Penggunaan Aplikasi
WhatsApp :
TUGAS Studi Konsumsi Berita Lewat
Volume V Nomor 1 April 2017
Peneliti menggunakan wawancara mendalam untuk mengetahui bagaimana grup WhatsApp pengajian membahas
Pilkada DKI Jakarta 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berita yang tersebar di grup WhatsApp
menimbulkan kekacauan dan kecemasan, namun interaksi di grup WhatsApp memberikan perasaan tertib.
Kebanyakan anggota grup WhatsApp juga aktif dalam menyebarkan pesan sebagai pencerahan kepada sesamanya.
MEDIA SOSIAL
Wong (2017: 3) mengatakan berita dulu secara seksama diproduksi dan disebarkan ke publik
setelah melalui berbagai bentuk kurasi. Khalayak terbiasa menerima berita pada waktu yang
telah ditentukan dan dikemas secara rapi. Sekarang khalayak hidup dengan dengungan berita
secara konstan, tersedia di mana-mana, ada hampir di setiap perangkat, dan diproduksi baik oleh
profesional atau khalayak itu sendiri.
Pergeseran yang paling terlihat adalah, sekarang kita menerima berita lewat jejaring sosial yang
kita miliki. Media sosial digunakan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sosial individu,
namun digunakan sebagai sumber informasi utuk memenuhi pengetahuan mereka akan berbagai
hal, termasuk kondisi politik di negeri mereka.
WHATSAPP
Di Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun ini, WhatsApp menjadi aplikasi pesan instan
paling banyak digunakan. Interaksi di grup WhatsApp cenderung lebih tertutup karena hanya
bisa dilihat oleh anggota grup yang diundang oleh pengelola grup tersebut. Fitur end-to-end
encryption yang dimiliki WhatsApp juga menandakan pesan hanya bisa dilihat oleh pengirim
dan penerima, sehingga menawarkan perlindungan kepada penggunanya dari pihak-pihak yang
ingin mengawasi obrolan tersebut.
Menurut Cui (2016: 243-244) fitur komunikasi yang melebihi hubungan diad dan jejaring
berdasarkan identitas tertentu menjadi hal yang penting dalam penggunaan telpon genggam
sehari-hari. Hubungan ini membentuk sebuah tempat komunikasi simbolik serta batasan dalam
kelompok bagi penggunanya. Pada akhirnya ruang ini menciptakan kemungkinan bagi individu
untuk dapat berdiskusi mengenai masalah-masalah dengan topik yang mereka minati sekaligus
memperoleh momentum untuk memengaruhi satu sama lain tanpa terbatas dengan jarak.
WHATSAPP
Pindayi (2016: 41) mengatakan, bagi masyarakat sipil, WhatsApp mengizinkan individu berbagi
informasi dalam platform yang tidak secara mudah diawasi oleh pemerintah, WhatsApp
memungkinkan penggunanya untuk berbagi informasi yang berakibat pada terbentuknya suatu
pandangan politik tertentu.
Keberadaan sekelompok orang yang membentuk kelompok homogen menurut Yardi & Boyd
(2010: 316) menantang prinsip demokrasi yang menjadikan keberagaman dan diskusi sebagai
batu pondasi demokrasi di seluruh dunia.
WhatsApp memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan media sosial yang lain.
Berbeda dengan Twitter dan forum di internet, terutupnya forum di WhatsApp akan membuat
grup yang berisi orang-orang dengan pemikiran homogen tersebut sulit untuk terpapar dengan
informasi lain
SUBJEK YANG DIANALISIS
Penulis memilih grup WhatsApp pengajian Islam dan bagaimana interaksi mereka ketika
membahas informasi atau berita mengenai Pilkada DKI Jakarta sebagai subjek yang akan
dianalisis lebih lanjut. Pilkada DKI Jakarta begitu merefleksikan fenomena yang telah kita
paparkan di awal.
Pada saat musim kampanye berlangsung, penggunaan WhatsApp dan media sosial lainnya
menjadi perhatian. Media sosial dianggap mengubah distribusi konten kampanye politik.
Menurut Eshbaugh-Soha (2015: para. 5) media sosial membuka era baru kampanye politik di
mana pesan politik dibuat oleh individu secara independen.
Akibatnya terjadi penyebaran informasi yang minim sumber di berbagai grup WhatsApp yang
ada di dalam masyarakat. Hal ini diamplifikasi oleh media mainstream. Sehingga tak jarang
berita yang diperoleh dari WhatsApp dan media sosial lainnya diamplifikasi oleh media massa
MEMBACA BERITA SEBAGAI SEBUAH RITUAL
Carey (2009: 23) mengusulkan pendekatan ritual dalam rangka memahami komunikasi sebagai
suatu proses simbolik yang memproduksi, memelihara, memperbaiki, dan mentransformasi
suatu realitas bukan sekedar perpindahan pesan semata
Sebuah komunikasi apabila dipandang secara ritual bukan sebagai perpanjangan suatu pesan
dalam suatu lokasi. Melainkan ditujukan untuk memelihara masyarakat dalam suatu kurun
waktu; bukan untuk menyampaikan informasi namun representasi dari keyakinan bersama.
Pendekatan yang sangat luas terhadap komunikasi ini memungkinkan penulis untuk menganalisis
grup WhatsApp sebagai sebuah arena dimana realitas tertentu diproduksi dan dipelihara
TEKNOLOGI DAN RITUAL
Kerangka pikir :
Pertama, bagaimana ritual berita berpotensi untuk
Penelitian Sumiala (2015), penelitian perpaduan mempromosikan konsesus dan konflik, dan
antara teknologi dan ritual. Sumiala menliti bagaimana dinamika ini bekerja salam bentuk
bagaimana Youtube menjadi sarana untuk produksi komunikasi ritual.
dan diseminasi berita dari perspektif ritual, dan Kedua, sejauh mana ritual berita melibatkan
bagaimana menganalisa suatu fenomena dari partisipasi aktif dan/atau konsumsi pasif.
perspektif ritual.
Ketiga, bagaimana ruang yang ada didalam ritual
berita tersebut dan sejauh mana berdampak pada
kinerja ritual.
METODE PENELITIAN
• Kualitatif
• Purposive Sampling
• Homogenous Sampling
• Kriteria Responden:
• Tergabung dalam grup WhatsApp sesuai kriteria
• Warga DKI yang memiliki hak pilih
• Beragama Islam
• Aktif atau pernah membahas Pilkada DKI 2017 di dalam grup WhatsApp yang dimaksud
HASIL PENELITIAN
Peran WhatsApp:
Memberikan perasaan tertib
Information Hub
DISKUSI
Dalam fenomena ini, grup WhatsApp berperan sebagai sumber informasi serta tempat untuk mengembangkan
pengetahuan mereka akan berbagai isu terkait Pilkada DKI Jakarta. Komunikasi virtual milik mereka
menciptakan standar melalui peraturan-peraturan, dominasi wacana yang ada didalamnya sehingga pemaknaan
grup WhatsApp ini memperkuat pemaknaan yang ada pada tataran individual.
Didalam komunikasi virtual pasti terdapat derajat perbedaan untuk memaknai sesuatu. Perbedaan ini yang akan
menjadi interaksi didalam grup tersebut untuk mencapai tujuan yang sama. Yang khas dari grup WhatsApp ini
adalah fungsi dari Admin Grup yang berperan sebagai orang yang mengatur wacana baik melalui peraturan
tertulis atau lewat interaksi yang diberikan.
Selain itu grup WhatsApp juga dapat memungkinkan mereka berkumpul, dimana ide-ide yang mendukung
kelompok tersebut akan dirayakan, sementara ide-ide yang menolak gagasan akan diredam. Hal ini terlihat
jelas bahwa tidak semua grup WhatsApp akan dapat mengungkapkan pendapat mereka dengan isu-isu politik
terkait pilkada DKI Jakarta. Kebanyakan Informan berkonflik dengan orang-orang diluar komunitas mereka
karena tidak berada pada satu lingkup pemaknaan yang sama. Pada akhirnya komunitas sosial yang seperti ini
hanya akan mereflesikan accusation in a mirror, dimana seseorang berusaha untuk menyakinkan kelompoknya
sendiri bahwa kelompok di luar sana adalah aggresor sesungguhnya, Hamelink(2015).
Kesimpulan
Austin, S. (2014). How News and Stories are Followed on Twitter. Reuters
Institute. Diakses dari http://www.digitalnewsreport.org/esays/2014/how-
news-and-stories -are-followed-on-twitter.
TERIMA KASIH
Carey, J. W. (2009). Communication as Culture. Revised Edition.
London:Routledge
Couldry, N