Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN MONETER ISLAM

1. PENGERTIAN UMUM KEBIJAKAN


MONETER
a. Sekumpulan kaidah pengadaan dan pengaturan
keuangan dalam suatu negara. (Syekh Abdul Qodim
Zallum, Sistem Keuangan Negara Islam Khilafah)

b. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan otoritas


moneter (bank sentral) untuk mengendalikan jumlah
uang beredar. (Nurul Huda et al., Ekonomi Makro
Islam:Pendekatan Teoretis)
2. TINJAUAN UANG DALAM PERSPEKTIF
ISLAM

Ukuran Harga

Uang Media Transaksi

Media Penyimpan
Nilai/Kekayaan
2. TINJAUAN UANG DALAM PERSPEKTIF
ISLAM (LANJUTAN)
Menurut Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun, definisi Uang adalah apa yang digunakan
manusia sebagai standar ukuran nilai harga, media transaksi pertukaran, dan media
simpanan.
Allah menciptakan dinar dan dirham sebagai hakim penengah diantara seluruh harga
agar seluruh harta bisa diukur dengan keduanya. (Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin)
a.Uang sebagai ukuran harga

Nilai harga adalah ukuran yang dikenal untuk mengukur harta maka wajib bersifat
spesifik dan akurat, tidak meninggi (naik) dan tidak menurun. Karena kalau unit nilai
harga bisa naik dan turun seperti komoditas sendiri, tentunya kita tidak lagi mempunyai
unit ukuran yang bisa dikukuhkan untuk mengukur nilai komoditas. Bahkan semuanya
adalah barang komoditas. (Ibn al-Qayyim)
2. TINJAUAN UANG DALAM PERSPEKTIF
ISLAM (LANJUTAN)
b. Uang sebagai media transaksi
Uang menjadi media transaksi yang sah dan harus diterima oleh siapa
pun bila ia ditetapkan oleh negara. (Karim)
Dibutuhkan adanya otoritas negara yang mengesahkan penggunaan
uang sebagai alat pertukaran barang/jasa ditengah masyarakat.
Ibarat darah didalam tubuh manusia maka fungsi uang sebagai media
transaksi inilah yang paling penting dalam pandangan ahli ekonomi.
(Abdul Mannan).
2. TINJAUAN UANG DALAM PERSPEKTIF
ISLAM (LANJUTAN)

c. Uang sebagai media penyimpan nilai


Ibnu Khaldun mengisyaratkan uang sebagai alat simpanan.
Ia menyatakan, “kemudian Allah Ta’ala menciptakan dari
dua barang tambang, emas dan perak, sebagai nilai untuk
setiap harta. Dua jenis ini merupakan simpanan dan
perolehaan orang-orang di dunia kebanyakan.
2. TINJAUAN UANG DALAM PERSPEKTIF
ISLAM (LANJUTAN)
Mengapa dinar dan dirham :
1.Ketika Islam melarang praktik penimbunan harta (kanz al-mal), Islam hanya
mengkhususkan larangan penimbunan harta untuk emas dan perak. Larangan ini merujuk
pada fungsi emas dan perak sebagai media transaksi/pertukaran.
(QS at-Taubah [9]: 34)
2.Islam mengaitkan emas dan perak dengan hukum-hukum Islam lainnya, seperti diyat
(tebusan oleh pembunuh) dan pencurian.
“dan didalam (pembunuhan) jiwa itu terdapat diyat berupa 100 unta … dan
terhadap pemilik emas (ada kewajiban) sebanyak 1.000 dinar “ (HR an-Nasa-I dan Amru bin
Hazam)
“tangan itu wajib dipotong, (apabila mencuri) ¼ dinar atau lebih” (HR al-Bukhari,
dari Aisyah)
2. TINJAUAN UANG DALAM PERSPEKTIF
ISLAM (LANJUTAN)
3. Zakat uang yang ditentukan Allah SWT berkaitan dengan emas dan perak. Allah SWT juga menentukan nishab
zakat tersebut dengan nishab emas dan perak.
4. Rasulullah Saw telah menetapkan emas dan perak sebagai uang sekaligus sebagai standar uang. Setiap standar
barang dan tenaga yang ditransaksikan akan senantiasa dikembalikan kepada standar tersebut.
5. Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang (money changer) dalam Islam yang terjadi dalam transaksi uang
hanya selalu merujuk pada emas dan perak, bukan pada yang lain.
“emas dengan emas (bisa menjadi riba), kecuali sama-sama tunai/kontan.” (HR al-Bukhari)
3. INSTRUMEN MONETER
KONVENSIONAL
a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market
Operation)
b. Tingkat Diskonto (Discount Rate)
c. Ketentuan Cadangan Minimum
(Reserve Requirement)
d. Himbauan Moral (Moral Suasion)
3. INSTRUMEN MONETER
KONVENSIONAL
a. Operasi Pasar Terbuka
Pembelian dan penjualan sekuritas pemerintah yang dilakukan oleh
Bank Sentral, biasanya berbentuk obligasi/sukuk.

b. Tingkat Diskonto
Berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki oleh bank-bank umum untuk
meminjam uang secara langsung kepada Bank Sentral.
3. INSTRUMEN MONETER
KONVENSIONAL
c. Ketentuan Cadangan Minimum
Sejumlah dana yang harus dicadangkan oleh bank untuk menjamin
nasabah akan mendapatkan uangnya jika ia menarik simpanannya
tersebut.
Dalam praktiknya ketentuan ini menentukan berapa besar persentase
minimum dari dana simpanan nasabah yang harus dicadangkan oleh bank,
baik didalam kasnya maupun pada rekening di Bank Sentral.

c. Himbauan Moral
Dalam hal ini bank sentral menggunakan pengaruhnya untuk mendorong
perbankan agar cenderung berpihak pada kepentingan publik, seperti
penurunan tingkat suku bunga, dan pengurangan pemberian kredit pada
saat inflasi yang cukup tinggi.
4. INSTRUMEN MONETER ISLAM
a. Mazhab Iqthisoduna (Baqir Ash Shadr)
1. Pada masa awal Islam, tidak diperlukan kebijakan moneter karena hampir
tidak adanya sistem perbankan dan minimnya penggunaan uang.
2. Uang dipertukarkan dengan sesuatu yang benar-benar memberikan nilai
tambah bagi perekonomian.
3. Perputaran uang dalam periode tertentu sama dengan nilai barang dan jasa
yang diproduksi pada rentang waktu yang sama.

b. Mazhab Mainstream (Dr. Umer Chapra)


Bertujuan untuk memaksimalkan sumber daya yang ada agar dapat
dialokasikan pada kegiatan perekonomian yang produktif.
Melalui instrumen “dues of idle fund” yang dapat mempengaruhi besar
kecilnya permintaan uang agar dapat dialokasikan pada peningkatan
produktifitas perekonomian secara keseluruhan.
4. INSTRUMEN MONETER ISLAM
(LANJUTAN)

c. Mazhab Alternatif/Analitis Kritis (Dr. M.A. Choudury)


Kebijakan moneter melalui “syuratiq process”, dimana suatu
kebijakan yang diambil oleh otoritas moneter adalah
berdasarkan musyawarah sebelumnya dengan otoritas sektor
riil. Sehingga terjadi harmonisasi antara kebijakan moneter
dan sektor riil.

Anda mungkin juga menyukai