KL
dr. Erick Sebastian
Serumen Props
Khas
Penurunan pendengaran mendadak,
Riwayat suka membersihkan telinga dengan cotton
bud, berenang
Tanpa nyeri
Otoskopi : massa keras berwarna coklat kekuningan
(serumen props)
OE Difus
2/3 dalam
Etio: Pseudomonas aeruginosa
Gejala: nyeri tekan tragus, liang telinga sempit akibat
edema, membran timpani sulit di nilai sekret bau
Th : tampon antibiotik
OE Maligna
Etio: P.aeruginosa
Staphylococcus epidermidis
(31%), Staphylococcus aureus
(31%) UKMPPD FKUNMAL BATCH 4 2017
Otomikosis
Otitis eksterna yang disebabkan oleh infeksi jamur
Manifestasi klinis
• Pruritus berat, telinga terasa penuh
• Eksudat putih seperti kapas (Candida) atau hitam
(Aspergillus)
• Pemeriksaan KOH 10% ditemukan pseudohifa
Tata laksana
• Bersihkan telinga (cairan H2O2)
• Klotrimazole 1% drop (membran timpani harus intak)
• Analgesik oral
UKMPPD FKUNMAL BATCH 4 2017
UKMPPD FKUNMAL BATCH 4 2017
Herpes Zoster Oticus
Merupakan infeksi herpes zoster virus yang
mengenai telinga baik luar, tengah, maupun dalam.
Apabila terdapat gejala paralisis nervus fasialis maka
dinamakan sindrom Ramsay Hunt
Manifestasi klinis
Aurikula bengkak, nyeri, hiperemis
Aurikula tampak seperti kembang kol (cauliflower)
Nyeri saat aurikula ditekuk
B
Otitis Media
Akut
Otitis Media Efusi
(Air Bubble (+))
Infeksi (-)
Kronik
Glue Ear
Oklusi tuba
Akut
< 3 bulan
Infeksi (+) Otitis Media
Kronik
> 3 bulan
Otitis Media Akut (OMA)
Gejala :
Diawali riwayat batuk pilek
Nyeri telinga
Telinga terasa penuh
Demam
Pada perforasi terdapat sekret keluar dari telinga
Tuba Eustachius
Resolusi: antibiotik
MIRINGITIS BULOSA
Peradangan pada membran timpani
Ditemukan vesikel-vesikel berisi nanah di MT
OMSK – Klasifikasi
OMSK Tipe
Aman/Benigna/Mukosa
Peradangan hanya di mukosa
Perforasi sentral
Kolesteatoma (-) komplikasi
jarang terjadi
Th/ AB + ear toilet + miringoplasti
OMSK Tipe
Bahaya/Maligna/Tulang
Peradangan meluas hingga ke
tulang
Perforasi marginal atau atik
Kolesteatoma (+) sering terjadi
komplikasi
Th/ mastoidektomi + timpanoplasti
MASTOIDITIS
Barotrauma
• Gejala:
– Tuli bilateral progresif, tetapi asimetrik
– Tinnitus
– Paracusis Willisii: mendengar lebih baik pada ruangan ramai
Prinsip
Membandingkan AC (air conduction) dan BC (bone conduction) di satu telinga
Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tulang mastoid pasien
Pasien diminta memberi sinyal apabila suara tidak lagi terdengar
Ketika pasien memberi sinyal, garpu tala segera ditempatkan 1-2 cm di depan
lubang telinga
Pasien diminta memberitahu dokter apakah ia bisa mendengar suara garpu tala
lagi
Hasil :
Rinne positif : Normal/ Sensorineural
Rinne negatif : Tuli konduktif
TES WEBER
Prinsip
Membandingkan BC atara telinga kiri dan telinga kanan
Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tempat-tempat yang berjarak
sama ke telinga kiri ataupun telinga kanan, dan dilapisi kulit tipis yang berkontak
dengan tulang di bawahnya, yaitu:
Di tengah dahi
Di tengah kulit antara bibir atas dan hidung
Di atas kepala
Pasien kemudian diminta melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih
keras
Hasil
Cara
Pangkal garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan ke prosesus
mastoid pasien
Ketika pasien memberi sinyal bahwa suara tidak lagi terdengar,
pangkal garpu tala segera dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa
Pemeriksaan diulang dengan cara menempelkan garpu tala ke prosesus
mastoid pemeriksa terlebih dahulu, baru ke pasien
Hasil :
Normal : tanpa pemanjangan atau pemendekan
Konduktif: Swabach memanjang
Sensorineural: Swabach memendek
Interpretasi audiogram
Antihistamin
Dekongestan
Rinitis Medikamentosa
Rhinitis medikamentosa Mekanisme penurunan
adalah rhinitis non-alergi sensivitas reseptor alfa
yang disebabkan oleh adrenergik di pembuluh
penggunaan lama darah yang menyebabkan
vasokonstriktor topikal. vasokonstriksi hilang
sehingga merusak struktur
mukosa hidung
RINITIS KRONIK
Rinitis berulang di atas empat minggu
Rhinitis Ozaena/Atrofikans
Etio : Klesiella ozaena atau stafilokokus,
Klinis :
• Sekret hijau kental
• hidung bau (Foetor ex nasal)
• Hidung tersumbat,
• hiposmia, /anosmia total
• sefalgia.
