Anda di halaman 1dari 32

“Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas

bangunan yang digunakanuntuk menunjang tercapainya


unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan,
kemudian kominikasi dan mobilitas dalam bangunan.”
TANGGA
Tangga merupakan salah satu bagian dari bangunan
yang berfungsi sebagai penghubung antara lantai
pada bangunan bertingkat.
KONSTRUKSI TANGGA
Tangga merupakan salah satu bagian dari bangunan
yang berfungsi sebagai penghubung antara lantai pada
bangunan bertingkat .

Syarat-syarat umum tangga


ditinjau dari segi :

Penempatan
diusahakan sehemat mungkin menggunakan ruangan
mudah ditemukan oleh semua orang
mendapat cahaya matahari pada waktu siang
tidak menggangu lalu lintas orang banyak

Kekuatan
kokoh dan stabil bila dilalui orang dan barang sesuai
dengan perencanaan

Bentuknya
sederhana, layak, sehingga mudah dan cepat
pengerjaannya serta murah biayanya.
Rapih, indah, serasi dengan keadaan sekitar tangga itu
sendiri.
DARI SEGI PENGGUNAAN BAHAN, tangga
terbagi atas :

TANGGA KAYU,
Untuk bangunan sederhana dan semi permanen. Pertimbangan
: material kayu ringan, mudah didapat serta menambahkan segi
estetika yang tinggi bila diisi dengan variasi profil dan difinishing
dengan rapi. Kelemahan : tidak dapat dilalui oleh beban-beban
yang berat, lebarnya terbatas, memiliki sifat lentur yang tinggi

TANGGA BAJA,
biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar
komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja.
Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti
bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.
Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai karena
pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun
bila ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.

TANGGA BETON,
sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan bertingkat
2 (dua) atau lebih dan bersifat permanent seperti peruntukan
kantor, rumah tinggal, pertokoan.

TANGGA BATU/BATA,
konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah ketinggalan
dalam bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat
terbatas dalam penempatannya.
BENTUK
BENTUK
TANGGA
BAGIAN UTAMA TANGGA
yaitu :

• Ibu tangga (string),


termasuk konstruksi utama tangga
yang “memegang” anak tangga dan
dapat merupakan bagian yang terpisah
ataupun menyatu dengan konstruksi
bangunan.

• Anak tangga ( riser/vertikal,


tread/horisontal),
merupakan bagian tempat kaki
berpijak.

• Pegangan tangga (railing),


sering disebut juga handrail, bagian ini
berfungsi sebagai tumpuan tangan
sewaktu kita menggunakan tangga.

• Pagar tangga (baluster),


bagian yang menghubungkan ibu
tangga dengan railing dan juga
berfungsi sebagai pagar pengaman.

• Bordes,
merupakan tempat beristirahat
sewaktu menaiki tangga, biasanya
berupa plat datar.
Ada dua faktor yang perlu
diperhatikan dalam membuat
konstruksi tangga yaitu :

• Faktor keamanan,
di antaranya menyangkut
masalah kekuatan
konstruksi, termasuk di
dalamnya adalah
kemampuan menahan
beban.

• Faktor kenyamanan,
termasuk pemilihan material
yang digunakan dan
finishingnya.
• Tentukan posisi peletakan tangga dengan cermat agar
tidak hanya indah tapi juga berfungsi maksimal.

• Gunakan material yang bermutu baik dan sesuaikan


dengan konstruksi yang akan digunakan.

• Pastikan tangga tidak terlalu curam, tidak licin dan


nyaman digunakan. Perhatikan ukuran tinggi dan lebar
anak tangga.

• Berikan penerangan yang cukup.

• Area tangga dapat dipercantik dengan tanaman,


lukisan, permainan warna dinding, dan lain
sebagainya.

• Bagi orang yang mempercayai Feng Shui biasanya


meminta tangga dengan perhitungan khusus, arah
hadap khusus, letak khusus dan hal-hal lain yang
dipertimbangkan seperti hubungannya dengan pintu-
pintu kamar, dan sebagainya. Bagi mereka yang tidak
memakai Feng Shui, kebanyakan tidak
mempermasalahkan letak tangga, sepanjang tangga
itu secara fungsional cukup baik.
l
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN ANAK TANGGA

CARA MENGHITUNG DETAIL TANGGA t

Dalam menghitung kebutuhan ukuran dan jumlah tangga


adalah menjadi hal sangat penting dalam suatu konstruksi.
salah satu rumus yang sering di gunakan adalah :
2t + l = (60 - 65) cm

dimana : t = tinggi ukuran anak tangga (optrede)


              l = lebar pijakan anak tangga (aantrede)

untuk tinggi dan lebar anak tangga akan sangat


menentukan kenyamanan, sehingga orang yang naik tidak
cepet lelah dan orang yang turun tidak mudah tergelincir.
umumnya di ambil : 
tinggi tanjakan = 16-20 cm, agar masih terasa mudah di
daki.
lebar injakan   = 26-30 cm, agar telapak kaki dapat berpijak
penuh.
misal suatu contoh 

1. Diketahui t = 20 cm dan l = 30 cm
   Gunakan rumus 2t + l = (2x20) + 30 = 70 cm > ( 60-65)cm terlalu curam, tidak
nyaman
   untuk digunakan.

2. Diketahui t = 16 cm dan l = 30 cm
   Gunakan rumus 2t + l = (2x16) + 30 = 62 cm = ( 60-65)cm nyaman untuk
digunakan.

Kemudian menghitung junlah anak tangga. Jika di gunakan tinggi 320 cm


maka 320/t - 1 = 320/16 - 1 = 19
anak tangga berjumlah 19 anak tangga.
UKURAN ANAK TANGGA MEMPENGARUHI
KENYAMANAN
• UNTUK RUMAH TINGGAL
Lebar anak tangga = l = 22 – 30 cm, yang baik adalah 30 cm.
Tinggi anak tangga = t = maksimum 20 cm, yang baik adalah 15 – 17,5cm

• UNTUK BANGUNAN UMUM


Lebar anak tangga = l = 30 cm, dan tidak boleh kurang dari 22,5 cm.
Tinggi anak tangga = t = maksimum 19 cm dan yang baik 15 cm

•Ukuran anak tangga harus seragam, dan banyaknya anak tangga dalam suatu tanjakan
tidak boleh lebih dari 12 anak tangga

• Bila ternyata tinggi lantai membuat tanjakan lebih dari 12 anak tangga, maka dapat
dibuat bentuk tangga dengan bordes
LEBAR TANGGA
lebar tangga tergantung fungsi tangga, semakin
banyak yang menggunakan tangga tersebut, semakin
lebar tangga

lebar tangga pada umumnya :


Untuk Rumah Tinggal
: 80 – 100 cm
Untuk Bangunan Umum
: 120 – 200 cm

lebar tangga juga harus diperhitungkan bila


diperlukan untuk jalan pengangkut barang
TINGGI BEBAS
Tinggi bebas adalah jarak bebas vertikal disaat orang
berdiri di tangga, baik anak tangga pertama, bordes,
maupun sampai anak tangga terakhir.
Orang dan juga barang yang diangkut dapat bebas
berjalan tanpa ada halangan di atasnya

TINGGI BEBAS MINIMAL 200 cm


Perancangan TANGGA DARURAT
ELEVATOR atau
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan
LIFT untuk mengangkut orang atau barang.
LIFT
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk
mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung
bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung
yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift
pada zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih
penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu
Hidraulik, Traxon atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis
hoist dapat dibagi agi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik.
Lift ini, sering disebut elevator, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut
orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk
bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan orang untuk
naik turun dalam menjalankan tuganya hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai.
Jenis
LIFT
Jenis elevator dibedakan berdasarkan
pemakaiannya, yaitu :
1. Lift penumpang
2. Lift barang
3. Lift kendaraan
4. Lift pasien
5. Dump Waiter,
lift berbentuk kotak kecil yang sering digunakan
di restoran atau perpustakaan untuk mengangkut
barang barang dalam satu gedung.
Tata Letak
LIFT
Zona LIFT
Pembagian Ketinggian: maksimum pelayanan
Perbedaan Fungsi Lantai: lift double decker
Double
Decker
LIFT
Perancangan LIFT

1. Waktu Perjalanan Bolak – Balik


2. Beban Puncak Lift; kapasitas sesuai tipe bangunan
3. Jumlah Lift
4. Kebutuhan Ruang Lift; ruang luncur lift, ruang lobbi
lift, ruang mesin
Tipe mesin lift/elevator
1. Geared motor, menggunakan gear untuk mereduksi kecepatan motor.
2. Gearless, menggunakan motor dengan torsi besar dan kecepatan
rencah.
3. MRL / Machine Room Less, menggunakan motor magnet permanen
lebih kecil.
TRAVELATOR
Escalator dan Travelator adalah sistem transportasi vertikal didalam bangunan
gedung untuk memindahkan orang / barang dari satu lantai ke satu lantai yang
berikutnya. Escalator diprioritaskan untuk transportasi orang dengan barang
bawaan yang dijinjing sedangkan Travelator untuk transportasi orang dengan
barang yang didalam trolley.
ESKALATOR
Perancangan
ESKALATOR
Cara Kerja Eskalator
•Pendaratan/Landing
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi
engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang
mesin yang berada di bawah floor plates. Comb
plate adalah bagian antara floor plate yang statis
dan anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit
miring ke bawah agar geriginya tepat berada di
antara celah-celah anak tangga-anak tangga. Tepi
muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan
cleat.

•Landasan penopang/Truss
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang
menjembatani ruang antara pendaratan bawah dan
atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah
kotak berongga yang terbuat dari bagian-bagian
bersisi dua yang digabungkan bersama dengan
menggunakan sambungan bersilang sepanjang
bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya.
Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton
atau baja.
• Lintasan

Sistem lintasan dibangun di dalam landasan


penopang untuk mengantarkan rantai anak
tangga, yang menarik anak tangga melalui loop
tidak berujung. Terdapat dua Lintasan: satu
untuk bagian muka anak tangga (yang disebut
lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda
trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan
roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-
lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak
tangga muncul dari bawah comb plate untuk
membentuk tangga dan menghilang kembali ke
dalam landasan penopang.
Lintasan pembalikan di pendaratan atas
menggulung anak tangga-anak tangga
mengelilingi bagian ujung dan kemudian
menggerakkannya kembali ke arah yang
berbeda. Lintasan overhead berfungsi untuk
memastikan bahwa roda trailer tetap berada di
tempatnya saat rantai anak tangga diputar
kembali.

Anda mungkin juga menyukai