Anda di halaman 1dari 54

CARA PEMBERIAN OBAT

BY : AKMA LISTIANA, SST, M.Kes


PEMBERIAN
OBAT PARENTERAL

1. Intradermal/Intracutan (IC)
2. Subcutan (SC)
3. Intramuskular (IM)
4. Intravena (IV)
INJEKSI
INTRADERMAL
• Injeksi yg diberikan pada lapisan dermis atau di bawah
epidermis.
• Digunakan untuk test tuberkulin & tes alergi
• Area yg digunakan : lengan bawah bagian dalam, dada
bagian atas, punggung
INJEKSI
INTRADERMAL
INJEKSI
INTRADERMAL
Reaksi positif
(alergi)
Memberikan obat ke dalam jaringan ikat longgar di
bawah dermis
Area injeksi bagian lengan luar atas, abdomen dari
batas bawah kosta & bagian anterior paha
Injeksi perlu rotasi pada area yg berbeda

INJEKSI
SUBCUTAN
Area injeksi
subcutan
 Untuk memasukkan obat dlm jumlah yg lebih besar
dibanding obat yg diberikan melalui subcutan
 Absorbsi lebih cepat daripada pemberian secara
subcutan
 Area injeksi : otot vastus lateralis, otot ventro gluteal,
otot dorsogluteus, otot deltoid

INJEKSI
INTRAMUSKULAR
• Otot vastus lateralis biasanya tebal & tumbuh secara baik
pada orang dewasa & anak-anak
• Otot terlatak di bagian lateral anterior paha & pada orang
dewasa membentang sepanjang satu tangan di bawah
trokanter femur, sepertiga bagian tengah merupakan
tempat terbaik injeksi

1. Otot Vastus
Lateralis
The vastus lateralis site of the right thigh, used for
intramuscular injections
The vastus lateralis muscle of the
upper thigh.
Identify greater trochanter and lateral femoral
condyle.
Select site using middle third and
anterior lateral aspect of thigh.
Inject medication at 90° angle directly into
muscle.
• Klien berbaring di atas salah satu sisi tubuh dgn menekuk
lutut
• Perawat mencari otot dgn meletakkan telapak tangan di
atas trokhanter mayor & jari telunjuk pada spina iliaka
superior anterior panggul paha klien.
• Ibu jari ditunjukkan ke arah lipatan paha klien
• Jari tengah dilebarkan ke belakang sepanjang krista iliaka
ke arah bokong.
• Jari telunjuk, jari tengah, & krista iliaka membentuk
sebuah segitiga & tempat injeksi di tengah segitiga
tersebut.

2. Otot Ventrogluteal
The ventrogluteal site for
intramuscular injections
Identify greater trochanter, and place palm at
site.
Place palm on greater trochanter, and point

to anterior iliac spine.


Inject medication at 90° angle within
"V" area.
• Merupakan tempat yg paling sering digunakan untuk
injeksi IM
• Dorsogluteus berada di bagian atas luar kuadran atas luar
bokong, 5-8 cm di bawah krista iliaka
• Klien dpt tengkurap atau berbaring miring

3. Otot Dorsogluteus
The dorsogluteal site for intramuscular
injections.
Locate greater trochanter to identify
dorsogluteal site.
Locate posterosuperior spine of iliac
crest.
Draw imaginary line between trochanter and
iliac spine.
Inject medication directly into dorsogluteal
site at 90° angle.
• Jarang digunakan kecuali tempat lain tdk ada
• Klien dpt duduk, berdiri atau berbaring dgn
lengan terbuka & rileks
• Perawat mempalpasi batas bawah prosesus
akromialis yg membentuk basis sebuah segitiga
yg sejajar dgn titik tengah bagian lateral lengan
atas
• Tempat injeksi di tengah segitiga 2,5-5 cm di
bawah prosesus akromium atau 3 jari di bawah
prosesus akromium

4. Otot Deltoid
The deltoid muscle of the upper arm, used for
intramuscular injections.
The upper arm can be used for both intramuscular
(IM) and subcutaneous (Sub Q) injections
• Memberikan obat melalui pembuluh darah vena
• Absorbsi lebih cepat

INJEKSI INTRAVENA
INJEKSI INTRAVENA
INJEKSI INTRAVENA
INJEKSI IM, IV, SC
CARA PENCEGAHAN KESALAHAN
OBAT
• Baca label obat dg teliti
• Waspadai obat-obatan bernama hampir sama
• Cermati angka di belakang koma
• Ketika suatu obat baru atau obat yg tdk lazim
diprogramkan, konsultasikan pada sumbernya
• Pertanyakan peningkatan dosis yg tiba-tiba & berlebihan
• Jgn beri obat yg diprogramkan dgn nama pendek atau
singkatan tdk resmi
• Jg berupaya menguraikan & mengartikan tulisan yg tdk
dpt dibaca
• Kenali klien yg memilikai nama akhir sama & minta klien
menyebut nama lengkap
• Cermati ekuivalen
PERTIMBANGAN KHUSUS PEMBERIAN OBAT
PADA KELOMPOK USIA TERTENTU

A. PADA BAYI & ANAK


- Usia, BB, massa tubuh berbeda shg dosis
anak lebih rendah dari dosis dewasa
- Obat yg ada tdk dikemas dlm rentang dosis
u/ anak
- Perlu keterlibatan orang tua
- Bila anak terus menolak, perlu dipaksa secara
fisik
TIPS PEMBERIAN OBAT PADA ANAK
a. OBAT ORAL
- Bentuk cair lebih aman
- Apabila mencampur obat dgn pemanis, gunakan
dlm jml kecil
- Spuit sekali pakai lbh akurat dlm pengukluran dosis

b. INJEKSI
- Hati2 saat injeksi IM, otot blm berkembang
- Anak dpt menjadi tdk kooperatif & tdk bisa
diprediksi
- Anak yg tidur hrs dibangunkan
- Mengalihkan perhatian anak dgn bercakap2 &
memberi mainan
- Pemberian injeksi harus cepat tetapi hati-hati
• Membutuhkan pertimbangan khusus karena
perubahan fisiologik, faktor tingkah laku &
ekonomi
• Pola penggunan obat pada lansia yg perlu
dicermati :
- Polifarmasi
- Meresepkan obat sendiri
- Penggunaan obat yg salah
- Ketidakpatuhan (noncompliance)

