Anda di halaman 1dari 14

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

PROFESIONALISME GURU PAUD MELATI TERPADU DALAM MENINGKATKAN


MUTU PENDIDIKAN PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Rizki Sapriani
Universitas PGRI Palembang
e-mail: rizkisapriani@gmail.com

Abstrak- Profesionalisme guru mengacu pada kemampuan pada kompetensi


pedagogik, kepribadian, sosial dan professional. Profesionalisme guru kini yang kian
tertantang dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang masih kalah
dengan negara-negara tetangga. Era revolusi industri 4.0 menjadikan para guru
harus mempersiapkan diri menghadapi tantangan ini, pendidikan dan pembelajaran
dituntut untuk berubah.Penelitian ini mengenai guru professional di PAUD Melati
Terpadu pada pendidikan era revolusi industri 4.0 yang bertujuan untuk mengetahui
kompetensi profesional guru di masa yang akan datang. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan penelitian lapangan (Field Research), data
diambil dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian.
Hasil penelitian ini merupakan deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran di PAUD
Melati Terpadu oleh para guru untuk meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini.

Kata Kunci- Profesionalisme, Guru PAUD, Mutu Pendidikan

Abstract- Teacher professionalism refers to abilities in pedagogical, personal, social


and professional competencies. Teacher professionalism is now increasingly
challenged in improving the quality of education in Indonesia, which is still inferior to
neighboring countries. The era of industrial revolution 4.0 makes teachers have to
prepare themselves to face this challenge, education and learning are demanded to
change. This study is about professional teachers in PAUD Melati Terpadu in
education in the industrial revolution era 4.0 which aims to determine teacher
professional competence in the future. This study uses qualitative methods with field
research. Data is taken by making observations directly to the object of research.
The results of this study are descriptions of the implementation of PAUD Melati
Terpadu learning by teachers to improve the quality of early childhood education.

Keywords- Profesionalism, kindergarten teacher, the quality of education

——————————  ——————————

PENDAHULUAN berubah pula. Pendidikan 4.0 merupakan


Revolusi industri 4.0 yang dicetuskan di pendidikan yang bercirikan pemanfaatan
Jerman telah merambah ke negara-negara teknologi digital dalam proses pembelajaran
lain, temasuk Indonesia. Wacana maupun atau dikenal dengan sistem siber (cyber
diskusi tentang persiapan Indonesia system). Sistem ini dapat membuat proses
menghadapi era Revolusi Industri 4.0 pembelajaran berlangsung secara terus-
sangat gencar. Seluruh bidang diharapkan menerus tanpa batas ruang dan waktu.
berbenah dalam mempersiapkan kebutuhan Di Asia Tenggara, posisi Indonesia
yang relevan untuk menghadapi tantangan cukup diperhitungkan. Global
ke depan, terutama di bidang pendidikan. Competitiveness Index (GCI) Indonesia
Menghadapi tantangan yang besar mengalami kemajuan signifikan. Semula
tersebut maka pendidikan dituntut untuk menempati posisi ke-41, naik lima peringkat

741
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

ke posisi ke-36 dari 137 negara. awal bangsa untuk menciptakan generasi
Dibandingkan dengan Malaysia, Singapura, yang mampu bersaing di era yang akan
dan Thailand, Indonesia masih berada di datang (Rozalena dan Kristiawan, 2017).
bawah. Tahun ini GCI Thailand di peringkat Sesuai yang dikemukakan Direktorat
32, Malaysia 23, dan Singapura 3. Pembinaan Pendidikan Anak usia Dini
Penyebab GCI Indonesia berada di (2015) bahwa berbagai penelitian yang
peringkat rendah di antaranya adalah terkait terkait pendidikan anak usia dini
dengan pendidikan dan pembelajaran. menunjukkan bahwa penyiapan sumber
Lemahnya higher education and training, daya manusia berkualitas harus diawali
science and technology readiness, dan sejak usia dini, bahkan sejak masa
innovation andbusiness sophistication. konsepsi dalam kandungan.
Keberhasilan Indonesia untuk Sejak lama banyak ahli yang
menghadapi Revolusi Indusrti 4.0 turut memandang usia prasekolah atau balita
ditentukan oleh kualitas pendidik seperti sebagai fase yang sangat fundamental bagi
dosen, guru mapun tenaga pendidik perkembangan individu (Solehuddin,
lainnya. Para pendidik dituntut menguasai 1997:2). Freud (2006) menyatakan bahwa
keahlian, kemampuan beradaptasi dengan usia balita sebagai terbentuknya
teknologi baru dan tantangan global kepribadian dasar individu. Santorck dan
(Hassan, 2018). Mengutip Jack Ma dalam Yussen (1992) juga menyatakan bahwa
pertemuan tahunan World Economic Forum usia pra sekolah sebagai masa yang penuh
2018, pendidikan adalah tantangan besar dengan kejadian-kejadian penting dan unik
abad ini. Jika tidak mengubah cara (a highly eventful and unique period of life)
mendidik dan belajar-mengajar, 30 tahun yang meletakkan dasar bagi kehidupan
mendatang kita akan mengalami kesulitan seseorang di masa dewasa.
besar. Pendidikan dan pembelajran yang Mengetahui betapa urgensinya
sarat dengan muatan pengetahuan pendidikan anak usia dini, maka Guru
mengesampingkan muatan sikap dan PAUD memiliki peran yang penting,
keterampilan sebagaimana saat ini terkhusus di era revolusi. Peran guru
terimplementasi, akan menghasilkan anak semula sebagai pemberi pengetahuan,
didik yang tidak mampu berkompetisi berubah menjadi mentor, fasilitator,
dengan mesin. Dominasi pengetahuan motivator, inspiratory, juga pengembang
dalam pendidikan dan pembelajaran harus imajinasi dan kreativitas. Guru menjadi
diubah agar kelak anak-anak muda penanam nilai-nilai karakter dan
Indonesia mampu mengungguli kecerdasan membangun teamwork serta empati sosial.
mesin sekaligus bijak menggunakan mesin Aspek-aspek tersebut penting untuk
untuk kemaslahatan (Subagya, 2018). dijalankan guru karena tidak dapat
Sementara itu, layanan Pendidikan diajarkan oleh mesin.
Anak usia Dini (PAUD) merupakan langkah Guru yang professional merupakan

