Anda di halaman 1dari 32

PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN DI

MASA PANDEMI COVID 19

OLEH : Ida Ayu Nyoman Candrawati,SH.M.Par


VISI PEMBANGUNAN BALI

“NANGUN SAT KERTHI LOKA BALI”


Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana
Yang mengandung makna;

“Menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali Beserta Isinya, Untuk Mewujudkan Kehidupan Krama
Bali Yang Sejahtera dan Bahagia, Sakala-Niskala Menuju Kehidupan Krama dan Gumi Bali Sesuai
Dengan Prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari Secara Ekonomi, dan
Berkepribadian dalam Kebudayaan Melalui Pembangunan Secara Terpola, Menyeluruh, Terencana,
Terarah, dan Terintegrasi Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Nilai-Nilai
Pancasila 1 Juni 1945.”
MEWUJUDKAN
BALI ERA BARU
3

•Visi menuju
Dimensi pertama, bisa menjaga
•BALI ERA BARU, yaitu : keseimbangan Alam, Krama, dan
Kebudayaan Bali, Genuine Bali
•Suatu Era yang ditandai
dengan tatanan kehidupan
baru; Bali Dimensi kedua, bisa memenuhi
•yang Kawista, Bali kang kebutuhan, harapan, dan aspirasi
tata-titi tentram kerta Krama Bali dalam berbagai aspek
raharja, gemah ripah kehidupan; dan
Dimensi ketiga, merupakan manajemen resiko atau risk
lohjinawi, yakni tatanan management, yakni memiliki kesiapan yang cukup dalam
mengantisipasi munculnya permasalahan dan
kehidupan holistik yang tantangan baru dalam tataran lokal, nasional, dan
meliputi 3 (tiga) dimensi global yang akan berdampak secara positif maupun
negatif terhadap kondisi di masa yang akan datang.
utama, yaitu:
MISI DINAS PENDIDIKAN
KEPEMUDAAN DAN DAN OLAHRAGA
Dari 22 (dua puluh dua) Misi Gubernur Bali, Dinas Pendidikan Kepemudaan
dan Olahraga Provinsi Bali mendukung :
MISI 4 Memastikan tersedianya pelayanan pendidikan yang terjangkau, merata, adil, dan
berkualitas serta melaksanakan wajib belajar 12 tahun.

Mengembangkan sistem pendidikan dasar dan pendidikan menengah berbasis


MISI 5 keagamaan Hindu dalam bentuk Pasraman di Desa Pakraman/Desa Adat.

Mengembangkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi yaitu berkualitas
MISI 6 dan berintegritas: bermutu, profesional dan bermoral serta memiliki jati diri yang
kokoh yang dikembangkan berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Krama Bali.

Mengembangkan tata kehidupan Krama Bali secara sakala dan niskala


MISI 11 berdasarkan nilai-nilai filsafat Sad Kertih yaitu Atma Kertih, Danu Kertih, Wana Kertih,
Segara Kertih, Jana Kertih, dan Jagat Kertih.
5 BIDANG PRIORITAS
PEMBANGUNAN BALI

BIDANG 2 BIDANG 4
KESEHATAN ADAT, AGAMA,
DAN TRADISI, SENI,
PENDIDIKAN DAN BUDAYA

BIDANG 1 BIDANG 3 BIDANG 5


PANGAN, SANDANG, JAMINAN SOSIAL DAN PARIWISATA
DAN PAPAN KETENAGAKERJAAN

Lima Bidang Prioritas tersebut didukung dengan pembangunan


infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi.
PROGRAM KERJA DAN AGENDA
PEMBANGUNAN 2021
PROGRAM PENDIDIKAN
1. Melaksanakan program dalam APBD Semesta Berencana Tahun 2021.

2. Percepatan pemenuhan akses layanan pendidikan SMA/SMK.


• Membangun SMA/SMK baru agar semua Kecamatan se-Bali
minimum memiliki 1 unit SMA dan 1 unit SMK
• Menambah Ruang Kelas Baru pada SMA/SMK

3. Percepatan penyelesaian konsep pengembangan SDM Bali Unggul.

4. Menyiapkan sistem pendidikan PAUD/TK-Hindu berbahasa Bali dalam bentuk Pasraman di Desa Adat.

5. Menyusun program pendidikan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi.

6. Percepatan program peningkatan sradha dan bhakti serta Sad Kerthi khususnya generasi muda melalui berbagai media.

7. Merancang sistim pembelajaran kombinasi daring dan konvensional.

8. Melaksanakan secara langsung dan massif sosialisasi program dan peraturan melalui media Bali TV, radio, dan media online.

9. Mengakses program di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan termasuk program dampak Covid-19.
PROGRAM KERJA DAN AGENDA
PEMBANGUNAN 2021
PROGRAM PROGRAM PEMUDA DAN OLAH RAGA
1. Penguatan organisasi pemuda berbasis adat (Yowana)
2. Fasilitasi program pembinaan dan pemberdayaan Yowana
3. Pengembangan olah raga Pendidikan
4. Pembibitan olah raga untuk jenis yang menjadi potensi unggulan Bali.

5. Menyelenggarakan kegiatan olah raga/ permainan tradisional Bali sebagai implementasi Perda No.4 Tahun 2020 tentang
Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali.

6. Menyelenggarakan PORSENIJAR Tingkat Provinsi

7. Melaksanakan secara langsung dan massif sosialisasi program dan peraturan melalui media Bali TV, radio, dan media online.

8. Mengakses program di Kementerian Pemuda dan Olah Raga.


9. Penguatan organisasi pemuda berbasis adat (Yowana)

10. Fasilitasi program pembinaan dan pemberdayaan Yowana


LANDASAN

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
StandarNasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan PeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atasPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang StandarNasional Pendidikan.
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53
Tahun2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
padaPendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Lanjutan

• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016


tentangStandar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Agenda
Vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan

Kebijakan pembelajaran di masa pandemi COVID-19


Vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan menjadi salah satu
prioritas negara dalam upaya akselerasi pembelajaran tatap muka

Sasaran vaksinasi mencakup:


● Pendidik, misalnya guru, dosen, dll.
● Tenaga kependidikan, misalnya operator sekolah, cleaning service, pegawai TU, dll.

Vaksinasi diberikan bagi pendidik dan tenaga kependidikan:


● Dari seluruh jenjang
● Di satuan pendidikan negeri danswasta
● Baik formal maupun non-formal
● Termasuk pendidikan keagamaan

Prioritisasi vaksinasi dilakukan berdasarkan tingkat kesulitan


pembelajaran jarak jauh, dengan tahapan berikut:

● Tahap :Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD, SD, SLB, dan


1 sederajat, pesantren, dan pendidikan keagamaan
● Tahap :Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP, SMA, SMK, dan sederajat
2 :Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi
● Tahap
3
Vaksinasi seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan
ditargetkan selesai pada akhir bulan Juni 2021
Pendidik dan Tenaga
Tahap Kependidikan Vaksinasi Dosis Ke-1 Vaksinasi Dosis Ke-2

1 PAUD, SD/MI, SLB, sederajat, Paling lambat


pesantren dan pendidikan dilaksanakan pada akhir
keagamaan minggu kedua Mei 2021.

Paling lambat Dilaksanakan sesuai


SMP/MTs, SMA/MA, dilaksanakan pada akhir dengan jenis vaksin dan
2 SMK/MAK, sederajat
minggu keempat Mei interval yang telah
2021. ditetapkan

3 Pendidikan Tinggi Paling lambat selesai


dilaksanakan pada akhir
minggu kedua Juni 2021.
Koordinasi erat Kemenkes dengan Kemendikbud, Kemenag, dan
Kemendagri dilakukan untuk memastikan vaksinasi pendidik dan
tenaga kependidikan berjalan dengan sukses dan tepat waktu (1/3)

Kemendikbud dan Kemenag telah menyiapkan data pendidik dan tenaga


kependidikan yang dijadikan basis pemberian vaksinasi.

Pelaksanaan vaksinasi per tahap di tiap-tiap daerah menyesuaikan


dengan
kesediaan alokasi vaksin di daerah tersebut.

Ketika pasokan vaksin sudah tersedia, Dinas Kesehatan/Dinas


Pendidikan/Kantor Wilayah Kemenag di daerah akan
menginformasikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan:
● jadwal vaksinasi
● lokasi vaksinasi
Koordinasi erat Kemenkes dengan Kemendikbud, Kemenag, dan
Kemendagri dilakukan untuk memastikan vaksinasi pendidik dan tenaga
kependidikan berjalan dengan sukses dan tepat waktu (2/3)

Pelaksanaan vaksinasi dilakukan dengan tiga


metode:

Vaksinasi di fasilitas Vaksinasi massal Vaksinasi


pelayanan kesehatan di tempat publik bergerak
di lokasi strategis

Lokasi vaksinasi bergerak dapat menggunakan fasilitas pendidikan,


misalnya gedung perguruan tinggi, gedung sekolah, kantor LPMP, kantor dinas pendidikan, dll.
Koordinasi erat Kemenkes dengan Kemendikbud, Kemenag, dan
Kemendagri dilakukan untuk memastikan vaksinasi pendidik dan
tenaga kependidikan berjalan dengan sukses dan tepat waktu (3/3)

Pada jadwal dan di lokasi vaksinasi yang telah ditentukan pemda, pendidik dan
tenaga kependidikan wajib:
Membawa kartu identitas diri bagi pendidik dan tenaga kependidikan yang
sudah terdaftar; atau

Membawa surat pernyataan


dari pimpinan satuan
pendidikan bagi pendidik
dan tenaga kependidikan
yang belum terdaftar
Kemenkes, Kemendikbud, Kemenag, dan Kemendagri menerbitkan
Surat Edaran Bersama pelaksanaan vaksinasi bagi pendidik dan tenaga
kependidikan (2/2)

Pemerintah daerah menugaskan dinas kesehatan untuk melaksanakan vaksinasi


pendidik dan tenaga kependidikan dengan ketentuan sebagai berikut:

Menyediakan vaksin sesuai alokasi yang tersedia

Menentukan jadwal vaksinasi di daerah

Menyiapkan sumber daya manusia yang melaksanakan vaksinasi

Melaksanakan vaksinasi bagi pendidik dan tenagakependidikan


sesuai standar
Kemenkes, Kemendikbud, Kemenag, dan Kemendagri menerbitkan
Surat Edaran Bersama pelaksanaan vaksinasi bagi pendidik dan tenaga
kependidikan (2/2)

Pemerintah daerah menugaskan dinas pendidikan dan berkoordinasi dengan


kantor/kanwil Kemenag/LPMP/LLDikti agar dapat membantu dinas kesehatan
dalam memfasilitasi pelaksanaan vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan,
antara lain:
Menyiapkan jadwal dan lokasi pelaksanaanvaksinasi sesuai dengan
protokol kesehatan
Menginformasikan/mengundang pendidik dan tenaga kependidikan
pada setiap satuan pendidikan secara serentak untuk mengikuti vaksinasi
sesuai dengan jadwal dan lokasi yang telah ditentukan
Melaksanakan vaksinasi sesuai dengan protokol kesehatan dantidak
menimbulkan kerumunan di lokasi vaksinasi
Menyelenggarakan keseluruhan vaksinasi sesuai dengan periode
yang
telah ditentukan oleh dinas kesehatan
Agenda
Vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan

Kebijakan pembelajaran di masa pandemi COVID-19

1
Pemerintah senantiasa mengkaji kebijakan pembelajaran pada masa pandemi
sesuai dengan konteks perkembangan pandemi dan kebutuhan pembelajaran
Prinsip penyelenggaraan pendidikan selama pandemi COVID -19 adalah
• Kesehatan dan keselamatan prioritas utama dalam penetapan kebijakan dan
penyelenggaraan pendidikan
• Mempertimbangkan tumbuh kembang dan hak anak selama pandemi COVID-
19

24 maret – 15 Juli – 7 7 Agustus – Januari 2021


15Juli Agustus Desember 2020 - sekarang
2020 2020
SE Mendikbud 4 Implementasi Penyesuaian Penyesuaian
2020 SKB 4 SKB 4 SKB 4
Menteri Menteri Menteri
Mulai 24 Maret 2020: Dapat membuka PTM Dapat membuka PTM Mulai Januari 2021:
dengan syarat dengan syarat
- Belajar dari Rumah Apabila pemda sudah
- Ujian Belajar dari Rumah Dapat membuka PTM memberikan izin dan satuan
Nasional dengan syarat pendidikan memenuhi
ditiadakan semua syarat
- PPDB Online dan Belajar dari Rumah Belajar dari Rumah berjenjangnya, maka PTM
dilarang diperbolehkan, namun tidak
kerumunan diwajibkan.
Belajar dari Rumah Belajar dari Rumah
Terlepas berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan untuk
mengakselerasi pembelajaran tatap muka di Indonesia,
pembelajaran
jarak jauh masih menjadi pilihan mayoritas satuan pendidikan di
Persentase PTM (Pembelajaran Tatap Muka)
Indonesia PJJ (Pembelajaran JarakJauh)

22% 78% Total

41% 59% Zona


hijau

29% Zona kuning


71%

13% 87% Zona


oranye

6% 94% Zona
merah
* persentase PTM dan PJJ dihitung dari pelaporan 183.566 satuan pendidikan (data per 23 Maret
2021)
* peta zona risiko per 21Maret 2021
2
1
Indonesia adalah satu di antara empat negara di kawasan Asia Timur
dan Pasifik yang belum melakukan pembelajaran tatap muka secara
penuh. Sementara 23 negara lainnya sudah.

