Anda di halaman 1dari 42

METABOLISME

HASIL PENCERNAAN
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme Protein
Metabolisme Lemak

Compiled by. Amriana Hifizah S.Pt., M. Anim.St., PhD


Jenis Karbohidrat pada tanaman
Jalur utama: Polisakarida – monosakarida – asam piruvat (glikolisis)
• MO rumen, berkolonisasi pada komponen2 serat partikel makanan  sekresi
enzim
Selulosa dan hemiselulosa  selulase dan hemiselulase
Polisakarida kompleks  difermentasi  VFA
Pati dan gula sederhana  lebih cepat terfermentasi  VFA

VFA diabsorpsi oleh dinding rumen lalu dibawa melalui pembuluh darah

Menyediakan 70-80% kebutuhan energy ruminansia


Metabolisme Zat-zat Nutrisi

Karbohidrat pakan

VFA (asam asetat -C2, asam propionat -C3


& asam butirat -C4.

Dinding rumen  C2 + C3, C4 diubah


menjadi beta-hidroksibutirat (BHBA)

Sirkulasi darah  organ dan jaringan ;


sumber energy + sintesis asam lemak
KELOMPOK BAKTERI
- Pencerna selulosa
- Pencerna hemiselulosa
- Pencerna pati
- Pencerna gula
- Pemakai laktat
- Pembentuk methan
- Pencerna protein
- Lipolitik
Kelompok bakteri amilolitik/ pencerna pati, gula
• Mencerna pati dan gula
• Menyukai pH 5 – 6
• Menghasilkan propionate, butirat, dan kadang laktat
• Dominan jumlahnya jika ternak konsumsi banyak porsi konsentrat
• Perubahan jenis pakan yang cepat ke arah konsentrat  acidosis
Kelompok bakteri selulolitik /pencerna serat
• Menghasilkan enzim selulase
• Substrat utamanya selulosa dan hemiselulosa
• Menyukai pH 6-7
• Memproduksi asetat, propionate, sedikit butirat, CO2
• Banyak terdapat jika ternak memgkonsumsi hijauan
• Contoh: Bacteriodes succinogenes, Ruminococcus flavifaciens, Ruminococcus
albus, Butyrivibrio fibrisolvens dan Cillobacterium cellulosolvens
PROTOZOA

• Jika ruminants banyak mengkonsumsi pakan serat, maka populasi


protozoa rumen 25 – 33% dari biomassa rumen
• Keberadaan protozoa rumen dipengaruhi oleh:
kondisi pH rumen
konsentrasi NH3
kecepatan pertumbuhan bakteri
kandungan BK dalam rumen
Contoh: Diploplastron affine. holotrich protozoa, entodiniomorph
Peran penting protozoa rumen
Protozoa penting untuk mencegah menurun drastisnya pH akibat
karbohidrat non structural yang banyak dikonsumsi ternak.  memakan
bakteri
Berperan mencerna hijauan kualitas rendah
Dapat menurunkan nitrat dan nitrit dalam rumen
Berperan dalam mendegradasi beberapa mikotoksin
Menyimpan polisakarida dalam bentuk amilopektin
JAMUR/FUNGI

Populasi terkecil dalam rumen  8-10% dari total biomassa mikroba


Merupakan fakultatif anaerob
Berperan penting dalam mencerna serat kasar khususnya hijauan kualitas
rendah. Daya degradasi seratnya untuk hijauan kualitas rendah lebih baik
dari protozoa dan bakteri
Memisahkan serat kasar dengan menggunakan rhizoidnya  mudah dicerna
oleh bakteri
Contoh: fungi filum Neocallimastigomycota, genus: Neocallimastix,
Piromyces, Anaeromyces, Caecomyces, Orpinomyces dan Cyllamyces
Proses fermentasi di rumen
• Asam asetat, propionate, • Rasio Asetat:Propionat
butirat rendah  konsumsi
• CO2 konsentrat >> hijauan 
• CH4 laju kecernaan
• Asam laktat karbohidratnya tinggi ;
• Asam suksinat kecernaan SK rendah
• H2
• Asam propionat dibawa ke hati dan diubah menjadi glukosa 
disimpan dalam bentuk glikogen, atau diubah menjadi L-gliserol-3-
fosfat  sintesis trigliserida

