Anda di halaman 1dari 28

Bed Site Teaching

Nama : Muhamad Renaldi Fahlevi (712019015)

Pembimbing : dr. Fera Yunita Rodhiyati, Sp.M


Miopia
Miopia merupakan kelainan refraksi dimana berkas
sinar sejajar yang memasuki mata tanpa akomodasi,
jatuh pada fokus yang berada di depan retina.
Dalam keadaan ini objek yang jauh tidak dapat
dilihat secara teliti karena sinar yang datang saling
bersilangan pada badan kaca, ketika sinar tersebut
sampai di retina sinar-sinar ini menjadi
divergen,membentuk lingkaran yang difus dengan
akibat bayangan yang kabur.
Miopia
Hasil Anamnesis (Subjective)
• Keluhan
a. Kabur bila melihat jauh
b. Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat
c. Mudah lelah bila membaca (karena konvergensi yang tidak sesuai
dengan akomodasi)
d. Astenovergens
Pemeriksaan Fisik (Objective)
Gejala objektif miopia antara lain:
1. Miopia simpleks :
a. Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan
pupil yang relatif lebar.
b. Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal
atau dapat disertai kresen miopia (myopic cresent) yang ringan
di sekitar papil saraf optik.
2. Miopia patologik :
a. Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopia
simpleks
b. Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa
kelainan-kelainan pada :
– Badan kaca : dapat ditemukan kekeruhan berupa
pendarahan atau degenerasi yang terlihat sebagai floaters, atau
benda- benda yang mengapung dalam badan kaca.
– Papil saraf optik : terlihat pigmentasi peripapil, kresen miopia,
papil terlihat lebih pucat yang meluas terutama ke bagian
temporal.
– Makula : berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang
ditemukan perdarahan subretina pada daerah makula.
– Retina bagian perifer : berupa degenersi kista retina bagian
perifer
– Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan
koroid dan retina.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan Kelainan Refraksi :


1. Refraksi subjektif
2. Refraksi Objektif
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
1. Koreksi refraksi
2. Modifikasi lingkungan
3. Tindakan operatif
4. Fotokoagulasi laser
5. Pengawasan Tekanan Intra Okule r (TIO)
Komplikasi
1. Floaters
2. Skotoma
3. Trombosis koroid dan perdarahan koroid
4. Ablasio retina
5. Glaukoma sederhana
6. Katarak
Prognosis
• Quo ad Vitam : Bonam
• Quo ad Functionam : Bonam
• Quo ad Sanationam : Bonam
Kalazion
Kalazion adalah peradangan
granulomatosa kelenjar meibom yang
tersumbat, sehingga mengakibatkan
pembengkakan yang tidak sakit pada
mata. Pada kalazion terjadi
penyumbatan kelenjar meibom dengan
infeksi ringan yang mengakibatkan Kalazion palpebra superior Kalazion palpebra inferior
peradangan kronis.
Kalazion
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan :
1. Benjolan pada kelopak mata
2. Tidak hiperemi
3. Tidak ada nyeri tekan
4. Pseudoptosis
5. Tidak ada pembesaran kelenjar preaurikuler
6. Kadang- kadang terjadi kelainan refraksi pada mata, karena
penekanan yang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata
Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)
Pemeriksaan fisik :
• Inpeksi : pada pemeriksaan secra inspeksi dapat dilihat adanya nodul pada
kelopak mata atas atau bawah, dimana nodul menonjol ke arah konjungtiva
dan tampak adanya daerah berwarna kemerahan pada palpebra bagian dalam.
• Palpasi : pada pemeriksaan secara palpasi dapat ditemukan adanya masa yang
keras dan terfiksasi pada tarsus.
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan Histopatologi
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis :
Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik

Diagnosis Banding :
1. Hordeolum
2. Blefaritis

Komplikasi :
Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis,
dan kehilangan bulu mata.
• Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan :
1. Penanganan konservatif kalazion adalah dengan kompres air hangat
15 menit (4 kali sehari). Lebih dari 50% kalazion sembuh dengan
pengobatan konservatif.
2. Obat tetes mata atau salep mata jika infeksi diperkirakan sebagai
penyebabnya.
3. Injeksi steroid ke dalam kalazion untuk mengurangi inflamasi, jika
tidak ada bukti infeksi
4. Steroid menghentikan inflamasi dan sering menyebabkan regresi dari
kalazion dalam beberapa minggu kemudian
5. Eksisi kalazion
6. Eskokleasi Kalazion
Blefaritis

Blefaritis adalah suatu peradangan


subakut atau menahun tepi kelopak
mata. Blefaritis kronis (blefaritis
marginal kronis) adalah penyebab yang
sangat umum dari ketidaknyamanan
okular dan iritasi.
Blefaritis
Subjective
Keluhan :
Gejala klinis :
a. Gejala dan tanda (kemerahan, iritasi, rasa terbakar, berair, gatal,
kehilangan bulu mata, bulu mata menempel, pandangan mata kabur,
tidak dapat menggunakan kontak lensa, fotofobia, peningkatan frekuensi
berkedip).
b. Waktu dalam sehari ketika gejala memburuk (gejala memburuk pada
pagi hari merupakan tipikal gejala pada blefaritis, yang dimana gejala
dapat bertambah buruksehari setelahnya merupakan tipikal gejala dari
defisit aqueous mata kering)
Blefaritis
Subjective
Keluhan :
Gejala klinis :
c. Lamanya gejala
d. Pada satu atau kedua mata
e. Faktor yang dapat memperburuk keadaan (merokok, alergi, angin,
pemakaian kontak lensa, kelembapan yang rendah, retinoid, diet,
mengkonsumsi alcohol, pemakaian makeup pada mata)
f. Tanda dan gejala yang berhubungan dengan penyakit sistemik (rosasea,
alergi)
Blefaritis
Subjective
Keluhan :
Gejala klinis :
g. Sebelum dan sesudah penyakit sistemik dan pengobatan tipikal
(antihistamine, obat dengan efek antikolinergik, atau obat yang
digunakan sebelumnya seperti isotretinoin yang mampu menimbulkan
efek oada permukaan okular)
h. Paparan baru pada individual yang terinfeksi (pedikulosis palpebrarum)
Objective

• Pemeriksaan fisik :
a. Kulit
Perubahan konsistensi kulit dengan rosasea seperti rhinophyma, eritema,
telangiectasia, papul, pustul, dan hipertropik glandula sebaseus di area
malar
b. Kelopak mata
1. Posisi abnormal pada kelopak mata (ektropion dan entropion,
penutupan kelopak mata (lagoftalmus), respon mengedip
2. Hilang, kerusakan, dan bentuk kelopak mata yang salah
Objective

• Pemeriksaan fisik :
3) Vaskularisasi atau hiperemis pada kelopak mata marginal
4) Kelainan pada bawah kelopak mata
Ulserasi
• Pemeriksaan penunjang : -
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Tanda Kelopak Mata Anterior Kelopak Mata Posterior
Staphylococcus Seboroik Glandula Meibom
Kehilangan bulu
mata Sering Jarang terjadi -
Arah kelopak mata Dapat terjadi
yang salah Sering Jarang terjadi denganpenyakit lama
Kelaian kelopak Berminyak atau Minyak berlebih,
mata Kusut, bersisik keras licin berbusa
Ulserasi kelopak Dengan eksaserbasi
mata berat - -
Jaringan parut Dapat terjadi
kelopak mata Dapat terjadi - denganpenyakit lama
Sesekali sampai sering,
Chalazion Jarang terjadi Jarang terjadi kadang multipel
Hordeolum Dapat terjadi - -
Injeksi ringan sampai Injeksi ringan sampai
berat, Phlyctenules berat, reaksi papil dari
Conjungtiva dapat terjadi Injeksi ringan konjungtiva tarsal
Defisiensi air mata Sering Sering Sering
Erosi epitel punctate Erosi epitel Erosi epitel punctate
Cornea inferior punctate inferior inferior
Penyakit kulit Atopi jarang terjadi Dermatitis seboroik Rosasea
Diagnosis Banding :
Tanda dan Gejala Pemeriksaan

- Gejala menyerupai blefaritis - Uji Schimer menunjukkan


- Pewarnaan f;uorescein pada penurunan produksi air mata
sindrom mata kering melibatkan - Penurunan waktu robeknya
zona interpalpebra. Pada blefaritis, lapisan badan kaca.
Sindrom
sepertiga bawah kornea lebih - Abnormalitas pada lapisan badan
Mata Kering
sering terlibat. kaca juga sering terjadi pada
- Temuan pada slit lamp dari kolaret blefaritis, tetapi umumnya dengan
dan kelenjar meibom yang tertutup debris dan saponifikasi lapisan
lebih mengarah pada blefaritis. badan kaca sebagai tambahan.

- Biopsy kelopak menunjukkan


- Kelunakan dan nodul pada kelopak inflamasi histiosit
mata disebabkan oleh kelenjar lipogranulomatosa dan sel giant
Kalazion yang tersumbat. berinti banyak yang
- Umumnya juga merupakan tanda menyelubungi ruang yang jelas.
blefaritis yang mendasarinya. - Limfosit, sel plasma dan neutrofil
juga dapat ditemukan.
Diagnosis Banding :

- Biopsy kelopak menunjukkan sel


- Perubahan kelopak unilateral,
skuamosa atipikal membentuk
Karsinoma distorsi bentuk kelopak termasuk
sarang dan helai, menginfiltrasi
Sel Skuamosa ulserasi, perubahan atau kehilangan
dermis dengan reaksi jaringan
bulu mata.
fibrosa desmoplastik.

- Perubahan kelopak unilateral,


- Biopsy kelopak menunjukkan sel
Karsinoma nodul dengan telangiektasis,
basalis palisade perifer dengan
Sel Basal perubahan atau kehilangan bulu
reaksi jaringan fibrosa.
mata, distorsi bentuk kelopak.
• Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
• Penatalaksanaan :
1. Medikamentosa
a. Antibiotik
b. Steroid
c. Penghambat Calcineurin

2. Non Medikamentosa
a. Menjaga Keberihan Kelopak Mata
• Komplikasi
• Penatalaksanaan :
1. Medikamentosa
a. Antibiotik
b. Steroid
c. Penghambat Calcineurin

2. Non Medikamentosa
a. Menjaga Keberihan Kelopak Mata
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai