Anda di halaman 1dari 89

KELOMPOK 2

Maria Lomboan - 18061104179


Thasya Oroh - 18061104185
Ester Takalumang - 18061104015
Junior Lalonsang - 180611040113
Aisah Ramadhan - 18061104061
Norika Barry - 18061104269
KERANGKA KONSEPTUAL
IAI VERSUS FASB
1. DEFINISI
 Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan  Kerangka Koneptual FASB
(KDPPLK)
Adanya kebutuhan akan rerangka konseptual
●IAI menamakan kerangka konseptual mendorong FASB mengeluarkan Discussion
Indonesia dengan istilah “Kerangka Dasar Memorandum berjudul “ Conceptual Rerangka for
Financial Accounting and Reporting : Elements of
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan”. Financial Statements and Their Measurement “ pada
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan tahun 1976. Hasil kerja dan tulisan tersebut akhinya
pada periode 1978-1985 dihasilkan enam komponen
Keuangan yang akan disingkat KDPPLK merupakan
rerangka konseptual dan diberi nama Statement of 
hasil suatu proses penalaran dan pemikiran Financial Accounting Concept (SFAC).
Kerangka konseptual ini merupakan dasar teoritis bagi
akuntansi yang diharapkan berlaku dalam lingkungan
FASB dalam mengembangkan standard akuntansi
dan kondisi tertentu yang merupakan pemilihan keuangan (Statement of Financial Accounting Standard)
di Amerika Serikat. Standar-standar tersebut berkenaan
faktor-faktor dan konsep-konsep yang relevan.
dengan pengukuran aktivitas ekonomi, penentuan waktu
kapan pengukuran dan pencatatan harus dilakukan,
ketentuan pengungkapan mengenai aktivitas tersebut,
penyiapan dan penyajian ringkasan aktivitas ekonomi
tersebut dalam bentuk laporan keuangan.
2. Ruang lingkup
Tujuan laporan keuangan
 Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan  Kerangka Koneptual FASB
(KDPPLK)
Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis:
KDPPLK menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan • Memberikan informasi yang berguna bagi para
calon investor dan kreditor maupun yang sudah ada dan
adalah “menyediakan informasi mengenai posisi para pengguna lainnya dalam mebuat investasi, kredit,
dan keputusan lainnya.
keuangan , kinerja, dan perubahan posisi keuangan satu • Memberikan informasi untuk membantu para calon
investor dan kreditor serta para pengguna lain yang
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar sudah ada dalam menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian dari penerimaan kas prospektif untuk
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi”
deviden atau bunga dan penerimaan dari penjualan,
(paragraph 12). penebusan, atau jatuh temponya surat berharga atau
pinjaman.
Oleh karena itu, menurut KDPPLK, tujuan utama Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan
nonbisnis:
aporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi • Informasi yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan mengenai alokasi sumber daya.
yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan yang • Informasi yang bermanfaat dalam menilai jasa dan
kemampuan untuk memberikan jasa
digunakan oleh banyak pengguna.
Karakteristik Kualitatif
 Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan  Kerangka Koneptual FASB
(KDPPLK)
Karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi:
Karakteris kualitatif yang menentukan manfaat -Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus
nformasi dalam laporan keuangan melekat pada informasi akuntansi.
1. Relevansi,
Agar laporan keuangan dapat menyediakan informasi 2. Keandalan
3. Keberdayaujian (verifiability)
yang berguna bagi pembuatan keputusan oleh banyak 4. Kenetralan (neutrality).
5. Kejujuran penyajian (representational faithfulness).
pengguna, KDPPLK mengharuskan informasi yang
-Kualitas Sekunder
dimuat di dalamnya agar memiliki 4 karakteristik Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi
adalah;
kualitatif, yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan 1. Keberdayabandingan.
2. Konsistensi.
dapat diperbandingkan.
Elemen Laporan Keuangan
 Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan  Kerangka Koneptual FASB
(KDPPLK)
Elemen-elemen yang berkaitan langsung dengan
● Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur pengukuran kinerja dan status dari perusahaan:
1. Aktiva
yang membentuk laporan keuangan 2. Kewajiban
3. Ekuitas
● KDPPLK mengidentifikasi unsure-unsur : 4. Investasi oleh pemilik
5. Distribusi kepada pemilik
a) Aset 6. Laba komprehensif
7. Pendapatan
b) Liabilitas
8. Beban
c) Ekuitas 9. Keuntungan
10. Kerugian
d) Kinerja
e) Beban
 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPPLK)
Konsep pemeliharaan modal sangat penting bagi pengukuran laba.
Menurut Hicks, seorang ekonom, laba adalah jumlah maksimum yang
dapat dikonsumsi oleh sebuah perusahaan dalam suatu periode, namun
kekayaan di akhir periode sama dengan di awal periode. Oleh
karenanya, laba adalah kelebihan setelah posisi awal dipelihara.
KDPPLK menyebut dua cara mengukur dan memelihara posisi awal,
yaitu :
a) Modal keuangan; dan
b) Modal fisik
Standar
Akuntansi
Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah format dan prosedur
pembuatan laporan keuangan yang menjadi aturan baku
penyajian informasi keuangan suatu kegiatan usaha atau
perusahaan.
SAK berisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), yang diterbitkan oleh
Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan
Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI), serta peraturan
regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah
pengawasannya.
Konvergensi SAK dan IFRS diharapkan dapat banyak mengurangi
perbedaan dua standar akuntansi skala lokal dan global ini. Sehingga
bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik untuk
bertransaksi di pasar modal karena informasi dalam laporan
keuangannya berkualitas internasional.
4 Macam Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
PSAK-IFRS
01 PSAK-IFRS (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan – International
Financial Reporting Standards) adalah SAK yang telah mengadopsi IFRS
dan berlaku di Indonesia.
Bisa dibilang, PSAK adalah nama lain dari SAK yang diterbitakan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang dibentuk Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) pada tahun 2012.
Standar ini adalah patokan penyusunan, pencatatan, penyajian, dan
perlakuan laporan keuangan, agar informasi keuangan yang dihasilkan,
relevan bagi pengguna laporan.
PSAK digunakan oleh perusahaan (entitas) yang memiliki akuntabilitas
publik, baik yang sudah terdaftar di pasar modal, maupun yang masih dalam
proses pendaftaran pasar modal.

SAK-ETAP
02 SAK-ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Standar ini dipakai oleh entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik yang signifikan, sehingga entitas (perusahaan)
dimaksud menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi
penggunaan ekstrernal.
ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS yang
meliputi tidak adanya penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan
laporan laba/rugi yang komprehensif.
PSAK Syariah
03 Dari namanya saja sudah bisa diketahui bahwa standar akuntansi keuangan
ini adalah standar yang berpatok pada prinsip hukum agama (syariat) Islam.
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah,
baik itu lembaga syariah maupun lembaga non-syariah.
Standar akuntansi ini dikembangkan mengikuti model SAK umum namun
berbasis syariah dengan mengacu pada fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI).
PSAK Syariah mengatur mulai dari kerangka konseptual penyusunan dan
pengungkapan laporan, penyajian laporan keuangan secara syariah, serta
standar khusus transaksi syariah seperti muharabahah, musyarakah,
mudharabah, salam dan istishna.