• Karbohidrat yang tidak terfermentasi akan dicerna di usus halus


dengan bantuan enzim-enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar
pankreas (α-amilase)  glukosa dan diserap melalui mukosa usus
halus.
Pemanfaatan VFA
Acetate
energy  oksidasi yang sifatnya ketogenik
sintesis asam lemak
Propionate
energy  proses gluconeogenesis  sifatnya glukogenik
gluconeogenic  sintesis glukosa
Butirat
energy  oksidasi yang sifatnya ketogenik
sel epitel rumen  dikonversi ke BHBA
Rata-rata produksi VFA pada level intake hijauan dan konsentrat yang berbeda

Hijauan : Konsentrat Asetat Propionat Butirat

100 : 0 71.4 16.0 7.9


75 : 25 68.2 18.1 8.0
50 : 50 65.3 18.4 10.4
40 : 60 59.8 25.9 10.2
20 : 80 53.6 30.6 10.7
Suharti, S. Dept. of Animal Science &
Feed Tech. IPB. 2020
• Protein pakan :
• ruminal undegradable protein (RUP), ruminal degradable protein (RDP), undigestible dietary
protein, dan non protein nitrogen (NPN).

• RDP dan NPN dalam rumen didegradasi oleh mikroba  hidrolisis  peptide dan
asam-asam amino  difermentasi melalui deaminasi  asam αketo 
dekarbiksolasi menjadi CO2, NH3, asam lemak rantai pendek
• Beberapa asam2 amino langsung digunakan oleh MO rumen  sintesis protein
• Jumlah N dari NH3 juga dipakai oleh MO rumen sintesis protein  jika rantai C
dari pati/gula tersedia
Konsentrasi amonia dalam rumen tergantung dari:
• Kelarutan dan jumlah protein pakan
• Laju degradasi protein pakan
• Waktu pengosongan rumen
• Laju penggunaan N2 oleh biomass MO rumen
• Absorpsi NH3
• RUP dan protein mikroba dicerna di abomasum dengan bantuan
enzim pepsin menjadi polipeptida.

• Polipeptida  masuk ke dalam usus halus dan dicerna oleh enzim-


enzim yang disekresikan oleh kelenjar pankreas menjadi asam-asam
amino
Rumen Degaradable protein
• Didegradasi di rumen  amonia
• Rumen MO memanfaatkan amonia + energy (degradasi karbohidrat) 
microbial protein  MO untuk bertumbuh & bereplikasi
• MO dalam digesta  flush melalui reticulum  omasum  abomasum
• pH asam abomasum membunuh MO  protein mikrobanya masuk ke
duodenum
• Asam2 amino diabsorpsi di usus halus  jaringan sel, pertumbuhan, produksi
susu, reproduksi
Rumen MO
• Mampu memanfaatkan langsung protein pakan  amonia protein mikroba
• Mampu mengkonversi nitrogen pada NPN dalam pakan  amonia  protein
mikroba
• Membutuhkan sumber energy  dari fermentasi KH
• Protein mikroba mensuplai 80% kebutuhan protein ternak
• Produksi susu ternak ruminansia bergantung pada produksi protein mikroba
Amonia dalam rumen
• Jika terjadi over amonia  banyak amonia akan terserap di darah dan diakumulasikan
di hati
• Amonia di hati  urea
• Kalau ternak mengkonsumsi protein pakan melebihi kebutuhan, maka urea akan
dieksresikan ke lingkungan, plus ada juga sebagian kecil masuk di produksi susu
(urea susu)
• Selebihnya dibawa kembali ke rumen melalui:
dinding rumen
saliva
Kalau terlalu over  keracunan urea
• Ternak yang secara genetic memproduksi massif susu  butuh suplai protein
tambahan dari grains
• Lemak makanan dalam rumen mengalami proses:
lipolisis/hidrolisis: melepaskan asam lemak dari ikatan ester, melepaskan galaktose dari ester
galaktosil gliseril dari asam lemak terutama linoleat,

fermentasi gliserol dan galactose: yang dilepas dari proses hidrolisis rumen, menjadi VFA

Hidrogenasi asam lemak tak jenuh oleh mikroorganisme rumen menjadi asam lemak jenuh

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses hidrolisis lemak dalam rumen adalah pH
rumen rendah serta ionophores yang dapat menghambat aktivitas dan pertumbuhan bakteri
rumen.
• Pencernaan lemak dilanjutkan di usus halus  bercampur dgn cairan dari
empedu dan cairan pancreas  teremulsi  mempermudah pencernaan
trigliserida

• Lipase memecah lemak dan trigliserida  digliserida, monogliserida,


gliserol dan asam lemak bebas  diserap oleh dinding usus
• Kandungan lemak darah sangat dipengaruhi oleh kadar lemak pakan

• Pakan ternak ruminansia biasanya mengandung kadar lemak yang


rendah

• Kadar lemak yang terlalu tinggi akan menyebabkan pH rumen menurun


dan akan mengganggu mikroba rumen untuk melakukan proses
fermentasi di dalam rumen
Lipid:
Mengandung sumber energy 2x energy dari karbohidrat pakan
Hanya bisa maksimal 6% dalam pakan ruminansia
Kelebihan konsumsi lipid  efek negative pada fungsi rumen + kecernaan BK dan SK

Lipid dalam pakan  dihidrolisa dengan cepat di rumen  rantai ikatan gliserol dan
asam2 lemak terlepas
Hasil hidrolisis  gliserol bersama gula dimanfaatkan oleh MO + asam2 lemak
dilepaskan kembali ke rumen
Asam lemak  jenuh dan tak jenuh
Lemak tak jenuh
• Banyak terdapat pada hijauan dan grains
• Sebenarnya asam lemak tak jenuh ini toksik bagi MO rumen
• Untuk menghilangkan efek toksisitasnya, maka lemak tak jenuh ini mengalami
proses lebih lanjut di rumen  biohidrogenasi
• Biohidrogenasi  penambahan ion H2 untuk mengganti ikatan rangkap sehingga
bisa dijenuhkan
• Proses ini menyebabkan profil lipid yang keluar dari rumen berbeda dari saat
lipid tersebut masih terikat dalam partikel pakan
• Ada persentasi lemak tak jenuh pakan yang lolos dari proses
biohidrogenasi dalam rumen. Tergantung dari :
Komponen/struktur kimia dari lipid tersebut
Kondisi rumen
Lemak jenuh

• Terdapat pd bbrp by product tanaman/industri


• Tidak memiliki ikatan ganda pada rantai karbonnya
• Tidak mengalami biohidrogenasi di rumen
• Langsung dicerna di usus halus
Protected Fats
• Contoh produk komersillnya Megalac dan Hyprofat
• Mengandng asam lemak yang telah mengalami treatment secara kimiawi
• Treatment ini membantu mengurangi interaksi antara rumen MO dan asam2
lemak dalam rumen
• Mengurangi efek negative dari lemak terhadap fungsi rumen
• Produk ini bisa ditambahkan ke dalam pakan sekitar 1 – 2%
• Kalo over, bisa berefek pada kecernaan BK dan performa ternak
Metabolisme Lipid
• Saat lemak jenuh sudah meninggalkan rumen, maka akan dicerna dan diabsorbsi di usus halus
• Di dalam sel2 intestinum, rantai asam2 lemak ini akan dihubungkan kembali dengan gliserol
dan membentuk Trigliseride rich lipoprotein
• Lipoprotein tersebut akan dibawa masuk ke pembuluh darah disirkulasi ke sel-sel/jaringan
yang membutuhkan, tergantung status produksi ternak
• Pada ternak laktasi, lipoprotein ini akan menuju ke kelenjar susu  rantai dipecah kembali
menjadi asam2 lemak dan gliserol  menjadi komponen lemak susu
• Selebihnya dibawa ke jaringan adipose  untuk disimpan sebagai sumber energy cadangan
dan menambah bobot badan
• Ternak yang low-energy balance, asm lemak yang tersimpan di jaringan adipose
akan dibawa ke liver  mengalami proses Beta oksidasi  lalu disirkulasikan
dalam bentuk Non Esterified Fatty Acids (NEFA’s)
• Kandungan NEFA’s dalam darah menunjukkan status energy ternak  jika levelnya
dalam darah tinggi, status energy ternak turun

• Saat ternak mengalami low energy balance  misal karena deficit pakan yang parah
saat awal laktasi
• Saat banyak akumulasi asam lemak di hati krn ternak tidak memiliki kemampuan
untuk membebaskan semuanya keluar dari liver, maka akan berdampak buruk bagi
ternak  menurunkan fungsi hati, ternak mengalami penyakit metabolic,
menurunkan produksi/performa ternak

Anda mungkin juga menyukai