NIM : 200108029 SEMESTER/KELAS : III/B KONSEP AHWAL Ahwal adalah bentuk jama’ dari kata “Hal” yang diartikan sebagai kondisi atau keadaan mental (mental states) yang dialami oleh para sufi di sela-sela perjalanan spiritualnya.Ahwal tidak bisa dipisahkan dari maqamat, karena ahwal itu merupakan kondisi atau keadaan yang diperoleh ketika kita sedang menjalankan prosesi maqamat itu sendiri. Beberapa konsep pembagian ahwal adalah sebagai berikut: Muroqobah. Khauf. Raja’. Syauq. Mahabbah. Thuma’ninah. Musyahadah. KONSEP ITTIHAD
Ittihad menurut bahasa berarti penyatuan atau perpaduan dua hal,
artinya perpaduan dengan Tuhan tanpa diantarai sesuatu apapun. Dalam tasawuf, ittihad adalah kondisi dimana seorang sufi merasa dirinya menyatu dengan Tuhan sehingga masing-masing diantara keduanya bisa memanggil kata-kata aku. Tokoh Ittihad Jika mempelajari tentang ittihad, akan ada beberapa nama tokoh yaitu: Abu Yazid Al-Bustomi. Dan Abu Yazid Al-Bustomi adalah seorang penyebar dan pembawa ajaran ittihad dalam tasawuf. Lahir di Bistam, Persia pada tahun 874 M. Kehidupannya yang sederhana menaruh sayang dan kasih pada fakir miskin. Sebagian besar waktunya dipergunakan untuk beribadah dan memuja Tuhan, yang dimulai dengan timbulnya faham fana’ dan baqa’. Dalam ittihad, “identitas telah hilang, identitas telah menjadi satu”. Hal ini bisa terjadi karena sufi telah memasuki fana yang tidak mempunyai kesadaran lagi dan berbicara dengan nama Tuhan. KONSEP HULUL
Hulul secara bahasa berarti menepati suatu tempat (inkarnasi). Al-Hulul
adalah Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu, yaitu manusia yang telah dapat membersihkan dirinya dari sifat-sifat fana. Atau penitisan tuhan dalam diri manusia berupa masuknya sesuatu pada sesuatu lainnya. Atau paham yang mengatakan bahwa tuhan memiliki tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat didalamnya setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada didalam tubuh itu dilenyapkan. Al-Hulul memiliki dua bentuk, yakni : 1. Al-Hulul al-Jawari Merupakan suatu keadaan dua esensi yang satu mengambil tempat pada yang lain (tanpa persatuan). Seperti air mengambil tempat di dalam bejana. 2. Al-Hulul as-Sarayani Merupakan suatu persatuan dua esensi (yang satu mengalir di dalam yang lain), sehingga yang terlihat hanya satu esensi, seperti zat air yang mengalir di dalam bunga. Pencapaian Hulul yang diperoleh melalui fana yang bersifat total ini, dapat terjadi karena manusia mempunyai sifat-sifat ketuhanan (lahut) dan pada saat yang sama Tuhan mempunyai sifat-sifat kemanusiaan (nasut). Dalam Hulul yang terjadi adlah persatuan manusia dengan Tuhan. Namun, Hulul dalam penafsiran nonpanteistik yaitu penafsiran yang tetap mempertahankan perbedaan antara Tuhan dengan manusia, atau manusia dengan Tuhan. Ketika terjadi Hulul pada diri manusia, Allah menjadi pendengaran, pengelihatan, tangan dan kaki yang dipergunakan untuk mendengar, melihat, memegang, dan berjualan. Ini artinya semua yang ada dikehendaki atas perintah Allah. Maka semua aktifitas manusia merupakan aktifitas-Nya, dan semua urusan adalah urusan-Nya. TASAWUF DI INDONESIA
Tasawuf di Indonesia erat kaitanya dengan budaya- budaya bangsa Indonesia
yang bersifat mistik, tasawuf dapat berkembang secara cepat dalam persebarannya.Tasawuf merupakan bagian dari metode penyebaran ajaran Islam yang sangat mempunyai kemiripan dalam metode pendekatan- pendekatan agama Hindu-Budha yang merupakan sistem keagamaan masyarakat Indonesia sebelum Islam. Keberadaan tasawuf di Nusantara tidak bisa lepas dari pengkajian proses islamisasi di kawasan ini. Sebab, tidaklah berlebihan kalau di katakan, bahwa tersebar luasnya islam di Indonesia sebagian besar adalah karena jasa para sufi. Akan tetapi, belakangan ini sufisme yang melandasi etos kerja mereka itu, kelihatannya hampir terlupakan, kecuali di kalangan tertentu saja. Tasawuf menjadi unsur yang cukup dominan dalam masyarakat pada masa itu. Ajaran tasawuf pada kemudiannya adalah berhubungan erat dengan tarikat. Di Indonesia tarikat-tarikat yang telah berkembang dan memiliki pengaruh ialah seperti, Tarikat Qadariyah, Naqsabandiyah, Syattariyah, Saziliyah, Khai Awatiyah dan sebagainya. ALIRAN-ALIRAN TASAWUF Tasawuf merupakan suatu pengetahuan pada diri kita yang mana bisa membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan jelas. Sedangkan secara lughowi adalah mensucikan.Tujuan Utama dari tasawuf adalah mendekatkan diri pada allah.Tasawuf muncul pada masa Tabi’in, sedangkan pada nabi dan sahabat tasawuf tidak ada (tapi dikenal dengan naamaa zuhud). Aliran-aliran itu meliputi aliran: 1. Tasawuf Falsafi Aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistik (ghaib) dan visi rasional (akal). 2.Tasawuf Amali Aliran tasawuf ini lebih menekankan pembinaan moral dalam upaya mendekatan diri kepada tuhan untuk mencapai hubungan yang dekat dengan tuhan, 3. Tasawuf Akhlaki Aliran ini membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku. SEJARAH PERKMBANGAN TAREKAT
Secara harfiah, 'tarekat' berarti 'jalan'. Tarekat merupakan jalan yang
ditempuh berdasarkan syariat oleh seorang thariq atau pejalan untuk menuju jalan hakikat dengan lebih memahami, mengetahui, dan mengenal Allah SWT. Syariat, tarekat, dan hakikat adalah tiga hal yang tak terpisahkan. Perkembangan Tarekat di Indonesia bermula dengan adanya ajaran tasawuf, yang dipadukan dengan ajaran sufistik India dan sufistik pribumi kemudian dianut oleh kalangan masyarakat Islam di Indonesia. Dengan adanya proses tersebut, secara berangsur-angsur tarekat mulai berkembang di Indonesia.Pada abad ke-18 M, berbagai macam tarekat telah mendapat banyak pengikut,termasuk Tarekat Naqsabandiyah. Tarekat Naqsabandiyah menjadi tonggak pembaharuan pengajaran ilmu- ilmu tarekat melalui cara-cara yang modern dan menghilangkan berbagai macam tradisi yang sudah dijalankan sejak awal perkembangan Tarekat Naqsabandiyah. ALIRAN-ALIRAN TAREKAT Tarekat merupakan wacana dan praktik keagamaan yang cukup popular di Indonesia. Bahkan akhir-akhir ini kecenderungan tarekat telah menjangkau kehidupan masyarakat kelas menengah sampai masyarakat kelas atas (elite) dengan angka pertumbuhan yang cukup signifikanterutama di daerah perkotaan. Ada beberapa Aliran-Aliran Tarekat di Dunia Islam antara lain: Tarekat Qadiriyah Tarekat Qadiriyah didirikan oleh oleh Syaikh Abdul Qadir Al- Jilani(470-561 H/1077-1166 M) yang terkenal dengan sebutan syaikh Abdul Qadir Al-Jilani Al-Ghauts atau Quthb Al-Auliya atau Sulthan Al-Auliya. Tarekat Syadziliyah Tarekat Syadziliyah tak dapat dilepaskan dari pendirinya yakni, Abu Al-Hasan Al-Syadzili. Secara lengkap nama pendirinya adalah ali bin Abdullah bin Abd. Tarekat Naqsyabandiyah Tarekat Naqsyabandiyah didirikan oleh ulama tasawuf terkenal yaitu: Muhammad bin Muhammad Baha’ Al- Din Al-Uwaisi Al-Bukhori Naqsyabandi (717-791 H/1318- 1389 M) dilahirkan di sebuah desa Qashrul Arifah, dekat dari bukhara tempat kelahiran Imam Al-Bukhari. Terakat Naqsyabandiyyah Tarekat Qadiriyyah terbangun dari dua tarekat yaitu tarekat Qadiriyyah dan tarekat Naqsyabandiyah (TQN). Tarekat ini didirikan oleh oleh Ulama asal Indonesia yaitu Syekh Ahmad Khatib Sambas (1802-1872) yang dikenal sebagai penulis Kitab Fath Al-‘Arifin. Tarekat Sammaniyah Tarekat Sammaniyah didirikan oleh Muhammad bin Abd Al-Karim Al-Madani Al-Syafi’i Al-Samman (1130-1189 H/1718-1775 M). ia lahir di madinah dari keluarga Quraisy, dikalangan murid dan pengikutnya ia lebih dikenal dengan nama Al-Sammani atau Muhammad Samman. Tarekat Tijaniyyah Tarekat Tijaniyyah didirikan oleh Syaikh Ahmad Bin Muhammad Al-Tijani (1150-1230 H/1737-1815 M) yang lahir di ‘Ain Madi, Al-Jazair selatan, dan meninggal di fez, maroko, dalam usia 80 tahun. Syaikh Tijani di yakini oleh kaum Tijaniyyah sebagai wali agung yang memiliki derajat tertinggi, dan memilki banyak keramat.