Lanjutan
PENYAJIAN
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Kerugian yang timbul, jika ada, atas
AKUNTANSI KREDITUR AKUNTANSI DEBITUR restrukturisasi piutang murabahah
disajikan secara terpisah dalam
- Potongan yang diberikan dalam - Perlakuan akuntansi untuk
rangka restrukturisasi piutang restrukturisasi utang murabahah laporan laba rugi.
murabahah diakui sebagai pengurang melalui konversi akad dilakukan PENGUNGKAPAN
jumlah tercatat marjin murabahah sesuai dengan PSAK terkait untuk - Kreditur mengungkapkan
tangguhan sampai habis sebelum pada akad yang baru. informasi yang berkaitan dengan
akhirnya menggurangi biaya - Keuntungan neto atas restrukturisasi restrukturisasi piutang murabahah
perolehan aset murabahah yang utang murabahah setelah pajak, jika
tersisa dalam piutang murabahah yang ada, diakui dalam laporan laba rugi bermasalah meliputi tetapi tidak
direstrukturisasi. dalam periode terjadinya dan terbatas pada, nama debitur,
- Penjadualan kembali tagihan disajikan tersendiri sebagai bagian jumlah piutang yang
murabahah, dalam rangka pendapatan nonusaha. direstrukturisasi, alasan, dan
restrukturisasi, diberikan kepada - Keuntungan neto yang timbul dari
debitur yang tidak bisa melunasi restrukturisasi utang murabahah metode restrukturisasi yang
utangnya sesuai jumlah dan waktu sebesar selisih utang murabahah digunakan.
yang telah disepakati. tercatat dikurangi jumlah yang harus - Kreditur juga mengungkapkan
- Konversi akad murabahah menjadi diselesaikan, atau selisih hasil keberadaan hubungan istimewa
akad lainnya bagi debitur yang tidak kredituran dengan nilai aset termasuk
bisa menyelesaikan utang murabahah biaya-biaya yang terkait langsung dengan debitur yang
sesuai dengan jumlah dan waktu yang dengan restrukturisasi utang direstrukturisasi, jika ada.
telah disepakati murabahah tersebut. Debitur mengungkapkan dalam
- Debitur yang tidak mampu melunasi catatan atas laporan keuangan
PSAK 109
AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH
MUSTAHIQ
AMIL
orang atau entitas yang
INFAK/SEDEKAH berhak menerima zakat.
ZAKAT entitas pengelola Mustahiq terdiri dari :
harta yang diberikan zakat untuk fakir, miskin, riqab, orang
harta yang wajib dikeluarkan secara sukarela oleh mengumpulkan yang terlilit utang,
oleh muzakki sesuai dengan
pemiliknya, baik yang dan menyalurkan muallaf, fisabilillah,
ketentuan syariah untuk
diberikan kepada yang peruntukannya dibatasi zakat, orang dalam perjalanan,
berhak menerimanya (ditentukan) maupun infak/sedekah dan amil
(mustahiq) tidak dibatasi
KARAKTERISTIK
- Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh muzakki kepada mustahiq baik
melalui amil maupun secara langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai persyaratan nisab,
haul (baik yang periodik maupun yang tidak periodik), tarif zakat (qadar), dan peruntukannya.
- Infak/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan maupun tidak ditentukan
peruntukannya oleh pemberi infak/sedekah.
- Zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh amil harus dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip
Lanjutan PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
ZAKAT
a. Pengakuan awal
- Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya INFAK/SEDEKAH
a. Pengakuan awal
diterima. - Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana infak/sedekah
- Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah
penambah dana zakat - Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian
- Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk amil dan dana infak/sedekah untuk bagian penerima infak/sedekah.
bagian amil dan dana zakat untuk bagian nonamil. b. Pengukuran setelah pengakuan awal
- Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus - Aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk
menerima penyaluran zakat melalui amil maka aset dikelola dinilai sebesar nilai wajar saat penerimaannya dan diakui
sebagai aset tidak lancar infak/sedekah.
zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana - Penurunan nilai aset infak/sedekah tidak lancar diakui sebagai:
zakat. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan 1. pengurang dana infak/sedekah, jika terjadi bukan disebabkan oleh
ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana amil. kelalaian amil;
b. Pengukuran setelah pengakuan awal 2. kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian
Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai: amil.
1. pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan c. Penyaluran infak/sedekah
oleh kelalaian amil; - Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana
2. kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan infak/sedekah.
- Penyaluran infak/sedekah kepada amil lain merupakan penyaluran
oleh kelalaian amil.
yang mengurangi dana infak/ sedekah sepanjang amil tidak akan
c. Penyaluran zakat menerima kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut.
Zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai - Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana
pengurang dana zakat sebesar: bergulir dicatat sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak
Lanjutan Dana Nonhalal
- Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang PENYAJIAN
tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro Amil menyajikan dana zakat, dana
atau bunga yang berasal dari bank konvensional. Penerimaan infak/ sedekah, dana amil, dan dana
nonhalal pada umumnya terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi nonhalal secara terpisah dalam neraca
yang tidak diinginkan oleh entitas syariah karena secara prinsip (laporan posisi keuangan).
dilarang. Infak/Sedekah
Penerimaan nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah- dari
Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait
dana zakat, dana infak/ sedekah dan dana amil. Aset nonhalal disalurkan
PENGUNGKAPAN sesuai dengan syariah. dengan transaksi infak/sedekah, tetapi tidak terbatas
Zakat pada:
- Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi a) metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk
zakat, tetapi tidak terbatas pada: penerimaan infak/sedekah berupa aset nonkas;
a) kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas b) kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil
penyaluran, dan penerima; atas penerimaan infak/sedekah, seperti persentase
b) kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan;
penerimaan zakat, seperti persentase pembagian, alasan, dan c) kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan
konsistensi kebijakan; skala prioritas penyaluran, dan penerima;
c) metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan d) keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung
zakat berupa aset nonkas; disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika ada, maka
d) rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup jumlah beban harus diungkapkan jumlah dan persentase dari seluruh
pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung mustahiq; dan penerimaan infak/sedekah selama periode pelaporan
e) hubungan istimewa antara amil dan mustahiq yang meliputi: serta alasannya;
- sifat hubungan istimewa; e) penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan
yang diperuntukkan bagi yang berhak, jika ada, jumlah
PSAK 110
AKUNTANSI SUKUK
Sukuk adalah efek syariah berupa sertifiat atau bukti RUANG LINGKUP
Pernyataan ini diterapkan untuk entitas
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak
yang melakukan transaksi sukuk ijarah dan
tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas: sukuk mudharabah, baik sebagai penerbit
(a) aset berwujud tertentu; sukuk maupun investor sukuk.
(b) manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah ada
maupun yang akan ada;
(c) jasa yang sudah ada maupun yang akan ada;
(d) aset proyek tertentu; atau
KARAKTERISTIK
(e) kegiatan investasi yang telah ditentukan.
- Sukuk merupakan sertifiat yang bernilai sama yang merepresentasikan hak pemilik
(investor) atas kepemilikan fiik aset, manfaat atas aset, proyek tertentu, atau jasa
tertentu.
- Sukuk mewakili kepemilikan bersama dalam kepemilikan aset yang tersedia untuk
diinvestasikan, baik aset nonmoneter, manfaat, jasa, atau kombinasi ketiganya,
ditambah aset takberwujud atau aset moneter.
- Penerbitan dan perdagangan sukuk harus berdasarkan akad syariah, termasuk adanya
aset/aktivitas yang mendasari (underlying assets/activities).
- Perdagangan sukuk tunduk kepada ketentuan yang mengatur perdagangan hak-hak
yang diwakilinya.
- Pemilik sukuk memperoleh hasil dan menanggung kerugian sebagaimana dinyatakan
dalam akad.
