Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PSIKOLOGI KESEHATAN

KEPRIBADIAN PADA SUATU INDIVIDU

Dosen Pengampu:

Shofwatun Nisa, M.Psi

Disusun oleh :

Nadiyatul Ulya (2110713102)


Defatya Nabilah (2110713103)
Anasya Kustanti (2110713109)
Jonathan Andreas Sitompul (2110713122)
Yulanda Tantra Zaharani (2110713131)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Persepsi dan Perilaku Sakit dengan tepat waktu. Tanpa rahmat-Nya, tentu saja kami
tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami juga mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik sehat secara fisik maupun akal sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kesehatan.
Makalah ini kami buat berdasarkan pengetahuan kami dan beberapa sumber yang kami
dapatkan dari e-book atau jurnal ilmiah yang tersedia di internet. Kami berharap dengan
pembuatan makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca terkait Kepribadian Pada
Suatu Individu.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan, baik dalam segi hasil, sistematika atau teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi. Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Psikologi Kesehatan yakni Ibu Shofwatun Nisa, M.Psi, serta seluruh
pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan terkait Kepribadian Pada
Suatu Individu bagi para pembaca.

Depok, 10 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat Penulisan 2

BAB 2 3

PEMBAHASAN
A. Kepribadian Individu dan Perkembangan Kepribadian Individu 3
B. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian dan Manifestasi 4
Kepribadian Dalam Kehidupan Sehari - Hari
C. Tipologi Kepribadian 11
D. Kepribadian yang Matang 12

BAB III 16

PENUTUP
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, tempramen, ciri-ciri
khas dan perilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud
dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu, kepribadian menjadi
salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan dan kegagalan seseorang
dalam kehidupan baik dalam bidang pekerjaan, maupun dalam tindakannya di
lingkungan masyarakat. Kepribadian sangat penting diketahui oleh setiap orang agar
setiap individu mampu mengembangkan kelebihan yang dimilikinya dan memperbaiki
kelemahan yang ada pada diri orang tersebut. Kepribadian tidak bisa dilepas begitu saja
seperti melepas pakaian dari tubuh kemudian memakainya kembali.
Kepribadian terus berkembang dan berubah meskipun ada sistem yang
mengikat berbagai komponen dari kepribadian, dan kepribadian merupakan lingkup
kerja tubuh dan jiwa yang tak terpisahkan dalam satu kesatuan. Yadi Purwanto dalam
bukunya psikologi kepribadian, mengatakan bahwa: “Kepribadian adalah metode
berpikir manusia terhadap realita atau merupakan kecenderungan-kecenderungan
manusia terhadap realita. Dan dengan arti yang lain, kepribadian manusia adalah pola
pikir dan pola jiwa atau naluri nya. Kepribadian yang sudah ada pada diri individu
sangatlah sulit untuk dirubah, karena sudah melekat pada dirinya. Kepribadian
seringkali menjadi tolak ukur dalam menentukan sebuah pekerjaan dimasa mendatang
dan lingkungan hidup.
Manusia itu tidak akan pernah bisa memahami arti dan hakikat sebenarnya
daripada “dirinya sendiri” bagaimana dan dan siapa gerangan diri-sendiri itu. Sebab,
orang lain yang lebih bisa mengerti diri kita, daripada diri kita sendiri. Allport
mengemukakan pendapatnya tentang kepribadian, yaitu “ personality is the
organization within the individual of those psychophysical system that determine this
unique adjustment to his uniorenment ”. (kepribadian merupakan organisasi yang
dinamis dalam diri individu tentang psikofisik yang menentukan penyesuaian terhadap
lingkungan).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepribadian pada suatu individu?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kepribadian pada suatu individu?
3. Bagaimana tipologi kepribadian pada suatu individu?
4. Apa yang dimaksud dengan kepribadian yang matang pada suatu individu?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari kepribadian pada suatu individu.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kepribadian pada suatu individu.
3. Mengetahui tipologi kepribadian pada suatu individu.
4. Mengetahui kepribadian yang matang pada suatu individu.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Akademis
a. Penulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan tentang gambaran
kepribadian pada suatu individu.
b. Untuk mahasiswa dengan penulisan ini diharapkan mahasiswa dapat
memberikan informasi mengenai pentingnya kepribadian pada suatu individu
kepada masyarakat.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Melatih mahasiswa dalam menyusun karya ilmiah dengan baik dan benar,
belajar memahami masalah dan mencari solusinya, serta dapat membuka
pikiran dalam memahami segala permasalahan yang ada di lapangan.
b. Bagi Dosen
Bahan pertimbangan dosen sebagai referensi dalam mengajar mahasiswa,
khususnya terkait dengan masalah kepribadian pada suatu individu.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Kepribadian Individu dan Perkembangan Kepribadian Individu


Definisi Perkembangan Kepribadian
Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Yunani-kuno
prosopon atau persona yang artinya “topeng”, yang biasa dipakai artis dalam teater.
Jadi, konsep awal dari pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah
laku yang ditampakkan pada lingkungan sosial, kesan mengenai diri yang diinginkan
agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial. Jadi istilah personality dipakai untuk
menunjukkan atribut tentang individu atau menggambarkan apa, mengapa, dan
bagaimana tingkah laku manusia.
Allport mengemukakan pendapatnya tentang pengertian kepribadian ini, yaitu
“personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical
system that determine his unique adjustment to his environment”. Jadi kepribadian
merupakan organisasi yang dinamis dalam diri individual tentang sistem psikofisik
yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan (Yusuf & Juntika,
2008).

