Anda di halaman 1dari 18

ANTIOKSIDAN TBHQ DALAM

BAHAN TAMBAHAN PANGAN


By: Rizki Rahmawati
Definisi Antioksidan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan


Tambahan Makanan, Antioksidan Adalah Bahan tambahan makanan yang dapat
mencegah atau menghambat oksidasi.

Antioksidan adalah bahan tambahan yang  digunakan untuk melindungi komponen-


komponen makanan yang bersifat tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap), terutama
lemak dan minyak.  Meskipun demikian antioksidan dapat pula digunakan untuk
melindungi komponen lain seperti vitamin dan pigmen, yang juga banyak mengandung
ikatan rangkap di dalam strukturnya.
Jenis-Jenis Antioksidan
• Antioksidan dibagi menjadi dua jenis
berdasarkan sumbernya, yaitu antioksidan
alami dan antioksidan sintetis. Antioksidan
alami adalah antioksidan yang berasal dari
tanaman dan ditambahkan ke produk pangan
dalam bentuk tanaman aslinya ataupun hasil
ekstraksinya.
Manfaat Antioksidan Bagi Kesehatan

Mencegah
penyakit Menguatkan
jantung Efek anti
sistem imun
penuaan

Menyehatkan
mata Melindungi
Menetralkan
sistem saraf
radikal bebas
ANTIOKSIDAN TBHQ
• TBHQ (Tertiary Butylhydroquinone).  TBHQ
merupakan antioksidan sintesis, TBHQ juga
merupanan antioksidan yang paling efektif dalam
minyak makan dibandingkan BHA, BHT, PG dan
tokoferol. 
• TBHQ memiliki sifat-sifat: (1) bersinergis dengan BHA
(2) cukup larut dalam lemak (3) tidak membentuk
komplek dengan ion logam tetapi dapat berubah
menjadi merah muda, jika bereaksi dengan basa
• Ciri-ciri TBHQ yaitu berwarna putih kristal abu-
abu, sangat ringan dan berbau khusus, larut
dalam etanol, asam asetat, isopropil alkohol,
eter, minyak sayur, berubah menjadi warna
merah muda jika terontaminasi oleh alkali.
ANALISA TBHQ
• Analisa TBHQ bisa ditentukan dengan proses
ekstraksi, uji aktivitas antioksidan, pemisahan
ekstrak, uji aktivitas antioksidan fraksi,
penanpisan fitokimia fraksi teraktif (uji
alkaloid, uji terpenoid, uji flavonoid, uji tanin,
uji saponin dan uji antrakuinon)
EKSTRAKSI
• Sampel diekstraksi dengan metode maserasi karena
metode ini menggunakan peralatan sederhana sehingga
sangat mudah dilakukan dan tidak merusak kandungan
senyawa kimia yang tidak tahan panas. Sampel tsb
dimaserasi dengan pelarut dengan kepolaran meningkat
mulai dari n-heksana, etilasetat dan selanjutnya metanol.
Masing-masing ekstrak yang diperoleh dipekatkan
dengan penguap putar vakum pada suhu lebih kurang
50°C sehingga diperoleh ekstrak kental. Masing-masing
ekstrak ditimbang dan dihitung rendemennya terhadap
berat simplisia awal.
Uji Aktivitas Antioksidan
Metode Kualitatif
• KLT (Kromatografi Lapis Tipis)
kromatografi lapis tipis dan pereaksi semprot
DPPH bertujuanuntuk memperkirakan ekstrak
mana yang memiliki aktivitas antioksidan.
Larutan sampel dari tiap ekstrak dan larutan
standar kuersetin dengan konsentrasi 1000
μg/ml ditotolkan pada lempeng KLT, kemudian
disemprot dengan larutan DPPH dengan
konsentrasi 100 μg/ ml.
Uji Aktivitas Antioksidan
Metode Kuantitatif
• Spektrofotometri UV/VIS
Dilakukan pengujian aktivitas antioksidan secara
kuantitatif dengan metode DPPH menggunakan
spektrofotometer UV-VIS. Metode DPPH
memberikan informasi reaktivitas senyawa yang
diuji dengan suatu radikal stabil. DPPH
memberikan serapan kuat pada panjang
gelombang 517 nm dengan warna violet gelap.
Pemisahan Ekstrak
• Pemisahan ekstrak dilakukan pada ekstrak yang
memiliki aktivitas antioksidan terkuat yakni
metanol dengan IC50 20,01 μg/ mL. Pemisahan
dilakukan terhadap 25 g ekstrak metanol secara
kromatografi kolom dipercepat yang menggunakan
bantuan vakum untuk menggerakkan eluen.
Metode kromatografi kolom dipercepat digunakan
karena lebih efisien dalam pemisahan
dibandingkan kromatografi kolom gravitasi.
Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi
• Sama halnya dengan pengujian aktivitas
antioksidan pada ekstrak, pengujian aktivitas
antioksidan pada fraksi juga didahului dengan
uji kualitatif menggunakan kromatografi lapis
tipis dan pereaksi semprot DPPH.
Penanpisan Fitokimia Fraksi Teraktif

• Pada fraksi teraktif yaitu fraksi-5 dilakukan


identifikasi golongan senyawa kimia dengan
pereaksi kimia dan kromatografi lapis tipis
(KLT). Prosedur identifikasi golongan senyawa
kimia dengan pereaksi kimia pada fraksi
teraktif sama dengan identifikasi golongan
senyawa kimia dengan pereaksi kimia pada
ekstrak.
Dimana Ditemukan TBHQ?
• Zat pengawet ini umumnya dapat ditemukan di
dalam lemak, baik lemak hewani dan lemak
nabati. 
• TBHQ juga dapat ditemukan dalam makanan
kemasan non organik, produk ikan non-organik,
soft drink, dan beberapa merk susu kedelai
kemasan. Tak hanya dalam makanan dan minuman,
Healthline menyatakan bahwa TBHQ ditemukan
dalam cat, pernis, dan produk perawatan kulit. 
DAMPAK AKIBAT TBHQ
1. Berpotensi Menyebabkan
Kanker Dalam Tubuh

2. Menyebabkan Terjadinya
Gejala Gangguan Saraf

3. Meningkatkan Resiko Alergi


Pada Tubuh Manusia Terhadap
Makanan
Sumber
http://psr.ui.ac.id/index.php/journal/article/download/3332/413
http://repository.unika.ac.id/17511/1/15.I1.0014%20Bagus%201.pdf
https://youtu.be/vOuJRMNX47g

Anda mungkin juga menyukai