Lanjutan PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
AKUNTANSI INVESTOR
AKUNTANSI PENERBIT a. Pengakuan Awal
Sukuk Ijarah - Entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah dan sukuk mudharabah
- Sukuk ijarah diakui pada saat entitas menjadi pihak sebesar biaya perolehan.
yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk ijarah. - Entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah dan sukuk mudharabah
Sukuk ijarah diakui sebesar nilai nominal, disesuaikan pada saat tanggal perdagangan atau penyelesaian transaksi dalam
dengan premium atau diskonto, dan biaya transaksi pasar yang lazim.
terkait dengan penerbitannya. b. Klasifiasi dan Reklasifiasi
- Setelah pengakuan awal, jika jumlah tercatat berbeda
- Sebelum pengakuan awal, entitas menentukan klasifiasi investasi pada
dengan nilai nominal disebabkan penyesuaian, maka sukuk ijarah dan sukuk mudharabah sebagai diukur pada biaya
perbedaan tersebut diamortisasi secara garis lurus perolehan, diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif
selama jangka waktu sukuk ijarah. lain atau diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
- Beban ijarah diakui pada saat terutang.
- Untuk investasi pada sukuk yang diukur pada biaya perolehan dan
pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain, selisih antara
Sukuk Mudharabah
biaya perolehan dan nilai nominal diamortisasi secara garis lurus
- Sukuk mudharabah diakui pada saat entitas menjadi
selama jangka waktu sukuk.
pihak yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk
- Entitas tidak dapat mengubah klasifiasi investasi, kecuali terjadi
mudharabah. Sukuk mudharabah diakui sebesar nilai
perubahan tujuan model usaha.
nominal. Biaya transaksi diakui secara terpisah dari
c. Setelah Pengakuan Awal
sukuk mudharabah.
- Biaya transaksi diamortisasi secara garis lurus selama - Untuk investasi pada sukuk yang diukur pada nilai wajar melalui
penghasilan komprehensif lain, perubahan nilai wajar diakui dalam
jangka waktu sukuk mudharabah.
- Bagi hasil yang menjadi hak pemilik sukuk penghasilan komprehensif lain. Pada saat terjadi penghentian
Lanjutan PENGUNGKAPAN
Auntansi Penerbit
- Untuk sukuk ijarah, entitas mengungkapkan hal-hal berikut:
a) Uraian tentang persyaratan utama dalam penerbitan sukuk ijarah
b) Penjelasan mengenai aset atau manfaat yang mendasari penerbitan
sukuk ijarah, termasuk jenis dan umur ekonomik; dan
PENYAJIAN
c) Lain-lain.
Akuntansi Penerbit - Untuk sukuk mudharabah, entitas mengungkapkan hal-hal berikut:
- Sukuk ijarah disajikan sebagai liabilitas. a) Uraian tentang persyaratan utama dalam penerbitan sukuk
- Sukuk mudharabah disajikan sebagai dana syirkah mudharabah
temporer. b) Penjelasan mengenai aktivitas yang mendasari penerbitan sukuk
mudharabah, termasuk jenis usaha, kecenderungan (tren) usaha,
Akuntansi Investor pihak yang mengelola usaha (jika dilakukan pihak lain); dan
Pendapatan investasi dan beban amortisasi disajikan c) Lain-lain.
secara neto dalam laba rugi.
Akuntansi Investor
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini:
d) Klasifiasi investasi berdasarkan jumlah investasi;
e) Tujuan model usaha yang digunakan;
f) Jumlah investasi yang direklasifiasikan, jika ada, dan penyebabnya;
g) Nilai wajar untuk investasi yang diukur pada biaya perolehan; dan
h) Lain-lain.
PSAK 111
AKUNTANSI WA’D
Wa’d adalah janji dari
satu pihak kepada pihak
lain untuk melaksanakan
sesuatu.
RUANG LINGKUP
Pernyataan ini diterapkan pada wa’d
dalam transaksi syariah, termasuk
transaksi keuangan syariah.