Pemeriksaan Rinoskopi :
atrofi konka media & inferior (Rongga hidung lapang), sekret
& krusta hijau.
Terapi : Antibiotik
DIAGNOSIS CLINICAL FINDINGS
Riwayat atopi. Gejala: bersin, gatal, rinorea, kongesti. Tanda: mukosa
RINITIS ALERGI
edema, basah, pucat atau livid, sekret banyak.
https://id.pinterest.com/yamahafreddy/skull-sinuses-facial-bones/ imageradiology.blogspot.co.id/2012/09/x-ray-pns-position-occipito-frontal.html
Rhinosinusitis
• Terapi rhinosinusitis
– Tujuan:
• Mempercepat penyembuhan
• Mencegah komplikasi
• Mencegah perubahan menjadi kronik
– Prinsip:
• Membuka sumbatan di kompleks osteomeatal (KOM) → drainasi &
ventilasi pulih
– Farmakologi (lihat slide berikutnya)
– Operasi (Functional Endoscopic Sinus Surgery)
• untuk sinusitis kronik yang tidak membaik, sinusitis disertai kista
atau kelainan ireversibel, polip ekstensif, komplikasi (kelainan
orbita, intrakranial, osteomielitis, kelainan paru), sinusitis jamur.
Klasifikasi
a. Epistaksis anterior : berasal dari pleksus
kiesselbach, a. Etmoidalis anterior, dapat berhenti
spontan.
b. Epistaksis posterior : berasal dari a. Sfenopalatina,
a. Etmoidalis posterior, lebih sering karena
kardiovaskular, dan jarang berhenti spontan
UKMPPD FKUNMAL BATCH 4 2017
UKMPPD FKUNMAL BATCH 4 2017
Faringitis
• Definisi
– Inflamasi pada faring akibat
infeksi
– Etiologi tersering adalah
Group A Streptococcus dan
infeksi virus
– Often co-exists with tonsillitis
Faringitis Akut
• Etiologi
– Viral >90%
• Rhinovirus – common cold
• Coronavirus – common cold
• Adenovirus – pharyngoconjunctival fever;acute
respiratory illness
• Parainfluenza virus – common cold; croup
• Coxsackievirus - herpangina
• EBV – infectious mononucleosis
• HIV
Faringitis Akut
• Etiologi
– Bacterial
• Group A beta-hemolytic streptococci (S. pyogenes)*
– most common bacterial cause of pharyngitis
– accounts for 15-30% of cases in children and 5-10% in
adults.
• Mycoplasma pneumoniae
• Arcanobacterium haemolyticum
• Neisseria gonorrhea
• Chlamydia pneumoniae
Faringitis
• Anamnesis
– Classic symptoms → Fever, throat pain, dysphagia
VIRAL → Most likely concurrent URI symptoms of
rhinorrhea, cough, hoarseness, conjunctivitis &
ulcerative lesions
STREP → Look for associated headache, and/or
abdominal pain
Fever and throat pain are usually acute in onset
Faringitis
• Pemeriksaan Fisik
– Virus
EBV – White exudate covering erythematous pharynx
and tonsils, cervical adenopathy,
Subacute/chronic symptoms (fatigue/myalgias)
transmitted via infected saliva
Tonsilitis Akut
peradangan pada tonsil dengan detritus (+)
Tonsilitis Kronik
peradangan pada tonsil dengan kripta melebar (+)
Tonsilitis Folikuler
tonsilitis akut dengan bercak-bercak detritus yang menyerupai bintik-bintik
Tonsilitis difteri
pseudomembran putih keabuan yang jika diangkat akan mudah berdarah
Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronik
• Tatalaksana :
o Kortikosteroid : Fluticasone, budesonide, mometason
o Antileukotriene
o Definitif : polipektomi, Endoscopic Sinus Surgery.
Angiofibroma Nasofaring Juvenille
Definisi : Tumor jinak pembuluh darah nasofaring.
Gejala :
Hidung tersumbat progresif
Epistaksis berulang
Terjadi pada remaja (Juvenille)
Pada rhinoskopi : massa abu-abu hingga merah muda dan rapuh.