Perjalanan akuntansi sektor publik di era pra reformasi didasari pada UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah. Pengertian daerah dalam era pra reformasi adalah daerah tingkat I yang meliputi propinsi dan
daerah tingkat II yang meliputi kotamadya atau kabupaten. Disamping itu ada beberapa peraturan pelaksanaan yang
diturunkan dari perundang-undangan antara lain:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1975 tentang Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah, dan
Penyusunan Perhitungan APBD
3. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 900-099 Tahun 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan APBD
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah
6. Keputusan Mendagri Nomor 3 Tahun 1999 tentang Bentuk dan Susunan Perhitungan APBD
Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi
Reformasi politik di Indonesia telah mengubah sistem kehidupan negara. Tuntutan good governance diterjemahkan sebagai terbebas dari tindakan KKN.
Pemisahan kekuasaan antar eksekutif, yudikatif, dan legislatif dilaksanakan. Selain itu, partisipasi masyarakat akan mendorong praktik demokrasi dalam
pelaksanaan akuntabilitas publik yang sesuai dengan jiwa otonomi daerah. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-
Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah adalah dua undang-undang yang berupaya mewujudkan otonomi daerah yang
lebih luas. Sebagai penjabaran otonomi daerah tersebut di bidang administrasi keuangan daerah berbagai peraturan perundangan yang lebih operasional dalam
era reformasipun telah dikeluarkan. Beberapa regulasi yang relevan antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851)
2. Peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah 6. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah
Laporan Keuangan Sektor Publik
Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Laporan keuangan sektor publik ini menjadi komponen
penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik tersebut. Sektor publik merupakan organisasi
yang kompleks dan heterogen, yang menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan
pengendalian manajemen lebih bervariasi. Tidak sebatas informasi finansial saja tetapi juga informasi
non finansial. Langenderfer (1973) dalam glynn j. J. (1973) menyatakan bahwa akuntansi secara normatif
memiliki 3 (tiga) aspek, yaitu:
1. Sifat informasi yang diberikan.
2. Pihak yang menerima atau memakai informasi.
3. Tujuan informasi diberikan.
Jenis pelaporan keuangan publik, terdiri dari 2 jenis yakni:
1. Basis Kas atau Cash Base, merupakan sistem akuntansi dasrar kas hanya mengakui arus kas masuk dan
arus kas keluar. Akun keuangan akhiarnya akan dirangkum dalam buku kas.
2. Basis Akrual atau Accrual Base merupakan penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau
dimasukkan bukan sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama lain,
dapat dipertahankan atau dianggap benar dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi selama periode
yang bersangkutan.
3. Akuntansi Dana (Fund Accounting) yang merupakan Akun alternatif sistem akuntansi di sektor publik yg
dikembangkan dari dasra kas dan pengendalian anggaran. Sistem akuntansi dana mengakui organisasi
ketika komitmen sudah disepakati. Ini berarti transaksi belum diakui ketika kas dibayar atau diterima, atau
ketika kas diterima atau dikeluarkan namun lebih awal lagi, yaitu ketika pesanan dikirim atau diterima.
Komponen Laporan Keuangan Sektor Publik
Regulasi Perencanaan Publik Peraturan Pemerintah No.7 /2005 mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Regulasi Anggaran Publik Undang- undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2007
Regulasi tentang Pelaksanaan Realisasi Anggaran Publik - Peraturan Presiden republik Indonesia Nomor 93 tahun 2006 tentang rincian Anggaran Belanja Pusat
tahun Anggaran 2007
- Otorisasi kepala Daerah Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).
Regulasi Pengadaab Barang dan Jasa Publik SK Gubernur dalam pengadaan barang dan jasa
Regulasi Laporan Pertanggungjawaban Publik Peraturan daerah tentang penerimaan Laporan Pertanggungjawaaban Gubernur/Bupati/Walikota.
Tahapan Siklus ASP
Contoh masalah publikPermaslahan
tentang Akuntansi Sektor Publik Pihak Terkait
Perencanaan Publik
Alokasi anggaran pelayanan publik minimal Bagian anggaran, bagian keuangan
Penganggaran publik
Realisasi anggaran publik Jumlah pencairan dana tidak sesuai dengan anggaran Bagian anggaran, bagian keuangan
Pengadaan barang dan jasa publik Informasi tidak transparan Bagian pengadaan, organisasipenyedia layanan barang dan jasa