SAP
04 SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) diterbitkan sebagai peraturan
pemerintah (PP) yang diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD).
Laporan keuangan pokok menurut Standar Akuntansi Pemerintah adalah
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan.
SAP dibuat untuk menjadmin transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara demi terwujudnya pemerintahan yang baik
dan bersih.
Infographic Style

01 Untuk keseragaman laporan keuangan.

02 Memudahkan penyusunan laporan keuangan.

Mempermudah auditor dan pembaca laporan


03 keuangan untuk memahami dan membandingkan
laporan keuangan entitas berbeda-beda.
SAK ETAP
Definisi SAK ETAP

Pelaporan Keuangan ETAP

Karakteristik SAK ETAP

Penerapan Standar Akuntansi Untuk ETAP

Manfaat Penerapan SAK ETAP


Definisi SAK ETAP
SAK ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, artinya SAK ETAP
diperuntukkan bagi entitas yang laporan keuangannya tidak akuntabel untuk publik secara luas. Biasanya
SAK ETAP diterapkan oleh usaha kecil dan menengah, karena tidak memperjualbelikan sahamnya di pasar
modal.

SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar
menggunakan konsep biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan yang
lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun
SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1
Januari 2010. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka Standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas
tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Suatu entitas memiliki akuntabilitas publik yang signifikan, jika entitas tersebut telah mengajukan pernyataan
pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator
lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi (Sumber : Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik).
Karakteristik SAK ETAP
SAK ETAP : Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
ETAP adalah entitas yang:
Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal.
Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.

Lebih sederhana antara lain: 01


Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode
Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan
02
Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan :
Dapat Dipahami,
Relevan, 03
Materialitas,
Keandalan,
Substansi Mengungguli Bentuk 04
Pertimbangan Sehat,
Kelengkapan,
Dapat Dibandingkan,
05
Tepat Waktu,
Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat.

SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi06 aset atau kewajiban dengan mengabaikan
apakah pos-pos tersebut merupakan hasil  dari penerapan “matching concept”.
Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban, atau penghasilan dengan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh SAK
ETAP.
Pelaporan Keuangan
ETAP
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK ETAP (2009), laporan keuangan adalah bagian dari
proses pelaporan keuangan, dan laporan keuangan yang lengkap meliputi : neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Neraca
Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut.
Neraca minimal mencakup pos – pos berikut ; kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya,
persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset
dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, ekuitas.

Laporan laba rugi


Laporan laba rugi menyajikan hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas. Laba sering
digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat
pengembalian investasi atau laba per saham. Unsur – unsur laporan keuangan yang secara langsung
terkait dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban. Laporan laba rugi minimal mencakup
pos – pos sebagai berikut : pendapatan, beban keuangan, bagian laba rugi atau rugi dai investasi
yang menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi neto.
(lanjutan)

Laporan perubahan ekuitas

Dalam laporan ini menunjukkan :


•Seluruh perubahan dalam ekuitas untuk suatu periode, termasuk di dalamnya pos pendapatan dan
beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan
kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut.
•Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik termasuk jumlah investasi, penghitungan deviden dan distribusi lain ke pemilik ekuitas
selama suatu periode.

Laporan arus kas


Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang
menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dan aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan.

Catatan atas laporan keuangan


Pelaporan
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam
Keuangan laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah
yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos – pos yang tidak memenuhi kriteria
ETAP pengakuan dalam lapran keuangan.
 
Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi persyaratan untuk
menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP, tetapi
berdasarkan PSAK non-ETAP. Sepanjang diterapkan secara konsisten, entitas tersebut tidak
diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan
berikutnya.

Jadi, entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak
memenuhi persyaratan sebagai entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas
tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP,
melainkan wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non- ETAP dan tidak
diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali sesuai dengan paragraf 29.4 (Sumber :
Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik).

SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2011, penerapan dini diperkenankan. Jika SAK ETAP diterapkan dini, maka
entitas harus menerapkan SAK ETAP untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2010. (Sumber : SAK ETAP Bab 30 Ruang Tanggal Efektif 30.1)
Penerapan SAK ETAP menurut Ikatan Akuntan Indonesia adalah mencakup pos-pos berikut ini :

Penerapan Standar
Akuntansi Untuk ETAP
Manfaat Penerapan SAK ETAP
SAK ETAP memiliki beberapa manfaat untuk diterapkan, diantaranya
adalah :
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah,
mampu untuk :
• Menyusun laporan keuangannya sendiri.
• Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit.

Sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk


mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha.
Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga lebih
mudah dalam implementasinya.
Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan
keuangan.
• SAK EMKM adalah kepanjangan dari Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah Makro yang dirancang
secara khusus sebagai patokan standar akuntasi keuangan pada
UMKM. Standar Keuangan ini disusun dan disahkan oleh IAI atau
Ikatan Akuntasi Indonesia sebagai sebuah orgnasasi profesi yang
menaungi seluruh akuntan di Indonesia
Tentang SAK
EMKM
Standar Akuntansi keuangan atau SAK adalah pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI)
serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya,
Indonesia memiliki 4 (empat) tipe SAK yang berlaku di Indonesia, yaitu:
• SAK (Standar Akuntansi Keuangan),
• SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik),
• PSAK-Syariah (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah),
• SAP (Standar Akuntansi Pemerintah).
Apa itu Entitas Mikro, Kecil dan
Menengah?
pengertian serta kriteria EMKM berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia

• Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki
kekayaan bersih maksimal 50 juta rupiah dan hasil penjualan tahunan dengan maksimal 300 juta rupiah.

• Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memiliki kekayaan bersih maksimal 50
juta rupiah dan hasil penjualan tahunan dengan maksimal 500 juta rupiah.

• Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih maksimal 300
juta rupiah dan hasil penjualan tahunan dengan maksimal 2 miliar rupiah.
Cara penyajian laporan keuangan EMKM
telah disusun secara rinci pada ED SAK
EMKM yang dimana penyajiannya harus
konsisten, informasi keuangan yang
komparatif, serta lengkap. Minimal laporan
keuangan tersebut terdiri dari:
• Laporan posisi keuangan pada akhir
Laporan keuangan periode,
• Laporan laba rugi selama periode,
emkm • Catatan atas laporan keuangan, yang
berisi tambahan dan rincian akun-akun
tertentu yang relevan.
 Aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan yang dari
mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh entitas. Aset sendiri terbagi menjadi dua
macam yaitu aset yang memiliki wujud dan aset tidak memiliki wujud (tak berwujud).
 Liabilitas merupakan kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Karakteristik esensial
dari liabilitas adalah kewajiban yang dimiliki entitas saat ini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu
dengan cara tertentu yang dapat berupa kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif.
 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Klaim ekuitas adalah klaim
atas hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Klaim ekuitas merupakan klaim
terhadap entitas, yang tidak memenuhi definisi liabilitas.

