Anda di halaman 1dari 26

“REFERAT


EPISTAKSIS
Pembimbing :
dr. Tubagus Yuli .Sp.An
atau perdarahan akut yang
berasal dari lubang hidung
merupakan suatu gejala
dari suatu kelainan yang
hampir 90% dapat berhenti
sendiri.

Terdiri dari 2 menurut


asal perdarahannya :
• Epistaksis anterior
• Epistaksis posterior
3 KLASIFIKASI
Epistaksis Anterior
• Paling sering berasal dari Plexus Kiesselbach dan Arteri Ethmoidalis Anterior

Epistaksis Posterior
• Perdarahan berasal dari Arteri Sfenopalatina dan Arteri Ethmoidalis Posterior
• Seringkali pada orang dewasa yang menderita hipertensi, atau penyakit kardiovaskuler
Etiologi Epistaksis
▹ Lokal

Trauma infeksi Neoplasma

• Bersin Biasanya sedikit dan


• Mengorek hidung Infeksi hidung seperti intermitten dan
• Trauma seperti sinus paranasal,rinitis terkadang ditandai
terpukul / jatuh ,sinusitis dapat dengan mukus bernoda
• Benda asing menyebabkan darah
(pemasangan pipa epistaksis. (hemangioma, dan
NGT) karsinoma)
Etiologi Epistaksis
▹ Lokal
Kel. Kongenital

Perdarahan
Telangiektasis Herediter

Kelainan pembuluh darah,


terjadi kerapuhan kapiler
sehingga memudahkan
terjadinya perdarahan
Pengaruh Lingkungan

Kelembaban udara Zat-zat


yang rendah korosif

dehumidifikasi Iritasi
mukosa nasal mukosa

Pembuluh darah mudah


pecah
Sistemik
• Kelainan Darah
• Penyakit Kardiovaskuler dan lainnya
• Infeksi Akut
• Gangguan Hormonal
• Alkoholisme
Kelainan Darah

Trombositopenia

hemofilia

leukimia
Penyakit Kardiovaskuler
dan lainnya
Hipertensi

Arteriosklerosis

Sirosis Hepatis

Diabetes Melitus
Infeksi Akut
Demam
Berdarah Kompleks antigen antibodi

Agregasi Trombosit
Trombosit saling melekat Dihancurkan oleh RES
Pengeluaran faktor III  KID

Trombositopeni dan penurunan faktor


pembekuan
Gangguan Hormonal
Wanita hamil,

Estrogen dan
progesteron yang
tinggi

Mukosa bengkak dan


pembuluh darah rapuh

Epistaksis
Alkoholisme
Alkohol

Sel darah menggumpal

Sumbatan pembuluh darah

Peningkatan tekanan intravaskular

Pembuluh darah pecah


• Pleksus Kiesselbach
PATOFISIOLOGI
• Konka inferior
EPISTAKSIS ANTERIOR

• Mukosa pada daerah ini sangat rapuh


• Melekat erat pada tulang rawan dibawahnya

Terbuka terhadap efek pengeringan udara inspirasi dan


trauma

Kondisi patologik

epistaksis
orang yang berusia menengah dan lanjut
[hipertensi, arteriosklerosis, pkv] PATOFISIOLOGI
EPISTAKSIS POSTERIOR

arteri kecil dan sedang


a. sfenopalatina & a. etmoid posterior.

perubahan progresif dari otot pembuluh


darah tunika media menjadi jaringan kolagen

hilangnya otot tunika media

Kelemahan dinding pembuluh darah

epistakis yang banyak dan lama


DIAGNOSIS :
15 ANAMNESIS

 Pemakaian
 Riwayat
 Penyakit obat-obatan
 Perdarahan perdarahan
penyerta (aspirin
sebelumnya
/warfarin)

 Riwayat
 Tubuh mudah
kelainan darah  Trauma
memar
(Leukemia)
Pemeriksaan Fisik
• Pengukuran tekanan darah
• Rinoskopi anterior
• Vestibulum, mukosa hidung dan septum nasi, dinding lateral
hidung dan konkha inferior harus diperiksa dengan cermat
• Rinoskopi posterior
• Pemeriksaan nasofaring dengan rinoskopi posterior penting
pada pasien dengan epistaksis berulang dan sekret hidung
Pemeriksaan
Penunjang

Rontgen sinus
Endoskopi Skrining terhadap
dan CT-Scan atau
hidung koagulopati
MRI

Rontgen sinus dan Tes-tes yang tepat


CT-Scan atau MRI untuk melihat atau termasuk waktu
penting mengenali menyingkirkan protrombin serum,
neoplasma atau kemungkinan waktu tromboplastin
infeksi. penyakit lainnya parsial, jumlah platelet
dan waktu perdarahan.
PENATALAKSANAAN

Prinsip utama dalam menanggulangi


epistaksis, yaitu :
memperbaiki
menghentika
keadaan
n perdarahan
umum

mencegah
mencegah
berulangnya
komplikasi
epistaksis
Tentukan sumber perdarahan
• Pasang tampon anterior dengan adrenalin 1/10.000 dan lidocain/pantocain
2%
• Tampon ini dibiarkan selama 3-5 menit, evaluasi lokasi perdarahan
Perdarahan Anterior

Epistaksis • duduk dengan kepala ditegakkan,


ringan pada • cuping hidung ditekan ke arah septum selama
anak beberapa menit.
• Gulungan kapas yang telah dibasahi dengan anestetik lokal dan dekongestan
Perdarahan lalu dimasukkan dengan hati-hati ke dalam hidung.
anterior • Bila perdarahan tidak berhenti, pemasangan tampon diulangi

• tempat asal perdarahan dikaustik dengan larutan Nitras


Bila sumber Argenti 20-30% / Asam Triklorasetat 10%,
telah terlihat
• Elektrokauter
Perdarahan • Tampon anterior
masih terus
berlangsung • Tampon rol anterior
Perdarahan Posterior
Tampon Bellocq
23 KOMPLIKASI

• Syok Hipovolemi

• Komplikasi akibat penggunaan tampon hidung


PENCEGAHAN

Batasi
Gunakan gel penggunaan
hidung larut air di
Bersin
obat – obatan
Gunakan semprotan
hidung atau tetes
hidung, oleskan melal yang dapat
dengan cotton bud.
larutan garam, pada Jangan masukkan
ui meningkatkan
kedua lubang hidung cotton bud melebihi mulut perdarahan
dua sampai tiga kali 0,5 – 0,6cm ke seperti aspirin
sehari. dalam hidung atau ibuprofen.

Hindari
Hindari meniup
Gunakan alat melalui hidung
memasukkan
untuk terlalu keras benda keras ke
melembabkan dalam hidung,
udara di rumah termasuk jari.
25 PROGNOSIS
Sembilan
Sembilan puluh
puluh persen
persen kasus
kasus epistaksis
epistaksis anterior
anterior dapat
dapat berhenti
berhenti sendiri.
sendiri.
Pada
Pada pasien
pasien hipertensi
hipertensi dengan/tanpa
dengan/tanpa arteriosklerosis,
arteriosklerosis, biasanya
biasanya
perdarahan
perdarahan hebat,
hebat, sering
sering kambuh
kambuh dan
dan prognosisnya
prognosisnya buruk
buruk
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai