Anda di halaman 1dari 20

PEMBUKTIAN

Pembuktian merupakan salah satu tahapan paling


penting dalam hukum acara perdata. Pembuktian
merupakan proses yang akan menentukan putusan
apa yang akan dijatuhkan oleh pengadilan
terhadap sengketa yang terjadi diantara pihak yang
berperkara. Karena kedudukan yang penting
itulah, maka hukum pembuktian memiliki
sejumlah piranti yang diperlukan guna
mengungkap fakta dalam persidangan.
A. DEFINISI PEMBUKTIAN
Pembuktian adalah proses menghadirkan alat-alat
bukti yang diatur menurut hukum acara di dalam
persidangan pengadilan yang bertujuan untuk
meyakinkan hakim akan kebenaran dalil-dalil dari
masing-masing pihak. Pembuktian tersebut dalam
dilakukan kedua belah pihak, dan muara dari
pembuktian adalah kesimpulan hakim yang
selanjutnya dituangkan dalam putusan.
B. ASAS-ASAS PEMBUKTIAN
1. Asas probandi necissetis incumbit illi qui agit
dalam pasal 163 HIR dinyatakan :
“barangsiapa yang menyatakan mempunyai
barang sesuatu hak, atau menyebutkan sesuatu
kejadian untuk meneguhkan haknya itu, atau
untuk membantah hak orang lain, maka orang itu
harus membuktikan adanya hak itu atau adanya
kejadian itu”
2. Asas audi et alteram partem
Asas ini secara etimologi berarti mendengarkan
pihak lain. Asas ini mewajibkan hakim untuk
mendengarkan kedua belah pihak dengan
memberikan kesempatan yang sama untuk
membuktikan dalilny masing-masing sebelum
menjatuhkan putusan.
3. Asas ius curia novit
Asas ini adalah asas yang menyatakan bahwa
setiap hakim dianggap mengetahui perkara yang
sedang diperiksa aatau diadilinya. Makna dasar
dari penerapan asas ini adalah bahwa pengadilan
(dalam hal ini hakim) bertanggung jawabn dalam
menerapkan hukum terhadap suatu eprkara in
kronkreto.
4. Asas nemo in propria causa testis esse debet
Asas ini berarti tidak seorangpum boleh menjadi
saksi dalam perkaranya sendiri. Asas ini
menegaskan bahwa pihak-pihak berperkara tidak
diperbolehkan menjadi saksi dalam perkaranya
sendiri karena jika pihak berperkara menjadi saksi
dalam perkaranya sendiri, maka sangat besar
kemungkinan keterangan yang diberikan bersifat
subjektif.
5. Asas nemo plus juris ad alium transferre potest
quam ipse habet.
Asas ini menegaskan bahwa seseorang tidak boleh
memberikan hak kepada pihak lain yang melebihi
haknya.
6. Asas billijkheid
Asas ini laxim dikenal dalam hukum perjanjian, yaitu
asas yang mengatur bahwa kedudukan, hak, dan
tanggung jawab antara pihak-pihak yang mengikat
pada suatu perjanjian harus seimbang
C. ALAT-ALAT BUKTI
1. Alat bukti tertulis
a) Definisi : alat bukti tertulis atau surat adalah segala
sesuatu yang memuat tanda baca tertentu yang
dimaksudkan untuk mencurahkan isi hatoi atau
menyampaikan buah pikiran seseorang dan
dipergunakan sebagai pembuktian.
b) Unsur-unsur :
 Tanda baca berupa aksara
 Disusun berupa kalimat sebagai pernyataan
 Ditulis pada bahan tulisan
 Ditanda tangani pihak yang membuat
 Mencantumkan tangggal
c) Jenis-jenis dan kekuatan pembuktiannya
1. Akta autentik :
a) Definisi
dalam pasal 165 HIR/285 R.Bg dan pasal 1868 KUHPerdata
dijelaskan yang dimaksud dengan akta autentik adalah :
“akta otentik adalah akta yang dibuat oleh atau di hadapan
pejabat umum yang berwenang untuk membuatnya, memberikan
bukti yang cukup bagi kedua belah pihak dan ahli warisnya serta
semua orang yang mendapat hak dari padanya, tentang segala
hak yang disebut dalam akta itu, dan juga tentang yang tercantum
dalam akta itu sebagai pemberitahuan saja, tetapi yang tersebut
terakhir ini hanya sekedar yang diberitahukan itu langsung
berhubungan degnan pokok dalam akta itu”
Dari definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa akta autentik
harus memenui unsur-unsur berikut:
▫ Dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang berwenang
▫ Ditujukan sebagai bukti
▫ Bersifat partai (minimal 2 pihak)
▫ Atas permintaan para pihak
▫ Mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat
b) Syarat formil
▫ Bersifat partai (minimal 2 pihak)
▫ Dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang berwenang
▫ Memuat tanggal, hari, bulan, dan tahun pembuatan
▫ Ditandatangani oleh pejabat yang membuat
c) Syarat materiil
▫ Akta autentik berisi keterangan tentang kesepakatan
para pihak dan substansi kesepakatan tersebut
berkaitan langsung dengan pokok permasalahan
yang sedang disengketakan.
▫ Isi dari akta autentik menerangkan tentang
hubungan hukum dan memuat peristiwa yang
menjadi dasar dari suatu perikatan atau hak.
▫ Isi dari akta autentik tidak bertentangan dengan
norma yang berlaku di indonesia dan ketertiban
umum.
d) Kekuatan pembuktian
Pasal 1870 KUHperdata mengatur tentang kekuatan
pembuktian akta autentik. Dalam pasal tersebut
disebutkan :
“bagi para pihak yang berkepentingan beserta para ahli
warisnya ataupun bagi orang-orang yang mendapatkan hak
dari mereka, suatu akta otentik memberikan suatu bukti
yang sempurna tentang apa yang termuat di dalamnya”
Kekuatan pembuktian akta autentik adalah sempurna dan
mengikat. Akan tetapi, jika alat bukti tersebut dibantah
oleh pihak lawan, maka kekuatan pembuktiannya turun
menjadi bukti permulaan.
2. Akta di bawah tangan
a) Definisi : menurut 1874 KUHPerdata dan 286 R.Bg.
Adalah akta yang ditanda tangani di bawah tangan, surat,
daftar, surat urusan rumah tangga dan tulisan-tulisan
yang lain yang dibuat tanpa perantaraan seorang pejabat
umum.
b) Unsur-unsur :
▫ Akta yang dibuat dan ditandatangani tidak di dpn atau
oleh pejabat umum yang berwenang
▫ Bersifat partai, yaitu minimal melibatkan 2 pihak
▫ Mencakup segala bentuk akta bawah tangan, surat,daftar
surat urusan rumah tangga, dan tulisan-tulisan lain
b) Kekuatan pembuktian
Kekuatan pemnbuktian yang melekat pada akta di
bawah tangan tidak sekuat akta autentik. Akta di
bawah tangan pada dasarnya mengikat bagi para
pihak yang bertanda tangan di dalamnya, tetapi
tidak mengikat pada hakim.
3. Akta sepihak
a) Definisi : berdasarkan yang diatur pada pasal 1878 KUHPerdata,
dapat dipahami bahwa akta pengakuan sepihak adalah akta
pengakuann seseorang (debitur) yang mengakui bahwa dirinya
telah berhutang kepada seseorang (kreditur) dengan jumlah
tertentu dan akan dibayarkan pada waktu tertentu, baik dengan
uang maupun barang lain yang senilai dengan hutang tersebut.
b) Unsur-unsur :
▫ Pengakuan dalam akta dilakukan secara sepihak
▫ Menyebutkan adnaya pengakuan hutang debitur kepada kreditur
▫ Ditanda tangani oleh si pengaku hutang tersebut atau pembuat
akta pengakuan sepihak tersebut.
b) Syarat formil dan materiil
 Menyebut dengan pasti waktu pembayaran
 Pernyataan pengakuan sepihak debitur tanpa syarat dan
klausula
 Penegasan bahwa hutang berasal dari persetujuan timbal
balik
 Jumlah hutang disebutkan secara pasti
c) Kekuatan pembuktian
Kekuatan pembuktian akta sepihak sama degnan kekuatan
pembuktian pada akta di bawah tangan. Pasal 1878
KUHPerdata pun mengatur kekutan pembuktian akta
sepihak.
4. Alat bukti tertulis yang bukan akta
a) Definisi : disimpulkan dari pasal 294 R.Bg. Dan
1881 KUHPerdata bahwa alat bukti tertulis yang
bukan akta adalah segala tulisan yang pada awal
pembuatannya tidak dimaksudkan sebagai alat
bukti, melainkan hanya catatan semata atas
suatu hal, peristiwa, pikiran, emosi dan
sebagainnya.
b) Jenis-jenis :
▫ Surat biasa atau korespordensi
 surat biasa atau korespordensi biasanya berisi
tentang hal-hal yang diingin disampaikan
seseorang kepada orang lain ttg suatu
peristiwa, permintaan, dsb.
▫ Catatan harian
 Catatan harian umumnya dibuat sebagai
refleksi seseorang atas apa yang dialaminya
hari itu.
▫ Surat-surat r. tangga
 Surat-surat rumah tangga biasanya berisi
tentang catatan-catatan kebutuhan rumah
tangga dan keuangan, rencana keluarga, dsb.
c) Kekuatan pembuktian
Kekuatan pembuktian alat bukti tertulis bukan
akta adalah bebas, karena pada dasarnya alat
bukti ini bukan dibuat untuk dijadikan alat bukti.
Namun dalam menilai alat bukti ini hakim harus
memedomani hal-hal berikut:
▫ Jika materi dalam alat bukti tidak berkaitan
langsung dengan pokok perkara, maka hakim
mengesampingkan alat bukti tersebut; atau
▫ Jika materi dalam alat bukti berkaitan langsung
dengan pokok perkara dan bahkan dapat
memberi petunjuk bagi terangnya suatu
persengketaan, maka hakim dapat
mempertimbangkan apakah alat bukti tersebut
dapat membuktikan persengketaan para pihak
atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai