Anda di halaman 1dari 44

APLIKASI SCREENING TEST

DALAM KEBIDANAN
SKRINING ( Penyaringan )

salah satu upaya pencegahan sekunder

deteksi dini

sasaran : orang yang mungkin menderita


peny tetapi tidak menunjukkan
gejala yang jelas
Skrining : upaya menemukan penderita penyakit
tanpa gejala dalam suatu masyarakat
tertentu melalui suatu pemeriksaan

memisahkan orang-orang yang


benar-benar sehat terhadap
orang-orang yang mungkin
menderita

Skrining tidak sama dengan diagnosa


Tujuan Skrining :
 Mendeteksi penderita sedini mungkin –---- diberikan
pengobatan

 Mencegah meluasnya penyakit

 Memberikan keterangan epidemiologis tentang sifat


penyakit ( frekwensi , natural history of disease )

 Mendidik masyarakat memeriksakan diri secara


teratur
Macam Skrining :
1. Mass screening
skrining yang dilakukan pada seluruh populasi
mis : X ray massal

2. Multiphasic screening
Skrining yang menggunakan berbagai uji penyaringan
yang diterapkan pada saat yang sama .
mis : pemeriksaan kesehatan pegawai sebelum
bekerja
3. Single sccrening
Skrining yang hanya ditujukan pada satu jenis
penyakit
mis; skrining malaria

4. Selective screening
Skrining yang dilakukan pada kelompok tertentu
mis; skrining pada wanita usia > 40 tahun --- deteksi
ca cervix
Kriteria untuk melaksanakan program :

1. Penyakit : - serius
- prevalensi tinggi
- Riwayat penyakit dimengerti
- Periode antara tanda pertama dan timbul
gejala penyakit adalah panjang

2. Uji diagnostik : - sensitif dan spesifik


- sederhana dan murah
- reliabel
- aman dan dapat diterima
3. Diagnosis dan pengobatan
- fasilitas adekwat
- efektif, dapat diterima dan pengobatan
aman telah tersedia

Beberapa metode epidemiolopgi untuk menilai skrining :


 Validitas
 Reliabilitas
 kekuatan test berdasarkan nilai sensitivitas dan
spesifisitas
Validitas : Kemampuan suatu pemeriksaan untuk
menentukan individu yang mempunyai penyakit

(tidak normal ) dan individu yang tidak


mempunyai penyakit ( normal ).

Reliabilitas : kemampuan suatu pemeriksaan untuk


memberikan hasil yang sama ( konsisten )
bila diterapkan lebih dari satu kali pada
orang yang sama dan waktu yang sama
Ada 2 faktor yang mempengaruhi konsistensi hasil :
1. Variasi pada metode pemeriksaan dan subjek
- stabilitas reagen yang dipakai
- waktu pemeriksaan

2. variasi pada peneliti baik internal peneliti , maupun


inter peneliti
- Perbedaan membaca hasil pada waktu yang berbeda
- Perbedaan interpretasi hasil antara 2 orang ahli
Sensitivitas : kemampuan suatu pemeriksaan untuk
mengidentifikasi secara benar orang yang
mempunyai penyakit.

sensitivitas = True positif x 100%


true positif + false negatif

= true positif
semua orang dalam pemeriksaan
mempunyai penyakit
Spesifisitas : kemampuan suatu pemeriksaan untuk
mengidentifikasi secara benar orang yang
tidak mempunyai penyakit.

spesifisitas = True negatif x 100%


true negatif + false positif

= true negatif
semua orang dalam pemeriksaan
tidak mempunyai penyakit
Aplikasi Screening Test dalam Kebidanan :

 Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita


 Kanker serviks
 Kanker payudara
 Covid-19 pada ibu hamil dan bersalin
1. Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita

• Menemukan penyimpangan tumbuh kembang balita


secara dini agar lebih mudah diintervensi

• Bila penyimpangan terlambat dideteksi,


–lebih sulit diintervensi
–akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak
Cara DETEKSI DINI Tumbuh Kembang

PERTUMBUHAN :
•Timbang berat badannya (BB)
•Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
•Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
PERKEMBANGAN
•Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP
(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
•Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes
Daya Dengar), penglihatannya dengan TDL (Tes
Daya Lihat),
•Tanyakan masalah perilaku dgn kuesioner MME, autis
dengan CHAT, gangguan pemusatan perhatian dgn
kuesioner Conners
JADWAL dan JENIS DETEKSI DINI
Umur Pertumbuhan Perkembangan Perilaku

BB/TB LK KPSP TDL TDD KMME CHAT GPPH


0 bln V V
3 bln V V V V
6 bln V V V V
9 bln V V V V
12 bln V V V V
15 bln V V
18 bln V V V V V
21 bln V V V
2 th V V V V V
2 ½ th V V V V
3 th V V V V V V V
3 ½ th V V V V V V
4 th V V V V V V V
4 ½ th V V V V V V
5 th V V V V V V V
2. Kanker Servik
Penyebab : Stadium:
Faktor Risiko :

merokok
Sistem imun

Berganti-ganti
Pasangan seksual

Ibu & saudara perempuan


terkena kanker leher rahim

Usia hub sex <20 tahun

Penyakit Riwayat papsmear (+)


menular
seksual
Siapa saja yang mempunyai risiko lebih tinggi untuk
menderita kanker leher rahim?
• Aktivitas seksual sebelum usia 20 tahun
• Berganti-ganti pasangan seksual
• Terpapar infeksi yang ditularkan secara seksual (IMS)
• Ibu atau kakak yang menderita kanker serviks
• Papsmear sebelumnya yang abnormal
• Perokok aktif maupun pasif
• Penurunan daya tahan tubuh :
– HIV/AIDS
– Penggunaan kortikosteroid lama

Catatan (masalah pemakaian kondom, faktor nutrisi - belum establish):


– Penggunaan kondom sedikit mengurangi risiko penularan Virus HPV
– Vitamin dapat mengurangi risiko terjadinya kanker leher rahim
Screening

Papsmear IVA
Bagaimana mencegah terjadinya kanker leher
rahim?
1) Mencegah terinfeksi dengan virus HPV
– Hubungan seksual yang sehat
– Dengan vaksinasi
2) Menemukan kelainan/penyakit/lesi pra kanker
– Papsmear
– IVA
3) Menemukan kanker leher rahim
TES IVA
Untuk siapa? Dimana ?

Bidan/dokter

30 – 50 tahun

Kapan dilakukan?
• Setiap saat
• Minimal 5 tahun sekali Puskesmas Rumah Sakit
Siapa yang dianjurkan untuk tes IVA?
– Wanita usia 30 - 50 tahun yang sudah
berhubungan seksual
Dimana dapat dilakukan tes IVA?
- Bidan/dokter
- Puskesmas
- Rumah Sakit
Kapan dilakukan?
– Pemeriksaan IVA dapat dilakukan kapan saja
– Minimal 5 tahun sekali
IVA positip

dilakukan Krioterapi
IVA positip
Apa artinya IVA positip?
IVA positip berarti ibu mempunyai kelainan/lesi prakanker.
Ibu belum menderita kanker, tetapi bila tidak diobati akan
berkembang menjadi kanker

Apa pilihan pengobatan?


 Krioterapi
 Electrocautery
 LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure)
 Konisasi
 Histerektomi
3. KANKER PAYUDARA
SCREENING KANKER PAYUDARA
• SADARI (pemerikSAan payuDAra sendiRI)
• Pemeriksaan klinis Payudara yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang terlatih
(Bidan/perawat/dokter)
• Pemeriksaan dengan alat ultrasonografi
atau mamografi
Kuadran atas luar

Kuadran atas dalam

Kuadran bawah dalam

Kuadran bawah luar


CARA MELAKUKAN SADARI
1. Kita mengamati dengan teliti kedua payudara kita di muka cermin tanpa
berpakaian dengan kedua tangan diangkat ke atas, pindahkan tangan ke pinggang
dan kemudian condongkan badan ke depan, lihat apakah sama bentuk antara
payudara kiri dan kanan
2. Rapatkan dan tekanlah telapak tangan dengan kuat sehingga payudara menonjol
ke depan sambil terus mengamati apakah ada benjolan, kulit mengerut seperti
kulit jeruk, atau cekungan seperti lesung pipi dan puting susu yang tertarik ke
dalam.
3. Pencet dan urutlah pelan-pelan daerah sekitar puting sampai ujung puting dan
amati apakah keluar cairan yang tidak normal, seperti kekuning-kuningan yang
terkadang bercampur darah seperti nanah. Harus dibedakan dengan ASI pada
perempuan yang menyusui.
4. Pada posisi berbaring letakkan bantal dibelakang punggung, tangan kanan
diletakkan di belakang kepala, dan gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara
sebelah kanan.
5. Rabalah dengan ujung dari tiga jari tengah yang dirapatkan, lakukan gerakan
memutar dengan tekanan lembut tapi mantap dimulai dari pinggir menuju ke
puting searah putaran jarum jam. Lakukan hal yang sama pada payudara kiri
seperti pada payudara kanan
6. Beri perhatian khusus pada daerah kuadran atas luar dekat ketiak karena sebagian
besar kanker ditemukan pada daerah tersebut.
B. PEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA OLEH
TENAGA KESEHATAN

1. INSPEKSI (DILIHAT – DIAMATI)

2. PALPASI (PERABAAN)
PEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA OLEH
PETUGAS KESEHATAN TERLATIH
1. Pemeriksaan klinis oleh tenaga kesehatan
dimulai dengan inspeksi atau pengamatan.
• Pengamatan dilakukan untuk melihat apakah ada ada
perbedaan antara payudara kiri dan kanan, adanya
benjolan, perubahan kulit dan lain-lain.
2. Dilanjutkan Palpasi atau perabaan payudara
dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya
benjolan yang belum tampak.
• Apabila ditemukan benjolan, harus diperiksa apakah
ada kemungkinan keganasan dll
PEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA OLEH
TENAGA KESEHATAN

3. PEMERIKSAAN KELENJAR GETAH BENING


PEMERIKSAAN KELENJAR GETAH BENING

• Setelah pemeriksaan payudara juga akan


dilakukan pemeriksaan kelenjar getah bening
di daerah sekitar tulang belikat dan sekitar
ketiak.
3. PEMERIKSAAN DNG ALAT

ULTRASONOGRAFI MAMOGRAFI
PEMERIKSAAN LANJUTAN
• Deteksi dini lebih lanjut dapat dilakukan
dengan pemeriksaan:
– Ultrasonografi (USG)
• Dianjurkan terutama bagi perempuan usia kurang dari
35 tahun
– Mamografi
• Dianjurkan terutama bagi perempuan usia lebih dari 35
tahun
HASIL PEMERIKSAAN

• Normal
• Benigna (jinak)
• Dicurigai benigna
 periksa ulang 6 bln
kemudian
• Dicurigai kanker
 biopsi di RS
HASIL PEMERIKSAAN
• Gambar lingkaran-lingkaran:
– Lingkaran terbesar adalah perkiraan besar benjolan hasil
pemeriksaan perempuan yang tidak terlatih melakukan SADARI
(ukuran + 3,75 cm)
– Lingkaran diatasnya adalah perkiraan hasil pemeriksaan oleh
perempuan yang melakukan SADARI teratur (ukuran 1,2 cm)
– Lingkaran diatasnya adalah perkiraan benjolan yang ditemukan bagi
perempuan yang melakukan mamografi pertama kali (ukuran 0,6 cm)
– Sedangkan perempuan yang melakukan mamografi setiap tahun,
benjolan dapat ditemukan pada ukuran 0,2 cm
• Hasil pemeriksaan deteksi dini kanker payudara:
– Normal atau tidak ada kelainan
– Terdapat tumor benigna (jinak)
– Dicurigai benigna (jinak) harus dilakukan follow – up (periksa ulang) 6
bulan kemudian
– Dicurigai maligna (ganas)
4. Screening Covid-19 Ibu Hamil dan Bersalin
REKOMENDASI KHUSUS ANC UNTUK WANITA
HAMIL KASUS SUSPEK COVID19

1. Wanita hamil Kasus Suspek/ Terkonfirmasi harus segera dirawat di


rumah sakit.
2. Investigasi laboratorium rutin seperti tes darah dan urinalisis tetap
dilakukan
3. Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat ditunda pada ibu
dengan infeksi terkonfirmasi maupun Kasus Suspek sampai ada
rekomendasi dari episode isolasinya berakhir.
4. Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko tinggi.
5. Perawatan antenatal untuk wanita hamil yang terkonfirmasi COVID-19
pasca perawatan lanjutan dilakukan 14 hari setelah periode penyakit
akut berakhir. Periode 14 hari ini dapat dikurangi apabila pasien
dinyatakan sembuh.
6. Direkomendasikan dilakukan USG antenatal untuk
pengawasan pertumbuhan janin, 14 hari setelah resolusi penyakit akut.
ALUR PEMERIKSAAN IBU HAMIL
SCREENING PADA PERSALINAN

 Rapid test WAJIB dilakukan kepada seluruh ibu hamil sebelum


proses persalinan
 Jika didapatkan ibu bersalin dengan rapid test positif, maka
rujuk ke RS rujukan COVID-19 atau RS mampu PONEK.
 Jika kondisi sangat tidak memungkinan untuk merujuk Kontak
erat, kasus suspek, kasus terkonfirmasi COVID-19 atau hasil
skrining rapid test positif, maka pertolongan persalinan hanya
dilakukan dengan menggunakan APD level- 3 dan Ibu bersalin
dilengkapi dengan delivery chamber
• Persalinan Sectio Cesaria (per abdominam), penolong
persalinan menggunakan APD level 3 tanpa melihat status
COVID-19 & kamar operasi yang memiliki tekanan negatif.
Sampah medis yang harus dimusnahkan dengan
insinerator.
• Alat medis yang telah dipergunakan serta tempat bersalin
dilakukan disinfetan dengan menggunakan larutan chlorine
0,5%.
• ventilasi ruang bersalin yang memungkinkan sirkulasi
dengan baik dan terkena sinar matahari.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai