Anda di halaman 1dari 88

MNT PADA SEPSIS

LIA YULIANI, SST,M GIZI, RD


Pendahuluan

 CRITICALLY ILL = KONDISI PASIEN KRITIS :


PASIEN YG. NYAWANYA DLM. ANCAMAN (life
threatening)
 Sepsis atau SIRS (Systemic inflammatory
respons syndrome) ada dalam sejumlah kasus
penting.
 Sepsis merupakan respon sistemik terhadap infeksi
PENDAHULUA
N
Sepsis adalah adanya respon sistemik terhadap infeksi di dalam tubuh yang dapat
berkembang menjadi sepsis berat dan syok septik.

Sepsis Berat adalah sepsis disertai dengan kondisi disfungsi organ, yang disebabkan
karena inflamasi sistemik dan respon prokoagulan terhadap
infeksi

Syok Septik adalah sebagai kondisi sepsis dengan hipotensi refrakter (tekanan darah sistolik
< 65 mmHg, atau penurunan > 40 mmHg dari ambang dasar tekanan
darah sistolik yang tidak responsif setelah diberikan cairan kristaloid
sebesar 20 sampai 40 mL/kg
Respon metabolik terhadap Kelaparan (starvasi) dan stress

STARVATION STRESS
KECEPATAN METABOLIK  
E TUBUH CONSERVED WASTED
PROTEIN TUBUH CONSERVED WASTED
NITROGEN URIN  
HILANG BERAT BADAN SLOW RAPID

THE BODY ADAPTS TO STARVATION, BUT NOT


IN THE PRESENCE OF CRITICAL INJURY OR
DISEASE
Metabolic Response to Trauma

Ebb
Ebb Phase
Phase Flow
Flow Phase
Phase

Energy Expenditure

Time

Cutherbertson DP, et al. Adv Clin Chem 1969;12:1-55


Ebb Phase Flow Phase
Stress Phase Catabolic Phase Anabolic Phase
Durasi 24 – 48 jam 7 – 10 hari Harian hingga
berbulan-bulan

Karakteristik

Setelah fase
katabolik teratasi

Tujua Resusitasi dan metabolic Mendukung support


Menggantikan lean
n support metabolic yang terus
menerus body mass yang
utama
hilang dan deposit
Ciri utama Permissive underfeeding • Pemberian lemak
Peningkatan
pada terapi (pemberian makan di bawah formula tinggi kebutuhan kalori
gizi kebutuhan energi dengan protein
tujuan utama mendukung • Menghindari
metabolik tanpa membebani overfeeding
fungsi dan struktur organ)
Metabolic Response to Trauma:
Ebb Phase
• Characterized by hypovolemic shock
• Priority is to maintain life/homeostasis
 Cardiac output
 Oxygen consumption
 Blood pressure
 Tissue perfusion
 Body temperature
 Metabolic rate

Cuthbertson DP, et al. Adv Clin Chem 1969;12:1-55


Welborn MB. In: Rombeau JL, Rolandelli RH, eds. Enteral and Tube Feeding. 3rd ed. 1997
Trauma: Respon Metabolik –
Fase Flow
•  Catecholamines
•  Glucocorticoids
•  Glucagon
• Release of cytokines, lipid mediators
• Acute phase protein production

Cuthbertson DP, et al. Adv Clin Chem 1969;12:1-55


Welborn MB. In: Rombeau JL, Rolandelli RH, eds. Enteral and Tube Feeding. 3rd ed. 1997
Trauma : Respon Metabolik

Fatty Deposits
Liver & Muscle
Fatty Acids
Endocrine (glycogen)
Response Muscle (amino Glucose
acids)

Amino Acids
Trauma : Respon Metabolik

28
24
Nitrogen Excretion (g/day)

20
16
12
8
4
0
10 20 30 40
Days
Long CL, et al. JPEN 1979;3:452-456
Trauma Berat : Efek “Nitrogen Losses”
& “Metabolic Rate”

Major
Cirugía
mayor
Surgery

Moderate
Quemadurato Severe
moderadaBurn
a grave
Nitrogen Loss in Urine

Sepsis
Severe
Infección
Infection grave
Sepsis

Cirugía
Elective
electiva
Surgery

Basal Metabolic Rate

Adapted from Long CL, et al. JPEN 1979;3:452-456 & TNT


Winkler MF & Malone AM. 2016.
‘Medical
Nutrition Therapy in Critical Care’, 14th
ed,
in Krause’s Food & The Nutrition Care
Process, eds Mahan LK & Raymond JL,
ELSEVIER pp.775 - 789.
Comparison of Metabolism during
Normal Nutritional States versus Starvation

Normal Nutritional State Starvation


■ Metabolic rate matches current physical ■ Decrease in metabolic rate to ensure
activity requirement and body conservation of energy.
composition.
■ Carbohydrate and lipid areeffi ciently
■ Decreased need for glucose utilization.
metabolized sources of energy providing ■ Utilization of lipid as main source of
55%–85% of energy requirements.
energy.
■ Protein is used for maintenance of protein
structures and to meet ongoing protein ■ Preservation of lean mass, minimizing
synthesis requirements. protein loss.
Multiple Organ Failure: SIRS

Site of infection established and at least two of the


following are present
—Body temperature >38° C or <36° C
—Heart rate >90 beats/minute
—Respiratory rate >20 breaths/min (tachypnea)
—PaCO2 <32 mm Hg (hyperventilation)
—WBC count >12,000/mm3 or <4000/mm3
—Bandemia: presence of >10% bands (immature
neutrophils) in the absence of chemotherapy-
induced neutropenia and leukopenia
Nutrition/Metabolism Considerations

■ Determine priorities for medical and nutrition therapy


– 3-5 times higher catabolism
– Increased skeletal muscle proteolysis
– Shift of amino acids from periphery to viscera for gluconeogenesis
PENGKAJIAN GIZI
(NUTRITION ASSESSMENT)
Pengkajian
Gizi
(Nutrition
PENDAHULU Assessment)
AN
Tujuan pengkajian gizi pada pasien
kritis:

“Identifikasi pasien yang berisiko tinggi


• Pemberian terapi gizi yang efektif hanya dapat dicapai dengan adanya
mengalami komplikasi akibat malnutrisi”
protokol dukungan gizi terstandar yang memasukkan pengkajian ulang
(reassessment) dari fungsi saluran cerna dan toleransi enteral
parenteral nutrisi; monitoring care plan elemen gizi; dan implementasi
terapi gizi yang tepat dari tenaga kesehatan.