Laporan posisi keuangan emkm


Laporan laba rugi
• Laporan laba rugi sebuah EMKM mencakup informasi tentang pendapatan,
beban keuangan serta beban pajak pada suatu entitas. Sesuai dengan ED SAK
EMKM, laporan laba rugi memasukkan semua penghasilan dan beban yang
diakui dalam suatu periode, kecuali ED SAK EMKM mensyaratkan lain.
Laporan keuangan emkm
• Cara penyajian laporan keuangan EMKM telah disusun secara rinci pada ED SAK
EMKM yang dimana penyajiannya harus konsisten, informasi keuangan yang
komparatif, serta lengkap. Minimal laporan keuangan tersebut terdiri dari:
 Laporan posisi keuangan pada akhir periode,
 Laporan laba rugi selama periode,
 Catatan atas laporan keuangan, yang berisi tambahan dan rincian akun-akun
tertentu yang relevan.
Catatan atas laporan posisi
keuangan emkm
• Catatan atas laporan keuangan yang disusun dalam ED SAK EMKM
harus memuat tentang:
• • Sebuah pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan ED SAK EMKM,
• • Ikhtisar kebijakan akuntansi,
• • Dan, informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang
menjelaskan transaksi penting dan material sehingga bermanfaat bagi
pengguna untuk memahami laporan keuangan.
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK)
SYARIAH
PSAK 101 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

SAK PSAK 102 : AKUNTANSI MURABAHAH

SYARIAH PSAK 103 : AKUNTANSI SALAM

PSAK 104 : AKUNTANSI ISTISHNA’

PSAK 105 : AKUNTANSI MUDHARABAH

PSAK 106 : AKUNTANSI MUSYARAKAH

PSAK 107 : AKUNTANSI IJARAH

PSAK 108 : AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG


PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH

PSAK 109 : AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH

PSAK 110 : AKUNTANSI SUKUK

PSAK 111 : AKUNTANSI WA’D


PSAK 101
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Laporan Keuangan Syariah
adalah suatu penyajian terstruktur
dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan dari suatu entitas
syariah.
Tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi
Menyajikan sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat
Informasi keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Dana syirkah
1 Aset 3 temporer 5
Pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian 7 Dana zakat

2 Kewajiban 4 Ekuitas 6 Arus kas 8 Dana kebijakan


Lanjutan
Komponen Penyajian Secara Wajar
1. Neraca Laporan keuangan syariah harus menyajikan secara
2. Laporan Laba Rugi wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
3. Laporan Perubahan Ekuitas entitas syariah dengan menerapkan Pernyataan Standar
4. Laporan Sumber dan Akuntansi Keuangan (PSAK) secara benar disertai
Penggunaan Dana Zakat pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan atas
5. Laporan Sumber dan Laporan Keuangan
Penggunaan Dana Kebajikan
6. Catatan atas Laporan Keuangan

Kebijakan Akuntansi
Dalam syariah, kebijakan akuntansi adalah prinsip khusus, dasar,
konvensi, peraturan, dan praktik yang diterapkan entitas syariah dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Bagian kebijakan
akuntansi dalam Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan hal-hal
sebagai berikut:
a) Dasar pengukuran dalam menyiapkan laporan keuangan;
b) Kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan guna memahami
laporan keuangan secara benar.
PSAK 102
AKUNTANSI MURABAHAH
TUJUAN
RUANG LINGKUP
Pernyataan ini bertujuan untuk
- Pernyataan ini diterapkan pada transaksi
mengatur pengakuan,
murabahah yang dilakukan entitas baik
pengukuran, penyajian, dan
sebagai penjual maupun pembeli.
pengungkapan transaksi
- Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan
murabahah.
perlakuan akuntansi atas sukuk yang
KARAKTERISTIK menggunakan akad murabahah.
- Murabahah dapat dilakukan
berdasarkan pesanan atau tanpa PENYAJIAN
pesanan Murabahah
- Pembayaran murabahah dapat - Piutang murabahah disajikan sebesar
adalah akad jual nilai neto yang dapat direalisasikan,
dilakukan secara tunai atau tangguh beli barang
- Akad murabahah memperkenankan yaitu saldo piutang murabahah
dengan harga jual
penawaran harga yang berbeda untuk PENGUNGKAPAN
dikurangi penyisihan kerugian piutang.
sebesar biaya - Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait
cara pembayaran yang berbeda perolehan dengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas
- Harga yang disepakati dalam pada:
ditambah
murabahah adalah harga jual keuntungan yang
a) harga perolehan aset murabahah;
- Biaya perolehan persediaan b) janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan
disepakati dan pesanan sebagai kewajiban atau bukan;
murabahah merupakan jumlah kas penjual harus c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK
neto yang dikeluarkan oleh penjual mengungkapkan 101
sampai dengan akad murabahah, - Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait
biaya perolehan dengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas
termasuk diskon yang diterima oleh barang tersebut pada:
penjual dalam bentuk apapun kepada pembeli. a) nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi
murabahah;
b) jangka waktu murabahah tangguh;
Lanjutan PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Akuntansi Penjual Akuntansi Pembeli


