Awaluddin Tjalla
Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
Kapuskurbuk 2016 s/d 2020
Sistematika
1 Isu-isu Kunci
10
1 ISU-ISU KUNCI
Penduduk Indonesia Diperkirakan
Mencapai 318,9 Juta Tahun 2045
556
535
600
dapat mencapai skor
493
493
490
403
397
500
386
400 rata- rata OECD pada
300
200
Mathematics tahun 2065.
Reading
100 Sumber: LEARNING to Realize Education's Promise –
Science World Development Report (WDR) 2018, World Bank
0
Berdasarkan skor PISA 2015, kemampuan matematika, membaca, dan Peningkatan skor PISA
sains pelajar Indonesia tertinggal jauh dari negara tetangga dan rata-rata setiap pelajar menjadi rata-rata 420
negara OECD. Sumber: PISA, OECD atau setara Thailand saat
(2016)
ini akan meningkatkan 0,6%
Akibatnya, keahlian dasar tenaga kerja di Indonesia sangat pertumbuhan ekonomi
rendah.
tahunan Indonesia selama 2020-
Sebagai perbandingan, keahlian tenaga kerja lulusan Pendidikan
Tinggi di 2060 dari baseline.
Indonesia setara keahlian tenaga kerja lulusan SMA ke bawah di
Denmark.
Sumber: The Need for a Pivot to Learning: New Data on Adult Skills from Indonesia - Pritchett Sumber: OECD Economic Surveys Indonesia, Oktober
(2016) 2018 12
5
Keterampilan yang dibutuhkan
Keterampilan-keterampilan
baru akan dibutuhkan dalam
era otomasi ini bukan hanya
keterampilan teknologi,
namun juga keterampilan
sosial, emosional dan
keterampilan kognitif yang
lebih tinggi, seperti
kreativitas dan kemampuan
pemecahan masalah yang
rumit
Sumber: McKinsey, Automation and the Future of Work in Indonesia, 2019
2 REFLEKSI ATAS PENDIDIKAN INDONESIA SAAT INI
Disparitas Hasil Pembelajaran
Skor rata-rata provinsi terbaik bahkan lebih tinggi daripada skor siswa klaster
terbaik di 10 prov insi 11
Disparitas Hasil Pembelajaran
Skor/Nilai UN
12
Data PISA (2003-2015):
Peningkatan kualitas, namun belum terlalu cepat
460
440 a - 2003
10th gr ade
420
400
380
360
300
-4 -3.5 -3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5
6. Literasi Budaya
Sumber: World Economic Forum, 2018
Warga Negara 6. Kesadaran social dan
budaya
12
KURIKULUM 2013
Prinsip KTSP, Diversifikasi, Pendidikan Karakter pada kurikulum 2006 diperkuat kembali dalam kurikulum
2013 dengan nama penguatan pendidikan karakter sebagai respon kebutuhan kompetensi abad 21
Kompetensi Abad 21
Kemampuan Belajar
Literasi Kecakapan Hidup
dan Berinovasi
• Berpikir Kritis dan Penyelesaian Literasi baca tulis, literasi • Fleksibilitas dan Adaptabilitas
Masalah numerasi, literasi sains, • Inisiatif dan Mandiri
• Kreativitas dan Inovasi literasi digital, literasi • Interaksi Lintas Sosial-Budaya
• Komunikasi finansial, dan literasi budaya • Produktivitas dan Akuntabilitas
• Kolaborasi dan kewarganegaraan • Kepemimpinan dan Tanggung Jawab
13
(Sumber: Puskurbuk Kemendikbud)
Kerangka Pengembangan Kurikulum 2013
Kompetensi Inti
Standar Isi & Standar
Kompetensi Dasar
Penilaian
Silabus
SKL, Standar Isi, Standar Proses, Silabus, RPP, dan bahan ajar yang
dan Standar Penilaian ditetapkan SKL tidak dirujuk oleh standar
seharusnya dikembangkan di tingkat
oleh pemerintah dan tidak selalu lainnya sehingga antar standar
sekolah, saat ini masih
relevan dengan kebutuhan tidak ada kaitan yang jelas.
menggunakan yang disediakan oleh
sekolah. pemerintah tanpa penyesuaian.
15
15
Siklus Pembelajaran (Learning Cycle)
23
Faktor-Faktor Penentu Kualitas Hasil Belajar
22
Teaching Strategy: Not all teachable but catchable
26
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter
Religius
Jujur
Toleransi
Disipli
Olah Hati Kerjan Keras
Kreatif Religius
(Et ika)
Mandiri
Demokratis emangat
Rasa Ingin
Olah Olah S Kebangsaa
Tahu n Integritas Nasionalis
Raga Karsa Cinta Tanah
Menghargai Air
Prestasi Nilai Inti
(Kinest et ika) (Est etika)
Bersahabat/Komunikatif (Core Values)
Cinta Damai
Gemar Membaca
Olah Pikir Peduli Lingkungan
Peduli Sosial Gotong
( Lit erasi) Mandiri
Tanggung Jawab Royong
(dan lain-lain)
Filosofi Pendidikan Karakt er Ki Hajar Dewant ara Pasal 3 Perpres No. Krist alisasi Nilai-Nilai
87/2017
Tentang PPK *Nilai-nilai ut ama disesuaikan dengan
GNRM,
kearifan lokal dan kreat iv it as sekolah
25
3 KEBIJAKAN MENDIKBUD
“Kita harus mencari sebuah model baru, cara baru,
nilai- nilai baru dalam mencari solusi dari setiap
masalah
dengan inovasi-inovasi. Kita semuanya harus
mau dan akan kita paksa untuk mau. Kita harus
meninggalkan cara-cara lama, pola-pola lama, baik
dalam mengelola organisasi, baik dalam
mengelola lembaga, maupun dalam mengelola
pemerintahan.”
22
VISI & MISI
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan Misi Presiden untuk
Visi mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman & berakhlak mulia, gotong
royong, dan berkebinekaan global
1 Beriman& Berakhlak
Mulia
Iwan Syahril | Kebijakan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Merdeka Belajar
silaturahmi dan dialog pendidikan Ikatan Sarjana Manajemen dan Administrasi Pendidikan Indonesia (ISMAPI) | Sabtu, 30 Mei 8
2020
SDM yang unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi
global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Berakhlak Kebinekaan
Mulia Global
Gotong
Mandiri
PELAJAR Royong
PANCASIL
A
Bernalar Kreatif
Kritis
Pengembangan SDM unggul harus bersifat holistik dan tidak terfokus kepada kemampuan kognitif saja
Sumber: Kemendikbud
4 ARAH PENGEMBANGAN KURIKULUM
19
“Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh anak.
Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat
memajukan kesempurnaan hidup
anak-anak kita”.
Ki Hajar Dewantara
20
TERIMA KASIH