Siobal MS, Baltz JE. 2013. ‘Determining Nutritional Requirement’ in A Guide to the Nutritional Assessment and Treatment of The Critically Ill Patient.
American Association for Respiratory Care pp.30.
Pengkajian
GiziAssessment
(Nutritio
n )
PENDAHULUAN
Pengkajian
Gizi
Fisik Kemudian,
/ Riwa Riway pasie untuk
skrining
Antropom Biokim at n kondisi
Klinis yat
etri ia Persona malnutri
lainnya obesita
terkait
/ Gi l si, :
gizi s,
Prose zi
dur refeeding
Medis syndrome

Siobal MS, Baltz JE. 2013. ‘Determining Nutritional Requirement’ in A Guide to the Nutritional Assessment and Treatment of The Critically Ill Patient.
American Association for Respiratory Care pp.30.
Pengkajian
GiziAssessment
(Nutritio
n )
PENDAHULUAN
Antropomet
ri
• Faktor yang mempengaruhi pengukuran
berat
badan:
Oedema, asites, hydrocephalus,
• diuretik  dapat
mempengaruhi berat badan dalam
waktu singkat
Perpindahan cairan dari
intravaskular ke

ekstravaskular serta intraselular ke
ekstraselular
Pengkajian
Gizi
(Nutrition
PENDAHULUAN Assessment)
Biokimi Recommenda
a
• Parameter monitoring gizi tradisional: tion:
 Antropometri
 Albumin, Prealbumin
 Transferin, Retinol binding
protein
• Parameter monitoring gizi yang tradisional ASPEN,
dapat dipengaruhi oleh respon fase akut, 2016
status cairan, dan tingkat keparahan
penyakit.
• Akan tetapi, agar tetap dalam jalur
• Parameter monitoring gizi ini TIDAK DAPAT
memajukan status gizi pasien, parameter
menggambarkan status gizi atau adekuasi
monitoring gizi tradisional HARUS
terapi gizi.
DIEVALUASI sehingga intervensi gizi
• Parameter di atas tidak secara konsisten yang
berhubungan dengan outcome klinis tepat dapat diambil untuk mencegah
pasien
penurunan status gizi pasien.
Pengkajian
Gizi
(Nutrition
PENDAHULUAN Assessment)
Pemeriksaan fisik / klinis merupakan metode terbaik untuk mengevaluasi
pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan fisik meliputi pendekatan sistematis dan pengkajian berbasis
logika dari kepala hingga kaki  TTV, odema, asites, kehilangan massa lemak dan massa otot,

lemak subkutan, berat badan, dan tanda – tanda malnutrisi lainnya, dll
Riwayat Riwayat
Gizi Medis
• Perubahan maka
Meliputi penyakit akut
• nafsu n
dan
• Perubahan
Kemampuan makanbada kronik, obat –
berat n obatan (obat dengan
• Asupan gizi, maka
jenis perlengkapan makan
kemampuan n, preskripsi/vitamin
yang mineral/herbal),
digunakan, alergi berbagai prosedur
DIAGNOSIS GIZI
(NUTRITION DIAGNOSIS)
Diagnosis
Gizi
(Nutrition
DIAGNOSIS GIZI
Diagnosis)
Karena pasien kritis kerap mengalami derajat keparahan penyakit yang tinggi, maka
(baik
asupanmakanan
per oral atau cairan) menjadi sangat Maka, beberapa diagnosis gizi yang
terbatas. umum
adalah:
• Asupan makanan dan minuman per oral tidak adekuat (membutuhkan metode
lain pemberian
• cairan dan zat gizi)
Asupan tidak adekuat
• Ketidaktepatan atau berlebih
penggunaan dari enteral
enteral atau atau menggunakan
parenteral parenteral nutrisi
parenteral nutrisi
(contoh: ketika
• enteral
Asupanmemungkinkan)
cairan berlebih atau kurang (dari intravena [IV], larutan zat gizi, atau bilasan
• pipa feeding)
• Peningkatan kebutuhan zat gizi (misal protein untuk penyembuhan luka)
Asupan karbohidrat berlebih (seperti memberikan larutan parenteral pada
• pasien malnutrisi kronik
• dengan potensi terjadi refeeding syndrome)
Perubahan nilai laboratorium terkait gizi
Diagnosis
Gizi
(Nutrition
DIAGNOSIS GIZI
Diagnosis)
• Apabila malnutrisi atau inflamasi ditemukan, diagnosis
gizi sebaiknya berkenaan dengan kondisi tersebut. Hal
ini disebabkan karena kondisi ini meningkatkan risiko
komplikasi yang berkaitan dengan status gizi.

• Contoh diagnosis gizi:


“Peningkatan kebutuhan zat gizi (energi dan protein)
berkaitan dengan respon inflamasi terhadap injuri
ditandai
oleh peningkatan suhu tubuh dan menit ventilasi”
INTERVENSI
GIZI
(NUTRITION INTERVENTION)
Intervensi
Gizi
(Nutrition
INTERVEN GIZI
Intervention)
SI
“merupakan
Inter vensi gizi:pemberian energi,
makronutrien,
mikronutrien, dan cairan melalui saluran
cerna
atau
• Rute, intravena”.
waktu memulai, dosis, dan formula terapi gizi dapat
mempengaruhi outcome pasien secara berbeda
berdasarkan level risiko malnutrisinya.
Intervensi
Gizi
(Nutrition
INTERVENSI GIZI
Intervention)
• Rute yang paling disukai adalah rute oral.
• Pada pasien ICU, rute oral kerap tidak
dapat
diimplementasikan karena banyak
sebab.
• makan, namun
Kesulitan tidak imbang dengan kebutuhan
mengunyah,
gizi untuk anorexia
pemulihan
menelan, dan stress karena
• metabolik.
medikamentosa, syoktub
Maka, rute Enteral (via post op,
feeding)
depresi
pasien diatau pasien
bag dapat
ICU/pasien
direkomendasikan
kritis.
Intervensi
Gizi
(Nutrition
INTERVENSI GIZI
Intervention)
• Tujuan tradisional dari terapi gizi selama sepsis dan
injuri yang lain adalah:
- Meminimalkan starvasi
- Mencegah atau memperbaiki defisiensi zat gizi
tertentu
- Mencukupkan asupan energi berdasarkan
kebutuhan
- Menimalisasi asidosis metabolik dan
kompensasinya
- Managemen cairan dan elektrolit untuk
mempertahankan
Winkler MF & Malone AM. 2016. urine output
‘Medical Nutrition dan
Therapy status
in Critical Care’, 14 th ed, in Krause’s Food & The
Nutrition Care
Intervensi
Gizi
(Nutrition
INTERVENSI GIZI
Intervention)
• Adalah penting untuk memperhatikan tanda –
tanda vital pasien seperti nadi, tekanan darah,
cardicac output, mean arterial pressure
dan saturasi oksigen
(MAP), menentuka
untuk
kestabilan pasien sebelum nmemula intervens
diet. i i