- Pada saat perolehan, persediaan murabahah diukur pada biaya - Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui
perolehan.
sebagai utang
- Setelah pengakuan awal, persediaan murabahah diukur pada
murabahah sebesar jumlah yang wajib dibayarkan.
biaya perolehan atau
- Biaya perolehan dari aset yang diperoleh melalui transaksi
nilai realisasi neto mana yang lebih rendah.
- Jika nilai realisasi neto persediaan murabahah lebih rendah murabahah diukur
daripada biaya perolehannya, maka selisihnya diakui sebagai pada:
kerugian. Dalam murabahah pesanan mengikat, harga jual a) harga beli ditambah biaya transaksi, jika murabahah secara
setelah dikurangi estimasi biaya penjualan merupakan nilai tunai;
realisasi neto dari persediaan murabahah. b) biaya perolehan tunai, jika melalui murabahah tangguh.
- Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar
Selisih antara harga
jumlah tagihan
beli dan biaya transaksi dengan biaya perolehan tunai diakui
kepada pembeli.
- Pendapatan murabahah terdiri atas marjin dan pendapatan lain sebagai beban
yang tercantum murabahah tangguhan.
dalam akad. Marjin murabahah merupakan selisih antara - Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara
harga jual dan biaya proporsional selama masa akad.
perolehan persediaan murabahah. - Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah,
- Pendapatan murabahah dari murabahah tangguh yang potongan pelunasan,
PSAK 103
AKUNTANSI SALAM
TUJUAN
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur
pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan transaksi salam.
RUANG LINGKUP
- Pernyataan ini diterapkan untuk :
a) Lembaga keuangan syariah yang melakukan transaksi salam
Salam adalah akad jual beli baik sebagai penjual maupun pembeli
muslam fiih (barang pesanan) dengan b) Pihak-pihak yang melakukan transaksi salam dengan
pengiriman di kemudian hari oleh
lembaga keuangan syariah
muslam illaihi (penjual) dan
Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi
pelunasannya dilakukan oleh pembeli
atas obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad salam
pada saat akad disepakati sesuai
KARAKTERISTIK
dengan syarat-syarat tertentu. - Lembaga keuangan syariah dapat bertindak sebagai pembeli dana atau penjual dalam suatu
transaksi salam. Jika lembaga keuangan syariah bertindak sebagai penjual kemudian memesan
kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal itu disebut
salam parallel.
- Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad.
Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal
bertindak sebagai pembeli, entitas dapat meminta jaminan kepada penjual untuk menghindari
risiko yang merugikan.
- Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi
teknis, kualitas, dan kuantitasnya.
- Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa kas, barang atau manfaat.
Peluansan harus dilakukan pada saat akad disepakati dan tidak boleh dalam bentuk
pembebasan hutang penjual atau penyerahan piutang pembeli dari pihak lain
Lanjutan PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Akuntansi Pembeli
Akuntansi Penjual
- Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam
- Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima
dibayarkan atau dialihkan kepada penjual.
modal usaha salam sebesar modal usaha salam yang
- Modal usaha salam dapat berubah kas dan asset non kas.
diterima.
- Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah
yang dibayarkan, sedangkan modal usaha salam dalam
aset nonkas. Modal usaha salam dalam bentuk kas
bentuk asset non kas diukur sebesar nilai wajar. Selisih
diukur sebesar jumlah yang diterima, sedangkan modal
antara nilai wajar dan nilai tercatat modal usaha non kas
usaha salam dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar
yang diserahkan diakui sebagai keuntungan atau kerugian
nilai wajar.
- Kewajiban salam dihentikan pengakuannya pada saat penyerahan modal usaha tersebut.
- Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai
(derecognation) pada saat penyerahan barang kepada
persediaan. Pada akhir periode pelaporan keuangan,
pembeli. Jika penjual melakukan transaksi salam
persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur
paralel, selisih antara jumlah yang dibayar oleh pembeli
sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang
akhir dan biaya perolehan barang pesanan diakui
PENGUNGKAPAN dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi
sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penyerahan
- Pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan:
barangmodal
pesanan PENYAJIAN
lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui
a) besarnya usahaoleh
salam,penjual kedibiayai
baik yang pembeli akhir.
sendiri maupun
yang dibiayai secara bersama-sama dengan pihak lain;
- sebagai
Pembelikerugian.
menyajikan modal usaha salam yang diberikan
b) jenis dan kuantitas barang pesanan; dan sebagai piutang salam .
c) pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 101
- Penjual dalam transaksi salam mengungkapkan:
- Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat
a) piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang memiliki memenuhi kewajibannya dalam transaksi salam disajikan
hubungan istimewa;
b) jenis dan kuantitas barang pesanan; dan pengungkapan lain sesuai
secara terpisah dari piutang salam.
PSAK 104
AKUNTANSI ISTSHNA’
DEFINISI
Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).
TUJUAN
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi istishna’.
RUANG LINGKUP
- Pernyataan ini diterapkan untuk lembaga keuangan syariah dan koperasi syariah yang melakukan transaksi
istishna’, baik sebagai penjual maupun pembeli.
- Lembaga keuangan syariah yang dimaksud, antara lain adalah:
a) Perbankan syariah sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
b) Lembaga keuangan syariah non-bank seperti asuransi, lembaga pembiayaan, dan dana pension
c) Lembaga keuangan lain yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menjalankan
transaksi istishna’
KARAKTERISTIK
- Berdasarkan akad istishna’, pembeli menugaskan penjual untuk menyediakan barang pesanan (mashnu’) sesuai
spesifikasi yang disyaratkan untuk diserahkan kepada pembeli, dengan cara pembayaran dimuka atau tangguh.
- Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang
pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.
- Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati antara pembeli dan penjual. Jika barang
pesanan yang diserahkan salah atau cacat maka penjual harus bertanggung jawab atas kelalaiannya.
- Entitas dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna’. Jika entitas bertindak
sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain (produsen atau kontraktor) untuk membuat barang
pesanan juga dengan cara istishna’ maka hal ini disebut istishna’ paralel.
- Pada dasarnya istishna’ tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi:
a) kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya; atau
b) akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian
Lanjutan Pengakuan dan Pengukuran
Akuntansi Penjual
a. Penyatuan dan Segmentasi Akad
- Bila suatu akad istishna’ mencakup sejumlah aset, pengakuan dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu akad yang terpisah.
- Suatu kelompok akad istishna’, dengan satu atau beberapa pembeli, harus diperlakukan sebagai satu akad istishna’.
- Jika ada pemesanan aset tambahan dengan akad istishna’ terpisah, maka tambahan aset tersebut diperlakukan sebagai akad
yang terpisah.
b. Pendapatan Istishna’ dan Istishna’ Paralel
- Pendapatan istishna’ diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau metode akad selesai. Akad adalah
selesai jika proses pembuatan barang pesanan selesai dan diserahkan kepada pembeli.
- Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya untuk penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara rasional pada akhir
periode laporan keuangan, maka digunakan metode akad selesai.
c. Istishna’ dengan Pembayaran Tangguh
Jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun setelah
penyerahan barang pesanan, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna’ dilakukan secara tunai, diakui sesuai persentase
penyelesaian; dan
2. selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan
jumlah pembayaran.
d. Biaya Perolehan Istishna’
- Biaya perolehan istishna’ terdiri dari:
1. biaya langsung yaitu bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk membuat barang pesanan; dan
2. biaya tidak langsung adalah biaya overhead , termasuk biaya akad dan praakad.
Lanjutan Pengakuan dan Pengukuran

Akuntansi Pembeli
- Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan
sekaligus mengakui hutang istishna’ kepada penjual.
- Aset istishna’ yang diperoleh melalui transaksi istishna’ dengan pembayaran tangguh lebih dari satu tahun diakui
sebesar biaya perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dalam akad istishna’ tangguh dan biaya
perolehan tunai diakui sebagai beban istishna’ tangguhan.
- Beban istishna’ tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi pelunasan hutang istishna’.
- Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian
pembeli, maka kerugian itu dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Jika
kerugian tersebut melebihi garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai piutang jatuh
tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang.
- Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak memperoleh
kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kembali
diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang.
- Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut
diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai
kerugian pada periode berjalan.
- Dalam istishna’ paralel, jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi
yang disepakati, maka barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan harga pokok
istishna’. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
Lanjutan
PENYAJIAN
- Penjual menyajikan dalam laporan keuangan halhal sebagai berikut:
a) Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah yang belum
dilunasi oleh pembeli akhir.
b) Termin istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah tagihan termin
penjual kepada pembeli akhir.
- Pembeli menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:
a) Hutang ishtisna’ sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum dilunasi.
b) Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
- persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli akhir, jika
istishna’ paralel; atau
PENGUNGKAPAN
- kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna’.
- Penjual mengungkapkan transaksi istishna’ dalam laporan keuangan, tetapi tidak
terbatas, pada:
a) metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna’;
b) metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang
sedang berjalan;
c) rincian piutang istishna’ berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas piutang;
d) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101
- Pembeli mengungkapkan transaksi istishna’ dalam laporan keuangan, tetapi tidak
terbatas, pada:
a) rincian hutang istishna’ berdasarkan jumlah dan jangka waktu;
pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101
PSAK 105
AKUNTANSI MUDHARABAH
Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah
dimana pemilik dana memberikan batasan
kepada pengelola dana, antara lain mengenai
tempat, cara dan atau obyek investasi.

Mudharabah muthlaqah adalah Mudharabah musytarakah adalah


mudharabah dimana pemilik dana bentuk mudharabah dimana pengelola
memberikan kebebasan kepada MUDHARABAH dana menyertakan modal atau dananya
pengelola dana dalam pengelolaan dalam kerjasama investasi
investasinya

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak


dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana,
sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku
pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai
kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh
pemilik dana
RUANG LINGKUP
- Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan
transaksi mudharabah baik sebagai pemilik dana (shahibul
maal) maupun pengelola dana (mudharib).
- Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan
akuntansi atas obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan
akad mudharabah.
KARAKTERISTIK
- Entitas dapat bertindak baik sebagai pemilik dana atau pengelola dana.
- Jika entitas bertindak sebagai pengelola dana, maka dana yang diterima
disajikan sebagai dana syirkah temporer.
- Pada prinsipnya dalam penyaluran mudharabah tidak ada jaminan, namun
agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan maka pemilik dana
dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini
hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan
pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.
- Pengembalian dana mudharabah dapat dilakukan secara bertahap bersamaan
dengan distribusi bagi hasil atau secara total pada saat akad mudharabah
diakhiri.
- Jika dari pengelolaan dana mudharabah menghasilkan keuntungan, maka
porsi jumlah bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan
berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama
Lanjutan PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Akuntansi Untuk Pemilik Dana


- Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas
atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana.
- Pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai berikut:
a) investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan;
b) investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar aset nonkas
- Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka
investasi mudharabah diakui sebagai piutang.
Penghasilan Usaha
- Jika investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi
hasil sesuai nisbah yang disepakati.
- Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk
penyisihan kerugian investasi.
Akuntansi Untuk Pengelola Dana
- Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas
atau nilai wajar aset nonkas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai
tercatatnya.
- Jika pengelola dana menyalurkan dana syirkah temporer yang diterima maka pengelola dana mengakui sebagai asset
- Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban pengelola dana.
Mudharabah Musytarakah
- Jika pengelola dana juga menyertakan dana dalam mudharabah musytarakah, maka penyaluran dana milik pengelola
Lanjutan

PENGUNGKAPAN
PENYAJIAN - Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait
- Pemilik dana menyajikan investasi transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada:
mudharabah dalam laporan a) isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti
keuangan sebesar nilai tercatat. porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha
mudharabah, dan lain-lain;
- Pengelola dana menyajikan
b) rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan
transaksi mudharabah dalam jenisnya;
laporan keuangan: c) penyisihan kerugian investasi mudharabah selama
a) dana syirkah temporer dari pemilik periode berjalan; dan
d) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101
dana disajikan sebesar nilai - Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait
tercatatnya untuk setiap jenis transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada:
mudharabah; a) isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti
b) bagi hasil dana syirkah temporer porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha
mudharabah, dan lain-lain;
yang sudah diperhitungkan tetapi b) rincian dana syirkah temporer yang diterima
belum diserahkan kepada pemilik berdasarkan jenisnya;
dana disajikan sebagai pos bagi c) penyaluran dana yang berasal dari mudharabah
PSAK 106
AKUNTANSI MUSYARAKAH
Terdapat 2 macam Musyarakah:
Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan
YouMusyarakah bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya
adalah
can Resize without
losing quality tetap hingga akhir masa akad.
akad kerjasama antara
You can Change Fill Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah
dua
Color & pihak atau lebih musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra
Lineuntuk
Color suatu usaha
akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga
tertentu, dimana bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra
masingmasing pihak lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut.
memberikan
kontribusi dana
dengan ketentuan
bahwa keuntungan Di dalamnya ada 2 jenis Mitra :
FREE
dibagi berdasarkan Mitra aktif adalah mitra yang mengelola usaha musyarakah,
PPT
kesepakatan
baik mengelola sendiri atau menunjuk pihak lain atas nama
sedangkan kerugian
TEMPLATES mitra tersebut.
berdasarkan porsi Mitra pasif adalah mitra yang tidak ikut mengelola usaha
www.allppt.com
kontribusi dana. Dana musyarakah
tersebut meliputi kas
atau aset nonkas yang
Lanjutan a. Pada Saat Akad
- Investasi musyarakah diakui pada saat
penyerahan kas atau aset nonkas untuk usaha
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN musyarakah.
- Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah
(misalnya, biaya studi kelayakan) tidak dapat
diakui sebagai bagian investasi musyarakah
AKUNTANSI kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra
MITRA AKTIF musyarakah.
- Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif
(misalnya, bank syariah) diakui sebagai
investasi musyarakah dan di sisi lain sebagai
dana syirkah temporer
b. Selama Akad
- Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah
dengan pengembalian dana mitra pasif di akhir
akad dinilai sebesar:
a) jumlah kas yang diserahkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi dengan
kerugian (jika ada); atau
b) nilai wajar aset musyarakah nonkas pada saat
penyerahan untuk usaha musyarakah setelah
Lanjutan
a. Pada Saat Akad
- Investasi musyarakah diakui pada saat
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas
kepada mitra aktif.
- Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah
(misalnya, biaya studi kelayakan) tidak dapat
AKUNTANSI diakui sebagai bagian investasi musyarakah
MITRA PASIF kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra.

b. Selama Akad
Bagian mitra pasif atas investasi musyarakah
dengan pengembalian dana mitra pasif di akhir
akad dinilai sebesar:
a) jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi dengan
kerugian (jika ada); atau
b) nilai wajar aset musyarakah nonkas pada saat
penyerahan untuk usaha musyarakah setelah
dikurangi penyusutan dan kerugian (jika ada).

c. Akhir Akad
Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah
Lanjutan

PENYAJIAN
- Mitra aktif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha
musyarakah dalam laporan keuangan:
a) Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif dan yang diterima dari
mitra pasif disajikan sebagai investasi musyarakah;
b) Aset musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan sebagai unsur dana
syirkah temporer untuk;
c) Selisih penilaian aset musyarakah, bila ada, disajikan sebagai unsur ekuitas.
- Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha
musyarakah dalam laporan keuangan:
a) Kas atau aset nonkas yang diserahkan kepada mitra aktif disajikan sebagai
investasi musyarakah;
b) Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset nonkas yang diserahkan
pada nilai wajar disajikan sebagai pos lawan (contra account) dari investasi
musyarakah.
 
PENGUNGKAPAN
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak
terbatas, pada:
c) isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi dana, pembagian hasil
usaha, aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain;
PSAK 107
AKUNTANSI IJARAH
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Sewa
yang dimaksud adalah sewa operasi (operating lease).
RUANG LINGKUP
- Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi
ijarah.
- Pernyataan ini mencakup pengaturan untuk pembiayaan multijasa
yang menggunakan akad ijarah, namun tidak mencakup pengaturan
perlakuan akuntansi untuk obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan
KARAKTERISTIK
akad ijarah.
- Ijarah merupakan sewa menyewa obyek ijarah tanpa perpindahan risiko dan manfaat yang terkait
kepemilikan aset terkait, dengan atau tanpa wa’ad untuk memindahkan kepemilikan dari pemilik
(mu’jir) kepada penyewa (musta’jir) pada saat tertentu.
- Perpindahan kepemilikan suatu aset yang diijarahkan dari pemilik kepada penyewa, dalam ijarah
muntahiyah bittamlik, dilakukan jika akad ijarah telah berakhir atau diakhiri dan aset ijarah telah
diserahkan kepada penyewa dengan membuat akad terpisah secara:
a) Hibah
b) penjualan sebelum akhir masa akad
c) penjualan pada akhir masa akad
d) penjualan secara bertahap.
Lanjutan PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Akuntansi Pemilik (Mu’jir)


- Obyek ijarah disusutkan atau diamortiasi, jika berupa aset
yang dapat disusutkan atau diamortisasi, sesuai dengan
Akuntansi Penyewa (Musta’jir)
kebijakan penyusutan atau amortisasi untuk aset sejenis
- Beban sewa diakui selama masa akad pada saat
selama umur manfaatnya (umur ekonomis).
manfaat atas aset telah diterima.
- Kebijakan penyusutan atau amortisasi yang dipilih harus
- Utang sewa diukur sebesar jumlah yang harus dibayar
mencerminkan pola konsumsi yang diharapkan dari manfaat
atas manfaat yang telah diterima.
ekonomi di masa depan dari obyek ijarah. Umur ekomonis
- Biaya pemeliharaan obyek ijarah yang disepakati
dapat berbeda dengan umur teknis.
dalam akad menjadi tanggungan penyewa diakui
- Misalnya, mobil yang dapat dipakai selama 10 tahun di-
sebagai beban pada saat terjadinya.
ijarah-kan dengan akad ijarah muntahiyah bittamlik selama
- Transaksi jual-dan-ijarah harus merupakan transaksi
5 tahun. Dengan demikian, umur ekonomisnya adalah 5
yang terpisah dan tidak saling bergantung (ta’alluq)
tahun.
sehingga harga jual harus dilakukan pada nilai wajar.
- Pengaturan penyusutan obyek ijarah yang berupa aset tetap
- Keuntungan atau kerugian yang timbul dari transaksi
sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap dan amortisasi aset
jual dan ijarah tidak dapat diakui sebagai pengurang
tidak berwujud sesuai dengan PSAK 19: Aset Tidak
atau penambah beban ijarah.
Berwujud.
- Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat
Lanjutan

PENYAJIAN
 
Pendapatan ijarah disajikan secara neto
PENGUNGKAPAN
setelah dikurangi beban yang terkait, - Pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah
misalnya beban penyusutan, beban muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada:
a) Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
pemeliharaan dan perbaikan, dan - Keberadaan wa’d pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan (jika ada
sebagainya. wa’d pengalihan kepemilikan);
- Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah-lanjut;
- Agunan yang digunakan (jika ada);
b) Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan atau amortisasi untuk setiap kelompok aset
ijarah;
c) Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada).
- Penyewa mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah
muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada:
a) Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
- Total pembayaran;
- Keberadaan wa’d pemilik untuk pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang
digunakan (jika ada wa’d pemilik untuk pengalihan kepemilikan);
- Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah-lanjut;
- Agunan yang digunakan (jika ada);
b) Keberadaan transaksi jual-dan-ijarah dan keuntungan atau kerugian yang diakui (jika ada
transaksi jualdan-ijarah).
PSAK 108
AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG
PIUTANG MURABAH BERMASALAH
KARAKTERISTIK
- Penyelesaian piutang murabahah melalui restrukturisasi piutang murabahah dapat
dilakukan terhadap debitur yang mengalami penurunan kemampuan dalam
membayar angsuran atau tagihan murabahah.
- Kreditur yang melakukan restrukturisasi atas piutang murabahah-nya yang
bermasalah akibat penurunan kemampuan pembayaran dari debitur dapat dilakukan
dengan cara, satu atau lebih kombinasi berikut:
a) memberi potongan tagihan murabahah;
b) melakukan penjadualan kembali tagihan murabahah;
c) melakukan konversi akad murabahah.
- Konversi akad murabahah dengan membuat akad dilakukan terhadap debitur yang
mengalami penurunan kemampuan pembayaran atas angsuran murabahah-nya,
namun debitur tersebut masih prospektif. Konversi akad murabahah dilakukan
dengan menghentikan akad murabahah dan membuat akad baru dengan skema
ijarah muntahiyah bittamlik, mudharabah atau musyarakah.
- Sedangkan bagi debitur yang tidak mampu membayar tagihan murabahah dapat
diselesaikan melalui penjualan obyek murabahah dan atau jaminan lainnya sesuai
prinsip syariah.
Lanjutan
PENYAJIAN
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Kerugian yang timbul, jika ada, atas
AKUNTANSI KREDITUR AKUNTANSI DEBITUR restrukturisasi piutang murabahah
disajikan secara terpisah dalam
- Potongan yang diberikan dalam - Perlakuan akuntansi untuk
rangka restrukturisasi piutang restrukturisasi utang murabahah laporan laba rugi.
murabahah diakui sebagai pengurang melalui konversi akad dilakukan  PENGUNGKAPAN
jumlah tercatat marjin murabahah sesuai dengan PSAK terkait untuk - Kreditur mengungkapkan
tangguhan sampai habis sebelum pada akad yang baru. informasi yang berkaitan dengan
akhirnya menggurangi biaya - Keuntungan neto atas restrukturisasi restrukturisasi piutang murabahah
perolehan aset murabahah yang utang murabahah setelah pajak, jika
tersisa dalam piutang murabahah yang ada, diakui dalam laporan laba rugi bermasalah meliputi tetapi tidak
direstrukturisasi. dalam periode terjadinya dan terbatas pada, nama debitur,
- Penjadualan kembali tagihan disajikan tersendiri sebagai bagian jumlah piutang yang
murabahah, dalam rangka pendapatan nonusaha. direstrukturisasi, alasan, dan
restrukturisasi, diberikan kepada - Keuntungan neto yang timbul dari
debitur yang tidak bisa melunasi restrukturisasi utang murabahah metode restrukturisasi yang
utangnya sesuai jumlah dan waktu sebesar selisih utang murabahah digunakan.
yang telah disepakati. tercatat dikurangi jumlah yang harus - Kreditur juga mengungkapkan
- Konversi akad murabahah menjadi diselesaikan, atau selisih hasil keberadaan hubungan istimewa
akad lainnya bagi debitur yang tidak kredituran dengan nilai aset termasuk
bisa menyelesaikan utang murabahah biaya-biaya yang terkait langsung dengan debitur yang
sesuai dengan jumlah dan waktu yang dengan restrukturisasi utang direstrukturisasi, jika ada.
telah disepakati murabahah tersebut. Debitur mengungkapkan dalam
- Debitur yang tidak mampu melunasi catatan atas laporan keuangan
PSAK 109
AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH
MUSTAHIQ