742
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

faktor penentu keberhasilan pendidikan HASIL DAN PEMBAHASAN


yang berkualitas. Rendahnya kualitas Mutu Pendidikan dan Masalahnya
pendidikan saat ini adalah indikasi perlunya Pendidikan senantiasa perlu
keberadaan guru professional (Kristiawan, mendapatkan perhatian dan perbaikan
2018). Maka dari itu, urgensi pendidikan dalam menjaga keberlangsungan proses
anak usia dini, menuntut profesionalisme kehidupandalam berbagai aspek di tengah-
guru PAUD. Pada penelitian ini,dilakukan tengah masyarakat. Oleh karena itu mutu
bagaimana profesionalisme guru PAUD pendidikan perlu menjadi perhatian
Melati Terpadu dalam meningkatkan mutu berbagai pihak untuk bersama-sama
pendidikan di era revolusi industri 4.0. memajukannya.
Hasil survey Political and Economic
METODE PENELITIAN Risk Consultancy (PERC) yang
Metode yang digunakan dalam menyebutkan bahwa sistem pensisikan di
penelitian ini yaitu menggunakan metode Indonesia terburuk di kawasan Asia, yaitu
pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini dari 12 negara yang disurvey oleh lembaga
adalah penelitian deskriptif. Berdasarkan yang berkantor pusat di Hongkong itu,
tempat, penelitian lapangan (Field Korea Selatan dinilai memiliki sistem
Research)yaitu penelitian yang dilakukan pendidikan terbaik, disusul Singapura,
langsung di lapangan. Dengan karakteristik Jepang, Taiwan, India, Cina, serta
penelitian, peneliti sebagai instrument Malaysia. Indonesia menduduki peringkat
penelitian. Pendekatan deskriptif kualitatif ke-12, setingkat di bawah Vietnam.
bertujuan untuk mendeskripsikan dan Sedangkan di tahun 2014 dan 2015,
menginterpretasikan fenomena yang terjadi laporan United Nations Development
di lapangan. Program (UNDP) menyatakan bahwa
Teknik pengumpulan data di dalam indeks pembangunan manusia Indonesia
penelitian ini menggunakan teknik menempati urutan ke 110 dari 188 negara.
dokumentasi dan observasi langsung di Lebih sempit lagi pada kawasan ASEAN,
lapangan. Indonesia masih tertinggal cukup jauh,
Penelitian ini dilaksanakan di satuan PAUD, Singapura pada urutan 25, Brunei pada
yaitu PAUD Melati Terpadu yang urutan 33, Malaysia pada urutan 58,
beralamatkan di desa Parit kecamatan sementara Indonesia berada pada urutan
Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir 113.
provinsi Sumatera Selatan selama bulan Berdasarkan data tersebut di atas,
Oktober 2018 sampai dengan Desember menunjukkan adanya hubungan yang
2018. berarti antara penyelenggaraan pendidikan
dengan kualitas pembangunan sumber
daya manusia Indonesia yang dihasilkan