Winkler MF & Malone AM. 2016. ‘Medical Nutrition Therapy in Critical Care’, 14th ed, in Krause’s Food & The
Nutrition Care
Intervensi
(NutritioGizi
Intervention
n )
INTERVENSI GIZI

Figure: Timing of Nutrition


Support Initiation
Winkler MF & Malone AM.
INTERVENSI
GIZI
KEBUTUHA ENERGI

N
Indirect Calorimetry (IC)
• merupakan gold standard
dalam pengukuran kebutuhan
energi. Konsumsi oksigen
• merupakan komponen esensial
dalam menentukan keluaran
energi. Tidak ada bukti kuat
• Maka, pemilihan rumus
dalam penggunaan tertentu
rumus
dalam
prediksipenentuan
tertentu.kebutuhan • Persamaan berdasarkan berat badan
energi adalah berdasarkan: (simplistic weight-based equation) atau
clinician familiarity, kemudahan persamaan prediksi yang telah ada
dalam menggunakan (ease of sebelumnya (published predictive equation)
use), ketersediaan data yang dapat digunakan untuk menghasilkan
dibutuhkan (availability data standard perbandingan untuk menentukan
needed). preskripsi energi terbaik.
Intervensi Gizi
(Nutrition Intervention)
KEBUTUHAN ENERGI
Published Predictive Equation
(accuracy 40% - 75% from IC)

Siobal MS, Baltz JE. 2013. ‘Determining Nutritional Requirement’ in A Guide to the Nutritional Assessment and Treatment of The Critically
Ill Patient.
Intervensi
Gizi
(NutritionIntervention)
KEBUTUHAN ENERGI

Siobal MS, Baltz JE. 2013. ‘Determining Nutritional Requirement’ in A Guide to the Nutritional Assessment and Treatment of The Critically
Ill Patient.
Intervensi
GiziIntervensi)
(Nutritio
n
KEBUTUHAN ENERGI

ASPEN,
2016
• Lebih dari 200 rumus perhitungan energi telah dipublikasi, namun tingkat
akurasi berada pada 40% - 75% jika dibandingkan dengan IC.
• Tidak ada suatu persamaan yang tampil sebagai yang paling akurat di ICU.
• Predictive equation are less accurate in obese and underweight patients.
• Rumus yang berasal dari sampel pasien rumah sakit (Penn State,
Ireton-Jones, Swinamer) tidak lagi menjadi lebih akurat dibandingkan
dengan rumus yang mengambil sampel dari orang sehat (Harris-
Benedict, Mifflin St Jeor)
• Keuntungan satu – satunya dari pemakaain rumus “weight – based equation”
adalah kesederhanaan / kemudahannya.
Intervensi
Gizi
KEBUTUHAN ENERGI

Sioson MS, Martindale R,


Abayadeera A,
et al. Nutrition Theraphy for
Critically
Ill Patients Across the Asia –
Pacific
Pengkajian
GiziAssessment
(Nutritio
n )
KEBUTUHAN ENERGI
ESPE 2006
N,

Kreynabb KG, Berger MM, Deutz NEP, et al. ESPEN Guidelines o n nteral
E . Guidelin
Nutrition: Intensive Care ESPEN es. 2006;25:21 0 – 223.
doi:10.1016/j.clnu.2006.01.021
Pengkajian
GiziAssessment
(Nutritio
n )
KEBUTUHAN ENERGI

Majid H, Lee ZY, et al. Medical Nutrition Therapy (MNT) Guidelines for Critically Ill Adults 2017. (2nd ed.). Persatuan Dietitian
Intervensi Gizi
(Nutrition Intervension)

KEBUTUHAN ENERGI
• Merupakan suatu hal yang penting
menghindari
overfeeding pada pasien kritis.
• Meskipun energi yang adekuat merupakan
sesuatu yang
esensial pada pasien dengan stress
metabolik, namun pemberian kalori yang
berlebih dapat meningkatkan komplikasi
seperti hiperglikemia, steatosis hepatic,
dan produksi CO2 berlebih, yang dapat
memperburuk insufisiensi pernafasan atau
weaning yang lama dari ventilasi
Intervensi Gizi
(Nutrition
Intervention
KEBUTUHAN PROTEIN )

• Studi menunjukkan bahwa adekuasi protein berhubungan erat dengan


outcome positive
• pada pasien kritis.
Pemberian protein pada pasien kritis bermanfaat untuk
• penyembuhan luka, mendukung sistem kekebalan tubuh, dan
mempertahankan massa bebas lemak.
• Pasien dengan asupan enteral yang suboptimal karena
seringnya mengalami interupsi, dapat diberikan suplementasi
protein.
Kebutuhan protein pada pasien sakit kritis diharapkan berkisar
• antara 1.2 – 2.5
gram/kg berat badan aktual/hari dan dapat menjadi lebih tinggi pada pasien
luka bakar
dan trauma, atau bergantung pada derajat keparahan penyakit dan adanya
McClave SA, Taylor BE, Martindale RG, et al. Guidelines for the Provision and Assessment of Nutrition Support Therapy in the Adult Critically Ill Patient: Society
of Critical Care Medicine (SCCM) and
Intervensi Gizi
(Nutrition
KEBUTUHAN Intervension)
VITAMIN, MINERAL,
TRACE ELEMENTS
• Tidak ada guideline spesifik yang berkenaan dengan pemberian vitamin, mineral,
pada pasien
dan trace dengan
element stress
• metabolik.
Kebutuhan micronutrient
meningkat pada keadaan

penyakit akut sebab
a. Ketika asupan kalori yang diberikan lebih tinggi, kemungkinan kebutuhan vitamin
meningkat
B juga
pula kehilangan
micronutrient dari kemih,
b. meningkat (tiamin dan nicin)
keringat, menurunnya
Katabolisme dan kehilangan massa otot juga meningkatkan kehilangan
penyerapan
c. pada saluran
kalium, magnesium, zink,
cerna, atau serum protein
posfor.
• yang
Cairan
Kehilangan
konsentrasinya
dan elektrolit
zat giziharus diberikan
dari saluran untuk
cerna danmempertahankan urin danseru
urin, disfungsi organ,
berubah.
output yang adekuat dan m
ketidakseimbangan asam
Intervensi Gizi
(Nutrition Intervention)
KEBUTUHAN VITAMIN, MINERAL,
TRACE ELEMENTS
Kebutuhan Elektrolit Harian Kebutuhan Trace Element
untuk Pasien Dewasa pada Enteral Nutrisi untuk Pasien Dewasa pada
Elektrolit Kebutuhan Harian Enteral Nutrisi
Mineral Kebutuhan Harian
Sodium (Na) 1200 – 1500 mg 50 – 65 mEq atau mmol
Chromium 25 – 35 mcg
Potassium (K) 4.7 gram 120 mEq atau mmol
Copper 900 mcg
Chlorida (Cl) 1.8 – 2.3 gram 50 – 65 mEq atau mmol
Fluoride 3 – 4 mg
Calsium (Ca) 1000 – 1300 mg 50 – 60 mEq atau 25 – 30 mmol
Iodine 150 mcg
Magnesium (Mg) 310 – 420 mg 26 – 35 mEq atau 13 – 17.5 mmol
Iron 8 – 18 mg atau lebih
Phospor (P) 700 mg 22.6 mmol
Manganese 1.8 – 2.3 mg

Molybdenum 45 mcg

Selenium 55 mcg

Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook. Zinc 8 – 11 mg


The American Society for Parenteral and Enteral Nutrition . 2010
Intervensi Gizi
(Nutrition Intervension)
KEBUTUHAN VITAMIN, MINERAL,
TRACE ELEMENT
Rekomendasi Asupan S
Vitamin pada Dewasa
Vitamin Kebutuhan Vitamin Kebutuhan
Harian Harian
Vitamin A 700 – 900 mcg Asam Pantotenat 5 mg
Vitamin D 5 – 15 mcg Piridoksin (B6) 1.7 mg
Vitamin E 15 mg Biotin 30 mcg
Vitamin K 90 – 120 mcg Asam Folat 400 mcg
Thiamin (B1) 1.1 – 1.2 mg Sianokobalamin (B12) 2.4 mcg
Riboflavin (B2) 1.1 – 1.3 mg Asam Askorbat © 75 – 90 mg

Niasin 14 – 16 mg Kolin 425 – 550 mcg

Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook.


The American Society for Parenteral and Enteral Nutrition . 2010
• Parenteral vitamin dan
mineral sebaiknya
diberikan kepada pasien

KEBUTUHAN dengan Total PN.


• Vitamin & mineral wajib

VITAMIN, diberikan setelah


mendapat TPN > 1
minggu.
MINERAL, • Rekomendasi jumlah
asupan vitamin &
TRACE mineral pada saat ini
adalah berdasarkan
ELEMENT intake per oral.

Biesalski HK, Bischoff SC, Boehles HJ, Muehlhoefer A, Working group for developing the guidelines for parenteral nutrition of The German
Association for Nutritional Medicine. Water, electrolytes, vitamins and trace elements – Guidelines on Parenteral Nutrition, Chapter 7. GMS
Ger Med Sci. 2009;7:Doc21.
Pengkajian
Gizi
KEBUTUHAN VITAMIN,(Nutrition
MINERAL,
Assessment)
TRACE ELEMENTS
Tabel Risiko Peningkatan Kebutuhan Vitamin & Mineral pada
Berbagai Kondisi Khusus
Kondisi Khusus Zat Gizi yang Meningkat
Trauma Vitamin C dan E, Zink
Sepsis Selenium, Vitamin C dan E
Luka Bakar Vitamin C, Zn, Copper, Selenium
ARDS Vitamin C, N-Asetyl cysteine
Gagal Ginjal Vitamin larut air, misal vit C **
Ensepalopati Wernicke Tiamin (ada risiko terkait alkoholisme, dialysis, malabsorpsi)
Penyakit Hati (Liver) Vitamin larut lemak (ADEK) & defisiensi micronutrient
secara umum karena malnutrisi
Sirosis Hati Gangguan elektrolit (Na, K, Ca, Mg) juga defisiensi Zn
Biesalski HK, Bischoff SC, Boehles HJ, Muehlhoefer A, Working group for developing the guidelines for parenteral nutrition of The German
Association for Nutritional Medicine. Water, electrolytes, vitamins and trace elements – Guidelines on Parenteral Nutrition, Chapter 7. GMS
Ger Med Sci. 2009;7:Doc21.
MONITORING &
EVALUASI GIZI
MENOLONG MEMBERIKAN YANG
TERBAIK

MONEV -
ANTROPOMETRI
Parameter Indikasi Frekuensi Makna & Intervensi
Monitoring Gizi
Harian Mingguan
• Berat Badan Keseimbang + • Berat badan
an yang naik
cairan dan tiba – tiba dapat
status mengindikasikan
gizi hipervolemia.
• Restriksi asupan
cairan.
• Monitoring
• IMT Status gizi + input dan
output
MONITORING &
EVALUASI GIZI
(FISIK KLINIS)
MENOLONG MEMBERIKAN YANG
TERBAIK

MONEV – FISIK
KLINIS
Parameter Indikasi Frekuensi Makna & Intervensi
Monitoring Gizi
Harian Mingguan
• - Evaluasi +
Temperatur tanda
sepsis,
atau
- Evaluasi
kebutuhan
• Imbang -cairan
Status hidrasi, +
Cairan dan
(fluid -
balance) Membanding
kan
preskripsi diet
MENOLONG MEMBERIKAN YANG
TERBAIK

MONEV – BIOKIMIA
o Simpanan protein seseorang dapat menggambarkan derajat risiko malnutrisi
o seseorang.
Malnutrisi energi protein (PEM) dapat tergambarkan melalui
rendahnya nilai albumin, transferrin,
o
transtiretin (prealbumin), retinol-binding protein, total lymphocyte
count.
o Akan tetapi, rendahnya kadar protein tida sert mert disebabk ole asupa yan
Kadar
dalam nilai indikator di atas di dalam darah
darah k a mengindikasikan
a an h level
n g
tidak adekuat. Penyebab mungk adala
sintesis protein dan
yang in h:
memberikan gambaran umum status gizi. Namun, hal ini tidak berlaku
 Derajat keparahan
pada pasien ICU.
penyakit
 Status hidrasi
 Fungsi ginjal dan
liver
 Kehamilan
… MEMBERIKAN TERBA …
MENOLONG YANG IK