AMIL
orang atau entitas yang
INFAK/SEDEKAH berhak menerima zakat.
ZAKAT entitas pengelola Mustahiq terdiri dari :
harta yang diberikan zakat untuk fakir, miskin, riqab, orang
harta yang wajib dikeluarkan secara sukarela oleh mengumpulkan yang terlilit utang,
oleh muzakki sesuai dengan
pemiliknya, baik yang dan menyalurkan muallaf, fisabilillah,
ketentuan syariah untuk
diberikan kepada yang peruntukannya dibatasi zakat, orang dalam perjalanan,
berhak menerimanya (ditentukan) maupun infak/sedekah dan amil
(mustahiq) tidak dibatasi

KARAKTERISTIK
- Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh muzakki kepada mustahiq baik
melalui amil maupun secara langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai persyaratan nisab,
haul (baik yang periodik maupun yang tidak periodik), tarif zakat (qadar), dan peruntukannya.
- Infak/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan maupun tidak ditentukan
peruntukannya oleh pemberi infak/sedekah.
- Zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh amil harus dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip
Lanjutan PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

ZAKAT
a. Pengakuan awal
- Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya INFAK/SEDEKAH
a. Pengakuan awal
diterima. - Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana infak/sedekah
- Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah
penambah dana zakat - Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian
- Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk amil dan dana infak/sedekah untuk bagian penerima infak/sedekah.
bagian amil dan dana zakat untuk bagian nonamil. b. Pengukuran setelah pengakuan awal
- Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus - Aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk
menerima penyaluran zakat melalui amil maka aset dikelola dinilai sebesar nilai wajar saat penerimaannya dan diakui
sebagai aset tidak lancar infak/sedekah.
zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana - Penurunan nilai aset infak/sedekah tidak lancar diakui sebagai:
zakat. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan 1. pengurang dana infak/sedekah, jika terjadi bukan disebabkan oleh
ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana amil. kelalaian amil;
b. Pengukuran setelah pengakuan awal 2. kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian
Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai: amil.
1. pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan c. Penyaluran infak/sedekah
oleh kelalaian amil; - Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana
2. kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan infak/sedekah.
- Penyaluran infak/sedekah kepada amil lain merupakan penyaluran
oleh kelalaian amil.
yang mengurangi dana infak/ sedekah sepanjang amil tidak akan
c. Penyaluran zakat menerima kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut.
Zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai - Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana
pengurang dana zakat sebesar: bergulir dicatat sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak
Lanjutan Dana Nonhalal
- Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang PENYAJIAN
tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro Amil menyajikan dana zakat, dana
atau bunga yang berasal dari bank konvensional. Penerimaan infak/ sedekah, dana amil, dan dana
nonhalal pada umumnya terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi nonhalal secara terpisah dalam neraca
yang tidak diinginkan oleh entitas syariah karena secara prinsip (laporan posisi keuangan).
dilarang. Infak/Sedekah
Penerimaan nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah- dari
Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait
dana zakat, dana infak/ sedekah dan dana amil. Aset nonhalal disalurkan
PENGUNGKAPAN sesuai dengan syariah. dengan transaksi infak/sedekah, tetapi tidak terbatas
Zakat pada:
- Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi a) metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk
zakat, tetapi tidak terbatas pada: penerimaan infak/sedekah berupa aset nonkas;
a) kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas b) kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil
penyaluran, dan penerima; atas penerimaan infak/sedekah, seperti persentase
b) kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan;
penerimaan zakat, seperti persentase pembagian, alasan, dan c) kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan
konsistensi kebijakan; skala prioritas penyaluran, dan penerima;
c) metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan d) keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung
zakat berupa aset nonkas; disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika ada, maka
d) rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup jumlah beban harus diungkapkan jumlah dan persentase dari seluruh
pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung mustahiq; dan penerimaan infak/sedekah selama periode pelaporan
e) hubungan istimewa antara amil dan mustahiq yang meliputi: serta alasannya;
- sifat hubungan istimewa; e) penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan
yang diperuntukkan bagi yang berhak, jika ada, jumlah
PSAK 110
AKUNTANSI SUKUK
Sukuk adalah efek syariah berupa sertifiat atau bukti RUANG LINGKUP
Pernyataan ini diterapkan untuk entitas
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak
yang melakukan transaksi sukuk ijarah dan
tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas: sukuk mudharabah, baik sebagai penerbit
(a) aset berwujud tertentu; sukuk maupun investor sukuk.
(b) manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah ada
maupun yang akan ada;
(c) jasa yang sudah ada maupun yang akan ada;
(d) aset proyek tertentu; atau
KARAKTERISTIK
(e) kegiatan investasi yang telah ditentukan.
- Sukuk merupakan sertifiat yang bernilai sama yang merepresentasikan hak pemilik
(investor) atas kepemilikan fiik aset, manfaat atas aset, proyek tertentu, atau jasa
tertentu.
- Sukuk mewakili kepemilikan bersama dalam kepemilikan aset yang tersedia untuk
diinvestasikan, baik aset nonmoneter, manfaat, jasa, atau kombinasi ketiganya,
ditambah aset takberwujud atau aset moneter.
- Penerbitan dan perdagangan sukuk harus berdasarkan akad syariah, termasuk adanya
aset/aktivitas yang mendasari (underlying assets/activities).
- Perdagangan sukuk tunduk kepada ketentuan yang mengatur perdagangan hak-hak
yang diwakilinya.
- Pemilik sukuk memperoleh hasil dan menanggung kerugian sebagaimana dinyatakan
dalam akad.
Lanjutan PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
AKUNTANSI INVESTOR
AKUNTANSI PENERBIT a. Pengakuan Awal
Sukuk Ijarah - Entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah dan sukuk mudharabah
- Sukuk ijarah diakui pada saat entitas menjadi pihak sebesar biaya perolehan.
yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk ijarah. - Entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah dan sukuk mudharabah
Sukuk ijarah diakui sebesar nilai nominal, disesuaikan pada saat tanggal perdagangan atau penyelesaian transaksi dalam
dengan premium atau diskonto, dan biaya transaksi pasar yang lazim.
terkait dengan penerbitannya. b. Klasifiasi dan Reklasifiasi
- Setelah pengakuan awal, jika jumlah tercatat berbeda
- Sebelum pengakuan awal, entitas menentukan klasifiasi investasi pada
dengan nilai nominal disebabkan penyesuaian, maka sukuk ijarah dan sukuk mudharabah sebagai diukur pada biaya
perbedaan tersebut diamortisasi secara garis lurus perolehan, diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif
selama jangka waktu sukuk ijarah. lain atau diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
- Beban ijarah diakui pada saat terutang.
- Untuk investasi pada sukuk yang diukur pada biaya perolehan dan
pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain, selisih antara
Sukuk Mudharabah
biaya perolehan dan nilai nominal diamortisasi secara garis lurus
- Sukuk mudharabah diakui pada saat entitas menjadi
selama jangka waktu sukuk.
pihak yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk
- Entitas tidak dapat mengubah klasifiasi investasi, kecuali terjadi
mudharabah. Sukuk mudharabah diakui sebesar nilai
perubahan tujuan model usaha.
nominal. Biaya transaksi diakui secara terpisah dari
c. Setelah Pengakuan Awal
sukuk mudharabah.
- Biaya transaksi diamortisasi secara garis lurus selama - Untuk investasi pada sukuk yang diukur pada nilai wajar melalui
penghasilan komprehensif lain, perubahan nilai wajar diakui dalam
jangka waktu sukuk mudharabah.
- Bagi hasil yang menjadi hak pemilik sukuk penghasilan komprehensif lain. Pada saat terjadi penghentian
Lanjutan PENGUNGKAPAN
Auntansi Penerbit
- Untuk sukuk ijarah, entitas mengungkapkan hal-hal berikut:
a) Uraian tentang persyaratan utama dalam penerbitan sukuk ijarah
b) Penjelasan mengenai aset atau manfaat yang mendasari penerbitan
sukuk ijarah, termasuk jenis dan umur ekonomik; dan
PENYAJIAN
c) Lain-lain.
Akuntansi Penerbit - Untuk sukuk mudharabah, entitas mengungkapkan hal-hal berikut:
- Sukuk ijarah disajikan sebagai liabilitas. a) Uraian tentang persyaratan utama dalam penerbitan sukuk
- Sukuk mudharabah disajikan sebagai dana syirkah mudharabah
temporer. b) Penjelasan mengenai aktivitas yang mendasari penerbitan sukuk
mudharabah, termasuk jenis usaha, kecenderungan (tren) usaha,
Akuntansi Investor pihak yang mengelola usaha (jika dilakukan pihak lain); dan
Pendapatan investasi dan beban amortisasi disajikan c) Lain-lain.
secara neto dalam laba rugi.
Akuntansi Investor
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini:
d) Klasifiasi investasi berdasarkan jumlah investasi;
e) Tujuan model usaha yang digunakan;
f) Jumlah investasi yang direklasifiasikan, jika ada, dan penyebabnya;
g) Nilai wajar untuk investasi yang diukur pada biaya perolehan; dan
h) Lain-lain.
PSAK 111
AKUNTANSI WA’D
Wa’d adalah janji dari
satu pihak kepada pihak
lain untuk melaksanakan
sesuatu.

