Muhammadiyah
KELOMPOK 5 :
D E S Y P U S P I TA S A R I ( 1 9 2 5 1 0 0 3 8 )
DINA NURAINI (192510047)
MATERI
Mukamadiah Kepribadian
Anggaran Dasar Muhammadiyah
Muhammadiyah
Matan Keyakinan
dan Cita-cita
Hidup
Mukamadiah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Mukadimah Anggaran Dasar muhammadiyah merupakan doktrin ideologi Muhammadiyah yang memberikan gambaran tentang
pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka bumi ini.Termasuk didalamnya cita-cita yang ingin diwujudkan
Muhammadiyah dan cara-cara yang dipergunakan untuk mewujudkannya.Sebagai sebuah doktrin ideologi, Mukadimah Anggaran
Dasar Muhammadiyah menjiwai segala gerak dan usaha Muhammadiyah.Sementara itu landasan dasar organisasi Muhammadiyah
dalam setiap gerak langkahnya adalah Al Qur’an dan Sunnah Rosulullah SAW.
Berdasar dua landasan gerak ini, Muhammadiyah kemudian bergerak menjalankan aktifitasnya sehingga tampak dalam masyarakat
ciri khas gerakannya.Kedua landasan dasar tersebut menjadi semacam “buku induk” organisasi yang selalu menjadi rujukan dalam
menentukan kebijakan.Secara administrasi organisasi, kedua landasan dasar tersebut kemudian menjadi inspirasi untuk menyusun
dokumen-dokumen dasar yang dibutuhkan sebuah organisasi modern yaitu berupa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART). Pada awal berdirinya, AD/ART Muhammadiyah sudah disusun oleh KH. Ahmad Dahlan beserta para murid dan
sejawatnya.AD/ART hanya terdiri dari pasal-pasal dan ayat-ayat sebagai batang tubuh, belum ada muqaddimah (pembukaan).
Kepribadian Muhammadiyah dirumuskan dalam muktamar ke-35 di Jakarta tahun 1962. Muktamar setengah abad ini ditutup oleh
Presiden Soekarno yang menyampaikan pidato: Makin Lama Makin Cinta.Bermula dari makalah yang disampaikan Kiai Fakih Usman
dalam kursus pimpinan Muhammadiyah di Madrasah Muallimin, pada Ramadhan 1381 H/1961 M, berjudul “Apakah Muhammadiyah
itu?” Terkait juga dengan situasi nasional pada sekitar tahun 1962. Sejak Dekrit 5 Juli 1959 hingga 11 Maret 1966, Indonesia memasuki
masa Demokrasi Terpimpin dan Politik Nasakom.
Demokrasi Terpimpin ini ditolak oleh Partai Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia. Penentangan ini membuat Soekarno terusik. PKI
memanfaatkan kesempatan untuk membujuk pemerintah membubarkan partai penentang tersebut. Terbitlah Surat Keputusan
Presiden No. 200 Tahun 1960, yang “Membubarkan Partai Politik Masjumi, termasuk bagian-bagian/tjabang-tjabang/ranting-
rantingnja diseluruh wilajah Negara Republik Indonesia.”
Pembubaran ini berdampak besar. Masyumi lahir dari hasil Kongres Umat Islam di Madrasah Muallimin Yogyakarta pada 7-8
November 1945. Para tokoh Muhammadiyah banyak terlibat di partai ini. Ketika Masyumi bubar, banyak tokoh kembali aktif di
Muhammadiyah. Misi, strategi, dan ritme organisasi kemasyarakatan tentu berbeda dengan partai politik.
Kembalinya para pengurus partai ke Muhammadiyah disikapi dengan penegasan jati diri Muhammadiyah sebagai payung besar
bangsa dan tidak berpolitik partisan. Merespons ini, dibentuklah Tim Perumus Kepribadian yang terdiri dari Fakih Usman, Hamka,
Wardan Diponingrat, Djarnawi Hadikusuma, Farid Makruf, M. Djindar Tamimy, M. Saleh Ibrahim.
Kepribadian ini menyatakan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar yang ditujukan kepada:
perseorangan dan masyarakat, untuk mewujudkan masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah atau masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Selain gerakan Islam dan dakwah, Muhammadiyah juga gerakan tajdid.
Dalam upaya mencapai tujuannya, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip yang tersimpul dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, “berpegang teguh akan ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun
segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah”.
Muhammadiyah memiliki sifat-sifat yang digali dari nilai dasar, sebagai berikut:
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah
3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar negara yang sah
6. Amar makruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam
8. Kerjasama dengan golongan agama Islam manapun dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain, sebagai pemelihara dan membangun negara
10. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM) ini merupakan dokumen ideologis di Muhammadiyah karena
memuat pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, keagamaan dan keumatan yang menjadi ranah gerak utama Muhammadiyah.
Kata “matan” disini secara sederhana diartikan sebagai teks sehingga judul di atas bisa di artikan dengan teks tentang keyakinan dan
cita-cita hidup Muhammadiyah biasa disebut dengan singkatan MKCHM.