Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KEPRIBADIAN NIU DENGAN MENGGUNAKAN TEORI KAREN HORNEY

ANALISIS PAPER
Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Psikologi Kepribadian

Oleh :
Devi Indriani Putri (119207030)
Salsabila Nur Fatma (119207035)
James Gautama (119107038)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN
UNIVERSITAS PARAMADINA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat - nya kami dapat
menyusun dan menyelesaikan Tugas Ujian Akhir Semester ini dengan sebaik mungkin. Terima
kasih juga kepada Dosen sekaligus Pembimbing Akademik kami khususnya di Program Studi
Psikologi Paramadina Paralel Malam Ibu Dinar Saputra, M.Psi., yang telah mengajar dan
membimbing kami di kelas malam tanpa lelah dan juga kepada teman-teman Psikologi Paralel
Malam yang telah memberikan dukungan kepada kami dengan dengan penuh semangat.
Terimakasih pula kami sembahkan kepada subyek yang bersedia untuk kami observasi, karena
tanpa izin dan persetujuan darinya kami tidak akan mungkin dapat menyelasaikan tugas ahir ini
Tugas Ujian Akhir Semester ini kami buat untuk memenuhi syarat penilaian mata kuliah
Psikologi Kepribadian dengan judul “Analisis Kepribadian NIU dengan Menggunakan Teori
Karen Horney”
Adapun penyusunan paper ini kiranya masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan pada paper ini.
Kami pun berharap Ibu dapat memberikan kritik dan saran. Agar dikemudian hari kami bisa
membuat yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada segala pihak yang telah membantu dan menyelesaikan dalam membuat Analisis
Kepribadian tugas akhir semester kami.

Jakarta, 12 Januari 2021

Penulis
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
HALAMAN DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Biografi Subjek 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Tinjauan Teori 2
2.2 Analisa Kepribadian 4
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………
3.2 Saran.....................................................................................................
3.3 Lampiran Informed Consent
DAFTAR PUSTAKA
Iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 BIOGRAFI NIU


NIU (nama samaran) adalah seorang wanita berusia 20 tahun yang saat ini menempuh
pendidikan Sarjana jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Mercu Buana. Ia merupakan anak
pertama dan memiliki 2 orang adik (laki-laki dan perempuan) dari pernikahan Ayah dan Ibu
tirinya. Ibu kandung NIU meninggal pada saat melahirkan NIU tepatnya pada tahun 2000.
Ayahnya bekerja sebagai ASN di salah satu Kementerian dan Ibu tirinya adalah seorang ibu
rumah tangga yang mengurus 2 orang anak. Semenjak kuliah NIU tidak pernah tinggal lagi
bersama kedua orang tuanya melainkan tinggal bersama neneknya.

NIU menceritakan bahwa kehidupan sosial-kulturalnya tidak mengalami banyak perbedaan


dengan masyarakat pendatang lain, karena sebelum NIU lahir orang tuanya sudah tinggal di
Jakarta. NIU berasal dari keturunan Jawa, dan dapat dikatakan cenderung mengikuti kemajuan
dan modern meskipun masih cukup mempertahankan tradisi lama. NIU tinggal di pemukiman
warga dengan lokasinya yang cukup strategis, lebih tepatnya di Kebayoran Lama Jakarta
Selatan dan menganut agama Islam. Hubungannya dengan sesama warga tidak terlalu
aktif/tidak banyak terlibat dalam kegiatan bermasyarakat dan kurang berinteraksi dengan warga
sekitar karena lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah. Kemudian seiring berjalannya
waktu, gaya hidup NIU akhirnya cenderung ke arah modern dibandingkan tradisional tetapi
tidak serta merta menghilangkan ajaran budaya dari orang tua dan tetap memiliki pandangan
hidup yang ideal (standar berdasarkan keinginan atau pilihan). Menurut NIU selama menjalani
hidup 20 tahun, cukup banyak pengalaman yang dilewati. Dimulai dari pengalaman sedih,
bahagia, biasa saja, menakutkan, maupun hampir putus asa. Pengalaman dalam hidup NIU
yang tidak pernah bisa ia lupakan adalah saat ia mengalami pelecehan, dan perlakuan kurang
mengenakkan dari keluarga sendiri seperti dicuekin, disindir-sindir, diusir, dipermalukan, dan
bahkan hampir tidak diberikan uang untuk biaya hidup. NIU mengatakan bahwa selama hampir
2 tahun kebelakang, ia mengalami banyak perlakuan yang kurang mengenakkan dari ibu tirinya.
Akibat dari perlakuan tersebut akhirnya sempat hampir membuat NIU kehilangan arah dan
depresi, namun syukurnya ia masih bisa mengendalikannya. 2 tahun itu ia lewati dengan cukup
berat, karena harus menjalani perkuliahan yang padat, pikiran yang kadang berlebihan, dan
akhirnya jatuh sakit karena depresi. Seperti tremor, berat badan turun, jantung berdebar,
migrain, dan lain sebagainya. Menurut NIU ini menjadi pengalaman pahit sekaligus pelajaran
yang berharga untuknya agar terus memotivasi dirinya sendiri untuk tetap mengendalikan
emosi dan pikirannya agar tidak stress dan depresi, dan mengingat pentingnya menjaga
kesehatan mental dan fisik. Selain itu, salah satu pengalaman yang tidak terlupakan dan
menjadi pelajaran lainnya adalah ketika semasa kecil NIU pernah mengalami pelecehan yang
dilakukan oleh tukang donat keliling sampai tahun 2018 dan pada akhirnya menjadi kasus yang
cukup rumit di tahun 2020 karena banyak perempuan lain yang menjadi korban dari orang yang
sama.
1

Kasus pelecehan ini kemudian dibawa hingga ke Komnas Perempuan dan Lembaga Bantuan
Hukum untuk diproses yang pada akhirnya berakhir mediasi karena tidak ada payung hukum
yang melindungi korban.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teori Karen Horney


Teori Psikoanalisis sosial Karen Horney dibentuk berdasarkan asumsi bahwa kondisi sosial
dan kultur, terutama pengalaman masa kanak-kanak sangat besar pengaruhnya dalam
membentuk kepribadian seseorang. Horney pada dasarnya beranggapan bahwa tidak seperti
gagasan yang dikemukakan oleh Freud bahwa dorongan biologis tidak mutlak menentukan
struktur kepribadian dan dinamika kepribadian. Ia menolak anggapan Freud yang menyatakan
“anatomy is destiny”. Menurutnya, faktor sosial budaya (terutama pola asuh oran tua) lebih
berpengaruh terhadap struktur dan dinamika kepribadian.
Oleh karena itu, pola dinamika kepribadian menurut Horney, struktur kepribadian awalnya
dipengaruhi oleh basic hostility orang tua pada anak. Basic Hostility adalah perasaan
permusuhan atau rasa benci anak terhadap orang tuanya. Perasaan ini bergantung pada
bagaimana pola hubungan orang tua, yaitu apakah pola itu berisi cinta ataukah pola itu tidak
ada kasih sayang dan kehangatan. Jika anak tidak mendapatkan rasa aman, rasa sayang dan
rasa terbebas dari takut, maka ada kemungkinan anak dapat merasakan Basic Hostility. Dan
umumnya, segala sesuatu yang mengganggu keamanan anak dalam hubungan dengan orang
tuanya menimbulkan kecemasan dasar atau Basic Anxiety. Ini adalah perasaan kesepian dan
ketidakberdayaan. Menurut Horney, seseorang akan berusaha untuk mempertahankan
“keadaan normal” dirinya agar bisa lepas dari Basic Anxiety, dengan cara memenuhi beberapa
dari 10 needs yang dikatakan Horney adalah Neurotic Needs. Neurotic needs bertahan
melawan Anxiety dan menjadi bagian permanen dari kepribadian dan berdampak pada perilaku.
10 Neurotic Needs menurut Horney adalah :
1. Kebutuhan Neurotic akan kasih sayang dan penerimaan (Affection and Approval). Ciri
dari kebutuhan ini adalah keinginan untuk menyenangkan orang-orang lain dan berbuat
sesuai dengan harapan-harapan mereka.
2
2. Kebutuhan Neurotic akan rekan yang bersedia mengurus kehidupan seseorang (A
dominant Partner). Orang yang menghargai cinta, dan sangat takut diabaikan dan
ditinggalkan sendirian.
3. Kebutuhan Neurotic akan kekuasaan (Power). Kebutuhan ini terwujud dalam keinginan
untuk berkuasa demi kekuasaan, dalam sikap yang sama sekali tidak hormat terhadap
orang lain dan dalam sikap membabi buta segala bentuk kekuatan dan melecehkan
kelemahan. Bentuk lain dari dorongan untuk berkuasa adalah untuk percaya akan
kemahakuatan kemauan. Orang-orang semacam itu berpendapat bahwa mereka dapat
mencapai apa saja hanya dengan menggunakan kekuatan.
4. Kebutuhan Neurotic untuk mengeksploitasi orang lain (Exploitation). Kebutuhan untuk
mengeksploitasi dan memanfaatkan kepemilikan atas orang lain.
5. Kebutuhan Neurotic akan prestise (Prestige). Harga diri seseoran ditentukan dari
banyaknya penghargaan yang diterima dimasyarakat dan dari banyaknya mendapat
pengakuan dari orang lain dan keadilan.
6. Kebutuhan Neurotic akan kekaguman pribadi (Admiration). Orang-orang yang memilki
kebutuhan ini memiliki gambaran diari yang melambung dan ingin dikagumi oleh orang
lain.
7. Kebutuhan Neurotic akan prestasi pribadi (Achievement or Ambition). Orang-orang yang
demikian ingin menjadi yang terbaik dan memaksa diri untuk semakin berprestasi
sebagai akibat dari perasaan dasar tidak aman mereka.
8. Kebutuhan Neurotic untuk berdiri sendiri dan indepedensi (Self-Sufficiency). Karena
kecewa dalam usaha –usaha, mereka menemukan hubungan-hubungan yang hangat
dan memuaskan dengan orang lain. Maka individu seperti ini cenderung akan
menyendiri dan menjauh dari orang lain.
9. Kebutuhan Neurotic akan kesempurnaan (Perfection). Karena takut membuat kesalahan
dan dikritik oleh orang lain, maka individu yang seperti ini akan membuat dirinya tak
terkalahkan dan tanpa cela.
10. Kebutuhan Neurotic untuk membatasi kehidupan dalam batas-batas yang sempit
(Narrow limits to life). Berusaha untuk tidak menonjol, menurunkan kemampuan mereka
ke tingkatan yang lebih rendah.
Selain Neurotic Needs, Horney mengemukakan mekanisme pertahanan diri terhadap
kecemasan, yaitu:
3
1. Movement toward people (the compliant personality(kepribadian penurut)).
2. Movement against people (the aggressive personality(kepribadian agresif)).
3. Movement away from other people (the dethached personality(kepribadian memisahkan
diri).

2.2 Analisa Kepribadian


4

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa kepribadian yang dilakukan dengan menggunakan teori Karen
Horney, maka dapat disimpulkan bahwa NIU adalah Individu yang Neurosis, karena hanya
menggunakan 1 strategi yang sama untuk menghadapi berbagai faktor, kecemasan, dan
permasalahan berbeda yang dihadapi sehingga NIU akhirnya terjebak dalam satu trend
strategi. Jika seorang anak tidak mendapatkan kebutuhannya akan kasih sayang maka akan
menimbulkan adanya Basic Hostility (kebencian) dan Basic Anxiety (kecemasan) dalam diri
anak. Karena adanya rasa benci dan cemas dalam diri anak, maka anak tersebut akan
berusaha untuk tetap mempertahankan dirinya dari rasa cemas dengan menggunakan
Neurotic Trends, yaitu Moving toward people (pribadi yang penurut), Moving Against People
(pribadi yang agresif) dan Moving away from people (pribadi yang menjauhi orang lain).

3.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan untuk subyek yaitu cobalah untuk ambil kembali masalah-
masalah tersebut, lalu bawa mereka dan peluk mereka dengan erat, ketika sudah dekat dengan
mereka, maka cobalah untuk maju ke langkah berikutnya, cobalah untuk merelakan,
melepaskan dan menyelesaikan masalah-masalah tersebut untuk membantu memulai kembali
gaya hidup yang baru, dan ketika cinta dan kasih sayang tidak dapat ditemukan didalam rumah,
maka natural saja jika kita pergi mencarinya ke tempat lain untuk dapat memotivasi diri sendiri.
5

3.3 Lampiran
informed Consent
Kami yang bernama Devi Indriani Putri dengan NIM 119207030, James Gautama dengan NIM
119107038, Salsabila Nur Fatma dengan NIM 119207035, sebagai mahasiswa Jurusan
Psikologi Universitas Paramadina, akan melakukan wawancara untuk tugas akhir mata kuliah
Psikologi Kepribadian. Subjek yang bertanda tangan di bawah ini bersedia diwawancara untuk
dimintai data dan direkam oleh pewawancara. Data yang didapat akan dijamin kerahasiaannya
dan sepenuhnya dipertanggung jawabkan sebagai data paper.

Menyetujui,

Pewawancara Subjek
Salsabila Nur Fatma NIU
6

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Widyastuti.T. 2017. Resilience of A Child From Broken Home Family: A Phenomenology Study.
IJASOS International E-journal of Advances in Social Sciences. 3(9):1024-1034.
7

Anda mungkin juga menyukai