TIPS PEMBERIAN OBAT PADA


LANSIA
Kaji riwayat pengobatan lengkap
Atur jarak pemberian obat
Anjurkan klien u/ minum sedikit sebelum minum
obat
Anjurkan klien minum minimal 150-180 cc stl
minum obat
Jgn secar rutin memberikan anlgesik setiap 4 jam
Apabila kesulitan minum tablet, minta dokter
mengganti dgn cair
Ajarkan alternatif pengobatan

TIPS PEMBERIAN OBAT PADA


LANSIA
REAKSI ALERGI OBAT DAN
PENANGANANNYA

Obat memberikan terapeutik dan efek merugikan.


Keracunan dapat terjadi karena pemberian obat
yang salah : over dosis, menelan obat luar dan
minum obat rusak.
idiosinkrasi : dimana seseorang memberikan
manifestasi respon tidak normal terhadap obat
tertentu.
Masalah yg sering terjadi adl alergi
GEJALA ALERGI OBAT
Alergi sedang ditandai dengan :
- Rash (kemerah - merahan)
- Pruritis (gatal - gatal)
- Angiodema (edema)
- Rhinitis (pilek)
- Airmata berlebihan.
- Mual / muntah.
- Wheezing.
- Dispnea.
- Diare.
Reaksi anafilatik / reaksi alergi berat.
- Asfiksia (bengkak pada laring)
- Bronkospasmus (sumbatan saluran napas)
- Hipotensi
PENANGANAN ALERGI

- Atur klien posisi berbaring dengan extremitas inferior


ditinggikan.
- Pertahankan saluran napas.
- Beri O2.
- Beri cairan normal saline IV.
SATUAN BERAT:
1 kg 1000 gr
1 gr  1000 mg
1 mg  1000 mcq (mikrogram )

SATUAN ISI
1 L  1000 ml=1000 cc

KALKULASI DOSIS
OBAT
PENGHITUNGAN & PENGGUNAAN
UNIT DOSIS OBAT

• Dosis yg diprogramkan tdk selalu sama dgn dosis


yg tersedia
Ex : Program 250 mg, obat yg ada dlm kemasan 1
gram

RUMUS :
Dosis yg diprogramkan
Jml diberikan : X jml yg tersedia
dosis tersedia
Ket:
• Dosis yang diprogramkan obat murni yang
diresepkan dokter untuk pasien
• Dosis yang tersedia  berat / volume obat yang
tersedia dalam satuan yang disuplay farmasi ( tb,
kapsul, cair, serbuk)
• Jumlah yang tersedia  satuan dasar atau jml
obat yang mengandung dosis yang tersedia
Contoh soal :
Klien diberi Versed 2,5 mg, obat yg ada dlm ampul 5 mg
per 1 ml
2,5 mg
X 1 ml = 0,5 ml
5 mg
2. Berapa tab. Digoxin yang diperlukan untuk
mendapatkan dosis 0,125 mg ?
1 tab = 62,5 mcq

Jawab:
0,125 mg=(0,125x1000)mcq = 125 mcq
125 mcq : 62,5 mcq x 1 tab. = 2 tab.
Contoh suspensi cair :
Program dokter memberikan therapi Eritromicin
syrup 250 mg PO, farmasi memberi obat 1 botol
berisi 100 ml, pada label tertera 5 ml mengandung
125 mg eritromicin. Berapa dosis yg diberikan?

Aplikasi rumus
250 mg
X 5 ml = 10 ml
125 mg
PERHITUNGAN DOSIS ANAK- ANAK

A. LUAS PERMUKAAN TUBUH


Luas permukaan tubuh anak (m2)
Dosis anak = X Dosis dewasa
1,7 m2

B. BERAT BADAN (RUMUS Clark)


BB anak (pound)
Dosis anak = X Dosis dewasa
150 pound
C. USIA ANAK

1. Rumus Young
Usia anak
Dosis anak = X Dosis dewasa
Usia anak + 12

2. Rumus Fried
Usia anak dlm bulan
Dosis anak = X Dosis dewasa
150 bulan
PERHITUNGAN TETESAN INFUS
• Tetesan mikro (mikrodrip) 1 cc = 60 tetes
• Tetesan makro (makrodrip) 1 cc = 15 tetes.
RUMUS :
a. Mililiter per jam
jml total cairan infus (cc)
cc/jam =
Lama waktu infus (jam)
b. Tetes per menit
Jml cairan infus (cc) x faktor tetesan
Tetes/mnt =
Lama penginfusan (mnt)
LATIHAN SOAL
1. Apabila cairan infus 1800 cc harus habis dlm
10 jam, berapa kecepatan tetesan infus yg
harus diberikan secara makrodrip?
2. Apabila infus diberikan 20 tts/mnt
(mikrodrip), berapa waktu yg dibutuhkan u/
500 cc cairan ?
3. Berapa kecepatan tetesan harus diatur pada
pemberian 100 cc cairan yg harus habis dlm 3
jam (makrodrip) ?
4. Berapa waktu diperlikan u/ menghabiskan
1500 cc cairan apabila tetesan infus diatur 30
tts/menit (makrodrip) ?

Anda mungkin juga menyukai