TUGAS INDIVIDU 2

ANALISIS DAFTAR PUSTAKA

PISA DAN TIMSS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Pendidikan yang Dibina oleh
Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D., Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd.

OLEH:
WULANDARI SAPUTRI
NIM 160341900897
KELAS B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2016

Nama/NIM : Wulandari Saputri/160341900897
Topik pembelajaran : PISA dan TIMSS
Pertanyaan
1. Mengapa mutu pendidikan
yang tergambar pada hasil
PISA dan TIMSS masih
rendah padahal Indonesia
telah sering kali berganti
kurikulum?
2. Bagaimanakah caranya
TUGAS INDIVIDU ANALISIS PUSTAKA
Referensi 1
Perubahan kurikulum ditujukan untuk menyempurnakan dan
memperbaiki sistem pendidikan yang ada agar sesuai dengan
kebutuhan zaman. Namun, sampai sekarang salah satu
permasalahan yang masih dan turut menyumbang pada masih
rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah terkait sarana
dan Prasarana. Masih banyak sekolah yang tidak memenuhi
standar sarana dan prasarana yang memadai, terutama di
daerah pedesaan. Kebutuhan buku bacaan, alat-alat
laboratorium, akses internet dan komputer masih sangat
minim, bahkan kebutuhan gedung bangunan sekolahpun masih
banyak yang belum layak digunakan. Padahal, pemenuhan
standar sarana dan prasarana merupakan kebutuhan utama
sekolah juga yang harus terpenuhi sesuai dengan amanat
UUSPN No 20 Th 200, PP No 19 Th 2005, dan Permendiknas
No 24 Th 2007. Jika saja sarana dan prasarana belajar
terpenuhi untuk semua sekolah akan memunkinkan pendidikan
di Indonesia akan menyamai Negara-negara tetangga seperti
Malaysia, Singapore dalam TIMSS dan PISA. Dengan
demikian adalah kurang tepat jika UN menjadi standar
kelulusan bila sarana dan prasarana yang tidak merata disetiap
sekolah.
Pemerintah harus terus berupaya memenuhi kebutuhan sarana
Tanggal: 06 September 2016
Referensi 2
Salah satu penyebab masih rendahnya mutu pendidikan
Indonesia adalah belum mampunya sebagian guru Indonesia
mengimbangi laju perkembangan saintek yang dinamikanya
tidak lagi dihitung per hari. Setiap 5 menit jurnal-jurnal
penelitian internasional menerbitkan penemuan-penemuan baru
di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. “Sementara para
guru masih menerangkan pelajaran yang berkaitan sains
berdasarkan referensi buku yang masih memuat teori-teori yang
dihasilkan puluhan bahkan ratusan tahun silam”. Ketertinggalan
sains yang diajarkan di sekolah-sekolah terkait dengan
ketertinggalan akses informasi seputar perkembangan saintek.
Ketertinggalan akses ini secara fundamental disebabkan oleh
dua hal, pertama penguasaan operasional guru terhadap
perangkat teknologi informasi, kedua karena belum semua
sekolah mampu memenuhi ketersediaan perangkat teknologi
informasi yang mampu memberikan akses informasi global
yang memadai, semisal jaringan internet. Hal ini pun
disebabkan oleh faktor fundamental lainnya yaitu kualitas SDM
dan ketersediaan finansial. Padahal salah satu kemampuan yang
diukur adalah literasi sains. Selain itu, masih rendahnya minat
baca dan kemampuan matematika turut menyumbang pada
rendahnya hasil PISA siswa Indonesia.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
 untuk meningkatkan mutu dan prasarana pendidikan yang merupakan jembatan untuk mutu pendidikan Indonesia sehingga mendukung ketercapaian
pendidikan Indonesia yang meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Anggaran yang baik pada PISA dan TIMSS adalah meningkatkan
mendukung ketercapaian pendidikan yang telah ditetapkan harus terus dipantau kompetensi guru. Dalam upaya tersebut, pemerintah terus
yang baik pada PISA dan penggunaannya agar tepat sasaran dan menyentuh sampai ke
melakukan inservice training, seperti dengan menyelenggarakan
TIMSS. daerah pelosok. Terutama di daerah-daerah tertinggal, karena
penataran, pelatihan, dan workshop. Ilmu yang diperoleh selama
mendapatkan pendidikan yang berkuliatas adalah hak seluruh
anak. Dan jika sarana dan prasarana sudah tersedia, pihak guru kegiatan tersebut haruslah diterapkan di kelas dengan sebaik-
haruslah mampu memanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk baiknya, seperti penerapan model ataupun strategi pembelajaran
menunjang proses pembelajaran. Seperti pemanfaatan inovatif yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Seperti PISA,
laboratorium secara efektif, mengajak siswa membaca buku penyelesaian soal-soal yang diberikan membutuhkan
diperpustakaan, pemanfaatan teknologi dalam belajar, dan lain kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, model
sebagainya. pembelajaran yang diterapkan pun haruslah yang mampu
memberdayakan pola pikir. Guru juga harus terus berupaya
meningkatkan minat baca siswa, karena dengan membaca siswa
akan memperoleh banyak pengetahuan bagi dirinya sendiri.
Selain itu, perlu adanya pembenahan mutu pendidikan melalui
perbaikan input calon guru dan LPTK.
Kesimpulan Berdasarkan analisis yang saya lakukan terhadap artikel ini saya lebih memahami tentang mengapa hasil PISA dan TIMSS siswa
Indonesia selalu rendah. Penyebabnya adalah masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-
negara lain. Upaya yang dilakukan seperti melakukan perubahan kurikulum saja tidak cukup jika tanpa didukung oleh segala
aspek lainnya, seperti pemenuhan sarana dan prasarana. Pemerintah menetapkan UN sebagai standar kelulusan siswa di seluruh
Indonesia, padahal sarana dan prasarana yang tidak memadai sering kali dijumpai di daerah terpencil. Akhirnya praktek UN
hanya menimbulkan kecurangan di sana-sini. Siswa-siswa pun di driill oleh guru harus menguasai semua materi pelajaran, tanpa
memperhatikan hal lain seperti pembekalan keterampilan-keterampilan yang menunjang kehidupan siswa tersebut kelak. Padahal
penguasaan materi saja tidak cukup, soal PISA dan TIMSS membutuhkan keterampilan berpikir yang baik untuk dapat
menyelesaikannya.

Referensi 1:
Aldha, A. (2012). Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau dari Segi Sarana dan Prasarana (Sarana dan Prasarana PHLP). Cerdas Sifa, Ed. 1, 1-8.

Referenai 2:
Sari, M. (2012). Usaha Mengatasi Problematika Pendidikan Sains di Sekolah dan Perguruan Tinggi. Jurnal Al-Ta’lim, Vol 1(1), 74-86.