BBLR Bayi dengan BBLR memiliki risiko lebih besar untuk mengalami gangguan pertumbuhan maupun perkembangan pada masa kanak – kanak. Anak dengan riwayat BBLR memiliki risiko mengalami gangguan pertumbuhan sampai dengan usia 2 tahun dan berisiko mengalami gangguan perkembangan pada 5 tahun pertama kehidupannya terutama jika tidak diimbangi dengan pemberian stimulasi yang lebih (Rahayu, L. S. Dan Sofyaningsih, M. : 2011)
Pada Bayi BBLR dapat dilakukan asuhan segera oleh bidan dan dokter dengan tindakan segera/kolaborasi berdasarkan kondisi dan status kesehatan klien. (Tando, N. 2016).
Pada Balita dengan Riwayat BBLR dapat dilakukan, yaitu :
• Kolaborasi dengan orangtua dan guru yaitu dengan melakukan stimulasi perkembangan pada anak Usia Prasekolah (Usia 4-5 tahun) Stimulasi perkembangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatan kemampuan anak untuk mencapai tugas tertentu yang sesuai dengan tahapan perkembangan (Sudarsih, Syafrial, & Bahar, 2014) • Kolaborasi antara bidan dan Dokter anak Riwayat BBLR disarankan untuk diberi perhatian khusus dan dilakukan deteksi dini perkembangan anak secara rutin agar gangguan perkembangan yang mungkin terjadi dapat segera dikenali dan segera mendapatkan tata laksana. • Sumber : • Kemenkes RI. (2016). Stimulasi, deteksi dan lntervensi dini tumbuh kembang anak. Jakarta: Kemenkes. • Naomy Marie Tando. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. In Media. Jakarta; 2016. • Rahayu, L. S. & Sofyaningsih, M. Pengaruh BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Perubahan Status Stunting pada Balita di Kota dan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. in Peran Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia 160–169 (2011). • Sudarsih, Sudarsih, Syafrial, Syafrial, & Bahar, Amrul. (2014). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Media Bermain Menggambar Dekoratif Pada Kelompok B3 Tk Bhayangkari Kota Curup Kabupaten Rejang Lebong. Universitas Bengkulu.