“Diperkirakan, bahwa penutupan “Penutupan sekolah memiliki


sekolah di seluruh dunia dapat dampak negatif yang jelas pada
mengakibatkan hilangnya kesehatan anak, pendidikan
pendapatan seumur hidup dari dan perkembangan,
generasi yang saat ini berada di pendapatan keluarga dan
usia sekolah sebesar paling tidak perekonomian secara
US$ 10 triliun.” keseluruhan.”

“. . Seiring berlalunya hari, anak-anak yang tidak dapat mengakses


sekolah secara langsung semakin tertinggal, di mana anak-anak
yang paling termarjinalisasi adalah yang paling terdampak. …
85% negara di Asia Timur dan
Pesan kami (Unicef) kepada para pemimpin dunia jelas: Segala
Pasifik telah melakukan pembelajaran
upaya harus kita lakukan untuk agar sekolah tetap buka atau
tatap muka secara penuh,
memprioritaskan agar sekolah bisa kembali buka (untuk sekolah
antaralain: Vietnam, RRT, Kamboja,
yang masih tutup).”
dan Laos.
* Sumber: UNICEF Education COVID-19 Response Update, Oktober
2020
Sudah satu tahun pandemi COVID-19 terjadi dan berpotensi
menimbulkan dampak sosial negatif yang berkepanjangan

Kekerasan pada anak dan


Putus sekolah Penurunan capaian belajar
risiko eksternal
Anak harus bekerja Kesenjangan capaian belajar Kekerasan yang tidak terdeteksi
● Risiko putus sekolah ● Perbedaan akses dan kualitas ● Tanpa sekolah, banyak anak
dikarenakan anak “terpaksa” selama pembelajaran jarak jauh yang terjebak di kekerasan
bekerja untuk membantu dapat mengakibatkan rumah tanpa terdeteksi
keuangan keluarga di tengah kesenjangan capaian belajar, oleh guru.
krisis pandemi COVID-19. terutama untuk anak dari sosio-
ekonomi berbeda.
Persepsi orang tua Learning loss Risiko eksternal
● Banyak orang tua yang tidak ● Studi menemukan bahwa ● Ketika anak tidak lagi datang
bisa melihat peranan sekolah pembelajaran tatap muka ke sekolah, terdapat
dalam proses belajar mengajar menghasilkan pencapaian peningkatan risiko untuk
apabila proses pembelajaran akademik yang lebih baiksaat pernikahan dini, eksploitasi
tidak dilakukan secara tatap dibandingkan dengan PJJ. anak terutama perempuan,
muka. dan kehamilan remaja.
Riset dan data menunjukkan, bahwa pendidik dan tenaga
kependidikan memiliki kerentanan tertinggi terhadap COVID-19 (1/2)

1 Kelompok usia 3-18 tahun memiliki


tingkat kematian yang lebih rendah
3
dibandingkan dengan kelompok
usia lainnya - peserta didik
pendidikan anak usia dini, dasar,
dan menengah ada di rentang
kelompok usiaini.
2
Kelompok usia 19-30 tahun memiliki
tingkat kematian yang lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok usia
>30 tahun - peserta didik
pendidikan tinggi dan pendidik dan
tenaga kependidikan dewasa muda
1 2 ada di rentang kelompok usia ini.
3
Kelompok usia 31-59 tahun dan
>=60 tahun memiliki tingkat
kematian yang secara signifikan
*Sumber data mentah: data.covid19.go.id per 22 Maret2021 lebih tinggi terhadap COVID-19 -
Tingkat kematian dihitung dari jumlah kasus meninggal terhadap total closed case per
kelompok usia (jumlah kasus aktif tidak diperhitungkan) pendidik dan tenaga kependidikan
dewasa ada di rentang kelompok
usia ini.
Riset dan data menunjukkan, bahwa pendidik dan tenaga
kependidikan memiliki kerentanan tertinggi terhadap COVID-19 ( 2 / 2 )

4 Infeksi pada anak (di bawah umur 18tahun) secara umum bergejala ringan.
5 Anak memiliki kerentanan lebih rendah terhadap infeksi dibandingkan orang dewasa.

6 Anak lebih kecil kemungkinan menularkan infeksi dibandingkan orang dewasa.


*Sumber: Considerations for school-related public health measures in the context of COVID-19, WHO, UNESCO, dan UNICEF, 14 September
2020
Riset dan data menunjukkan, bahwa pendidik dan tenaga
kependidikan memiliki kerentanan tertinggi terhadap COVID-19 (3/3)
Kelompok usia 3-18 tahun memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan
1 kelompok usia lainnya - peserta didik pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah ada di
dengan
rentang kelompok usia ini.
Kelompok usia 19-30 tahun memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan
2 kelompok usia >30 tahun - peserta didik pendidikan tinggi dan pendidik dan tenaga kependidikan
dewasa muda ada di rentang kelompok usia ini.
Kelompok usia 31-59 tahun dan >=60 tahun memiliki tingkat kematian yang secara signifikan lebih
3 tinggi terhadap COVID-19 - pendidik dan tenaga kependidikan dewasa ada di rentang kelompok usia
ini.
4 Infeksi pada anak (di bawah umur 18tahun) secara umum bergejala ringan.

5 Anak memiliki kerentanan lebih rendah terhadap infeksi dibandingkan orang dewasa.

6 Anak lebih kecil kemungkinan menularkan infeksi dibandingkan orang dewasa.

Dalam upaya akselerasi pembelajaran tatap muka, pendidik dan


tenaga kependidikan adalah pihak utama yang membutuhkan
perlindungan.
Pembelajaran tatap muka secara terbatas perlu diakselerasi
dengan tetap menjalankan protokol kesehatan:

Setelah pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan divaksinasi


COVID-19 secara lengkap, pemerintah pusat, pemerintah daerah, kanwil,
atau kantor Kemenag mewajibkan satuan pendidikan untuk menyediakan
layanan:
● pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan dan
● pembelajaran jarak jauh

Orang tua/wali dapat memilih bagi anaknya untukmelakukan pembelajaran


tatap muka terbatas atau tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

*Bagi satuan pendidikan di daerah yang sudah ataupun dalam proses melakukan pembelajaran tatap muka terbatas
walaupun belum divaksinasi tetap diperbolehkan selama mengikuti protokol kesehatan sesuai dengan izin pemerintah
daerah
Setelah pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan divaksin COVID-19
secara lengkap, satuan pendidikan wajib menyediakan layanan pembelajaran tatap
muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan pembelajaran
jarak jauh
Satuan pendidikan wajib memenuhi daftar periksa sebelum memulai layanan pembelajaran
tatap muka terbatas.

Pembelajaran tatap muka terbatas dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh untuk
memenuhi protokol kesehatan.

Orang tua/wali dapat memutuskan bagi anaknya untuk tetap melakukan pembelajaran jarak jauh
walaupun satuan pendidikan sudah memulai pembelajaran tatap muka terbatas.

Pemerintah pusat, pemerintah daerah, kanwil, dan kantor Kemenag wajib melakukan
pengawasan
terhadap pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan.

Berdasarkan hasil pengawasan dan/atau jika terdapat kasus konfirmasi COVID-19, pemerintah
pusat, pemerintah daerah, kanwil, kantor Kemenag, dan kepala satuan pendidikan wajib
melakukan penanganan kasus dan dapat memberhentikan sementara pembelajaran tatap muka
terbatas di satuan pendidikan.

Dalam hal terdapat kebijakan pemerintah pusat untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran
COVID-19, maka pembelajaran tatap muka terbatas dapat diberhentikan sementara sesuai jangka
waktu kebijakan.
Pembelajaran tatap muka terbatas tetap mewajibkan seluruh warga satuan
pendidikan untuk menjalankan protokol kesehatan yang ketat (1/2)

Perihal Masa Transisi ( 2 bulan pertama) Masa Kebiasaan Baru

● SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs, SD, MI, dan program kesetaraan: jaga jarak minimal
Kondisi Kelas
1,5 (satu koma lima) meter dan maksimal 18(delapan belas) peserta didik per kelas.
● SDLB, MILB, SMPLB, MTsLB dan SMLB, MALB: jaga jarak minimal 1,5 (satu koma
lima) meter dan maksimal 5 (lima) peserta didik per kelas.
● PAUD: jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dan maksimal 5 (lima) peserta
didik per kelas.
Satuan pendidikan juga dapat memanfaatkan ruang-ruang terbuka sebagai tempat
pembelajaran tatap muka terbatas.

Jumlah hari dan jam pembelajaran tatap


muka terbatas dengan pembagian Ditentukan oleh satuan pendidikan dengan tetap mengutamakan kesehatan dan
rombongan belajar (shift) keselamatan warga satuan pendidikan.

Perilaku wajib di seluruh lingkungan ● Menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau masker sekali pakai/masker bedah yang
satuan pendidikan menutupi hidung dan mulut sampai dagu. Masker kain digunakan setiap 4 jam atau
sebelum 4 jam saat sudah lembap/basah.
● Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir atau cairan pembersih tangan
(hand sanitizer).
● Menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dan tidak melakukan kontak fisik
seperti bersalaman dan cium tangan.
● Menerapkan etika batuk/bersin.
Pembelajaran tatap muka terbatas tetap mewajibkan seluruh warga
satuan pendidikan untuk menjalankan protokol kesehatan yang ketat ( 2 / 2 )

Perihal Masa Transisi ( 2 bulan pertama) Masa Kebiasaan Baru

Kondisi medis warga satuan ● Sehat dan jika mengidap penyakit penyerta (comorbid) harus dalam kondisi terkontrol.
Pendidikan ● Tidak memiliki gejala COVID-19, termasuk orang yang serumah dengan warga satuan
pendidikan.

Kantin Tidak diperbolehkan.


Boleh beroperasi dengan tetap
Warga satuan pendidikan disarankan membawa
menjaga protokol kesehatan.
makanan/minuman dengan menu gizi seimbang.

Kegiatan Olahraga dan Tidak diperbolehkan di satuan pendidikan, namun Diperbolehkan dengan tetap menjaga
Ekstrakurikuler disarankan tetap melakukan aktivitas fisik dirumah. protokol kesehatan.

Kegiatan Selain Pembelajaran di Tidak diperbolehkan ada kegiatan selain


Lingkungan Satuan Pendidikan pembelajaran, seperti orang tua menunggu peserta
Diperbolehkan dengan tetap menjaga
didik di satuan pendidikan, istirahat di luar kelas,
protokol kesehatan.
pertemuan orang tua-peserta didik, pengenalan
lingkungan satuan pendidikan, dan sebagainya.

Kegiatan Pembelajaran di Luar


lingkungan Satuan Pendidikan Diperbolehkan dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
(contoh: guru kunjung)
Peran aktif kepala satuan pendidikan dan pemerintah daerah, kantor,
dan/atau kanwil Kemenag dibutuhkan untuk memastikan pembelajaran
tatap muka terbatas dapat berjalan dengan aman
Kedisiplinan dalam penerapan
protokol kesehatan adalah
kunci.
Kepala satuan pendidikan Pemerintah daerah, kantor, dan/atau kanwil Kemenag

● Secara konsisten memberikan edukasi penerapan ● Melalui dinas pendidikan dan kesehatan: memastikan
protokol kesehatan sebagai upaya membangun pemenuhan daftar periksa di setiap satuan pendidikan,
budaya disiplin di satuan pendidikan memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran
tatap muka terbatas di satuan pendidikan
● Memastikan seluruh pembelajaran tatap muka
terbatas dilaksanakan dengan memenuhi seluruh ● Melalui dinas perhubungan: memastikan adanya akses
protokol kesehatan transportasi yang aman ke dan dari satuan
pendidikan
● Menyiapkan satgas COVID-19 di satuan
pendidikan, yang melibatkan komite sekolah ● Bersama satgas COVID-19 daerah: melakukan testing jika
ditemukan warga satuan pendidikan yang bergejala dan
● Melakukan penanganan kasus dan dapat menutup melakukan tracing jika ditemukan kasus konfirmasi positif
sementara pembelajaran tatap muka terbatas
ketika ditemukan kasus konfirmasi COVID-19 ● Melakukan penanganan kasus dan dapat menutup
sementara pembelajaran tatap muka terbatas ketika
ditemukan kasus konfirmasi COVID-19

Mari bersama-sama memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan hak belajarnya dengan aman dan selamat!
Balanced scorecard slide 10

MATUR
SUKSMA

Anda mungkin juga menyukai