1.Teori Kepribadian
Kepribadian selanjutnya digambarkan secara berbeda-beda oleh berbagai aliran
dalam psikologi sehingga menghasilkan teori-teori kepribadian sebagai berikut :
a. Psikoanalisis
Dalam teori psikoanalisis inti dari kepribadian adalah fungsi ego. Teori
psikoanalisis dari freud menyatakan bahwa ego harus menghadapi konflik
antara id (yang berisi naluri seksual dan agresif yang selalu membutuhkan
penyaluran) dan superego (yang berisi larangan-larangan dan aturan yang
menghambat naluri-naluri tersebut). Selanjutnya ego masih harus
mempertimbangkan realitas di dunia luar sebelum menampilkan perilaku
tertentu.
b. Behaviorisme
Jika psikoanalisis lebih mengutamakan unsur psikis dari organisasi system
psikofisik dari kepribadian, maka penganut teori behaviorisme pada umumnya
lebih mengutamakan unsur fisik dari organisasi kepribadian.
c. Psikologi kognitif
Psokologi kognitif mulai diperkenalkan berawal dari psikologi gestalt beberapa
saat sebelum perang dunia II, dimana para tokoh aliran ini berpendapat bahwa
dalam mempersepsikan lingkungannya, manusia tidaklah sekadar
mengandalkan diri pada apa yang diterima dari pengindraannya tetapi masukan
dari pengindraan itu diatur, saling dihubungkan dan diorganisasikan untuk
diberikan makna yang selanjutnya akan dijadikan dasar dan suatu perilaku.

3
2.Batasan Kepribadian

Ada perbedaan pengertian antara kepribadian dengan istilah karakter, disposisi, trait
(sifat) temperamen, kebiasaan dan tipe atribut, meskipun istilah tersebut nantinya
akan berkaitan dalam mendeskripsikan mengenai kepribadian manusia. Berikut
pengertian akan istilah tersebut :

a. Personality (kepribadian) adalah penggambaran tingkah laku secara deskriptif


tanpa memberi nilai . contohnya, seseorang yang cenderung bertindak tanpa
berpikir terlebih dahulu dan agresif.
b. Karakter adalah penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-
salah, baik-buruk), baik secara ekplisit maupun implisit. Contohnya, dilan di film
memiliki karakter sosok tokoh remaja yang urakan, namun baik hati dan loyal
pada temen temennya.
c. Watak adalah karakter yang telah lama dimiliki dan sampai sekarang belum
berubah. Contohnya, seseorang serakah, keras kepala.
d. Temperamen adalah kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologis
atau fisiologis dan disposisi hereditas. Contohnya, pribadi yang phlegmatic
berpembawaan tenang, santai dan reaksinya cenderung lambat. Tipe temperamen
cerebrotonia digambarkan sikapnya kurang gagah atau ragu ragu, kurang berani
dengan orang banyak dan pendiam.
e. Sifat adalah respons yang senada terhadap sekelompok stimulus yang mirip,
berlangsung dalam kurun waktu yang (relative) lama. Contohnya, seseorang
yang sifatnya pemalu dan tertutup ketika diskusi kelompok lebih banyak diam,
ketika berada bersama sama lebih mendengarkan dari pada bercerita.
f. Ciri : mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimulus yang lebih terbatas.
Contohnya hampir sama dengan sifat, namun lebih menunjukkan sesuatu yang
khas pada individu. Misalnya dua orang yang sama sama tertutup.
g. Habit (kebiasaan) adalah respons yang sama dan cenderung berulang untuk
stimulus yang sama pula. Contohnya, seseorang suka berbicara kotor setiap orang
lain melakukan kesalahan adanya.

B. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian dan Manifestasi


Kepribadian Dalam Kehidupan Sehari - Hari

1. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian


Perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh berbagai factor
diantaranya adalah faktor hereditas ( genetika) dan lingkungan. Faktor hereditas
mempengaruhi kepribadian misalnya : bentuk tubuh, cairann tubuh, dan sifat-sifat yang
diwariskan dari orang tua. Sedangkan faktor lingkungan antara lain lngkungan rumah,
sekolah, masyarakat, di samping itu meskipun kepribadian seseorang itu relative
konstan, kenyataanya sering sering ditemukan perubahanperubahan itu terjadi
dipengaruhi oleh factor gangguan fisik dan lingkungan.

4
Keluarga dipandang sebagai penentu yang paling utama dalam pembentukan
kepribadian anak. Alasannya adalah keluarga merupakan kelompok social pertama
yang menjadi pusat identifikasi anak, dan anak banyak menghabiskan waktunya
bersama keluarga. Disamping itu keluarga dipandang sebagai lembaga yang dapat
memenuhi kebutuhan insani (manusiawi), terutama bagi pengembangan
kepribadiannya dan pengembangan ras manusia. Perlakuan orang tua yang penuh kasih
saying dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan yang diberikan kepada anak, baik
nilai agama maupun nilai social budaya merupakan factor yang kondusif untuk
mempersiapkan anak menjadi pribadi dan warga masyarakat yang sehat dan produktif.

Secara garis besar ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian, yaitu faktor hereditas (genetika) dan faktor lingkungan (environment).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dapat dikelompokkan
dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seorang anak sendiri.
Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor genetis
maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh
keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki kedua orang tuanya. Oleh karena itu, kita
sering mendengar istilah “buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya”. Misalnya, jika
seorang ayah memiliki sifat mudah marah, maka tidak menutup kemungkinan hal
tersebut juga menurun kepada anaknya. Adapun yang termasuk faktor dalam atau faktor
pembawaan adalah segala sesuatu yang telah dibawah oleh anak sejak lahir, baik yang
bersifat kejiwaan maupun yang bersifat ketubuhan. Kejiwaan yang berwujud fikiran,
perasaan, kemauan, fantasi, ingatan dan sebagainya, yang dibawa sejak lahir ikut
menentukan pribadi seseorang. Keadaan jasmanipun demikinan pula. Panjang
pendeknya leher, besar kecilnya tengkorak kepala, susunan urat syaraf, otot-otot,
susunan dan keadaan tulang-tulang juga mempengaruhi pribadi manusia.
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung, karena
yang dipengaruhi gen secara langsung adalah (1) kualitas system syaraf, (2)
keseimbangan biokimia tubuh, dan (3) struktur tubuh. Lebih lanjut dapat dikemukakan,
bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah (1)
sebagai sumber bahan mentah ( raw materialis ) kepribadian seperti fisik, intelegensi,
dan tempramen; (2) membatasi perkembangan kepribadian ( meskipun lingkungannya
sangat baik/kondusif, perkembangan kepribadian itu tidak bisa melebihi kapasitas atau
potensi hereditas); dan mempengaruhi keunikan kepribadian.

b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar pribadi manusia10 . Faktor
ekternal biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai
dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh
dari berbagai media audiovisual seperti TV, VCD dan media cetak seperti Koran,
majalah, dan lain sebagainya.

5
Faktor pembentuk kepribadian seseorang setelah faktor keturunan adalah faktor
lingkungan. Di mana lingkungan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi
atau merubah kepribadian seseorang, seseorang yang berada di lingkungan yang baik
pasti ia akan cenderung berbuat baik, bila dibandingkan dengan seseorang yang berada
di lingkungan yang buruk. Misal saja, ada seseorang yang berada di lingkungan yang
banyak orang mabuk, maka bisa-bisa seseorang tersebut ikut-ikutan untuk mabuk.
Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalah memengaruhi kepribadian seseorang.
Faktor geograifs yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim, topograif,
sumber daya alam) dan lingkungan sosialnya. Keadaan lingkungan fisik atau
lingkungan sosial tertentu memengaruhi kepribadian individu atau kelompok karena
manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian diantaranya adalah


lingkungan keluarga, lingkungan kebudayaan, dan lingkungan sekolah.

a. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil. Dari keluarga inilah anak
mengalami interaksi social yang pertama dan utama. Oleh karena itu, pakar keilmuan
pendidikan memberikan istilah keluarga merupakan tempat pendidikan pertama, dan
orang tua terutama ibu merupakan pendidik pertama dan utama. Menurut Lavine,
kepribadian orang tua berperan besar dalam pembentukan kepribadian si anak. Sebab
hal itu juga berpengaruh terhadap cara orang tua dalam mendidik dan membesarkan
anaknya.
Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan
sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama dari cara para orang
tua membesarkan dan mendidik anaknya. Keluarga merupakan tempat belajar anak
untuk mendapatkan seperangkat pengalaman-pengalaman sebagai bekal untuk hidup
bermasyarakat. Pengalaman-pengalaman itu akan diperoleh oleh anak dalam keluarga
baik itu keluarga yang harmonis ataupun keluarga yang tidak harmonis, baik itu
disengaja oleh anak maupun tidak disengaja.
Perlakuan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan nilai-nilai
kehidupan, baik nilai agama maupun nilai sosial budaya yang diberikan kepada anak
merupakan faktor kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan warga
masyarakat yang sehat dan produktif. Suasana keluarga sangat penting bagi
perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan
keluarga yang harmonis dan agamis, maka perkembangan kepribadian anak tersebut
cenderung positif dan sehat. Dari pengalaman dan interaksi keluarganya akan
menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain dalam pergaulan
social di luar keluarganya.

b. Lingkungan kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing
anak/orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana anak itu
dibesarkan Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan

6
kepribadian seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan secara langsung
memengaruhi individu. Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan
yang berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari
dirinya dan ia dapat bertahan hidup. Proses mempelajari unsur-unsur kebudayaan
sudah dimulai sejak kecil sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang
berbeda antar individu ataupun antarkelompok kebudayaan satu dengan lainnya.
Khuckhon berpendapat bahwa kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan
kita dari mulai lahir sampai mati, baik disadari maupun tidak disadari. Kebudayaan
mempengaruhi kita untuk mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang telah dibuat
orang lain untuk kita.

c. Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang juga berfungsi untuk
menanamkan dasar-dasar pengembangan pengetahuan dan sikap yang telah dibina
dalam keluarga pada masa kanak-kanak. Dalam hal ini, sekolah sebagai lembaga
pendidikan memiliki tujuan penting yang tertuang dalam tujuan pendidikan Nasional
yaitu untuk membentuk kepribadian.
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-faktor
yang dipandang berpengaruh itu diantaranya sebagai berikut :
1) Iklim emosional kelas
Kelas yang iklim emosinya sehat (guru bersikap ramah, dan peduli terhadap
siswanya dan berlaku juga kepada siswa) memberikan dampak positif bagi
perkembangan psikis anak, seperti merasa nyaman, bahagia, mau bekerja sama,
termotivasi untuk belajar, dan mau menaati peraturan. Sedangkan kelas yang iklim
emosinya tidak sehat berdampak kurang baik bagi anak, seperti merasategang, mudah
marah, malas untuk belajar dan berperilaku mengganggu ketertiban.
2) Sikap dan perilaku guru
Sikap dan perilaku guru ini tercermin dalam hubungannya dengan siswa. Sikap
dan perilaku guru secara langsung mempengaruhi “self-concept” siswa. Melalui sikap-
sikapnya terhadap tugas akademik, kedisiplinanan dalam menaati peraturan sekolah
dan perhatiannya terhadap siswa. Secara tidak langsung pengaruh guru ini terkait
dengan upayanya membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan penyesuaian
dirinya sosialnya.
3) Disiplin (tata-tertib)
Tata tertib ini ditujukan untuk membentuk sikap dan tingkah laku siswa.
Disiplin yang otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi siswa yang tegang,
cemas, dan antagonistik
4) Prestasi belajar
Perolehan prestasi belajar atau peringkat kelas dapat mempengaruhi
peningkatan harga diri, dan sikap percaya diri.
5) Penerimaan teman sebaya
Siswa yang diterima oleh teman-temannya, dia akan mengembangkan sikap
positif terhadap dirinya, dan juga orang lain. Dari beberapa uraian di atas, dapat

7
disimpulkan bahwa faktor yang memengaruhi kepribadian anak bukan hanya dari
genetis, tetapi faktor lingkungan juga banyak memberikan pengaruh terhadap
pembentukan kepribadian anak.

2. Manifestasi Kepribadian Dalam Kehidpan Sehari-hari


a.Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian
Menurut Jean Jacques Rousseau dalam Dalyono, 2022 perkembangan
kepribadian memiliki beberapa tahap, diantaranya :
a. Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir - 2 tahun)
Pada tahap ini akan didominasi dengan perasaan. Perasaan ini tidak
tumbuh sendiri tetapi berkembang akibat dari reaksi-reaksi bayi
terhadap stimulus lingkungan.
b. Tahap perkembangan masa anak-anak (2 - 12 tahun)
Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan
berkembangnya fungsi indra pada anak dalam mengadakan pengamatan.
c. Tahap perkembangan pada masa preadolesen (12- 15 tahun)
Pada tahap ini perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak
akan mendominasi. Anak mulai
d. Tahap perkembangan masa adolesen (15-20 tahun)
Pada tahap ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh dorongan
seksualitas yang kuat dan juga mulai memikirkan tingkah laku yang
bermoral.
e. Tahap pematangan diri (setelah 20 tahun)
Pada tahap ini kita sudah dpat membedakan tujuan hidup pribadi, seperti
pemuasan keinginan pribadi, pemuasaan keinginan kelomopok, serta
pemuasan keinginan masyarakat.

b.Tipe Kepribadian
Menurut Jung dalam Hjelle & Ziegler, perbedaan yang mendasar antara
kedua tipe ini adalah tipe ekstrovert cenderung terbuka, mudah bersosialisasi,
senang berbicara, bersahabat, berfokus pada dunia di luar dirinya, sedangkan
tipe introvert cenderung tertutup, tenang, reflektif, tidak supel, dan berfokus
pada dirinya sendiri. Tipe kepribadian merupakan ciri, sifat, dan karakter yang
dimiliki oleh seseorang yang membedakan seseorang dengan individu lainnya.
Tipe kepribadian yang dimiliki seseorang sangat menentukan pola reaksinya
terhadap situasi dan kejadian yang secara langsung atau tidak langsung
membawa pengaruh dalam dirinya.
Ada tiga tipe kepribadian introvert dan tipe kepribadian ekstrovert,
yang memiliki ciri sebagai berikut:
1.Tipe kepribadian introvert mempunyai ciri-ciri antara lain,sadar akan waktu,
semangat berkompetisi, sangat ambisius, sangat agresif, pekerja keras,
menetapkan target yang tinggi bagi dirinya dan orang lain, memiliki emosi
yang tinggi. menurut Eysenck,ciri-ciri kepribadian introvert antara lain tenang
atau kalem, mempunyai temperamen yang mantap, dapat dipercaya,

8
terkontrol, merasa damai, penuh perhatian, dan pasif. Ciri-ciri kepribadian
introvert (neurotik) antara lain murung, mudah cemas, kaku, bijaksana,
pesimis, hati-hati, sulit berpartisipasi social, dan diam.
2. Tipe Kepribadian Ekstrovert yang cenderung akan menunjukkan ciri sangat
tenang, santai, tidak memiliki ambisi berlebihan, kurang rentan terhadap stres
kerja dan penyakit jantung. ciri-ciri kepribadian ekstrovert(stabil)antara lain
mempunyai jiwa pemimpin, periang, lincah, bebas, responsif, aktif bicara,
mudah berpartisipasi sosial. Ciri-ciri kepribadian ekstrovert (neurotik) antara
lain agresif, mudah menerima rangsangan, menyukai perubahan, optimis, dan
aktif.
3. Tipe Kepribadian Ambivert, tipe ini merupakan kepribadian yang terbentuk
dari gabungan introvert dan ekstrovert. Ambivert merupakan orang yang dapat
menikmati waktu sendiri tetapi juga nyaman dengan interaksi sosial,
kepribadian ini merupakan orang yang mudah beradaptasi dan kombinasi
stabil dari introvert dan ekstrovert.
Seseorang dapat menjadi ekstrovert atau introvert, tergantung dengan
arah aktivitas mereka. Ekstrovert adalah orang yang berpikir mengenai hal-hal
secara objektif dan luas, sedangkan introvert lebih berpikir ke arah subjektif
atau dirinya sendiri. Perbedaan kedua kepribadian tersebut seperti dibawah ini:
1. Introvert, karakteristiknya antara lain:
a. Tertarik dengan pikiran dan perasaannya sendiri,
b. Memerlukan teritori mereka sendiri,
c. Tampil dengan muka pendiam dan tampak penuh pemikiran,
d. Biasanya tidak mempunyai banyak teman,
e. Sulit membuat hubungan baru,
f. Menyukai konsentrasi dan kesunyian,
g. Tidak suka dengan kunjungan yang tidak diharapkan dan tidak suka
mengunjungi orang lain,
h. Bekerja dengan baik bila sendirian.
2. Ekstrovert, karakteristiknya antara lain:
a. Tertarik dengan apa yang terjadi di sekitar mereka,
b. Terbuka dan seringkali banyak bicara,
c. Membandingkan pendapat mereka dengan pendapat orang lain,
d. Seperti aksi dan inisiatif,
e. Mudah mendapat teman atau beradaptasi dalam grup baru,
f. Mengatakan Apa yang mereka pikirkan,
g. Tertarik dengan orang-orang baru,
h. Mudah menolak bersahabat dengan orang-orang yang tidak
diinginkannya.
3. Ambivert, karakteristiknya antara lain :
a. Prilakunya dapat berubah tergantung dengan lingkungan
b. Memiliki rasa empati yang tinggi
c. Nyaman untuk bersosialisasi dan menyendiri
d. Pendengar dan pembicara yang baik

9
e. Merupakan orang yang stabil
Littauer menjelaskan mengenai 4 tipe kerpibadian manusia dengan
mengembangkan teori Hipocrates-Galaneus. Littauer menjelaskan bahwa ciri dari
masing masing 4 tipe kepribadian ini yaitu sanguinis merupakan orang yang populer,
kolerin kuat, melankolis sempurna, dan plegmatis merupakan orang yang damai
(Widodo, 2015). Berikut merupakan sifat dasar dari beberapa tipe kepribadian :
1. Melankolis
● Kurang percaya diri
● Pemurung
● Berhati-hati
● Sulit menyesuaikan diri
● konsekuen
2. Sanguinis
● Optimis
● Periang
● Percaya diri
● Tidak serius
● Baik hati
3. Koleris
● Agresif
● Emosional
● Provokasi
● Egois
● Tidak sabaran
4. plegmatis
● Tenang
● Netral
● Pendiam
● Acuh
● Tidak mudah terharu
● Sangat hemat

c. Usaha-usaha mempelajari kepribadian


1. Chirologi
Ilmu pengetahuan yang mempelajari kepribadian manusia dengan melihat
gurat-guratan tangan.
2. Astrologi
Ilmu pengetahuan yang mempelajari kepribadian manusia dengan dasar
dominasi benda-benda angkasa terhadap apa yang sedang terjadi di alam,
termasuk waktu kelahiran seseorang.
3. Grafologi
Ilmu pengetahuan yang mempelajari kepribadian manusia dengan melihat
tulisan tangan seseorang.
4. Phisiognomi

10
Ilmu pengetahuan yang mempelahari kepribadian manusia dengan meilihat
keadaan wajah.
5. Phrenologi
Ilmu pengetahuan yang memperlajari kepribadian manusia dengan melihat
keadaan tengkorak.
6. Onichologi
Ilmu pengetahuan yang mempelajari kepribadian manusia dengan melihat
bentuk kuku manusia.

C. Tipologi Kepribadian
1. Pengertian Tipologi Kepribadian
Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan manusia
menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu misalnya seperti,
karakteristik fisik, psikis, pengaruh dominan nilai-nilai budaya dan lain
sebagainya.Sedangkan Asumsi adalah manusia merupakan kesatuan psikophisis
(jasmani dan rohani saling mempengaruhi). Lalu Menurut Prince kepribadian
merupakan sejumlah reaksi seorang individu terhadap semua situasi yang
menyentuhnya.

2. Macam-macam Tipologi terbagi menjadi 2 yaitu :


a.) Tipologi konstitusi fisik
Namun tipologi konstitusi fisik terbagi lagi menjadi 4 yaitu :
1.Tipologi Hypocrates-Galenus
Tipologi berdasar Hypocrates-Galenus dan yang masih berkembang :
a. Seorang Sanguinis itu bersifat spontan, lincah, periang, optimistik,
ekstrovert, tetapi suka pamer dan suka memerintah.
b. Seorang Melankolis bersifat penuh pemikiran, setia, tekun, analitis,
tetapi pesimistik dan introvert.
c. Seorang Koleris bersifat suka berpetualang, persuasif dan percaya diri,
tetapi keras kepala dan kurang simpatik.
d. Seorang Phlegmatis bersifat ramah, sabar, puas, dan diplomatis, tetapi
kurang bersemangat dan pemurung.

11
2.Tipologi Kretschmer
Kretschmer adalah seorang dokter jiwa berkebangsaan Jerman. Lalu ia
menyimpulkan ada hubungan erat antara bentuk tubuh dengan sifat temperamen
seseorang.
a.Tipologi Sigaud
Sigaud menyusun tipologinya atas dasar 4 macam fungsi tubuh, yaitu motorik,
pernafasan, pencernaan, dan susunan saraf sentral. Fungsi fisiologis yang
terkuat menentukan tipe kepribadiannya.
b.Tipologi Sheldon
Menurut Sheldon, struktur tubuh/jasmani sangat besar pengaruhnya terhadap
tingkah laku manusia.Sedangkan secara metodologis, Sheldon melakukan
pengukuran struktur tubuh secara objektif melalui foto-foto yang telah
distandarisasi nya.
b.) Tipologi Berdasar kebudayaan – Spranger
Untuk dasar pemikiran dari tipologi kebudayaan - Spranger adalah bahwa
kehidupan manusia dipengaruhi oleh kebudayaannya.Adapun Menurut
Spranger, manusia dibedakan atas 6 nilai kebudayaan, yaitu :
1. Manusia ekonomi, memiliki sifat senang bekerja, senang mengumpulkan
harta, agak kikir, dan bangga dengan hartanya.
2.Manusia politik, memiliki ciri ingin berkuasa, tidak ingin kaya, berusaha
menguasai orang lain, dan kurang mencintai kebenaran.
3.Manusia sosial, memiliki ciri senang berkorban, senang mengabdi kepada
Tuhan, mencintai masyarakat, dan pandai bergaul.
4.Manusia pengetahuan, memiliki ciri senang membaca, gemar berpikir dan
belajar, tidak ingin kaya, dan ingin serba tahu.
5.Manusia seni, memiliki ciri hidup bersahaja, senang menikmati keindahan,
gemar mencipta, dan mudah bergaul dengan siapa saja.
6.Manusia agama, memiliki ciri hidupnya hanya untuk Tuhan dan akhirat,
senang memuja, kurang senang harta, dan senang menolong orang lain.

D. Kepribadian yang Matang


1. Pengertian Kepribadian yang Matang
Seseorang dengan kepribadian dewasa atau matang, bisa dilihat dari sikap,
perkataan, perbuatannya sehari-hari, atau responnya terhadap sesuatu. Orang dengan
kepribadian yang matang, umumnya disukai, dan hidupnya pun cenderung lebih sukses.
Karena mampu menghadapi berbagai masalah dalam hidup dengan bijaksana.
Allport (dalam Suryabrata) mendefinisikan bahwa kematangan kepribadian
merupakan hasil akhir keselarasan antara fungsi-fungsi fisik dan psikis sebagai hasil
pertumbuhan dan perkembangan (Suryabrata, 2005:339). Sedangkan Maslow (dalam
Globe) mengungkapkan bahwa kematangan kepribadian merupakan kemampuan
individu untuk mengaktualisasikan dirinya, yaitu kemampuan untuk menggunakan dan
memanfaatkan secara penuh bakat, kapasitas-kapasitas dan potensi yang ada pada
dirinya (Globe, 1987:48). Sedangkan menurut Kartono, bahwa kematangan
kepribadian pada dasarnya ditandai oleh adanya keberanian untuk hidup, sifat yang

12
mandiri dari individu, serius, tekun, rasa tanggung jawab, serta dapat menerima
kenyataan hidup (Kartono, 1990:126).
Dari definisi yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian
yang matang adalah hasil akhir keselarasan antar fungsi-fungsi fisik dan psikis sebagai
hasil pertumbuhan dan perkembangan, di mana individu dapat mengaktualisasikan
dirinya dengan memanfaatkan secara penuh bakat, kapasitas-kapasitas, dan potensi
yang ada pada dirinya.

2. Konsep Tentang Kepribadian yang Matang


Pada dasarnya konsep tentang kematangan kepribadian diarahkan kepada
kepribadian yang matang dan sehat, menurut tanda-tanda dari kepribadian yang matang
ini, banyak para ahli memberikan penjelasan tentang ciri-cirinya dengan nuansa dan
versi berbeda.
Salah satunya adalah Erricson yang menjelaskan sebagai berikut (Soemanto,
1998:193):
a. Pribadi yang sehat dan matang ialah seseorang yang memiliki organisasi usaha
yang efektif pula untuk mencapai tujuan hidupnya.
b. Dapat menerima realita dunia secara tepat.
c. Memiliki integritas karakter, dalam pengertian yang etnis, serius, bertanggung
jawab, toleran, mampu berdiri diatas kakinya sendiri.
d. Memiliki hubungan baik dengan dunia luar, karena tidak egoistis, kurang atau
tidak mencurigai orang lain, dan mampu mempertahankan diri sendiri.
Sementara itu Gordon Allport (1960) menjelaskan juga sebagai berikut
(Soemanto, 1998:194):
a. Memiliki kesadaran yang cukup luas tentang diri sendiri dan orang lain.
b. Ada relasi yang hangat antara diri sendiri dengan orang lain.
c. Memiliki kecenderungan seks dan kepuasan seks yang sehat dengan jenis
kelamin yang dicintainya. Ada kepuasan organisme dan regulasi seks yang
normal.
d. Memiliki kepastian emosional dan mampu menerima dirinya sendiri.
Dengan demikian dari beberapa pendapat atas penjelasan-penjelasan diatas
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pribadi yang matang merupakan kepribadian
manusia yang sangat efektif dalam melakukan setiap tingkah lakunya sehari-hari baik
di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sosialnya. Dengan kepribadian yang
matang pula setiap individu akan lebih mampu dan percaya diri dengan segala
permasalahan yang dihadapinya dan lebih bertanggung jawab dalam segala tujuan dan
maksud-maksudnya (commitment) dan konsisten dalam segala tingkah lakunya.

3. Ciri - Ciri Kepribadian yang Matang


Ciri-ciri pribadi yang matang :
a. Tidak banyak tergantung pada orang lain
b. Memiliki rasa tanggung jawab
c. Objektif dan kritis (tidak asal terima issu)
d. Emosinya stabil

13
e. Sociability, artinya dalam lingkungan yang cocok ia akan tampil di
depan, lingkungan yang tidak cocok akan menjaga jarak
f. Keyakinan agama : aspek paling penting dalam jenjang kematangan
yang dicapai seseorang yaitu pengakuan akan pertolongan dan
kekuasaan Tuhan

4. Lima Sistem Ekologi Menurut Bronfenbrenner


Teori ekologi diperkenalkan oleh Uri Bronfenbrenner, seseorang ahli psikologi
dari Cornell University Amerika Serikat. Teori ekologi memandang bahwa
perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan timbal balik
antara individu dengan lingkungan akan membentuk tingkah laku individu tersebut.
Informasi lingkungan tempat tinggal anak akan menggambarkan, mengorganisasi, dan
mengklarifikasi efek dari lingkungan yang bervariasi. Bronfenbrenner menyebutkan
adanya lima sistem lingkungan berlapis yang saling berkaitan, yaitu mikrosistem,
mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem.
Satu hal yang terpenting dalam teori ekologi Bronfenbrenner adalah bahwa
pengkajian perkembangan anak dari subsistem manapun, harus berpusat pada anak,
artinya pengalaman hidup anak yang dianggap menjadi penggerak utama bagi
perkembangan karakter dan habitnya di kemudian hari. Masing-masing subsistem
dalam teori Brofenbrenner tersebut dapat diuraikan sebagaimana berikut:
a. Mikrosistem
Mikrosistem merupakan lingkungan yang paling dekat dengan pribadi yaitu
meliputi keluarga, guru, individu, teman-teman sebaya, sekolah, lingkungan
tempat tinggal, dan hal-hal lain yang sehari-hari dapat ditemui. Dalam
mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen
sosial tersebut. Individu tidak dipandang sebagai penerima pengalaman yang
pasif dalam setting ini, tetapi individu bahkan ikut aktif membangun setting
pada mikrosistem ini. Karakteristik individu dan karakteristik lingkungan akan
berkontribusi dalam proses interaktif yang terjadi, sehingga membentuk sebuah
karakter dan habit tertentu. Keluarga terutama orang tua dan lingkungan sekolah
merupakan agen sosialisasi terdekat dalam kehidupan setiap individu, sehingga
keluarga mempunyai pengaruh besar pada pembentukan karakter dan habit
seseorang.
b. Mesosistem
Mesosistem mencakup interaksi di antara mikrosistem di mana masalah yang
terjadi dalam sebuah mikrosistem akan berpengaruh pada kondisi mikrosistem
yang lain. Misalnya hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman
sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman
keluarga dengan pengalaman teman sebaya, serta hubungan keluarga dengan
tetangga. Dalam kaitannya dengan proses hidup, tentunya pengalaman apapun
yang didapatkan oleh masyarakat di rumah akan ikut mempengaruhi kondisi
masyarakat di sekolah atau tempat kerja baik secara langsung maupun tidak.
Sebagai contoh, ada tidaknya dukungan atau perhatian keluarga terhadap
kebutuhan literasi tentunya akan mempengaruhi kinerja peserta didik di

14
sekolah. Sebaliknya, dukungan sekolah dan keluarga akan mempengaruhi
seberapa jauh peserta didik akan menghargai pentingnya literasi.
c. Eksosistem
Eksosistem adalah sistem sosial yang lebih besar di mana orang tidak terlibat
interaksi secara langsung, akan tetapi dapat berpengaruh terhadap
perkembangan karakter seseorang. Sebagai contoh, jam kerja orang tua
bertambah yang menyebabkan sang anak kehilangan interaksi dengan orang
tuanya sehingga kurangnya keterlibatan orangtua dalam pola asuh tersebut
tentunya mempengaruhi perkembangan anak. Subsistem dari eksosistem lain
yang secara tidak langsung menyentuh pribadi seseorang akan tetapi
berpengaruh besar adalah koran, televisi, dokter, keluarga besar, dan lain
sebagainya.
d. Makrosistem
Makrosistem adalah sistem lapisan terluar dari lingkungan seseorang.
Subsistem makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama,
hukum, adat istiadat, budaya, nilai masyarakat secara umum, dan lain
sebagainya, di mana individu berada. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam
lapisan makrosistem tersebut akan berpengaruh pada keseluruhan interaksi di
semua lapisan. Misalnya, jika kebudayaan masyarakat menggariskan bahwa
orangtua bertanggungjawab untuk membesarkan anak-anaknya, maka hal
tersebut akan mempengaruhi struktur di mana orangtua akan menjalankan
fungsi psikoedukasinya. Menurut Berk, budaya yang dimaksud dalam
subsistem ini adalah pola tingkah laku, kepercayaan, dan semua produk dari
sekelompok manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi.
e. Kronosistem
Kronosistem mencakup pengaruh lingkungan dari waktu ke waktu beserta
caranya mempengaruhi perkembangan dan perilaku. Contohnya seperti
perkembangan teknologi dengan produk-produk turunannya, seperti internet
dan gadget, membuat peserta didik mahir, nyaman, dan terbiasa
menggunakannya untuk pendidikan maupun hiburan. Demikian halnya dengan
maraknya fenomena wanita karir akibat industrialisasi, telah mengubah
kehidupan keluarga. Perhatian ibu terhadap anak menjadi berkurang.
Kronosistem meliputi keterpolaan peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian
kehidupan dan keadaan sosiohistoris.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dalam teori kepribadian, setiap orang secara otomatis
menyajikan karakteristik yang berbeda dengan kepribadian lainnya. Setiap orang memiliki
kepribadian yang unik dan unik. Kehidupan seseorang melibatkan berbagai aspek, terutama
aspek emosional, sosial, psikologis dan sosial-budaya, serta kapasitas intelektual yang
sepenuhnya terintegrasi dengan faktor faktor lingkungan kehidupan. Manusia sebagai
makhluk individu, yakni “orang-seorang” yang merupakan suatu keutuhan dan tidak dapat
dibagi-bagi yang lazimnya disebut person. Setiap individu memiliki perbedaan dengan
individu lainnya. Orang kembar, secara fisik mungkin bentuk muka sama tetapi terdapat
perbedaan mengenai matanya. Secara kerohanian mungkin kapasitas intelegensinya sama,
tetapi kecenderungan, semangat, dan daya tahan yang berbeda. Adapun aspek-aspek
perbedaan individual meliputi, perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan
kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar.

B. Saran
Masing-masing manusia memiliki karakter yang berbeda-beda hal ini dikarenakan
beberapa faktor yang mempengaruhinya, sebagai tenaga kesehatan masyarakat harus
memahami karakter dari masyarakat guna untuk menemukan cara untuk melakukan promosi
kesehatan. Dengan memahami masing-masing karakter dari masyarakat maka akan jauh lebih
mudah untuk melaksanakan promosi kesehatan di masing-masing tempat yang berbeda serta
mendapatkan tingkat keberhasilan demi menjaga kesehatan masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Musyarofah (2015).BAB TIPOLOGI KEPRIBADIAN.Available from :


https://id.scribd.com/doc/283436603/Tipologi-Kepribadian

Anggreini, D., Priyojadmiko, E., & Setiana, D. (2020). Analisis Koneksi


Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian Sanguinis, Koleris, Melankolis, dan Plegmatis.
Buana Matematika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika, 10(1), 71-88.

Davidson, I. J. (2017). The ambivert: A failed attempt at a normal personality.


Journal of the History of the Behavioral Sciences, 53(4), 313-331.

Eka Aprilia Dwi Surya Sari, E. A. D., & Sari, S. Faktor Penghambat Perkembangan
Kepribadian Seseorang. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Fatwikiningsih, N., & Psi, S. (2020). Teori Psikologi Kepribadian Manusia.


Penerbit Andi.

Hasanah, M. (2015). Dinamika Kepribadian Menurut Psikologi Islami. Ummul


Qura, 6(2), 110-124.

Kartii Kartono, Teori Kepribadian (Bandung: Bandar Maju, 2005), hal 9 1. :1-16.

Ninla Elmawati Falabiba. Kepribadian Diri. Published online 2019:1-17.

Rustam. (2016). Psikologi Kepribadian.

Sabiq, A. F. (2020). Analisis Kematangan Beragama dan Kepribadian serta


Korelasi dan Kontribusinya terhadap Sikap Toleransi. IJIP: Indonesian Journal of Islamic
Psychology, 2(1), 23-49.

Sayar F. Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga Dengan Kematangan Pribadi.


J Chem Inf Model. 2019;53(9):1689-1699.
http://dergipark.gov.tr/cumusosbil/issue/4345/59412

Ying Y, Park D. No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関


連指標に関する共分散構造分析. Analisis Struktur Kovarians Indeks Terkait Kesehatan
untuk Lansia di Rumah, Berfokus pada Perasaan Subyektif Kesehatan. Title. 2018;2(2):6-7.

17

Anda mungkin juga menyukai