DATA BIOKIMIA TERKAIT


GIZI PADA PASIEN KRITIS &
INTERPRETASINYA
o Waktu paruh albumin 14 – 20 hari.

o Pada setting akut, manfaatnya menurun


keefektivan asupan
untuktetapi,
Akan albumin tetap dinilai sebagai dasar statusgizi.
memonitoring gizi sebelum tindakan,
o
operasi, atau fase

o akut.
Kadar albumin sering merefleksikan respon metabolik dan derajat
o
keparahan penyakit, injuri, atau
infeksi, serta dapat menggambarkan prognosis pasien.
o Sintesis albumin dipengaruhi oleh asupan
o gizi dan inflamasi.
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

DATA BIOKIMIA TERKAIT


PADA
GIZI PASIEN KRITIS &
INTERPRETASINYA
o Transferin merupakan protein transport untuk besi (iron).
o Memiliki waktu paruh 8 – 10 hari.
o Dapat menjadi indikator status gizi yang baik
dibandingkan albumin. inflamasi,
dan
o Faktor yang mempengaruhi nilai transferrin:
penyakit ginjal dan hepar, gagal jantung kongestif.
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

DATA BIOKIMIA TERKAIT


PADA
GIZI PASIEN KRITIS &
INTERPRETASINYA
o Transthyretin disebut juga prealbumin.
o Masa paruh transthyretin 2 – 3 hari; retinol-binding
protein 12 jam. denga
n
o Setiap respon terhadap perubahan status gizi terjadi
Kadarnya
o lebih dalam
cepat darah albumin/transferrin.
daripada dipengaruhi oleh kondisi metabolik, penyakit,
terapi, status infeksi,
stress, inflamasi.
o Seluruh protein visceral terbatas kegunaannya dikaitkan dalam
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

DATA BIOKIMIA TERKAIT


PADA
GIZI PASIEN KRITIS &
INTERPRETASINYA
o Sistem kekebalan tubuh melemah jika kekurangan
protein. ganggu
an
o Sel darah putih dan % limfosit telah lama
o Akan tetapi, variable
digunakan tidak berkaitan
untuk menilai dengan
kekebalan gizi mempengaruhi nilai
tubuh.
% limfosit.
o Maka, manfaatnya dalam mengkaji status gizi menjadi
terbatas.
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

DATA BIOKIMIA TERKAIT


PADA
GIZI PASIEN KRITIS &
INTERPRETASINYA
oBiomarker inflamasi sebaiknya dinilai bersamaan protei
dengan serum n.
oKeberadaan inflamasi
oRespon inflamasi mempengaruhi
meningkatkan status
laju katabolik dan
gizi pasien. albumin
menyebabkan
keluar dari pembuluh darah.
oInflamasi memicu keluarnya zat kimia yang
menyebabkan anorexia/nafsu

DATA BIOKIMIA TERKAIT


PADA
GIZI PASIEN KRITIS &
INTERPRETASINYA
oSalah satu biomarker yang sering digunakan menilai
paling
adalah C–reaktif (CRP). untuk inflamasi
protein saat terjadi infeksi dan bersama
oProduksi CRP inflamasi dengan
(IL-1a, IL-1b, IL-6, TNF) sementara
meningkat produksi
sitokin pro– menurun.
inflammatori adalah prolaktin, kolesterol,
hiperglikemia, dan
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA ENTERAL NUTRISI
Masalah Kemungkinan Penyebab Pencegahan atau
Terapi • Kehilangan cairan • Monitor asupan dan keluaran cairan harian
berlebih • Monitor berat badan harian
• Asupan cairan tidak • Perubahan berat badan >0.2 kg/hari
adekuat menggambarkan perubahan volume cairan
• Formula extraselular.
Dehidrasi terkonsentrasi (energi, • Melakukan estimasi kehilangan cairan:
Hipertonik protein) diberikan - 3% dari BB  mild loss
kepada pasien yang - 6% dari BB  moderate loss
tidak dapat - 10% dari BB  severe loss
mengekspresikan rasa • Monitor serum elektrolit, urine specific
gravity,
haus nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin
(BUN : Kr
 biasanya 10:1 pada status hidrasi normal)
• Berikan cairan enteral atau parenteral ketika
Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook. The American Society for Parenteral and Enteral
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA ENTERAL NUTRISI
Masalah Kemungkinan Penyebab Pencegahan atau
Terapi • Kelebihan asupan • Monitoring imbang cairan (asupan &
cairan keluaran)
• Pemberian makan yang • Perhatikan status cairan setiap hari
cepat (rapid refeeding) • Monitoring berat badan setiap hari
Overhidrasi • Katabolisme massa • Perubahan berat badan >0.2 kg/hari
tubuh bebas lemak menggambarkan perubahan di
dengan kehilangan volume extraseluler; Aldosteron
kalium meningkat dengan retensi garam;
• Refeeding syndrome pertimbangkan formula rendah
konsentrasi
• Terapi diuretik

Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook. The American Society for Parenteral and Enteral
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA ENTERAL NUTRISI
Masalah Kemungkinan Penyebab Pencegahan
atau Terapi
• Refeeding syndrome • Suplementasi Kalium ke nilai
• Stres katabolic normal sebelum pemberian
• Deplesi massa sel tubuh makanan
Hipokalemia • Efek dari ADH dan • Monitoring nilai Kalium
sehari
(Hipo – K) aldosterone – hari hingga stabil pada
• Terapi diuretic level enteral yang
• Kehilangan yang berlebih diharapkan
(diare, NGT) • Suplementasi Kalium dan
• Alkalosis metabolik (induce or Klorida
result) • Pertimbangkan protocol
• Terapi insulin suplementasi
• Dilusi
Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook. The American Society for Parenteral and Enteral
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA ENTERAL NUTRISI
Masalah Kemungkinan Penyebab Pencegahan atau
Terapi • Koreksi asidosis, apabila
memungkinkan cek kembali nilai
serum Kalium
Hiperkalemia • Asidosis metabolik • Koreksi serum Kalium sebelum
(Hiper – K) • Perfusi yang buruk memulai EN, jika
memungkinkan
(CHF) • Monitor serum Kalium sehari –
hari
• Gagal ginjal • Atasi penyebab perfusi yang buruk
• Asupan kalium berlebih • Pemberian kalium binder,
glukosa,
(EN, IV, atau oral) dan atau terapi insulin
• Eliminasi Kalium dari cairan IV;
Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook. The American Society for Parenteral and Enteral
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA ENTERAL NUTRISI
Masalah Kemungkinan Penyebab Pencegahan atau
Terapi • Dilusi, dari • Pertimbangkan penambahan NaCl
peningkatan level ADH pada EN
• Insufisiensi hepar, • Monitoring level Natrium sehari –
Hiponatremia jantung, dan ginjal hari
(Hipo – Na) • Asupan Natrium • Nilai status cairan
menurun dibandingkan • Berikan terapi diuretic apabila
dengan keluaran indikasi
Natrium • Restriksi cairan dan atau Natrium

Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook. The American Society for Parenteral and Enteral
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA ENTERAL NUTRISI
Masalah Kemungkinan Penyebab Pencegahan atau
Terapi • Jumlah asupan cairan • Monitor imbang cairan setiap hari
tidak adekuat • Monitor elektrolit, BUN: Cr setiap hari
dibandingkan dengan • Monitor berat badan harian; jika
keluaran cairan perubahan berat badan >0.2 kg,
(keringat, diuresis menggambarkan perubahan pada
Hipernatremia osmotik) volume cairan ekstraselular
(Hiper – Na) • Peningkatan asupan • Estimasi kehilangan cairan  ganti
Natrium (cairan IV) cairan yang hilang dari EN atau PN
• Deplesi total natrium untuk memenuhi cairan
ekstraselular
tubuh, massa - 3% dari BB  mild loss
ekstraselular, cairan - 6% dari BB  moderate loss
ekstraselular - 10% dari BB  severe loss
• SIADH
Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook. The American Society for Parenteral and Enteral
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA ENTERAL NUTRISI
Masalah Kemungkinan Pencegahan atau
Terapi
Penyebab • Suplementasi Posfor ke nilai normal
sebelum pemberian feeding
• Refeeding syndrome • Monitor serum P sehari – hari dan
Hipoposfatemia • Kalori yang berlebih penuhi kebutuhannya sesuai dengan
(Hipo – P) • Diikat oleh antacid, perubahan status klinis
Sucralfate • Suplementasi
Posfor dalam bentuk
• Terapi insulin seperti
Natrium atau Kalium, ketika
klinis mengindikasikan, melalui rute
EN atau PN

Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook. The American Society for Parenteral and Enteral
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA ENTERAL NUTRISI
Masalah Kemungkinan Pencegahan atau
Terapi
Hiperposfatemia Penyebab
• Insufisiensi ginjal • Posfat binder
(Hiper – P) • Pilih produk Enteral dengan kandungan EN
yang rendah
• Energi berlebih • Jika memungkinkan, ukur kebutuhan
energi
(overfeeding) dengan menggunakan Indirect
Calorimetry
• Asupan • Jika IC tidak tersedia, berikan kebutuhan
Hiperkapnia kabohidrat energi maintenance hanya sampai
berlebih pada hipercapnia teratasi
pasien dengan • Berikan komposisi yang seimbang untuk
disfungsi karbohidrat, protein, dan lemak.
pernafasan Pertimbangkan pemberian lemak 30% - 50%
Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral
total Nutrition Handbook. The American Society for Parenteral and Enteral
energi
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA ENTERAL NUTRISI
Masalah Kemungkinan Penyebab Pencegahan
atau Terapi• Kehilangan yang • Suplementasi Zink
melalui
Hipozincemia berlebih (NGT, enteral
atau parenteral
(Hipo – Zn)
• Asupan vitamin K kehilangan protein,
tidak • Suplementasi vitamin K
adekuat enteropati, ostomi, luka)agen probiotik
• Pertimbangkan
Defisiensi • Penggunaan formula • Ukur nilai
PT, PTT atau INR
Vitamin K rendah lemak atau hingga per
hari hingga stabil
rendah vitamin K
• Insufisiensi sirosis,
malabsorpsi, panckreas
Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook. The American Society for Parenteral and Enteral
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA ENTERAL NUTRISI
Masalah Kemungkinan Penyebab Pencegahan
atau Terapi• Alkoholik kronis • Suplementasi Tiamin selama 3 – 7
• Pertambahan usia hari
Defisiensi • Malnutrisi kronik • Pertimbangkan penambahan folat
Tiamin (B1) • Malabsorpsi dan multivitamin/mineral pada
• Terapi antacid kasus alkoholisme atau penyakit
• Dialisis, diuretik kronik
• Sediakan sedikitnya 4% asam
linoleic dari kebutuhan energi
Defisiensi asam • Asupan
asam linoleic • Tambahkan komponen lemak
lemak esensial tidak
adekuat modular pada EN jika diperlukan

Berikan
Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook. 5ml/hari
The American Society for minyak biji
Parenteral and Enteral
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA ENTERAL NUTRISI
Masalah Kemungkinan Pencegahan atau
Terapi
Penyebab • Koreksi serum glukosa sebelum memulai EN,
• Refeeding
jika
syndrome memungkinkan
• Diabetes mellitus, • Monitor serum glukosa setiap 6 jam atau
sesuai
sepsis, protocol local
katabolisme, • Atasi penyakit dasar
Hiperglikemia trauma, atau • Pertahankan volume intervaskular dan
hidrasi
kondisi penyakit • Sediakan obat anti diabetes oral atau insulin
lainnya untuk mempertahankan serum glukosa turun
• Resistensi insulin dalam batas normal
• Glukokortikoid • Pertimbangkan pemberian 30% hinga 50%
• Karbohidrat total energi dari komponen lemak
Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook. The American Society for Parenteral and Enteral
… MENOLONG YAN TERBA …
MEMBERIKAN G IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA ENTERAL NUTRISI
Masalah Kemungkinan Pencegahan atau
Terapi
Penyebab
• Penghentian EN • Monitor serum glukosa setiap 6 jam
yang tiba – tiba atau per protocol
pada pasien yang • Atasi dengan glukosa IV atau per tube
Hipoglikemia mendapatkan untuk meningkatkan serum level >100
terapi insulin atau mg/dL
obat hipoglikemia
lainnya

Boulata J, Carney LN, Guenter, P. ASPEN Enteral Nutrition Handbook. The American Society for Parenteral and Enteral
… MENOLONG TERBA …
MEMBERIKAN YANG IK

KOMPLIKASI METABOLIK
PADA PARENTERAL NUTRISI
Parameter Awal Harian Mingguan
Antropometri
Berat Badan (BB) X X X
Tinggi Badan (TB) X
XaPengecekan dilakukan per Pemeriksaan Fisik X
hari hingga stabil, kemudian 1- X
2x/minggu Asupan & Keluaran X
X

XbPertama kali saat awal dan Status Metabolik


sebelum setiap peningkatan Na, K, Cl, CO2 X Xa X
emulsi lemak IV,
Ca, Phos, Mg X Xa X
kemudian
1x/minggu. Jika sepsis,
monitoring lebih sering Glukosa X Xa X
menjadi
suatu hal yang penting
BUN / Cr X Xa X

Tes Fungsi Hati X X


Protrombin Time X X
Prealbumin X X
Triglicerides Xb X
Ayers P, Holcombe B, Plogsted S,
&
Guenter Parenteral Nutrition Daraf Perifer Lengkap X Xa X
P.
Handbook 2nd Edit. ASPEN. Balans Nitrogen Saat diperlukan Saat diperlukan Saat
… MENOLO MEMBERIK YAN TERBA …
NG AN G IK

MONEV – BIOKIMIA
Parameter Indikasi Frekuensi Makna & Intervensi
Monitoring Gizi
Harian Mingguan
• Hitung - Baseline + • Efek dari sepsis
darah - Anemia yang patut
lengkap disebabkan - 1x- menjadi perhatian
(DPL) defisiensi besi 2x/minggu
dan MCV atau hingga stabil.
folat kerap Lalu per
terjadi minggu.
• Marker - Baseline + • Mengkaji adanya
infeksi - Tanda infeksi reaksi
(CRP, - Membantu - 2x- protein fase akut
WBC) dalam 3x/ (acute
interpretasi mingg phase protein)
protein, trace u • Tren hasil
element, hingga
“Nutrition Support for Adults: Oral Nutrition Support, Enteral
pemeriksaan ini
Tube Feeding and Parenteral Nutrition”. August 2017. https://www.nice.org.uk/guidance/cg32/chapter/1-
menjadi penting
vitamin Guidance#screening-for-malnutrition-and-the-risk-of-malnutrition-in-hospital-and-the-community accessed March 29, 2018.
… MENOLO MEMBERIK YAN TERBA …
NG AN G IK

MONEV – BIOKIMIA
Parameter Indikasi Frekuensi Makna &
Monitoring
Harian Mingguan
Intervensi
• Gula - Baseline + • Inisiasi
Gizi
darah - Kontrol dan
glikemik - 1x-2x/hari tingkatkan
- untuk PN
Intoleransi non-pasien • Cek Glucose
glukosa diabetes, atau Infusion
kerap sesuai Rate
terjadi kebutuhan (GIR)
- Target hingga stabil • Kurangi
kontrol - Lalu konsentrasi
gula darah mingguan dekstrose pada
≤10mmol/L - Untuk PN
“Nutrition Support for Adults: Oral Nutrition Support, Enteral Tube Feeding and Parenteral Nutrition”. August 2017. https://www.nice.org.uk/guidance/cg32/chapter/1-
• Gunakan Insulit
Guidance#screening-for-malnutrition-and-the-risk-of-malnutrition-in-hospital-and-the-community accessed March 29, 2018.
… MENOLO MEMBERIK YAN TERBA …
NG AN G IK

MONEV – BIOKIMIA
Parameter Indikasi Frekuensi Makna & Intervensi
Monitoring Gizi
Harian Mingguan
• - Baseline + • Penilaian yang
Calsiu - tepat
m, Hiperkalse terhadap kalsium
Albumi mia untuk
n atau albumin
hipokalsemi • Hipokalsemia dapat
a merupakan akibat
dapat terjadi sekunder dari
defisiensi
Magnesium
• Albumin yang rendah
merefleksikan
“Nutrition Support for Adults: Oral Nutrition Support, Enteral Tube Feeding and Parenteral Nutrition”. August 2017. https://www.nice.org.uk/guidance/cg32/chapter/1-
Guidance#screening-for-malnutrition-and-the-risk-of-malnutrition-in-hospital-and-the-community accessed March 29, 2018.
… MENOLO MEMBERIK YAN TERBA …
NG AN G IK

MONEV – BIOKIMIA
Parameter Indikasi Frekuensi Makna & Intervensi
Monitoring Gizi
Harian Mingguan
• - Baseline + + • Umumnya
Elektroli - Gangguan sering
t elektro - Harian jika Jika sudah menurun dan
(Sodium, lit ada stabil tidak
Potasium, - risiko melalui diketahui
Magnesiu Refeed refeeding intense sebelumnya
m) ing syndrome monitorin • Konsentrasi yag
sindrom g rendah
- 3x
e seminggu harian. menunjukkan
sampai status
stabil yang buruk
• Suplementasi
Majid H, Lee ZY, et al.-Medical
Lalu Nutrition Therapy (MNT) Guidelines for Critically Ill Adults 2017. (2 ed.). Persatuan Dietitian
nd

elektrolit
Malaysia. (https://www.researchgate.net/publication/322007786 accessed March
… MENOLO MEMBERIK YAN TERBA …
NG AN G IK

MONEV – BIOKIMIA
Parameter Indikasi Frekuensi Makna & Intervensi
Monitoring Gizi
Harian Mingguan
• Posfat (P) - Baseline + + • Suplement posfat
- Gangguan ke PN
elektro - Harian jika Jika sudah apabila nilainya
lit ada stabil rendah
- risiko melalui • Inisiasi dan
Refeed refeeding intense tingkatkan
ing syndrome monitorin PN pada pasien
sindrom - 3x g Refeeding
e seminggu harian. syndrome
sampai • Monitor level serum
stabil
Majid H, Lee ZY, et al.-Medical
Lalu Nutrition Therapy (MNT) Guidelines for Critically Ill Adults 2017. (2 ed.). Persatuan Dietitian
nd

