Anda di halaman 1dari 24

BAB 2

1
 Kriminologi tmsk cabang ilmu pengetahuan yg
baru.
 Hukum pidana → muncul pd saat manusia
bermasyarakat.
 Kriminologi baru berkembang tahun 1850
bersamaan dengan Sosiologi, Antropologi dan
Psikologi.

2
 Manusia merupakan serigala bagi manusia lain
(Homo Homini Lupus), yg selalu mementingkan diri
sendiri tdk mementingkan orang lain. O ki diperlukan
suatu norma utk mengatur kehidupannya. Hal itu
sgt ptg demi menjamin rasa aman bagi manusia
lainnya.
Dalam ilmu hukum dikenal berbagai NORMA yang
berlaku di masyarakat, yaitu:
 Norma kesopanan

 Norma kesusilaan

 Norma agama

 Norma hukum

Setiap norma memiliki sanksi sendiri-sendiri.

3
 Nama Kriminologi dikemukakan oleh
P.Topinard (1830-1911) seorang ahli
Antropologi Prancis.
 Secara harfiah Kriminologi berasal dari kata

“crimen” yg berarti kejahatan atau


penjahat dan “logos” yang berarti ilmu
pengetahuan.
pengetahuan
 Oleh karena itu Kriminologi dapat diartikan

ilmu tentang kejahatan atau penjahat.


penjahat
4
Beberapa sarjana memberikan pengertian yang berbeda
mengenai kriminologi ini, diantaranya:

#Pengertian Kriminologi mnrt BONGER adl: “ilmu


pengetahuan yg brtjn menyelidiki gejala kjhtn
seluas2nya”.
BONGER membagi menjd 2, yi:
1. Kriminologi Murni.
2. Kriminologi Terapan.

Ad. 1. Kriminologi Murni yang mencakup:


 Antropologi kriminil: ilmu pengetahuan tentang
manusia yang jahat.
 Sosiologi kriminil, ilmu pengetahuan tentang
kejahatan sebagai gejala masyarakat.
 Psikologi kriminil: ilmu pengetahuan yang melihat
penjahat dari sudut jiwanya;
 Psikopatologi dan neuropatologi kriminil, yaitu ilmu
tentang penjahat yang sakit jiwa dan urat syaraf;
 Penologi, ilmu tentang bertumbuh dan
berkembangnya pidana.
5
Ad. 2. Kriminologi Terapan, yaitu:
 Higiene Kriminil : Usaha yg brtjn mencegah
tjdnya kejahatan;
 Politik Kriminil : usaha penanggulangan
kejahatan dimana satu kejahatan terjadi. Disini
dilihat sebab-sebab seorang melakukan
kejahatan, bila dikarenakan faktor ekonomi,
maka yang perlu diperbaiki adalah kesejahteraan
masyarakatnya.
 Kriminalistik : merupakan ilmu tentang
pelaksanaan penyidikan teknik kejahatan dan
penyelidikan kejahatan.

6
 Pengertian Kriminologi menurut SUTHERLAND
dirumuskan sbg the Body of Knowledge regarding
crime as social Phenomenon. Kriminologi sbg
“keseluruhan ilmu pengetahuan yg berkaitan dg
perbuatan jahat sbg gejala sosial”.
 Menurut SUTHERLAND, Kriminologi mencakup
proses2 pembuatan hukum, pelanggaran hukum
& reaksi atas pelanggaran hukum, shg
Kriminologi dibagi menjadi 3, yaitu:
 Sosiologi Hukum: ilmu ttg prkembangan
hukum.
 Etiologi Hukum: mencoba melakukan analisa
ilmiah mengenai sebab2 kejahatan;
 Penologi: menaruh prhatian atas prbaikan
napi.

7
Edwin H. Sutherland:
 Kriminologi : bongkah dari ilmu pengetahuan yg

berkaitan dg kejahatan dan realita masyarakat.


Termasuk didalamnya proses pembuatan
hukum, perbuatan-perbuatan yang melanggar
hukum dan reaksi terhadap pelanggar hukum.
(Persoalan: kriminalisasi dan dekriminalisasi).

8
 PAUL MOEDIGDO MOELJONO tdk sependapat dg
definisi yg diberikan SUTHERLAND. Menurutnya
definisi itu se-akan2 tdk memberikan gambaran
bhw pelaku kjhtn itupun mempunyai andil atas
tjdnya kjhtn, oleh krn tjdnya kjhtn bukan se-
mata2 perbuatan yg ditentang o/ masyarakat,
akan ttp adanya dorongan dari sipelaku utk
melakukan perbuatan jahat yg ditentang oleh
masy. tsb.

 PAUL MOEDIGDO MOELJONO memberikan


definisi Kiminologi sebagai “ilmu pengetahuan
yang mempelajari kejahatan sebagai masalah
manusia”.

9
 WOLFGANG SAVITZ dan JOHNSTON dlm The
Sociology of Crime and Delinquency memberikan
definisi sebagai “kumpulan ilmu pengetahuan ttg
kjhtn yg brtjn utk memperoleh pengetahuan &
pengertian ttg gejala kjhtn dg jalan mempelajari &
menganalisa scr ilmiah ktrgn2, keseragaman2,
pola2, dan faktor2 kausal yg berhubungan dg kjhtn,
pelaku kjhtn serta reaksi masy. thd. Keduanya”.
 Jadi obyek kriminologi meliputi:
 Perbuatan yg disebut sbg. kejahatan
 pelaku kejahatan
 Reaksi masyarakat.

 Ke-3-nya tdk dpt dipisahkan, suatu perbuatan baru


dpt dikatakan sbg kjhtn bila ia mendapat reaksi dari
masyarakat.

10
 Perlu pula disampaikan mengenai hub. antara Hkm.
Pidana dan Kriminologi, karena berbicara mengenai
kriminologi tdk akan lepas dari Hukum Pidana.
 Hkm Pidana merupakan aturan hkm yg mengikatkan
kpd suatu perbuatan yg memenuhi syarat ttt suatu
akibat yg berupa pidana. Hukum Pidana sbg sbh
pertanyaan APA? Siapa? dan Bagaimana ? Artinya
APA yg disebut sbg perbuatan Pidana, siapa yg
melakukannya & Bgm cara melaksanakan pidana
itu. Maka jawaban dari ketiga pertanyaan tsb. telah
menghasilkan dua jenis hukum pidana yaitu: Hukum
Pidana Materiil dan Hukum Pidana Formil.

11
 Sdgkan Kriminologi sbg Ilmu pengetahuan yg
mempelajari sebab musabab kjhtn dilihat dari
bbgai segi, maka Kriminologi berkaitan dg
pertanyaan MENGAPA dan BAGAIMANA ? artinya
mengapa orang itu melakukan kejahatan ? dan
Bgm upaya yg hrs dilakukan utk mncghnya agar
tidak terjadi kejahatan?
 Hub. antara keduanya adalah bhw kjhtn itu tjd
krn adanya sbh aturan yg dilanggar, tjdnya kjhtn
sbg obyek ilmu Kriminologi sdgkan obyek dari
Hkm Pidana adl tindak pidana, pertgngjwbn pid,
dan pidana. Agar tdk tjd kjhtn maka diperlukan
pengetahuan ttg sebab2 tjdnya kjhtn. shg Hkm
pidana tdk akan lepas dri kriminologi.
12
 Objek Studi Kriminologi mencakup 3 hal yaitu:
1. Penjahat,
2. Kejahatan,
3. Reaksi masy. thd. keduanya.
 Dalam literatur kriminologi, banyak terjadi perdebatan
mengenai pengertian ketiga hal di atas. Oleh Soerjono
Soekanto, pendapat itu dibagi menjadi 2 golongan, yi:
1. Golongan yg Menganut Aliran Hukum atau Aliran
Yuridis.
2. Golongan yg Menganut Aliran Non Yuridis atau Aliran
Sosiologis.
Ad. 1. Aliran Yuridis.
 Penganutnya SUTHERLAND:

Sutherland membatasi objek studi Kriminologi pada


perbuatan2 sbgm ditentukan dlm hkm pidana saja.
Menurut Sutherland: “Ciri pokok dr kejahatan adl perilaku
yg dilarang oleh negara krn mrpkn pbtn yg merugikan neg
dan thd pbtn itu neg bereaksi dg memberikan hkman. 13
Alasan diterimanya definisi Yuridis mnrt Hasskel &
Yablonsky sbb:
1. Statistik kejahatan berasal dr pelanggaran2 yg
diketahui oleh polisi, dan diregistrasikan.
2. Tdk ada kesepakatan umum mengenai apa yg
dimaksud perilaku anti sosial.
3. Tdk ada kesepakatan umum mengenai norma2
yg pelanggarannya mrpkn perilaku non normatif
dg suatu sifat kejahatan.
4. Hukum menyediakan perlindungan bg
stigmatisasi yg tdk adil. Adl suatu kesalahan apbl
meninggalkan hal ini dlm rangka membuat
pengertian kjhtn menjd lbh inklusif.
14
Ad. 2. Aliran Sosiologis:
Mannheim & Thorsten Sellin tdk sependapat dg
Sutherland. Mereka menyatakan, bhw Kriminologi hrs
diperluas dlm memasukkan “conduct Norm” (norma2
kelakuan) yaitu norma2 tingkah laku yg tlh digariskan
oleh berbagai kelompok2 masyarakat.
 Conduct Norm dlm masy. menyangkut Norma
kesopanan, norma susila, norma adat, norma agama
dan norma hukum. Jadi obyek studi kriminologi bukan
saja prbuatan2 yg brtntangan dg hukum , ttp juga yg
brtentangan dg tingkah laku yg o/ masy. tdk disukai,
meskipun prbuatan itu bukan mrpakan planggaran dlm
hkm pidana.

15
16
 Menurut Thorsten Sellin:
“Secara sosiologis kejahatan mrpkn suatu perilaku
manusia yg diciptakan oleh masy. Walaupun masy
memiliki berbagai mcm perilaku yg berbeda2, ttp ada di
dalmnya bagian2 ttt yg memiliki pola yg sama. Keadaan
ini dimungkinkan oleh karena adanya Sistem Kaedah dlm
masy”.

Ad. 3. Pandangan Kriminologi Baru.


 Pandangan Kriminologi baru atau biasa disebut
Kriminologi Kritis, lahir dr pemikiran “Perilaku menyimpang
yg disebut sbg Kejahatan hrs dijelaskan dg melihat pd
kondisi2 struktural yg ada dlm masy dan menempatkan
perilaku menyimpang dlm konteks ketidakmerataan
kekuasaan, kemakmuran dan otoritas serta kaitanya dg
perubahan2 ek dan politik dlm masy”.

17
Aliran ini sdh tdk mempertentangkan lg, bahwa
kejahatan itu mrpkan perbuatan yg dilarang
oleh Hukum Pidana (aliran yuridis) ataukah
termasuk jg perbuatan2 yg oleh masy dianggap
sbg kejahatan (aliran sosiologis).
 Menurut aliran Kriminolgi Kritis “Ukuran
menyimpang atau tidaknya suatu perbuatan
bukan ditentukan oleh nilai2 dan norma2 yg
dianggap sah oleh mereka yg duduk pd posisi2
kekuasaan at kewibawaan, melainkan oleh
besar kecilnya kerugian atau keparahan sosial
yg ditimbulkan oleh pbtn tsb dan dikaji dlm
konteks ketidakmerataan kekuasaan dan
kemakmuran.

BUKU Wajib: KRIMINOLOGI: Topo Santoso dan Eva


Achjani  Cari dan Beli.
18
3) Tugas hakim hanyalah menentukan kesalahan
ssorang, menghukum adalah merupakan hak
negara, & hak itu diperlukan utk melindungi
masyarakat dari keserakahan individu
4) Harus dibuat skala perbandingan antara kejahatan
dan penghukuman.
5) Prinsip hedonisme) artinya motif manusia pd
dasar-nya didasarkan pada keuntungan dan
kerugian.
6) Manusia dlm mlakukan perbuatan pidana akan
selalu menimbang kesenangan atau kesengsaraan
yang akan diperoleh.
7) Dalam menentukan besarnya kerugian yg
dtimbulkan oleh sutu kjhtn maka yg menjadi dasar
penentuan hukuman adalah perbuatannya dan
bukan niatnya.
8) prinsip dari hukum pidana adalh ada pd
sanksinya yang positip.
19
 Prinsip2 ini kmd diterapkan oleh Napoleon dlm UU-
nya yg dikenal sbg CODE CIVIL NAPOLEON (1791) .
Ada 3 prinsip yg diadopsi dlm UU tsb.:
1) Kepastian Hukum. Asas ini diartikan bahwa hukum
hrs dibuat dlm bentuk tertulis. Beccaria bahkan
melarang hakim itu menginteprestasikan undang-
undang karena dia bukan lembaga legislatif.
2) Equality before the law (prsmaan didpn Hkm) asas
ini menentang kbrpihakan didpn hukum, utk itulah
maka dituntut utk menyamakan derajad setiap
orang di depan hukum.
3) Keseimbangan antara Kjhtn & hukuman, Beccaria
melihat bhw dlm pengalaman ada putusan2 hakim
yg tdk sama antara satu dg yg lain (Disparitas) hal
ini dsbabkan oleh krn Spirit of the law ada pd hakim
melalui kekuasaannya dlm mnginteprestasikan UU.
20
 Selain Beccaria tercatat nama Jeremy Betham
sbg tokoh yg menghendaki perubahan thd
sistem pemidanaan yg ada pada waktu itu. Dia
menerbitkan suatu rencana pembuatan Rumah
Penjara dg nama PANOPTICON atau THE
INSPENCTION HOUSE.

21
 Statistik adalah pengamatan massal dg
menggu-nakan angka2 yg merupakan salah
satu faktor pendorong perkembangan ilmu2
sosial.
 QUETELET (1796-1829) ahli ilmu pasti &
sosiologi dari Belgia yg pertama kali
menerapkan statistik dlm pengamatannya ttg
kjhtn. Dia yg mmbuktikan prtama kali bhw kjhtn
adalah fakta kmasyarakatan. Dlm
pengamatannya Quetelet melihat bahwa dlm
kjhtn terdapat pola2 yg setiap tahunnya selalu
sama, shg dia menyimpulkan bhw kjhtn dpt dibe-
rantas dg memperbaiki tingkat kehidupan masy.

22
 Utk mempelajari kjhtn dari bbg aspek, shg
diharapkan dpt memperoleh pemahaman
mengenai fenomena kjhtn dg lebih baik.
 Kriminologi sbg IPS selalu berusaha mencari
sebab2 timbulnya kjhtn dg maksud memberi
pengobatan scr tepat dlm mengatasi kjhtn
dimasa yad, minimal kjhtn dpt diminimalisasi.

23
 The study of crime (studi ttg kejahatan)
 The control of crime (pengendalian kejahatan)
 Administration of criminal justice (administrasi
peradilan pidana)
 Correction and treatment (rehabilitasi dan
pembinaan)
 Cat : 1 & 2 studi utama Kriminologi

24

Anda mungkin juga menyukai