743
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

selama ini, meskipunmasih ada faktor-faktor pada dasarnya menunjukkan sejumlah


lain yang juga mempengaruhinya. persyaratan yang harus dimiliki oleh
Dalam bidang pendidikan, yang dimaksud seseorang yang memangku jabatan
dengan mutu memiliki pengertian sesuai tersebut.
dengan yang terkandung dalam siklus Undang-undang Nomor 14 Tahun
pembelajaran. Secara ringkas dapat 2005 menyebutkan bahwa guru adalah
diartikan beberapa kata kunci pendidik professional dengan tugas utama
mengenai pengertian mutu, yaitu sesuai mendidik, mengajar, membimbing,
perkembangan kebutuhan, sesuai mengarahkan, melatih, menilai dan
penggunaan pelanggan, dan sesuai mengevaluasi peserta didik pada
perkembangan kebutuhan lingkungan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
global. Sehingga untuk melihat hasil dari formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
mutu pendidikan tidak bisa lepas dari menengah.
ketersediaan guru professional dan regulasi Profesi guru menurut Undang-Undang
yang mengatur kerja guru. Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen harus memiliki prinsip-prinsip
PROFESIONALISME GURU professional seperti tercantum pada pasal 5
Menurut Suryadi dalam Suwarna ayat 1, yaitu “ “Profesi guru dan dosen
(2004), predikat guru professional dapat merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dicapai dengan memiliki empat karakteristik memerlukan prinsip-prinsip professional
professional, yaitu (1) Kemampuan sebagai berikut : (1) Memiliki bakat, minat,
professional (professional capacity), yaitu panggilan jiwa dan idealisme, (2) Memiliki
kemampuan intelegensi, sikap, nilai, dan kualifikasi pendidikan dan latar belakang
keterampilan serta prestasi dalam pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya,
pekerjaannya. Secara sederhana, guru (3) Memiliki kompetensi yang diperlukan
harus menguasai materi yang diajarkannya, sesuai dengan bidang tugasnya, (4)
(2) Kompetensi upaya professional Mematuhi kode etik profesi, (5) Memiliki hak
(professional effort), yaitu kompetensi untuk dan kewajiban dalam melaksanakan tugas,
membelajarkan siswanya, (3) Profesional (6) Memperoleh penghasilan yang
dalam pengelolaan waktu (time devotion), ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya,
(4) Imbalan professional (professional rent) (7) Memiliki kesempatan untuk
yang dapat menyejahterakan diri dan mengembangkan profesinya secara
keluarganya. berkelanjutan, (8) Memperoleh
Tertuang pada UU No. 14 tahun 2005 perlindungan hukum dalam melaksanakan
tentang guru dan dosen yang berbunyi : tugas profesionalnya, (9) Memiliki
“Guru merupakan bagian dari sebuah organisasi profesi yang berbadan hukum.
profesi dan dituntut untuk professional.”
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Tuntutan keprofesionalan suatu pekerjaan
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

744
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

Nasional Pendidikan, dijelaskan bahwa Peserta didik yang dihadapi guru saat ini
kompetensi yang dimiliki guru semakin merupakan generasi milenial yang tidak
memperjelas salah satu syarat peningkatan asing lagi dengan dunia digital. Peserta
mutu pendidikan. Kompetensi tersebut didik sudah terbiasa dengan dengan arus
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi informasi dan dan teknologi industri 4.0.
kepribadian, kompetensi sosial dan Mengingat tantangan tersebut, maka
kompetensi profesional. guru harus terus belajar meningkatkan
Lebih khusus kualifikasi akademik dan kompetensi sehingga mampu menghadapi
kompetensi Guru PAUD tertuang dalam peserta didik generasi milenial. Jangan
Peraturan Menteri Pendidikan dan sampai timbul istilah, peserta didik era
Kebudayaan Republik Indonesia Nomo 137 industri 4.0, namun belajar dalam ruang
Tahun 2014 tentang Standar Pendidikan industri 3.0 dan diajarkan oleh guru industri
Anak Usia Dini, pasal 25, yang menyatakan: 2.0 bahkan 1.0. Jika hal ini terjadi, maka
(1) Kualifikasi Akademik Guru PAUD : (a). pendidikan kita akanterus tertinggal dari
Memiliki ijazah Diploma empat (D-IV) atau negara lain yang telah siap dengan
Sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak perubahan besar ini.
usia dini yang diperoleh dari program studi Untuk menghadapi hal ini, seperti
terakreditasi, atau (b) Memiliki ijazah diberitakan Republika.co.id pada 02 Mei
diploma empat (D-IV) aatau sarjana (S1) 2018 lalu, Menteri Pendidikan dan
kependidikan lain yang relevan atau Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy,
psikologi yang diperoleh dari program studi menyatakan bahwa perlu merevisi
terakreditasi dan memiliki sertifikat kurikulumdengan menambahkan lima
Pendidikan Profesi Guru (PPG) PAUD dari kompetensi. Muhadjir menjelaskan, pertama
perguruan tinggi terakreditasi, (2) diharapkan peserta didik memiliki
Kompetensi Guru PAUD dikembangkan kemampuan berpikir kritis. Kedua,
secara utuh mencakup kompetensi diharapkan peserta didik memiliki kreativitas
pedagogic, kepribadian, social, dan dan memiliki kemampuan yang inovatif.
professional, sebagaimana terdapat pada Selanjutnya perlu adanya kemampuan dan
Lampiran II yang merupakan bagian tidak keterampilan berkomunikasi. Keempat
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. bekerja sama dan berkolaborasi. Terakhir,
diharapkan peserta didik memiliki
DUNIA PENDIDIKAN MENGHADAPI ERA kepercayaan diri.
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Dikutip dari laman
Memasuki era revolusi industry 4.0, www.kompasiana.com, untuk menyiapkan
sebagai garda terdepan dalam dunia para guru menghadapi perkembangan
Memasuki era revolusi industry pendidikan, zaman yang terus berkembang, setidaknya
guru harus meng-upgrade kompetensi ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh
dalam menghadapi era pendidikan 4.0. guru pada era revolusi industri 4.0 ini. 4

745
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

Kompetensi tersebut adalah sebagai yang bersifat akhlak (jujur, amanah, sopan
berikut: santun dll) dan karakter kinerja (kerja keras,
Guru Harus Mampu Melakukan Penilaian tanggung jawab, disiplin, gigih dll).
Secara Komprehensif Dalam jiwa dan keseharian soerang guru
Penilaian tidak hanya bertumpu pada masa kini sangat penting tertanam karakter
aspek kognitif atau pengetahuan saja. akhlak, dengan karakter akhlak ini lah
Namun penilaian yang dilakukan oleh guru seorang guru akan menjadi role model bagi
di era sekarang harus mampu semua peserta didiknya. Pembelajaran
mengakomodasi keunikan dan keunggulan dengan keteladan dari seorang guru akan
para peserta didik, sehingga para peserta lebih bermakna untuk para peserta didik.
didik sudah mengetahui segala potensi Selain karakter akhlak, guru masa kini pun
dirinya sejak di bangku sekolah. harus memiliki karakter kinerja yang akan
Guru masa kini harus mampu merancang menunjang setiap aktivitas dan kegiatan
instrumen penilaian yang menggali semua yang dilakukannya, baik ketika
aspek yang menyangkut siswa, baik pembelajaran di kelas maupun aktivitas
pengetahuan, keterampilan dan karakter. lainnya.
Semua aspek tersebut harus tergali, Keterampilan, keterampilan yang perlu
terasah dan terevaluasi selama proses dimiliki oleh guru masa kini untuk
pembelajaran di kelas. menghadapi peserta didik abad 21 antara
Selain perancangan instrumen penilaian, lain kritis, kreatif, kolaboratif dan
guru masa kini pun harus mampu membuat komunikatif.
laporan penilaian yang menggambarkan Keterampilan-keterampilan tersebut penting
keunikan dan keunggulan setiap siswa. dimiliki oleh guru masa kini, agar proses
Laporan penilaian ini akan sangat pendidikan yang berlangsung mampu
bermanfaat bagi peserta didik dan orang menghantarkan dan mendorong para
tuanya sebagai bagian dari feed back untuk peserta didik untuk menjadi generasi yang
terus meningkatkan hasil capaian siap menghadapi tantangan perubahan
pendidikannya. zaman.
Literasi, kompetensi abad 21
Guru Harus Memiliki Kompetensi Abad mengharuskan guru melek dalam berbagai
21 bidang. Setidaknya mampu menguasai
Untuk mewujudkan siswa yang literasi dasar seperti literasi finansial, literasi
memiliki keterampilan abad 21 maka digital, literasi sains, literasi kewarnegaraan
gurunya pun harus memahami dan memiliki dan kebudayaan.
kompetensi tersebut. Ada 3 aspek penting Kemampuan literasi dasar ini menjadi
dalam kompetensi abad 21 ini, yaitu: modal bagi para guru masa kini untuk
Karakter, karakter yang dimaksud dalam menghadirkan pembelajaran yang lebih
kompetensi abad 21 terdiri dari karakter variatif, tidak monoton hanya bertumpu