Malaysia. (https://www.researchgate.net/publication/322007786 accessed March


… MENOLO MEMBERIK YAN TERBA …
NG AN G IK

MONEV – BIOKIMIA
Parameter Indikasi Frekuensi Makna & Intervensi
Monitoring Gizi
Harian Mingguan
• Sodium - Baseline + + • Interpretasi
(Na), - Evaluasi dipengaruhi
Potasium fungsi - Jika pengetahuan
(K), ginjal, status Harian sudah mengenai
Ureum, cairan, dan hingga stabil imbang cairan dan
Kreatinin status stabil dari obat
Natrium - Kemudian monitori – obatan
Kalium 1x – ng • Adanya
2x per harian, natrium/sodium
minggu akan di urin dapat
dilakuka membatu
n 1- dalam kasus
“Nutrition Support for Adults: Oral Nutrition Support, Enteral Tube Feeding and Parenteral Nutrition”. August 2017. https://www.nice.org.uk/guidance/cg32/chapter/1-
2x/mingg kompleksaccessed March 29, 2018.
Guidance#screening-for-malnutrition-and-the-risk-of-malnutrition-in-hospital-and-the-community
… MENOLO MEMBERIK YAN TERBA …
NG AN G IK

MONEV – BIOKIMIA
Parameter Indikasi Frekuensi Makna & Intervensi
Monitoring Gizi
Harian Mingguan
• Test - Baseline + + • Kompleks.
Fungsi - Hal yang Mungkin
Hati kerap - 2x/minggu disebabkan oleh
(termasuk terjadi pada hingga sepsis,
Internasion penggunaan stabil, penyakit lain, atau
al PN kemudian asupan gizi
Normalized - Risiko fatty 1x/minggu • Kurangi kalori jika
Ratio, INR) liver, overfeeding
kolestasis • Kurangi infus
intrahepatik, dekstrosa
kolesistisis, jika melebihi laju
dan
“Nutrition Support for Adults: Oral Nutrition Support, Enteral Tube Feeding and Parenteral Nutrition”. August 2017.oksidasi
https://www.nice.org.uk/guidance/cg32/chapter/1-
Guidance#screening-for-malnutrition-and-the-risk-of-malnutrition-in-hospital-and-the-community accessed March 29, 2018.
… MENOLO MEMBERIK YAN TERBA …
NG AN G IK

MONEV – BIOKIMIA
Parameter Indikasi Frekuensi Makna & Intervensi
Monitoring Gizi
Harian Mingguan
• - Risiko + • Kurangi laju infus lipid
Trigliserida hipertrigliseride • Perpanjang waktu infus
mia lipid
- Target
trigliserida
• Zink Baseline
- <407 mg/dL + • Pasien yang sangat
(Zn), - Defisiensi berisiko
Copper kerap (setiap 2 defisiensi Zink dan Cu
(Cu) terjadi, –4 adalah
terutama minggu, saat fase anabolik.
saat bergantu • Reaksi fase akut
meningkatnya ng menyebabkan
kehilangan pada Zn menurun dan
(losses) hasil)
Malaysia.
meningkatkan
Majid H, Lee ZY, et al. Medical Nutrition Therapy (MNT) Guidelines for Critically Ill Adults 2017. (2 ed.). Persatuan Dietitian
nd

(https://www.researchgate.net/publication/322007786 accessed March


… MENOLO MEMBERIK YAN TERBA …
NG AN G IK

MONEV – BIOKIMIA
Parameter Indikasi Frekuensi Makna &
Monitoring
Harian Mingguan
Intervensi
• Iron, - Baseline + • Status besi
Gizi
Ferritin - Defisiensi menjadi
iron - per 12 – 36 sulit pada
kerap terjadi minggu keadaan
pada (setiap 3 – 6 reaksi fase akut
pemakaian PN bulan) (Fe
• Folat - Baseline + •menurun,
Serum folat
(B12) jangka (B12)
- panjang.
Defisiensi Ferritin
besi - Kemudian cukup dengan
meningkat)
adalah sesuatu setiap 2- profil
yang kerap 4 minggu darah lengkap.
terjadi
“Nutrition Support for Adults: Oral Nutrition Support, Enteral Tube Feeding and Parenteral Nutrition”. August 2017. https://www.nice.org.uk/guidance/cg32/chapter/1-
Guidance#screening-for-malnutrition-and-the-risk-of-malnutrition-in-hospital-and-the-community accessed March 29, 2018.
Tn M seorang laki-laki berusia 46 tahun pekerjaan sebagai buruh dengan pendidikan terakhir SMP , agamam
islam, suku sunda datang dengan keluhan penurunan kesadaran setelah mengalami jatuh dari sepeda motor
dengan kepala membentur aspal, ada muntah dan pingsan . Pasien masuk ke RSHS dilakukan operasi dengan
tindakan craniectomy, setelah dilakukan operasi pasien masuk ke Ruang GICU dengan diagnosa Post
Craniectomy decompresi ec Moderate HI + Closed # Liner a/r temporal sin dengan keluhan adanya
penurunan kesadaraan & tingkat kesadarannya GCS 9. Terpasang NGT , ada retensi cairan sebanyak 200 cc
,berwarna coklat dan telah dilakukan lavage. Ada oedema di pergelangan tangan, ada luka operasi di kepala,
terpasang alat bantu napas yaitu ventilator dengan jenis CPAPS diset untuk RR : 17 X /mnt. KU : sakit berat
dengan kesadaran DPO dg gelisah. Tanda vital TD : 107/63 mmHg, HR = Nadi : 79 X/ mnt. Suhu : 36°C .
Aktifitas pasien bedrest. Data antropometri BB: 70 Kg, TB ; 165 cm
Tn M dipuasakan, hasil recall 24 jam E : 0
Hasil pemeriksaan laboratorium :
Hb : 8,6 g/dl, Ht : 27 g/dl, leukosit 3500 g/dl, eritrosit : 3,6 g/dl, trombosit 113000, MCV 74,2, MCH : 23,9, Na
: 132 mEg/dl, Ca : 4,35 mEg/dl, K :4,8 mEg/dl, Mg : 1,45 mg/l, pH 7,54, pCO2 : 22, pO2 : 163, HCO3 : 19,
TCO2 :19 sat O2 : 99 %, Albumin : 3,6 g/dl, gds : 93 mg/dl, ureum : 23 mg/l, Kreattin : 0,98 mg/dl.
Terapi medis yang diberikan ceftriason 1 X1 ( IV), Ranitidine : 2x 50, ketorolac : 2x1 ampul, kalnec : 3 x 500
mg. RL , NaCl 500 ml, Manitol 500 ml

Anda mungkin juga menyukai