KARAKTERISTIK
- Wa'd yang merupakan janji dari satu pihak kepada pihak lain untuk
melaksanakan sesuatu di masa mendatang diterapkan pada beberapa
transaksi syariah, seperti wa'd yang ada dalam murabahah, ijarah
muntahiyah bittamlik, line facility, jual-sewa-beli (al-bai` wa al-
isti’jar) dalam penerbitan sukuk, jual-sewa-janji-beli (al-bai` ma`a
al-wa`d bi al-syira’) dalam repo surat berharga syariah, dan lindung
nilai syariah (al-tahawwuth al-Islami).
- Hal utama yang membedakan antara wa'd dan akad adalah hak dan
kewajiban hukum akad. Wa'd belum menimbulkan hak dan
kewajiban hukum akad, sementara akad telah menimbulkan hak dan
Lanjutan
- Pada saat entitas memberikan wa'd kepada entitas lain atau
menerima wa'd dari entitas lain, maka entitas tidak mengakui aset
dan liabilitas yang akan terjadi dari wa'd.
- Ketika entitas memberikan wa'd kepada entitas lain, maka hal
tersebut belum memunculkan aset atau liabilitas dalam laporan
keuangan. Hal yang sama juga berlaku ketika entitas menerima wa'd
dari entitas lain. Wa'd hanya memunculkan potensi aset atau potensi
liabilitas di masa mendatang, tetapi bukan aset atau liabilitas saat
ini.
- Entitas mengakui aset atau liabilitas yang terkait pada saat akad PENGAKUAN
dilakukan atas dasar wa'd sebelumnya sesuai dengan pengaturan
dalam PSAK lain yang relevan. 10 Ketika akad dilakukan atas dasar
PENGUNGKAPAN
wa’d sebelumnya, entitas menerapkan pengaturan dalam PSAK lain
yang relevan, seperti PSAK 102: Akuntansi Murabahah dan - PSAK
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna untuk
107: Akuntansi Ijarah. Penerapan wa'd pada transaksi repo surat mengevaluasi sifat dan luas dari pemberian atau penerimaan wa’d serta
berharga syariah dan lindung nilai syariah dampaknya terhadap posisi dan kinerja keuangan yang meliputi tetapi
tidak terbatas pada:
a) Uraian mengenai kesepakatan pokok dalam wa’d, termasuk jenis, nilai,
jangka waktu, dan pihak lawan.
b) Tujuan, kebijakan, dan pengelolaan risiko yang muncul dari wa'd.
c) Dampak potensial wa'd terhadap aset, liabilitas, penghasilan, dan beban
pada akhir periode.
d) Analisis mengenai dampak terhadap aset, liabilitas, penghasilan, dan
Seminar Akuntansi Keuangan
4. Perubahan PSAP
Dalam hal diperlukan perubahan terhadap PSAP, perubahan
tersebut diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah
mendapat pertimbangan dari BPK. Rancangan perubahan PSAP
disusun oleh KSAP sesuai dengan mekanisme yang berlaku
dalam penyusunan SAP. Rancangan perubahan PSAP
disampaikan oleh KSAP kepada Menteri Keuangan. Menteri
Keuangan menyampaikan usulan rancangan perubahan PSAP
kepada BPK untuk mendapat pertimbangan.
Yang dimaksud dengan “perubahan” adalah penambahan,
penghapusan, atau penggantian satu atau lebih PSAP.
5. Sistem Akuntansi Pemerintahan
Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur,
penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi
akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di
lingkungan organisasi pemerintah.
Pemerintah menyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan yang mengacu pada SAP. Sistem Akuntansi
Pemerintahan pada Pemerintah Pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengacu
pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Sistem Akuntansi Pemerintahan pada
pemerintah daerah diatur dengan peraturan gubernur/bupati/walikota yang mengacu pada
pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri.
nyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah, gubernur/bupati/walikota mengacu pula pada peraturan daerah dan ke
dkan konsolidasi fiskal dan statistik keuangan Pemerintah secara nasional.