746
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

pada satu metode pembelajaran yang bisa Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
saja membuat para peserta didik tidak (PAUD) merupakan satuan pendidikan yang
berkembang. sangat fundamental dalam memberikan
Guru Harus Mampu Menyajikan Modul kerangka dasar terbentuk dan
Sesuai Passion Siswa berkembangnya sikap, dasar-dasar
Di era perkembangan teknologi yang pengetahuan dan keterampilan. PAUD juga
semakin berkembang, modul yang merupakan bentuk penyelenggaraan
digunakan dalam pembelajaran tidak selalu pendidikan yang menitikberatkan pada
menggunakan modul konvensional seperti pelaksanaan dasar ke arah pertumbuhan,
modul berbasis paper. perkembangan fisik, nilai moral dan agama,
Guru masa kini harus mampu menyajikan kognitif, social emosional, dan seni sesuai
materi pelajaran dalam bentuk modul yang dengan keunikan dan tahap-tahap
bisa diakses secara online oleh para perkembangan yang dilalui oleh anak usia
peserta didik. Sudah banyak fitur yang bisa dini.
dijadikan oleh guru sebagai sarana untuk PAUD Melati Terpadu, yang berdiri
mengembangkan modul berbasis online. sejak tahun 2006, merupakan salah satu
Namun demikian ketersediaan fitur untuk kelompok bermain rujukan yang berada di
modul online ini harus dibarengi dengan Kabupaten Ogan Ilir. Walaupun lokasinya
kemampuan guru dalam mengemas fitur- yang berada di pedesaan, tidak
fitur tersebut. Kombinasi antara menyurutkan keinginan masyarakat untuk
pembelajaran tatap muka di kelas mempercayakan pendidikan anaknya di
(konvensional) dan pembelajaran online ini PAUD Melati Terpadu ini, yang memiliki
dikenal dengan istilah blended learning. beberapa layanan yaitu taman kanak-kanak
Guru Harus Mampu Melakukan Autentic dan kelompok bermain, karena dinilai
Learning yang Inovatif. mampu mengembangkan semaksimal
Sekolah bukan tempat isolasi para mungkin perkembangan anak sesuai
peserta didik dari dunia luar, justru sekolah dengan tahap perkembangannya.
adalah jendela untuk membuka dunia Ujung tombak pendidikan di PAUD Melati
sehingga para siswa mengenali dunia. Terpadu adalah pendidik PAUD Melati yang
professional. Hal ini terlihat dari kualifikasi
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) akademik para pendidik PAUD yang sesuai
Anak usia dini merupakan generasi dengan peraturan Menteri Pendidikan dan
pemimpin bangsa di masa depan. Kebudayaan RI Nomor 137 Tahun 2014
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi tentang Standar PAUD, BAB VII Standar
harapan baru bagi terbentuknya generasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
penerus bangsa yang berkualitas dan ditunjukkan data pendidik pada tabel 1
berkarakter sebagai calon pemimpin di berikut.
masa depan (Sayer dkk, 2018).

747
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

Tabel 1. Data Pendidikan Terakhir Guru dikembangkan secara utuh mencakup


PAUD Melati Terpadu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
No Nama Guru Pendidikan Keterangan
Terakhir dan professional. Hal ini terlihat ketika guru
1 Rizki S. S1 PAUD melaksanakan kegiatannya di lembaga
2 Ratnasari S1 PAUD
3 Novita Riani S1 PAUD setiap hari.
4 Warni S1 Sertifikat
Oktarina Diklat
berjenjang Kompetensi Pedagogik
PAUD Kompetensi pedagogik meliputi
5 Restu S1 PAUD
Hidayati pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksananaan
Dalam proses pembelajaran, PAUD pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
Melati Terpadu menggunakan kurikulum pengembangan peserta didik untuk
2013 PAUD berpedoman pada Peraturan mengakulturasikan berbagai potensi yang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dimilikinya. Ryegard et al. (2010:33)
Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum menyatakan bahwa Pedagogical
2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Sehingga competence is the ability and will to
dalam pelaksananaan proses pembelajaran regularly applythe attitude, the knowledge,
mengacu pada sepuluh prinsip and the skills that promote the learning of
pembelajaran PAUD yaitu (1) belajar the teacher‘s students in the best way. This
melalui bermain, (2) berorientasi pada shall be in agreement with the goals that
perkembangan anak, (3) berorientasi pada apply, and within the framework available
kebutuhan anak, (4) berpusat pada anak, and presupposes continuous development
(5) pembelajara aktif, (6) berorientasi pada of the teacher‘s own competence and
pengembangan nilai-nilai karakter, (7) instructional design. This definition puts
berorientasi pada pengembangan forward a number of aspects that are of
kecakapan hidup, (8) Didukung oleh importance for the teachers pedagogical
lingkungan yang kondusif, (9) Berorientasi competence. These are: attitude,
pada pembelajaran yang demokratis, dan knowledge, ability, adapting to the situation,
(10) pemanfaatan media belajar, sumber perserverence, continuous development, an
belajar, dan narasumber. integrated whole‖. Dapat dijelaskan bahwa
Berdasarkan observasi penelti, peneliti kemampuan dan kemauan untuksecara
melihat guru PAUD Melati teratur menerapkan sikap, keterampilan
Terpadumelaksanakan kewajiban- guru yang mempengaruhi belajar peserta
kewajiban secara tanggung jawab dan didik dengan baik. Sehingga secara definisi
layak. Berdasarkan Peraturan Menteri kompetensi pedagogik guru yaitu sikap,
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 pengetahuan, kemampuan, menyesuaikan
Tahun 2014 tentang Standar PAUD, pasal situasi, perserverence, pengembangan
25, ayat 2 bahwa Kompetensi Guru PAUD keberlanjutan, terpadu dalam keseluruhan

748
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

aspek.
Kompetensi pedagogik meliputi sub
kompetensi (1) memahami karakteristik
peserta didik dari aspek fisik, sosial, moral,
kultural, emosional dan intelektual, (2)
memahami latar belakang keluarga dan
masyarakat peserta didik dan kebutuhan
belajar dalam konteks kebhinekaan budaya,
Gambar 2 Guru melakukan kegiatan
(3) memahami gaya belajar dan kesulitan pijakan sebelum main
belajar peserta didik, (4) memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik, (5)
menguasai teori dan prinsip belajar serta
pembelajaran yang mendidik, (6)
mengembangkan kurikulum yang
mendorong keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran, (7) merancang pembelajaran
yang mendidik, (8) melaksanakan
pembelajaran yang mendidik, (9)
Gambar 3 Guru merancang kegiatan
mengevaluasi proses dan hasil belajar yang menyenangkan
pembelajaran, Sukanti (2008).
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah
kemampuan personal yang harus dimiliki
seorang guru dengan mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa untuk dijadikan teladan
bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
Rubiho (2010:42) menjaskan bahwa
Together with professional skills, effective
Gambar 1 Guru membuat perencanaan
teachers use their personal skills withthe
pembelajaran
students as these skills play an important
role in students learning process,
achievement, and behaviour. The personals
skills are caring, knowing the students
individualy, teachers - students relationship,
classroom environment‖. Dapat dijelasakan
bahwa sejalan dengan kompetensi
profesional seorang guru harus
menggunakankemampuan personalnya

749
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

yang berperan penting dalam proses kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
pembelajaran, hasil atau aprestasi, dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
perilaku peserta sesama pendidik, tenaga kependidikan,
didik. Kemampuan kompetensi kepribadian orang tua/wali peserta didik, dan
guru meliputi kepedulian, memahami masyarakat yang terlibat dalam
peserta didik secara individu, hubungan pembelajaran. Kompetensi sosial meliputi
murid dan guru, dan lingkungan kelas. subkompetensi: (1) berkomunikasi secara
Kompetensi kepribadian meliputi sub efektif dan empatik dengan peserta didik,
kompetensi (1) menampilkan diri sebagai orang tua peserta didik, sesama pendidik,
pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, tenaga kependidikan dan masyarakat, (2)
dan berwibawa, (2) menampilkan diri berkontribusi terhadap pengembangan
sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan pendidikan di sekolah dan masyarakat, (3)
sebagai teladan bagi peserta didik dan berkontribusi terhadap pengembangan
masyarakat, (3) mengevaluasi kinerja pendidikan di tingkat lokal, regional,
sendiri, (4) mengembangkan diri nasional dan global, (4) memanfaatkan
berkelanjutan, Sukanti (2008). teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan pengembangan diri,
Sukanti (2008).

Gambar 4 Guru melakukan pendekatan


perindividu

Gambar 6 Guru bersama orangtua


dalam “Cooking class”

Gambar 5 Guru menanamkan kebiasaan


baik “antri” mengambil
makanan

Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan Gambar 7 Guru berkomunikasi dengan
baik dengan orangtua

750
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

Gambar 9 Guru mendampingi siswa


Gambar 8 Semua Guru PAUD Melati
mencapai pengetahuannya secara
Terpadu merupakan pelatih/narasumber maksimal
Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
Kompetensi Profesional Guru dalam
Proses Pembelajaran
Kompetensi Profesional
Proses pembelajaran yang baik dapat
Kompetensi profesional merupakan
diwujudkan apabila guru dan siswa tidak
kemampuan penguasaan materi
membatasi diri dalam berkomunikasi
pembelajaran secara luas dan mendalam
selama dalam batasan yang wajar.
yang memungkinkan membimbing peserta
Hubungan yang akrab antara guru dan
didik memenuhi standar kompetensi.
siswa menyebabkan siswa tidak takut dan
Kompetensi profesional meliputi sub
ragu dalam mengungkapkan permasalahan
kompetensi: (1) menguasai substansi
belajarnya (Suprihatiningrum, 2013:114).
bidang studi dan metodologi keilmuannya,
Hubungan yang demikian hanya dapat
(2) menguasai struktur dan materi
tercipta bila seorang guru memiliki
kurikulum bidang studi, (3) menguasai dan
kemampuan berkomunikasi yang baik.
memanfaatkan teknologi informasi dan
Kompetensi guru merupakan kemampuan
komunikasi dalam pembelajaran, (4)
guru untuk mentransfer pengetahuan dan
mengorganisasikan materi kurikulum bidang
keterampilannya dalam melaksanakan
studi, (5) meningkatkan kualitas
kewajiban pembelajaran secara
pembelajaran melalui penelitian tindakan
professional dan bertanggung jawab.
kelas, Sukanti (2008). Kompetensi
Saragih (2008) menyatakan bahwa
profesional terkait dengan penguasaan
kompetensi minimal seorang guru baru
terhadap struktur keilmuan dari mata
adalah menguasai keterampilan mengajar
pelajaran yang diasuh secara luas dan
dalam hal membuka dan menutup
mendalam sehingga dapat membantu guru
pelajaran, bertanya, memberi penguatan,
membimbing siswa untuk menguasai
dan mengadakan variasi mengajar. Silvi
pengetahuan atau keterampilan secara
(2010) menyatakan kerangka kompetensi
optimal (Payong, 2011: 43). Kompetensi ini
guru dijelaskan dalam sembilan dimensi
berhubungan erat dengan peran dan
sebagai bidang kompetensi, kompetensi
fungsinya dalam proses pembelajaran.
penelitian, kompetensi kurikulum,

751
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

kompetensi belajar seumur hidup, peserta didik; h) Mengkaitkan pembelajaran


kompetensi social-budaya, kompetensi terhadap masyarakat, industri, dan
emosional, kompetensi komunikasi, perguruan tinggi serta penyesuaian
kompetensi informasi dan teknologi terhadap perkembangan teknologi; i)
komunikasi (TIK), dan kompetensi Melaksanakan penelitian; dan j)
lingkungan. Mempublikasi hasil penelitian.
Terdapat sepuluh kompetensi dasar Dalam kaitan era revolusi industri 4.0,
yang harus dikuasai seorang guru, meliputi: guru PAUD Melati juga mempersiapkan
(1) Menguasai bahan/materi pelajaran; (2) pembelajaran sedemikian rupa, antara lain
Mengelola program pembelajaran; (3) mengenalkan benda-benda menggunakan
Mengelola kelas; (4) Menggunakan media proyektor, permainan dan bercerita melalui
dan sumber belajar; (5) menguasai video, dan lain sebagainya. Guru PAUD
landasan pendidikan; (6) Menilai prestasi Melati Terpadu menjalin komunikasi dan
belajar siswa; (8) Mengenal fungsi dan menyampaikan berita ke orangtua, selain
layanan bimbingan dan penyuluhan; (9) menggunakan buku penghubung, juga
Mengenal dan menyelenggarakan melalui jejaring social seperti grup whatsapp
administrasi sekolah; dan (10) Memahami dan facebook. Sehingga info terkini
dan menafsir hasil penelitian guna mengenai perkembangan anak, berita
keperluan pembelajaran (Rusman, parenting dapat segera diterima orangtua.
2010:51). Miarso (2008) menyatakan guru Gambar 10 Pembelajaran dengan
yang berkualitas atau yang berkualifikasi,
adalah yang memenuhi standar pendidik,
menguasai materi/isi pelajaran sesuai
dengan standar isi, dan menghayati dan
melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan standar proses pembelajaran.
Beberapa kompetensi yang dikembangkan
guru profesional dalam proses menonton video menggunakan
LCD proyektor
pembelajaran, diantaranya yaitu: a)
Mencerminkan nilai kepribadian; b)
Menguasai landasan pendidikan dan
mengembangkan kompetensi keahlian; c)
Menyusun dan mengembangkan perangkat
pembelajaran; d) Menguasai dan
melaksanakan program pembelajaran; e)
Menilai proses dan hasil pembelajaran; f)
Menyusun administrasi; g) Menggunakan
Gambar 11 Diskusi Lanjutan Guru dan
berbagai metode sesuai karakteristik Orangtua membahas materi parenting
yang dibagikan di grup whatsapp

752
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

pembimbing, “orangtua” di sekolah tidak


Gambar 12 Gedung PAUD Melati akan bisa digantikan sepenuhnya dengan
Terpadu
kecanggihan teknologi, namun guru perlu
mempersiapkan diri dalam menghadapi
perkembangan zaman yang terus
berkembang.
Upaya yang dapat dilakukan dalam
meningkatkan profesional guru di era
revolusi industri 4.0 adalah guru harus
memiliki kompetensi utnnuk melakukan
penilaian secara komprehensif, memiliki
Gambar 13 Halaman PAUD Melati
kompetensi abad 21 (karakter,
Terpadu
keterampilan, literasi), mampu menyajikan
modul sesuai passion peserta didik, mampu
melakukan autentic learning yang inovatif.
Meningkatnya profesionalisme guru akan
mendorong meningkatnya mutu pendidikan
menyongsong era revolusi industri 4.0.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ahadi, Muh. (2017). Pengembangan
Gambar 14 PAUD Melati Terpadu sering
dijadikan tempat penelitian Kompetensi Profesionalisme Guru
untuk Menyiapkan Pembelajaran yang
Bermutu. Seminar Nasional Tahunan
KESIMPULAN DAN SARAN
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Profesionalisme guru mengacu pada
Medan, (pp.348-351).(Hassan, 2018)
kemampuan pada kompetensi pedagogic,
2. Azwar, S. (2004). Metode Penelitian.
kepribadian, social dan profesional. Dengan
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
kompetensi yang dimiliki, guru dapat
3. Direktorat Pembinaan Anak usia Dini.
merancang proses pembelajaran dengan
(2015). Petunjuk Teknis
baik terutama dengan berpedoman pada
Penyelenggaraan PAUD HI di Satuan
sepuluh prinsip pembelajaran PAUD
PAUD. Jakarta : Kemendikbud.
sehingga mutu pendidikan khususnya
4. Freud, Sigmund. (2006). Pengantar
pendidikan anak usia dini dapat meningkat.
Umum Psikoanalisis. Yogyakarta :
Di era revolusi industri 4.0, khususnya
Pustaka Pelajar.
dunia pendidikan, keberadaan dan peran
5. Kementrian Pendidikan dan
guru menjadi amat penting agar melek pada
literasi digital. Meskipun peran guru secara
utuh sebagai pendidik, pengajar,

753
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

6. Kebudayaan Republik Indonesia No. 16. Sayer, I. M., Kristiawan, M., & Agustina,
146 Tahun 2014 tentang Kurikulum M. (2018). Fairy Tale as a Medium for
2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Children’s Character Cooperation
7. Kementrian Pendidikan dan Building. Al-Ta lim Journal, 25(2), 108-
Kebudayaan, Peraturan Menteri 116.
Pendidikan dan Kebudayaan Republik 17. Selvi K. (2010). Teacher‘s
Indonesia No. 137 Tahun 2014 tentang competencies. Internatonal Journal of
Standar Nasional Pendidikan Anak Philosophy of Culture and Axiology 7
Usia Dini. (1):167-175.
8. Kristiawan, M. & Rahmat, N. (2018). 18. Sukanti. (2008). Meningkatkan
Peningkatan Profesionalisme Guru kompetensi guru melalui pelaksanaan
melalui Inovasi Pembelajaran. Jurnal tindakan kelas. Jurnal Pendidikan
Iqra’ : Kajian Tema pendidikan, vol.3. Akutansi Indonesia, Vol. VI, No. 1.
9. Muhadjir, E. (2018). Pidato di 19. Solehuddin. (1997). Konsep Dasar
Universitas Negeri Yogyakarta pada Pendidikan Pra Sekolah. Jakarta :
Sabtu, 28 April 2018. Diakses dari Departemen Pendidikan dan
www.republika.co.id Kebudayaan Dirjen Dikti.
10. Hassan, M. (2018) Kompetensi Tenaga 20. Suprihatiningrum, J. (2012). Guru
Kependidikan dalam Menghadapi Era profesional, pedoman kinerja,
Pendidikan 4.0 kualifikasi, dan kompetensi guru.
11. Diakses dari kampusdesa.or.id pada Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
tanggal 20 Juli 2018. 21. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
12. Payong, M. R. (2011). Sertifikasi profesi tentang Guru dan Dosen
guru (konsep dasar, problematika dan 22. Undang-Undang Republik Indonesia
implementasinya). Jakarta: PT. Indeks. Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
13. Rozalena, R., & Kristiawan, M. (2017). dan Dosen.
Pengelolaan Pembelajaran Paud dalam 23. www.goodnewsfromindonesia.id, pada
Mengembangkan Potensi Anak Usia 04 Oktober 2017
Dini. JMKSP (Jurnal Manajemen, 24. https://student.cnnindonesia.com pada
Kepemimpinan, dan Supervisi 19 Januari 2018
Pendidikan), 2(1). 25. https://m.cnnindonesia.com pada 22
14. Santorck, J.W. and Yussen S.R. Maret 2017
(1993). Child Develpoment. 5th Ed. 26. https.//krjogja.com/web/news/read/5998
Dubuque. LA : Wm. C Brown. 1 pada 9 Maret 2018
15. Saragih AH. (2008). Kompetensi
minimal seorang guru dalam mengajar.
Jurnal Tabularasa PPS UNIMED 5
(1):23-34.

754

Anda mungkin juga menyukai