RUANG LINGKUP
Pernyataan ini diterapkan pada wa’d
dalam transaksi syariah, termasuk
transaksi keuangan syariah.

KARAKTERISTIK
- Wa'd yang merupakan janji dari satu pihak kepada pihak lain untuk
melaksanakan sesuatu di masa mendatang diterapkan pada beberapa
transaksi syariah, seperti wa'd yang ada dalam murabahah, ijarah
muntahiyah bittamlik, line facility, jual-sewa-beli (al-bai` wa al-
isti’jar) dalam penerbitan sukuk, jual-sewa-janji-beli (al-bai` ma`a
al-wa`d bi al-syira’) dalam repo surat berharga syariah, dan lindung
nilai syariah (al-tahawwuth al-Islami).
- Hal utama yang membedakan antara wa'd dan akad adalah hak dan
kewajiban hukum akad. Wa'd belum menimbulkan hak dan
kewajiban hukum akad, sementara akad telah menimbulkan hak dan
Lanjutan
- Pada saat entitas memberikan wa'd kepada entitas lain atau
menerima wa'd dari entitas lain, maka entitas tidak mengakui aset
dan liabilitas yang akan terjadi dari wa'd.
- Ketika entitas memberikan wa'd kepada entitas lain, maka hal
tersebut belum memunculkan aset atau liabilitas dalam laporan
keuangan. Hal yang sama juga berlaku ketika entitas menerima wa'd
dari entitas lain. Wa'd hanya memunculkan potensi aset atau potensi
liabilitas di masa mendatang, tetapi bukan aset atau liabilitas saat
ini.
- Entitas mengakui aset atau liabilitas yang terkait pada saat akad PENGAKUAN
dilakukan atas dasar wa'd sebelumnya sesuai dengan pengaturan
dalam PSAK lain yang relevan. 10 Ketika akad dilakukan atas dasar
PENGUNGKAPAN
wa’d sebelumnya, entitas menerapkan pengaturan dalam PSAK lain
yang relevan, seperti PSAK 102: Akuntansi Murabahah dan - PSAK
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna untuk
107: Akuntansi Ijarah. Penerapan wa'd pada transaksi repo surat mengevaluasi sifat dan luas dari pemberian atau penerimaan wa’d serta
berharga syariah dan lindung nilai syariah dampaknya terhadap posisi dan kinerja keuangan yang meliputi tetapi
tidak terbatas pada:
a) Uraian mengenai kesepakatan pokok dalam wa’d, termasuk jenis, nilai,
jangka waktu, dan pihak lawan.
b) Tujuan, kebijakan, dan pengelolaan risiko yang muncul dari wa'd.
c) Dampak potensial wa'd terhadap aset, liabilitas, penghasilan, dan beban
pada akhir periode.
d) Analisis mengenai dampak terhadap aset, liabilitas, penghasilan, dan
Seminar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Pemerintahan


Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan
Keuangan Pemerintah, yang terdiri atas Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dalam
rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi
pemerintahan, serta peningkatan kualitas LKPP dan LKPD.
1. SAP Berbasis Akrual
Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual, yaitu
SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang,
dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis
akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan
pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan
anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBN/APBD.

SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam bentuk


PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual
dimaksud tercantum dalam Lampiran I Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
2. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yaitu SAP yang mengakui
pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta
mengakui aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis
Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan. Ketentuan lebih lanjut
mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap
pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri.

SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dinyatakan dalam bentuk


PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual tercantum dalam Lampiran II Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
3. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual

SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yaitu SAP yang mengakui


pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui
aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Ketentuan lebih lanjut
mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada
pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual
secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri.

4. Perubahan PSAP
Dalam hal diperlukan perubahan terhadap PSAP, perubahan
tersebut diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah
mendapat pertimbangan dari BPK. Rancangan perubahan PSAP
disusun oleh KSAP sesuai dengan mekanisme yang berlaku
dalam penyusunan SAP. Rancangan perubahan PSAP
disampaikan oleh KSAP kepada Menteri Keuangan. Menteri
Keuangan menyampaikan usulan rancangan perubahan PSAP
kepada BPK untuk mendapat pertimbangan.
Yang dimaksud dengan “perubahan” adalah penambahan,
penghapusan, atau penggantian satu atau lebih PSAP.
5. Sistem Akuntansi Pemerintahan
Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur,
penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi
akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di
lingkungan organisasi pemerintah.

Pemerintah menyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan yang mengacu pada SAP. Sistem Akuntansi
Pemerintahan pada Pemerintah Pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengacu
pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Sistem Akuntansi Pemerintahan pada
pemerintah daerah diatur dengan peraturan gubernur/bupati/walikota yang mengacu pada
pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri.
nyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah, gubernur/bupati/walikota mengacu pula pada peraturan daerah dan ke
dkan konsolidasi fiskal dan statistik keuangan Pemerintah secara nasional.

Selain mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi


Pemerintahan, dalam menyusun Sistem Akuntansi
Pemerintahan pada pemerintah daerah,
gubernur/bupati/walikota mengacu pula pada
peraturan daerah dan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai pengelolaan keuangan daerah.

Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan diperlukan dalam rangka


mewujudkan konsolidasi fiskal dan statistik keuangan Pemerintah secara
nasional.
Dasar Hukum

Dasar hukum PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan adalah:


1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844 )
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai