2. Dita Reskiani : A31121011 3. Moh. Alif S. Korompot : A31121022 MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan. Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi: 1.laporan laba/rugi, 2. laporan perubahan modal, 3. neraca, 4. laporan arus kas. Laporan Keuangan biasanya dilaporkan oleh perusahaan publik sebanyak empat kali, dalam periode per tiga bulanan. Tiap laporan biasanya harus sudah bisa diumumkan pada hari terakhir bulan berikut per masing-masing periode tiga bulanan, misal laporan Maret harus sudah keluar akhir April, laporan Juni harus keluar Juli, dst. Pengecualian adalah laporan keuangan periode terakhir pada triwulan ke-4 yang juga dianggap sebagai laporan keuangan tahunan, karena laporan tahunan harus diaudit, maka penerbitannya agak lama dan biasanya maksimal tanggal 31 Maret setiap tahunnya. B. Jenis-jenis Laporan Keuangan 1. Laporan Neraca Seperti namanya, laporan neraca (balance sheet) berguna untuk menimbang posisi keuangan perusahaan. Ada sisi kiri untuk Aset dan sisi kanan untuk Kewajiban dan Ekuitas. Dalam istilah akuntansi kadang-kadang aset disebut sebagai Aktivas, sedang Kewajiban disebut sebagai Pasiva (atau liabilities). Ada aturan akuntansi penting yaitu kedua sisi neraca harus bernilai sama. Maka disebut seimbang (balance). Aturan ini agar kita bisa mengecek di mana letak posisi harta perusahaan agar bisa dipantau kesehatan keuangannya. Dari neraca inilah orang lain dapat membaca di mana, kemana, dan kapan keuangan perusahaan berubah. Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan, yang terdiri dari: kas atau setara kas, benda tak bergerak (seperti tanah, gedung) dan juga barang bergerak seperti kendaraan, dan bahkan ada juga harta non fisik (seperti nilai yang dibayar untuk akuisisi anak perusahaan). Yang dimaksud dengan Neraca adalah laporan yang berisi harta (asset), utang atau kewajiban- kewajiban pada pihak lain (liebilities) beserta modal (capital) dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Oleh karena itu Neraca terdiri dari tiga kelompok, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal. Untuk kelompok aktiva diklasifikasikan dari tingkat likuiditasnya (mudah diuangkan). Klasifikasi untuk aktiva: a. Aktiva lancar (Current assets) b. Aktiva tetap (Fixed assets) Aktiva lancar terdiri dari semua aktiva yang mudah dijadikan uang dalam jangka waktu yang relatif pendek. Aktiva lancar pada umumnya terdiri dari: 1. Kas: uang tunai, uang di bank, cek, wesel pos, dan tabungan di bank. 2. Wesel Tagih (Not Receivable): surat janji (promes) yang datang dari seseorang tentang kesanggupan membayar pada tanggal tertentu. Wesel (promes) ini dapat dijual seketika untuk dijadikan uang tunai. 3. Piutang Dagang (Account Receivable): yaitu tagihan kepada para langganan baik perorangan atau perusahaan sebagai akibat dari kegiatanperusahaan piutang pada umumnya mempunyai jangka waktu yang tetap sesuai. 4. Persediaan Barang (MerchandiseInventory): terdiri dari barang dagangan yang sengaja dibeli untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan perusahaan. 5. Perlengkapan Toko (Store Sapplies): yaitu semua perlengkapan toko seperti kertas pembungkus, peti-peti kemasan, karton dan sebagainya. 6. Perlengkapan Kantor (Office Supplies): terdiri dari alat-alat tulis seperti kertas tik, kertas stensil, pensil, amplop, blanko-blanko surat, dan sebagainya. 7. Biaya-biaya yang dibayar di muka (Prepaid Expence): yaitu seluruh biaya- biaya yang telah dibayar lebih dahulu walaupun belum masanya. Karena biaya ini telah dibayar di muka, maka kita mempunyai tagihan. Contoh: uang muka sewa. Aktiva Tetap (Fixed/Plant Assets)
terdiri dari aktiva yang sifatnya relatif tetap dan
mempunyai jangka waktu perputaran lebih dari satu tahun. Aktiva ini dapat berwujud atau tidak berwujud. Adanya aktiva tetap ini untuk menjalankan aktivitas perusahaan bukan untuk dijual. Termasuk di dalamnya antara lain: 1. Peralatan Kantor (Office Equipment): uaitu peralatan kantor yang tahan lama seperti: meja, kursi, lemari arsip, mesin tik dan peralatan lainnya. 2. Alat Pengangkut (Delivery Equipment): sarana perusahaan yang dipakai untuk mengangkut barang seperti: truk, gerobak, dan sebagainya. 3. Gudang (Building): yaitu bangunan perusahaan baik untuk tempat usaha seperti toko atau kantor. 4. Mesin-mesin (Machinery): yaitu mesin-mesin untuk memperoduksi barang seperti mesin cetak, mesin pintal, tenun, dan sebagainya. 5. Tools (alat-alat): ialah alat-alat untuk menjalankan perusahaan misalnya kunci, catok, dongkrak dan sebagainya. Penyusunan Neraca
Penyusunan Neraca dapat dilakukan dalam 2 cara:
1. Bentuk laporan (Staffel) Neraca bentuk staffel adalah bentuk neraca yang disusun memanjang ke bawah dan saldo diletakkan pada bagian samping di kolom debet dan kredit. 2. Bentuk Scontro Sumber penyusunan Neraca diambil dari kertas kerja lajur Neraca dengan ketentuan sebagai berikut: a. untuk aktiva berada di lajur Neraca sebelah debet. b. untuk kewajiban datanya di lajur Neraca sebelah kredit. c. untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan perubahan modal. 2. Laporan Laba/Rugi (Income Statement) Seperti namanya, laporan ini mengungkap bagaimana kinerja perusahaan, apakah menghasilkan keuntungan atau kerugian. Di dalam laporan ini kita dapat melihat jumlah pendapatan bersih (net revenues/sales), serta biaya (beban) untuk mewujudkan penjualan tersebut baik berupa bahan baku dan biaya utama lainnya. Setelah dikurangi beban pokok inilah akhirnya kita bisa membaca yang namanya laba kotor (gross profit/income). Laba kotor artinya laba yang diperoleh dari hasil operasi penjualan sebelum dikurangi biaya- biaya lain yang tidak berhubungan dengan penjualan. Dari sana kita bisa tahu biaya administrasi untuk menjalankan perusahaan, biaya pemasaran, dll. Setelah dikurangi biaya rutin perusahaan inilah maka kita akan mendapatkan yang namanya laba usaha (operating income). Tapi nilai ini belum dipotong oleh pajak, biaya laba/rugi kurs dll. Setelah dikurangi biaya pajak dan kurs inilah maka kita akan mendapatkan nilai akhir yang bernama laba bersih (net income). Angka inilah yang merupakan keuntungan/kerugian perusahaan. Nilai akhir dari laba bersih inilah yang kemudian bisa diatribusikan kepada pemegang saham. Dalam laporan ini biasanya kita juga bisa mendapatkan data laba bersih per saham. Seandainya ada perusahaan yang tidak mencantumkan angka ini, bisa kita hitung sendiri dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah saham beredar. Laporan laba/rugi menggambarkan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, dan jenis-jenis beban yang harus ditanggung perusahaan. Jadi, laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir periode akuntansi. Laporan laba rugi atau perhitungan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut. a. Bentuk Langsung (Single Step) Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk single step dilakukan dengan menjumlahkan semua pendapatan menjadi satu, demikian pula bebannya. Setelah itu dicari selisihnya untuk mengetahui laba dan rugi. b. Bentuk Bertahap (Multiple Step) Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk multiple step dilakukan dengan memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha. Setelah itu mencari selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi bersih usaha. 3. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal (Capital Statement) Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal yaitu dari modal awal menjadi modal akhir. Hal-hal yang perlu diperhitungkan atau yang memengaruhi dalam penyusunan laporan perubahan modal antara lain: a. besarnya modal awal periode, b. adanya laba atau rugi usaha, c. adanya pengambilan pribadi pemilik atau prive, d. adanya investasi tambahan dari pemilik, e. besarnya modal akhir periode. Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan, persekutuan atau firma, dan CV. Sementara itu, untuk perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) istilah untuk laporan perubahan modal adalah laporan laba ditahan (returned earning statement). 4. Laporan Arus Kas Inilahlaporan penting lain yang berguna sebagai mekanisme kontrol apakah pelaporan laba/rugi atau neraca tadi benar. Seperti kita ketahui, kalau ada penjualan barang kepada perusahaan lain, biasanya perusahan tidak langsung menerima dana yang bisa dimasukkan kas, tetapi transaksi penjualan ini akan dimasukkan dalam posisi akuntansi. Inilah gunanya laporan arus kas, di sini kita bisa mengontrol apakah penjualan menghasilkan kas atau tidak.