Anda di halaman 1dari 15

MAZHAB DALAM

KRIMINOLOGI
Kriminologi Klasik dan Positivis
• Kriminologi klasik dipengaruhi ajaran agama, hedonisme,
rasionalisme, dan lain-lain.
• Kriminologi positivis dipengaruhi oleh aliran positivisme
dengan konsekuensinya kriminologi hanya berkutat mencari
sebab musabab kejahatan.
Aliran Kriminologi
ALIRAN TAHUN KAJIAN METODE

CLASSICAL 1775 HEDONISM ARM-CHAIRS


CARTOGRAPHIC 1830 ECOLOGY, CULTURE, MAPS STATISTIC
COMPOSISTIO OF
POPULATION
SOCIALIST 1850 ECONOMIC DETERMINISM STATISTIC

TIPOLOGI 1875 MORPHOLOGICAL TYPE, CLINICAL


LOMBROSIAN BORN CRIMINAL STATISTIC
TIPOLOGI MENTAL 1905 FEEBLE-MINDEDNESS CLINICAL, TEST
TESTERS STATISTICS
PSYCHIATRIC 1905 PSYCHOPATHY CLINICAL
STATISTICS
SOCIOLOGICAL 1915 GROUP AND SOCIAL CLINICAL
PROCESSES STATISTIC
MAZHAB KLASIK
• Seseorang melakukan tindakan atau perbuatan berdasarkan
pertimbangan untuk memilih kesenangan (pleasure) atau
sebaliknya yaitu penderitaan.
• Pelaku memiliki kehendak bebas
• Persoalan sebab kejahatan telah dijawab secara sempurna
sehingga tidak diperlukan lagi penelitian untuk menggali
sebab musabab kejahatan.
• Tokohnya adalah Becaria
MAZHAB KARTOGRAPHIK
• Mula-mula memikirkan distribusi kejahatan di dalam
lingkungan tertentu pada wilayah-wilayah geografis dan
sosiologis.
• Kemudian penganut mazhab ini berpendapat bahwa segala
kejahatan sebagai ekspresi kondisi sosial tertentu
• Melakukan penyusunan statistik kriminal
MAZHAB SOSIALIS
• Mengacu pada ajaran Karl Marx dan Friedrich Engels (1850)
yang berdasarkan pada determinisme ekonomi.
• Kriminalitas adalah konsekuensi dari masyarakat kapitalis
akibat sistem ekonomi yang diwarnai penindasan terhadap
buruh, sehingga menciptakan faktor-faktor yang mendorong
berbagai penyimpangan terhadap kejahatan.
MAZHAB TIPOLOGI
• Meliputi tiga kelompok yang berpendapat bahwa perbedaan
antara penjahat dan bukan penjahat terletak pada sifat
tertentu pada kepribadian, yang mengakibatkan seseorang
tertentu dalam suatu keadaan tertentu berbuat kejahatan dan
seseorang yang lain tidak.
Mazhab Tipologi
 Lombrosian :
Penjahat memiliki tipe tersendiri/ born criminal
 Mental testersi :
Penjahat adalah mereka yang mengidap kelemahan otak
 Psikiatrik :
Kejahatan umumnya dilakukan oleh mereka yang mengalami
hambatan kedewasaan emosionalnya.
MAZHAB SOSIOLOGI
• Menekankan pada a function of environment
• Bahwa kejahatan terjadi karena faktor sosial
Penggolongan Pendapat tentang
Sebab Musabab Kejahatan
1. Golongan salahmu sendiri (kriminologi klasik) > kehendak
bebas/ pertimbangan sadar
2. Golongan tiada orang yang salah (awal pengaruh
positivisme) > ada sebab-sebab di luar kesadaran dan
kemampuannya > born criminal
3. Golongan salah lingkungan (pengaruh positivisme)
4. Golongan kombinasi
Kriminologi Konvensional dan
Kriminologi Baru
 Beberapa ciri perspektif konvensional :
1. Tekanan perhatian tertuju pada pelaku penyimpangan atau pelaku
kejahatan.
2. Ukuran menyimpang atau tidaknya suatu perbuatan ditentukan
oleh nilai-nilai dan norma-norma yang dipandang sebagai orientasi
nilai oleh mereka yang menduduki posisi kekuasaan atau
kewibawaan.
3. Perilaku menyimpang sebagai proses sosial terjadi atas pengaruh-
pengaruh lingkungan sosial tertentu baik melalui proses belajar
ataupun sebagai hasil reaksi sosial dengan akibatnya yang dapat
berbentuk keadaan yang mendatangkan perbuatan jahat atau
penyimpangan.
Kriminologi Konvensional dan
Kriminologi Baru
4. Usaha pengendalian sosial atas perilaku penyimpangan
penting untuk memulihkan ketaatan atas nilai-nilai dan
norma-norma.
5. Hukum dianggap datang belakangan dari sesuatu perbuatan
yang dianggap ‘jahat’.
Kriminologi Baru
(pasca tahun 1960-an)
1. Tekanan perhatian lebih terletak pada akibat-akibat serta
reaksi-reaksi sosial dari penyimpangan perilaku dalam
masyarakat.
2. Ukuran menyimpang atau tidaknya suatu perbuatan
ditentukan bukan oleh nilai-nilai dan norma-norma yang
dianggap sah oleh mereka yang duduk pada posisi-posisi
kekuasaan atau kewibawaan, melainkan oleh besar kecilnya
kerugian atau penderitaan sosial yang ditimbulkan oleh
perbuatan tersebut dan dikaji dalam konteks
ketidakmerataan kekuasaan dan kesejahteraan dalam
masyarakat.
3. Perilaku menyimpang sebagai proses sosial dianggap terjadi
sebagai reaksi terhadap kehidupan kelas atas.
4. Usaha pengendalian sosial ditempatkan dalam kerangka
mengurangi ketidakadilan struktural, yang berarti
menjangkau ke lubuk kepentingan orang banyak.
5. Kebijakan kriminal sebagai bagian dari kebijakan sosial yaitu
pembangunan nasional. Sehingga wawasan kriminologi
semakin luas dan jelas sasarannya.
Perspektif Kritis
(Mardjono Reksodiputro)
• Perilaku tertentu sebagai kejahatan lebih sebagai akibat yang
sudah dinyatakan oleh hukum, sebagai kejahatan. Hukumlah
yang mendahului kejahatan, sehingga hukum pidana sesuai
analisis perspektif kritis, belum tentu melindungi kepentingan
masyarakat secara keseluruhan.
• Khususnya dalam kejahatan korporasi (corporate crime)
maupun kejahatan kerah putih (white collar crime)

Anda mungkin juga menyukai