Anda di halaman 1dari 122

Topik 13:

Anak
Bimbingan CBT UKMPPD – FK UNAND

Jumat, 24 Juli 2020

Narasumber: dr. Fitrisia Amelin, Sp.A,M.Biomed


1. Anak usia 3 bulan dibawa ke poliklinik dengan
keluhan tidak bisa BAB sejak 1 minggu. BBLR 3kg,
sejak lahir pasien sulit BAB, frekuensi BAB jarang.
Malas menyusu lebih banyak tidur dan tidak aktif, BB
saat ini 4kg. Keaadaan umum sadar, nadi 80x/menit,
nafas 32x/menit, suhu 360c, wajag mongoloid, lidah
lebar, hernia umbilikalis, kulit pucat dan dingin. Apa
pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan?
a. T3
b. TSH
c. Kortisol
d. Gula darah
e. Growth Hormone

 Sumber: Kumpulan soal UKMPPD batch 3 2019


Hipotiroid kongenital
2. Anak laki-laki 3 tahun ke IGD karena keluhan pucat 1
hari lalu disertai perdarahan saluran cerna dan demam
2 minggu. TTV TD 90/60, nadi 120x/menit, nafas
40x/menit, suhu 39c. Hiperplasia gingiva (+), hepar
8cm dibawah arcus costarum. Lien schuffner 4. Lab Hb
4, leukosit 120.000, trombosit 3000. Apa diagnosis
kasus tersebut?
a. Thalasemia
b. Leukimia akut
c. Trombositopenia purpura imun
d. Sindrom mielodisplasia
e. Anemia aplastic

sumber: Kumpulan soal UKMPPD batch 3 2019


 leukemia akut:
 splenomegali
 bisitopenia
 leukositosis
 hipersalivasi
3. Anak 2 tahun wajah bengkak sejak 2 hari yang lalu.
Pengukuran antropometri BB 7kg dan TB 85cm. Ttv nadi
120x, nafasa 26x, suhu 36,7. Rambut mudah patah dan
kemerahan, wajah dan mata sembab, asites, pitting
edema, lapisan subkutis tipis. Penanganan nutrisi awal?
A. Makanan lunak
B. Makanan tinggi kalori tinggi protein
C. F75
D. F100
E. F135
Sumber UKMPPD BATCH 2019 REGIONAL IV
 fase stabilisasi --> hr 1-2
 fase transisi --> hr 3-7
 fase rehabilitasi --> mg 2-6
 fase lanjut --> mg 7-26
4. Bayi perempuan lahir spontan, nampak tidak ada usaha
nafas (0), kulit merah, tetapi eskremitas kebiruan (1),
ekskremitas sedikit fleksi(1), setelah dirangsan hanya
merintih(1),nadi 90x/menit(1). APGAR score bayi tersebut
adalah
A. 4
B. 5
C. 6
D. 7
E. 8

Sumber UKMPPD BATCH 3 2019 REGIONAL


 aktivitas : fleksi :1
 pulse : <100 =1
 grimance : respon thdp rangsangan , 1: minimal, 2:
cepat
 app:0 : biru, pucat, 1: badan merah, ekstremitas
pucat, 2: merah semua
 resp: 1: pelan, tidak reguler, 2: menangis kuat

 0-3 asfiksia berat


 4-6 ringan
 7-10 normal
5. Anak 4 tahun dibawa ibu ke puskesmas dengan
keluhan bengkak pada kedua pipi belakang sejak 3
hari yang lalu disertai rasa nyeri, demam, dan nafsu
makan berkurang. Keadaan umum sakit ringan, TD
110/70 mmHg, RR 20x/menit, suhu 39C. Apa terapi
yang tepat? (mumps)
A. Antivirus dan antibiotik
B. Supportif
C. Kortikosteroid
D. Antibiotik
E. Antihistamin

UKMPPD Batch 3, 2019


Jawaban : B
6. Anak 2 tahun keluhan wajah bengkak 2 hari yang
lalu. Pengukuran antropometri BB 7 kg dan TB 85 cm.
ttv nadi 120x/menit, nafas 26x/menit, suhu 36,7C.
Rambut mudah patah dan kemerahan, wajah dan
mata sembab, asites, pitting edema, lapisan subkutis
tipis. Bagaimana penanganan nutrisi awal?
hipoglikemia pada anak <45
A. Makanan lunak
B. Makanan tinggi kalori tinggi protein
C. Formula 75
D. Formula 100
E. Formula 135

UKMPPD Batch 3, 2019


Jawaban : C

Marasmus kwasiokor : gejala marasmus + edema


 Mencegah dan mengatasi hipoglikemia

Langkah 1
 Mencegah dan mengatasi hipotermia

Langkah 2
Langkah 3
7. Anak gizi buruk tampak letargis. Dari pemeriksaan
didapatkan GDS 45 mg/dl. Tatalaksana yang tepat
adalah…
a. Bolus dextrose 10% 50cc
b. Resomal 5cc/kgBB/jam
c. Bolus dextrose 40% 25cc
d. Bolus dextrose 20% 50cc
e. Resomal 5cc/kgBB/30 menit

(UKMPPD Feb 2020)


8. Seorang anak berusia 12 tahun dibawa keluarganyake
poliklinik karena dua hari ini urinnya berwarna coklat
kemerahan. keluhan juga disertai bengkak di sekitar mata
dan ekstremitas. pemeriksaan fisik didapati TD 150/90, nadi
86x/menit, RR 20 X/menit, edema periorbita + dan
ekstremitas +. pemeriksaan penunjang didapatkan
proteinuria +. hematuria +++, ASTO meningkat. Pertanyaan
yang perlu ditanyakan kepada pasien adalah?

a. apakah mengalami infeksi saluran kemih 2 minggu yang


lalu?
b. apakah mengalami infeksi kulit 2 minggu yang lalu?
c. apakah mengalami demam tifoid 2 minggu yang lalu?
d. apakah mengalami demam berdarah 2 minggu yang lalu?
e. apakah mengalami infeksi gigi 2 minggu yang lalu?

(UKMPPD Februari 2020)


9. Seorang anak berumur 1 tahun datang diantar
ibunya dengan keluhan rewel dan diare terus
menerus. Riwayat ASI lengkap 6 bulan, kemudian
dilanjutkan MPASI. Saat ini konsumsi susu formula.
Anak rewel, tidak menunjukkan tanda dehidrasi,
ketika dilakukan pemeriksaan fisik pada anus
didapatkan lesi kemerahan. Tatalaksana yang tepat
adalah ...
A. Mengganti susu formula dengan susu
terhidrolisat sebagian
B. Mengganti susu formula dengan susu
terhidrolisat sempurna
C. Mengganti susu formula dengan susu soya
D. Mengganti susu formula dengan susu tanpa
laktosa
E. Mengganti susu formula dengan susu sapi
 alergi susu sapi:
 ada yang mediasi dari igE --> skin prick test
 >timbul 30 menit-1 jam
 >urtikaria, angioedem, ruam kulit, dermatitis atopi,
muntah, nyeri perut, diare

 ada yang mediasi igM dan igG--> skin patch test


 > timbul 1-3 jam
 > dilakukan double blind plasebo controlled foo
challenge atau pem darah pada tinja
 > eosinofil naik
Intoleransi
laktosa
Tatalaksana
- menghindari produk susu dan olahan
- menggunakan lactose free atau low lactose milk
10. Seorang anak dibawa ke RS oleh ibunya dengan
keluhan tampak sesak dan meminum ASI hanya
sedikit sedikit. Anak tidak pernah tampak biru dibibir
lengan ataupun kaki. Pada pemeriksaan didapatkan
murmur di ICS III linea sternalis sinistra.
Kemungkinan diagnosisnya adalah:
A. VSD
B. ASD
C. ToF
D. PDA
E. TGA
11. Anak laki-laki usia 6 tahun dibawa oleh ibunya
dengan keluhan ujung kemaluan bengkak dan terlihat
seperti telah disunat, padahal pasien belum disunat.
Pemeriksaan fisik ditemukan edem pada glans penis,
dan preputium yang menjepit di korona penis. Apa
diagnosis kasus tsb?
A. Fimosis
B. Epispadia
C. Parafimosis
D. Hipospadia
E. Chordee penis
ID : Anak laki-laki 6 tahun
KU :Ujung kemaluan bengkak dan terlihat seperti
telah disunat
PF : Edem pada glans penis, dan preputium yang
menjepit di korona penis

Analisis Soal :
Jawaban :
C. Parafimosis
Pembahasan
Pilihan jawaban lain :
A. Fimosis : preputium tidak dapat ditarik ke
belakang
B. Epispadia : OUE terletak di bagian dorsum
penis
D. Hipospadia : OUE terletak di bagian ventral
penis
E. Chordee penis : kondisi penis melengkung ke
bawah karena adanya jaringan ikat tambahan.
berkaitan erat dengan kejadian hipospadi
12. Bayi 3 bulan dibawa ke poliklinik dengan keluhan kaki
kiri tampak pendek dibandingkan kaki kanan sejak lahir.
Disertai panggul kiri berbunyi saat kaki kiri digerakkan.
Uji ortholani (+) dan uji barlow (+), USG panggul
ditemukan gap antara acetabulum dengan caput femoris
sinistra. Apa diagnosis kasus tersebut ?
A. Fraktur acetabulum
B. Septic arthritis
C. Fraktur caput femoralis
D. Fraktur Pelvis
E. Dysplasia panggul : Developmental dysplasia of the
hip
ID : Bayi 3 bulan
KU : Kaki kiri tampak pendek dibandingkan kaki
kanan sejak lahir. Disertai panggul kiri
berbunyi saat kaki kiri digerakkan
PF : Uji ortholani (+) dan uji barlow (+)
Analisis PP : USG panggul ditemukan gap antara acetabulum
dengan caput femoris sinistra
Soal :
Jawaban :
E. Dysplasia panggul : Developmental dysplasia of
the hip
 DDH merupakan kelainan kongenital
berupa dislokasi pada panggul karena
acetabulum dan caput femur tidak
berada pada tempat seharusnya.

 Manifestasi klinis :
- Kaki bayi panjang sebelah
- Lipatan paha yang asimetris
Pembahasan - Anak : jalan tidak seimbang
:
• Pemeriksaan Fisik :
1. Tes Barlow : Mendislokasikan hip, (+) jika
terdengar bunyi 'klik'
2. Tes Ortholani : Mereduksikan kembali
hip, (+) jika terdengar bunyi “klik”
3. Tanda galleazi : Tinggi lutut kanan dan kiri
saat lutut difleksikan tidak sama
4. Tes tradelernber : anak disuruh berdiri 1
kaki secara bergantian. Saat berdiri pada
kaki yang DDH, otot panggul abduktor
(menjauhi garis tubuh).

• Pemeriksaan Penunjang :
USG : ditemukan gap antara acetabulum
dengan caput femoris sinistra
Radiologi X-Ray
Tatalaksana
Dibagi berdasar usia :
a. 0-3 bln :
D. 8 bln-5thn
- Pemakaian popok double untuk
Dilakukan subcutaneus adductor
menyangga femur tetap fleksi
tenotomy
- Penggunaan Pavlik harness
Open reduksi dilanjutkan fiksasi dengan
b. Setelah 3-4 bulan:
spica
- Cek ulang radiologi dan PF, jika
membaik, penggunaan popok double
E. 5tahun
dan Pavlik Harness dapat dihentikan.
Operasi penggantian sendi
c. 3-8 bln :
- Dilakukan traksi beberapa minggu
- Subcutaneus adduktor tenotomy
- Cek ulang radiografi, bila posisi sudah
pas, maka fiksasi dengan spica (diganti
setiap 2 bulan) sampai hasil radiografi
baik
13. Anak laki-laki usia 7 tahun dibawa oleh ayahnya dengan
keluhan demam dah 3 hari diserti lemas,kurang nafsu
makan, mual muntah, nyeri ulu hati, dan nyeri kefala.fada
femeriksaan fisik HR 100x/m, RR 20x/m, suhu39. ketika
dilakukan rumfle leed, hasil (+). dari hasil lab hematokrit
50% dan trombosit 90.0000. diagnosis?
A. dengue fever
B. dhf derjat 1
C. dhf derajat 2
D. dhf derjat 3
E. dhf derjat 4
Jawaban B. dhf derjat 1
14. Anak 9 thn dibawa dg keluhan bengkak di wajah,
klpk mata, hingga seluruh badan, terutama pagi hari.
Pemfis: td 130/85, hr 90x, rr 20x, t 36,5. edem
anakarsa (-). Urinalisis erirosit (+), leuko (-), protein
(+++). Pem darah albumin 2,5. Diagnosisnya
adalah ....
a) Sindrom nefritik
b) Glomerulonefritis akut
c) Pyelonefritis
d) Sindrom nefrotik
e) Minimal change disease
 Jawaban: D
Pembahasan:
 Sindrom nefrotik adalah kerusakan pada ginjal
yang menyebabkan kadar protein di dalam urine
meningkat. Tingginya kadar protein tersebut
disebabkan oleh kebocoran pada bagian ginjal
yang berfungsi menyaring darah (glomerulus).
 Sindrom nefrotik merupakan salah satu jenis
penyakit ginjal pada anak-anak maupun orang
dewasa. Kondisi yang menyerang sistem urinaria ini
dapat diobati dengan mengonsumsi obat-obatan
yang diberikan oleh dokter. Jika sindrom nefrotik
terjadi akibat penyakit lain, seperti diabetes atau
lupus, dokter juga akan mengobati kondisi penyebab
sindrom nefrotik tersebut.
Gejala Sindrom Nefrotik
 Gejala utama sindrom nefrotik adalah penumpukan cairan dalam tubuh atau edema. Edema terjadi akibat
rendahnya protein dalam darah, sehingga menyebabkan cairan dari dalam pembuluh darah bocor keluar dan
menumpuk di jaringan tubuh.
 Pada anak-anak, edema yang disebabkan sindrom nefrotik dapat diamati dari pembengkakan di wajah.
Sedangkan pada orang dewasa, edema dapat diamati dari pembengkakan di tumit, yang diikuti
pembengkakan di betis dan paha.
 Gejala sindrom nefrotik lain yang dapat muncul adalah:
 Urine yang berbusa akibat adanya protein dalam urine.
 Diare.
 Mual
 Letih, lesu, dan kehilangan nafsu makan.
 Bertambahnya berat badan akibat penumpukan cairan tubuh.
 Sindrom nefrotik yang disebabkan oleh penyakit lain juga akan menimbulkan gejala penyakit tersebut.
Contohnya, sindrom nefrotik yang disebabkan oleh rheumatoid arthritis dapat menimbulkan gejala nyeri
sendi.
Kapan harus ke dokter
 Bila Anda menderita lupus atau diabetes, ikuti anjuran pengobatan dari dokter dan tetap
kontrol secara rutin walaupun sudah tidak menimbulkan gejala. Kedua penyakit tersebut akan
membutuhkan pengobatan jangka panjang.
 Segeralah berkonsultasi ke dokter jika muncul gejala-gejala sindrom nefrotik seperti edema
yang diikuti urine berbusa agar segera mendapatkan pertolongan dokter. Hal ini perlu
dilakukan karena sindrom nefrotik yang tidak tertangani dapat mengakibatkan gagal ginjal
kronis yang bersifat permanen.
 Penyebab Sindrom Nefrotik
 Sindrom nefrotik terjadi akibat kerusakan pada glomerulus, yaitu bagian ginjal yang
berfungsi menyaring darah dan membentuk urine. Akibatnya, protein yang seharusnya tetap
di dalam darah malah bocor ke urine. Dalam kondisi normal, urine seharusnya tidak
mengandung protein.
 Kerusakan bagian ginjal ini dapat disebabkan oleh sel ginjal yang menebal atau membentuk
jaringan parut. Sampai saat ini belum dapat diketahui penyebab glomerulus menebal atau
membentuk jaringan parut. Sindrom nefrotik yang disebabkan oleh glomerulus yang menebal
atau membentuk jaringan parut disebut juga dengan sindrom nefrotik primer.
 Selain penebalan dan pembentukan jaringan parut pada ginjal, sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh
penyakit lain yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal. Kondisi ini disebut sindrom nefrotik sekunder.
Ada beberapa penyakit yang dapat menyebabkan sindrom nefrotik sekunder, antara lain:
 Diabetes
 Lupus.
 Penyakit infeksi, seperti kusta, sifilis, HIV, malaria, atau penyakit hepatitis B dan hepatitis C.
 Rheumatoid artritis.
 Henoch-Schonlein purpura
 Amiloidosis
 Kanker, seperti leukemia atau limfoma.
 Sindrom Sjogren
 Erythema multiforme.
 Selain beberapa penyakit di atas, mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi kerja ginjal, seperti obat
antiinflamasi nonsteroid atau interferon alfa, juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sindrom
nefrotik. Menyalahgunakan heroin juga berisiko menimbulkan sindrom nefrotik.
Diagnosis Sindrom Nefrotik
 Pada pemeriksaan awal, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dirasakan dan memeriksa kondisi fisik
penderita. Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, terutama penyakit yang pernah
diderita.
 Jika penderita adalah anak-anak, dokter juga akan menanyakan kepada keluarganya, apakah ada anggota
keluarga yang pernah menderita penyakit tersebut.
 Jika dokter menduga seseorang menderita sindrom nefrotik, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan yang
meliputi:
Tes urine
 Sampel urine akan diperiksa di laboratorium untuk melihat ada tidaknya protein yang bocor. Dokter dapat
meminta pasien untuk melakukan pengambilan sampel urine selama 24 penuh.
Tes darah
 Tes darah dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien untuk memeriksa kadar protein dalam darah
(albumin), disertai dengan tes fungsi ginjal. Tes darah juga dapat dilakukan untuk mencari penyebab sindrom
nefrotik, misalnya pemeriksaan kadar gula darah bagi yang menderita diabetes.
Biopsi ginjal
 Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel jaringan pada ginjal. Biopsi ginjal dilakukan untuk memeriksa
jaringan ginjal melalui mikroskop.
Pengobatan Sindrom Nefrotik
 Penanganan sindrom nefrotik oleh dokter ginjal akan berbeda-beda untuk tiap penderita,
tergantung pada penyebabnya. Ada beberapa obat yang dapat diberikan kepada penderita sindrom
nefrotik, antara lain:
 Obat kortikosteroid
Obat ini berfungsi untuk menangani peradangan pada ginjal atau mengobati penyakit peradangan
penyebab sindrom nefrotik, seperti lupus atau amioloidosis. Contoh obat ini adalah
methylprednisolone.
 Obat antihipertensi
Obat ini berfungsi untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang bisa meningkat saat terjadi
kerusakan ginjal. Selain itu, obat darah tinggi dapat mengurangi jumlah protein yang terbuang
melalui urine. Contoh obat ini adalah obat ACE inhibitor, seperti enalapril atau catropril.
 Obat diuretik
Fungsi obat diuretik adalah untuk membuang cairan yang berlebihan dari dalam tubuh, sehingga
dapat mengurangi gejala edema. Contoh obat ini adalah furosemide.
 Obat pengencer darah
Fungsi obat ini adalah untuk menurunkan risiko penggumpalan darah yang merupakan
komplikasi dari sindrom nefrotik. Contoh obat ini adalah heparin.
Obat penisilin
Penisilin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mencegah infeksi yang
merupakan komplikasi dari sindrom nefrotik.
 Bila protein dalam darah terlalu rendah, dokter dapat memberikan albumin melalui
infus. Dokter juga akan menyarankan penderita untuk cuci darah atau transplantasi
ginjal bila sudah mengalami gagal ginjal kronis.
 Di samping obat-obatan, pola makan penderita sindrom nefrotik perlu diatur.
Penderita perlu mengonsumsi protein yang cukup, tidak berlebih ataupun kurang.
Selain itu, penderita sindrom nefrotik perlu mengurangi konsumsi garam, lemak,
serta kolestrol untuk mencegah komplikasi dan mengurangi edema. Konsultasikan
dengan dokter gizi mengenai pola makan bagi penderita sindrom nefrotik.
 Tingkat kesembuhan dari kondisi ini sangat bergantung pada penyebab, keparahan,
dan respon tubuh terhadap pengobatan. Umumnya penderita usia anak-anak dapat
sembuh walau sekitar 70% kembali mengalaminya lagi di masa depan.
Komplikasi Sindrom Nefrotik
 Sindrom nefrotik yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi, seperti:
 Hipertensi akibat gangguan pada ginjal.
 Malnutrisi akibat banyaknya protein di dalam darah yang terbuang bersama urine.
 Peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
 Terbentuknya gumpalan darah akibat protein pengencer darah alami ikut terbuang
bersama urine.
 Rentan terkena infeksi akibat antibodi di dalam darah ikut terbuang bersama urine.
 Penyakit gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronis akibat ginjal tidak dapat
menyaring darah dengan optimal.
Pencegahan Sindrom Nefrotik
 Sulit untuk mencegah sindrom nefrotik yang penyebabnya belum diketahui
(sindrom nefrotik primer). Namun untuk sindrom nefrotik yang muncul akibat
penyakit lain, langkah pencegahannya adalah menjalani pengobatan terhadap
penyakit tersebut. Misalnya, penderita diabetes perlu meminum obat pengontrol
gula darah dari dokter, serta menjalani pola makan dan olahraga yang dianjurkan
oleh dokter.
 Langkah pencegahan selanjutnya yang juga tidak kalah penting adalah mencegah
komplikasi sindom nefrotik, salah satunya adalah gagal ginjal akibat kerusakan
permanen pada ginjal.
 Hal ini dapat dilakukan dengan menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter ginjal,
serta disiplin dalam menerapkan pola makan yang disarankan oleh dokter gizi.
15. An. Ceria, perempuan 8 tahun, dibawa ibunya ke
puskemas dengan keluhan kedua payudara dirasakan
membesar sudah sejak setengah tahun yang lalu. Kira-
kira sejak 1 bulan yang lalu mulai muncul rambut pubis
dan akhir-akhir ini anak kadang mengalami flek-flek.
Dari pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal.
Dari pemeriksaan penunjang tidak didapatkan kelainan
di organ reproduksi dan kelenjar adrenal. Apa diagnosis
yang tepat pada pasien tersebut?
A. Pubertas prekoks GnRH dependent
B. Pubertas prekoks GnRH non-dependent
C. Prekoks pseudo puberty
D. Pubertas prekoks parsial
E. Kombinasi pubertas prekoks GnRH dependent dan
non-dependent
A. Pubertas prekoks GnRH dependent
16. Seorang bayi perempuan lahir di Puskesmas
secara spontan dari ibu G5P3A1 usia gestasi 38
minggu dengan presentasi belakang kepala. Setelah
bayi lahir, bayi tampak tidak bernapas, tonus otot
lunglai, dan, tidak ada detak jantung. Setelah
dilakukan ventilasi tekanan positif, kompresi dada,
pemberian cairan, dan obat-obatan selama 20
menit tetap tidak ada respon. Apakah tindakan
selanjutnya yang paling tepat?
A.Menghentikan resusitasi
B.Mengulangi resusitasi dari awal
C.Memperbaiki langkah resusitasi
D.Melanjutkan resusitasi hingga 15 menit
E.Merujuk setelah meresusitasi
A.Menghentikan resusitasi
17. Anak 3 tahun dibawa ke puskesmas karena BAB
cair sejak 1 hari yll disertai darah dan lendir,
frekuensi 6-8x/hari, ada demam dan kembung.
Bila BAB anak selalu menangis dan mengejan.
Pemeriksaan lab Hb 12,3 g/dl, leukosit 13400/mm,
eletrolit serum dbn. Apa terapi farmakologis yang
tepat?
a. Metronidazol
b. Kloramfenikol
c. Ampicilin
d. Tetrasiklin
e. amoksisilin

UKMPPD 2019 BACTH 3


Disentri  Definisi
 Diare yang disertai darah.
 Paling sering disebabkan oleh shigella tapi
dapat juga disebabkan oleh amoeba
 Diagnosis
 BAB cair disertai darah
 Pada shigellosis menimbulkan tanda radang
akut meliputi: nyeri perut, demam, kejang,
letargis, prolaps rektum
 Pemeriksaan feses
 Shigellosis -> lying down dysentry
 Amoebiasis-> walking dysentry
Terapi  Layanan primer
 5 pilar diare harus terpenuhi
 Semua diare lendir darah diterapi sebagai
shigellosis menggunakan kotrimoxazole
10mg/kgBB/hari di bagi 2 dosis selama 5 hari
 Evaluasi setelah 2 hari jika tidak membaik
cek feses jika amoeba terapi dengan
metronidazole 10mg/kgbb 3xsehari selama
5 hari
 Indikasi rawat inap
 Anak dengan gizi buruk
 Bayi muda <2 bulan
 Keracunan, letargis, kembung, nyeri tekan
dan kejang
18. Seorang anak usia 7 tahun dibawa oleh ibunya dengan
keluhan sering mengalami batuk pilek. Riwayat ANC
teratur, anak lahir kurang bulan, langsung menangis.
Riwayat pertumbuhn dan perkembangan sedikit rendah
dibanding anak seusianya. Ketika dilakukan pemeriksaan
thorax, auskultasi jantung ditemukan murmur kontinu di
bawah klavikula dextra. Apa diagnosis anak tersebut?
 a. VSD
 B. ASD
 C. Tetralogy of Fallot
 D. Paten duktus arteriosus
 E. Stenosis Mitral
 Jawaban: D. Paten duktus ateriosus
19. Seorang anak usia 8 tahun dibawa oleh keluarganya
karena terlihat semakin lemas sejak 3 hari terakhir. Dari
pemeriksaan fisik ditemukan wajah seperti orang tua, iga
gambang, bokong seperti baggy pants. Apa diagnosis
kasus tersebut?
 a. Kwasiokor
 B. Marasmus
 C. Marasmus kwasiokor
 D. Gizi kurang
 E. Gizi buruk
Manifestasi klinis marasmus

Tampakan kurus, kulit dan tulang


Wajah tua
Iga gambang (mudah terlihat)
Baggy pants (Kehilangan lapisan lemak
dan otot di bokong)
Karena defisiensi energi

Jawaban: B. Marasmus
20. Seorang anak datang dengan keluhan muncul bintik
merah dibadannya. Riwayat kejang pada anak dengan
meminum obat carbamazepin sejak 6 bulan yang lalu.
Ada riwayat batuk dan mata merah. Pada pemeriksaan
didapatkan bintik-bintik kemerahan seluruh
tubuh.didapatkan pula adanya koplik spot. Apakah
diagnosis anak tersebut?
a. Morbili
b. Drug eruption
c. Exantematous eruption
d. Varicella zoster
e. Rubella
 Morbili adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengan masa inkubasi 10-15 hari.
 Gejala prodormal : demam, malaise, batuk, pilek,
dan konjungtivitis
 Gejala : pada hari ke 4 akan muncul lesi makula dan
Pembahasan papul eritem yang dimulai dari kepala, dibelakang
telinga menjalar sentrifugal ke daerah badan dan
mencapai ekstremitas.
 Pemeriksaan fisik : konjungtivitis, limfadenopati,
koplik spot pada orofaring, lesi papuloeritem
 Tatalaksana
 Terapi suportif dengan menjaga rehidrasi
 Antipiretik
 Suplementasi vitamin A
 Usia < 6 bulan : 50.000 IU po diberi 2 dosis
 Usia 6 – 11 bulan : 100.000 IU diberi 2 dosis
 > 1 tahun :200.000 IU diberi 2 dosis
 Anak dengan tanda defisiensi vitamin A diberikan 2
dosis pertama sesuai usia, dilanjutkan dosis ketiga
sesuai usia yang diberikan 2-4 minggu kemudian
21. Anak laki-laki 10tahun dibawa ke poliklinik karena
demam sejak 8 hari yang lalu. Dari anamnesis
didapatkan demam semakin lama semakin tinggi,
disertai mual muntah dan diare. Pasien sering jajan di
sekolah. PF bradikardi relative. Bagaimana pola
demam di minggu kedua yang mungkin terjadi ?
mg1: intermit--> sore lebih tinggi
mg2: konti
a. Remitting
b. Unremitting
c. Continuing
d. Bifasik
e. Anak tangga
 Manifestasi klinis tergantung usia, makin tua umur
anak makin berat mendekati gejala demam tifoid
dewasa.
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis
berupa demam, gangguan gastrointestinal,
delirium, isolasi kuman dari darah dan deteksi
antigen
 Pada usia sekolah dan remaja awitan
perlahan-lahan (insidious), mula-mula
demam remiten disertai malaise,
mialgia, nyeri kepala, dan nyeri
abdomen lokalisasinya tidak dapat
ditentukan, buang air besar mula-mula
dapat diare namun selanjutnya
konstipasi.

 Suhu meningkat secara bertahap setiap


hari dan akan mencapai titik tertinggi
pada akhir minggu pertama (step ladder
temperature chart), selanjutnya demam
akan bertahan tinggi. Pada saat demam
tinggi seringkali disertai delirium.
 Pada pemeriksaan jasmani dapat ditemukan
bradikardi relatif, hepatosplenomegali, abdomen
kembung disertai nyeri difus, rose spot (50% kasus)
dijumpai pada hari ke 7–10. Bila tidak ada penyulit,
penyembuhan terjadi setelah 2–4 minggu secara
bertahap
Pola demam
tifoid
22. Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke poliklinik
dengan keluhan terdapat struktur putih di dalam
mata. Dari pemeriksaan fisik ditemukan mikrosefali,
kornea keruh. Dari pemeriksaan radiologi ditemukan
pengapuran pada otak. Apa etiologi kasus tersebut ?
a. CMV--> mata(korioretinitis), mikrosefali,
kalsifikasi intrakranial
b. Toksoplasma -->
mata(korioretinitis),hidrosefalus, kalsifikasi
intrakranial
c. Varicella --> mata(korioretinitis), mikrosefali,
kalsifikasi intrakranial
d. EBV
e. Herpes Zoster
Infeksi
Kongenital
Soal UKMPPD Batch 3 2019 no 9

23. Anak 8 tahun ke poliklinik karena urin warna


kemerahan sejak 2 hari yll, disertai lemas, tidak nafsu
makan, nyeri kepala, wajah sembab. Sebelumnya
menderita infeksi tenggorok tapi sudah sembuh, TD
130/90, HR 90, RR 24, suhu 36 C. Edem preorbital,
Hb:9, urnalisis:hematuria dan proteinuria. Apakah
diagnosisnya?
a. Pielonefritis akt
b. Batu saluran kemih
c. Sindroma nefrotik
d. ISK
e. Glomerulonefritis akut
 Reaksi imunologik terhadap bakteri/virus tertentu
pada bagian ginjal.
SINDROMA
NEFRITIK
AKUT KRONIS

Paling sering : GNAPS IgA Nephropathy (Berger’s


Disease)
Rapidly progressing Nefritis herediter
glomrelonephritis (RPGN)
Thin basement membrane
disease
 Insidensi : sering terjadi pada anak usia 3-7 tahun
GNA POST
 Etiologi : Streptococcus beta hemolitikus group A
STREPTOCO tipe 12 dan 25. dapat berawal dari infeksi traktus
CCAL respiratorius bagian atas atau infeksi pada kulit
 Patogenesis :
Kompleks antigen-antibodi  melekat pada
membran basalis glomerulis  aktivasi
komplemen  merusak membran basalis
glomerulus  Hipersensitivitas Tipe III
 Gejala klinis :
 Edema pada kelopak mata dan atau tungkai
 Hematuria
 Demam
 Oliguria / anuria
 Hipertensi
 Gejala penyerta : muntah, anoreksia, konstipasi
atau diare
 Hasil lab:
 Urin dapat menurun, bisa ditemui eritrosit >5/LPB
 Darah : LED meningkat, Ur dan Cr sedikit
meningkat, ASTO meningkat
 Tatalaksana
 Antibiotik : Penicilin prokain 10 hari atau Ampisilin
100 mg/kgBB/hari
 Diuretika diberikan pada kondisi peningkatan
ureum
 Diet rendah protein
 Terapi simptomatik
24. Anak laki-laki, 3 tahun, dibawa keluarganya ke
UGD RS dengan keluhan utama pucat sejak 2
minggu yang lalu. Sejak 2 hari yang lalu pasien
mengalami perdarahan gusi. Riwayat keluhan
serupa pada keluarga disangkal. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan status gizi kurang, anemia,
perdarahan gusi, hepatosplenomegali, dan
SOAL limfadenopati. Pada pemeriksaan darah didapatkan
UKMPPD Hb 6 g/dl, leukosit 67.000/mm3, hematokrit 18,4%,
trombosit 45.000/mm3, hitung jenis leukosit: Blast
BATCH 2 60%, batang 1%, segmen 5%, limfosit 32%, monosit
2018 2%. Apakah diagnosis paling tepat ?
A. Anemia defisiensi besi
B. Sindrom mielodisplastik
C. Talasemia Beta Mayor
D. Leukemia Limfoblastik Akut
E. Leukemia Mieloblastik Akut
Anamnesis
 Tidak spesifik: malaise, malas makan, pucat, lelah,
demam berulang, perdarahan, pembesaran
kelenjar & organ, sakit tulang dan sendi

Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Leukemia  Pucat, mudah lelah, perdarahan (sering)
 Pembesaran kelenjar (30%)
 Hepatosplenomegali (2/3 penderita ALL)
 Splenomegali massif (CML)
Tabel 1. Penyakit pada anak yang mempunyai
gambaran klinis mirip Leukemia akut
Gambaran klinis Diagnosis banding
Anemia, kelemahan umum Anemia gizi, anemia
aplastic, infeksi virus
Nyeri tulang dan sendi Rheumatoid arthritis, septic
arthritis, osteomyelitis,
irritable hip, osteokondritis
Mudah memar Konstitusional, trauma,
non-accidental injury, ITP,
anemia aplastic
Limfadenopati Infeksi bakteri, MUMPS,
infeksi mononucleosis
hepatosplenomegali Infeksi virus
Tabel 2. Klasifikasi FAB Leukemia Limfoblastik dan Non-Limfoblastik Akut

Leukemia Ukuran sel Rasio Bentuk inti Vakuola


Limfoblastik inti/plasma
akut
L1 Kecil Besar Teratur -
L2 Heterogen Bervariasi Tidak teratur -
L3 Besar Sedang Bulat/oval +
Leukemia Non Limfoblastik Akut
M0 Undifferentiated leukemia
M1 Acute myeloblastic leukemia without differentiation
M2 Acute myeloblastic leukemia with differentiation
M3 Acute promyeloblastic leukemia
M4 Acute myeloblastic leukemia
M5 Acute monocytic leukemia
M6 Erythroleukemia
M7 Acute megakaryoblastic leukemia
25. Anak laki-laki 3 thn ke IGD krna keluhan pucat 1
hari lalu disertai perdarahan saluran cerna dan
demam 2 minggu. Ttv TD 90/60, nadi 120x/mnt,
napas 40x/mnt, suhu 39. Hyperplasia gingiva(+),
hepar 8 cm dibawah arcus costarusm. Lien
schuffner 4. Lab HB 4, leukosit 120.000, trombosit
3000. Diagnosis?
a. Thalassemia
b. Leukemia akut
c. Trombositopenia purpura imun
d. Sindrom mielodisplasia
e. Anemia aplastic, pansitopenia (ketiganya turun)

UKMPPD Batch III 2019


Manifestasi Klinis:
Acute – Anemia
Lymphobl – Manifestasi perdarahan
astic – Hepatosplenomegali
Leukemia –.Limfadenopati yang tidak
responsive terhadap
antibiotik
– Massa testikuler
Pemeriksaan Penunjang
– Darah rutin
– Apusan darah tepi → ditemukan
Acute sel limfoblas
Lymphobl tanpa auer rod
astic
Leukemia – Aspirasi sumsum tulang →
diagnostik
• sel normal digantikan dengan
limfoblas
• Myeloperoxidase -
26. Seorang anak usia 8 tahun dibawa oleh
keluarganya karena terlihat semakin lemas sejak 3
hari terakhir. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
wajah seperti orang tua, iga gambang, dan
bokong seperti baggy pants. Apa diagnosis kasus
tersebut?
a. Marasmus
b. Kwarsiokor
c. Marasmus Kwarsiokor
d. Gizi kurang
e. Gizi buruk

UKMPPD Batch IV 2019


.
M
A
R
A
S
M
U
S
.
.
K
W
A
R
S
I
O
K
O
R
.
27. Bayi lahir preterm dengan rambut dan kulit badan
tampak putih, mikrocephal, BBLR, ibu tidak memiliki
riwayat kontak dengan peliharaan, tidak ada riwayat
memakan daging mentah, titer IgM dan IgG
toxoplasma (-). Kakek dari pasien memiliki riwayat
serupa. Apa kondisi yang dialami?
a. Phenilketonuria
b. Hipotiroid kongenital
c. Rubella Kongenital
d. Toxoplasmosis
e. Infeksi CMV

Sumber : AIPKI REGIONAL IV 2020


 Penilketonuria adalah kelainan bawaan peningkatan
kadar zat fenilalanin dalam darah. Kelainan genetik
yang terjadi pada enzim fenilalanin hidroksilase
sehingga tidak dapat memevah asam amino fenilalanin.
Kelainan ini diturunkan secara autosomal resesif.
 Fenilalanin berperan dalam produksi melanin, piqmen
Pembahasan
kulit dan warna rambut. Dan pada jumlah yang
berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada saraf
: dan otak

Gejala Klinis : exzema, mikrosefali, retardasi mental,


warna rambut / kulit terang, mousy odor

Skrining dapat dilakukan pemeriksaan darah dari tumit


bayi saat baru lahir
 Bayi yang lahir dari ibu yang
memiliki PKU dan kadar fenilalanin
yang tidak terkontrol memiliki risiko
kecacatan intelektual karena
terpapar pada kadar fenilalanin yang
sangat tinggi sebelum kelahiran.
 Bayi-bayi ini juga mungkin memiliki
berat badan lahir rendah dan
tumbuh lebih lambat daripada
anak-anak lain. Masalah medis
lainnya termasuk cacat jantung,
ukuran kepala yang kecil
(mikrosefali), dan masalah perilaku.
28. anak usia 1
tahun dibawa ibu
kepuskesmas
karena berat badan
anak tidak naik.
riwayat tidak
mengkonsumsi asi
dan susu formula.
dari pemeriksaan
didapatkan BB<-3
SD, TB < -2SD,
BB/TB <-3SD.
pasien dengan
gambaran klinis
marasmus.pada
pemeriksaan GDS
40 mg/dl.
tataaksana
hipoglikemi?
Pembahasan

GIZI BURUK

Anda mungkin juga menyukai