Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN

PERDARAHAN AKUT PADA SISTEM


GASTROINTESTINAL
HEMATEMESIS MELENNA

OLEH
KELOMPOK 1

Ns. Maryati Mardjuki,


S. Kep
DEFINISI

Pendarahan SCBA dapat bermanifestasi Hematemesis melena adalah suatu kondisi di


sebagai hematemesis, malena, atau mana pasien mengalami muntah darah yang
keduanya. Perdarahan disaluran cerna disertai dengan buang air besar (BAB)
atas adalah kehilangan darah dalam berdarah dan berwarna hitam. Hematemesis
lumen saluran cerna mulai dari esofagus melena merupakan suatu perdarahan yang
sampai duodenum, saluran cerna bagian terjadi pada saluran cerna bagian atas
bawah (SCBB) adalah kehilangan darah (SCBA) dan merupakan keadaan gawat
di sebelah bawah ligementum treitz darurat yang sering dijumpai di tiap rumah
(Azmi dkk,2016). sakit di seluruh dunia termasuk Indonesia
(Bruner and Suddart, 2011).
ETIOLOGI
Kelainan esophagus Kelainan di lambung
• Varises esophagus • Gastritiserisovahemoragiika
• Karsinoma eshopagus • Tukak lambung
• Sindroma Mallory – Weiss • Karsinoma lambun
• Esofagitis dan tukak esophagus
• Esofagogastritris korosiva

Menurut (Nurarif, Amin dkk. 2015)


WOC
MANIFESTASI KLINIS

Menurut (Nurarif, Amin dkk. 2015) Gejala terjadi akibat perubahan morfologi
dan lebih menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi dari pada etiologinya.
Didapatkan gejala dan tanda sebagai berikut :

1. Gejala-gejala intestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah dan
diare. Demam, berat badan turun, lekas lelah, Ascites, hidratonaks dan edemo
2. Ikterus, kadangkadang urin menjadi lebih tua warnanya atau Kecoklatan
3. Hematomegali, bila telah lanjut hati dapat mengecil karena fibrosis. Hati-hati
akan kemungkinan timbulnya prekoma dan koma hepatikum
4. Kelainan pembuluh darah seperti kolateralkolateral didinding, koput medusa,
wasir dan varises esophagus
5. Kelainan endokrin yang merupakan tanda dari hiperestrogenisme yaitu:
Impotensiginekomastia, hilangnya rambut axila dan pubis.
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN MEDIS
• Tirah baring • Pemasangan balon SB Tube
• Diit makanan lunak Dilakukan pemasangan balon SB tube
• Pemeriksaan Hb, Ht untuk penderita perdarahan akibat
• Pemberian transfusi darah bila terjadi pecahnya avarises
perdarahan luas • Tindakan operasi
• Pemberian cairan IV untuk mencegah
dehidrasi Bila usaha-usaha penanggulangan
perdarahan diatas mengalami
• Pengawasan thd TD, N dan kesadaran bila
perlu pasang CVP kegagalaan dan perdarahan tetap
berlangsung, maka dapat dilakukan
• Pertahankan kadar Hb 50-70 % nilai normal
tindakan operasi .
• Pemberian obat hemostatik seperti Vit K
(Nurarif, Amin dkk. 2015)
• Dilakukan klisma dengan air biasa dan
pemberian antibiotik yang tidak diserap usus
A IDENTITAS

S Pengkajian Pola
Gordon
ALASAN MASUK
RS

K PENGKAJIAN

E PEMERIKSAAN
FISIK
RIWAYAT
KESEHATAN

P
ANALISA DATA

Proses analisa merupakan bagian


terakhir dari tahap pengkajian
setelah dilakukan pengumpulan
data dan validasi data dengan
mengidentifikasi pola atau masalah
yang mengalami gangguan yang
dimulai dari pengkajian pola fungsi
kesehatan (Hidayat, 2008:104)
DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
Intervensi:
monitor pola nafas, monitor bunyi napas tambahan, pertahankan kepatenan jalan napas,
posisikan semi fowler atau fowler, lakukan fisioterapi dada, lakukan suction, jika perlu,
berikan oksigen, jika perlu, Ajarkan teknik batuk efektif, Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu

2. Resiko hipovolemia b.d kehilangan cairan secara aktif


Intervensi:
Periksa tanda dan gejala hypovolemia, Berikan posisi modified trendelenburg, Berikan
asupan cairan oral, Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral , Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis. NaCl,RL)

3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan


Intervensi:
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan, Monitor kelelahan
fisik, Anjurkan tirah baring, Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap, Kolaborasi
dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
IMPLEMENTASI & EVALUASI
Implementasi keperawatan adalah Evaluasi dilakukan berdasarkan
kategori serangkaian perilaku kriteria yang telah ditetapkan
perawat berkoordinasi dengan sebelumnya dalam perencanaan,
pasien, keluarga, dan anggota tim membandingkan hasil tindakan
kesehatan lain untuk membantu keperawatan yang telah
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan dengan tujuan yang
sesuai dengan perencanaan dan telah ditetapkan sebelumnya dan
kriteria hasil yang telah ditentukan menilai efektivitas proses
dengan cara mengawasi dan keperawatan mulai dari tahap
mencatat respon pasien terhadap pengkajian, perencanaan dan
tindakan keperawatan yang telah pelaksanaan. (Mubarak dkk,2011)
dilakukan. (Potter & Perry, 2010)

Anda mungkin juga menyukai