Anda di halaman 1dari 34

INDIKATO

PELAYANAN
R
PUSKESMA
S
Oleh :
Ekiq febriliani 1801100479
HafshahAgustina P 1801100483
Ngestining Yekti Agung 1801100489
Ragilia sekar saraswati 1801100495
Rosa Delima melsasai 1801100497
1. Kondisi Bangunan
Kondisi bangunan puskesmas harus bersih, nyaman, dan layak untuk dijadikan
Puskesmas
tempat
pemberian pelayanan kesehatan.
A. PERSYARATAN LOKASI PUSKESMAS :
 Geografis (Puskesmas tidak didirikan di lokasi berbahaya
 Aksesibilitas untuk jalur transportasi
 Kontur Tanah
 Fasilitas parkir.
 Fasilitas Keamanan.
 Ketersediaan fasilitas publik
 Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
B. PERSYARATAN BANGUNAN PUSKESMAS
ARSITEKTUR BANGUNAN
1. Rancangan tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan
2. Bangunan harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang
diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota
3. Tata ruang Puskesmas mengikuti Peraturan Tata Ruang Daerah
DESAI
N. Tata letak
1 ruang pelayanan pada bangunan Puskesmas harus diatur
dengan memperhatikan zona Puskesmas sebagai bangunan fasilitas
pelayanan kesehatan.
2. Tata letak ruangan diatur dan dikelompokkan dengan memperhatikan zona
infeksius dan non infeksius
3. Zona berdasarkan privasi kegiatan:
 AREA PUBLIK,
 AREA SEMI PUBLIK
 AREA PRIVAT
4. Zona berdasarkan pelayanan:
 Ruang rawat inap pasien letaknya mudah terjangkau
dari ruang jaga petugas.
 Perawatan pasca persalinan antara ibu dengan bayi
dilakukan dengan sistem rawat gabung.
5.Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman untuk semua
bagian bangunan.
6. Harus disediakan fasilitas pendingin untuk penyimpanan obat-obatan
khusus dan vaksin dengan suplai listrik yang tidak boleh terputus.
7.Lebar koridor disarankan 2,40 m dengan tinggi langitlangit minimal
2,80 m. Koridor sebaiknya lurus. Apabila terdapat perbedaan ketinggian
permukaan pijakan, maka dapat menggunakan ram dengan
kemiringannya tidak melebihi 7°.
Lamban
■g Bangunan Puskesmas harus memasang lambang berikut agar mudah dikenal
oleh masyarakat:
Ruangan  Ruang farmasi
Puskesmas Non Rawat  Ruangan persalinan
Inap
RUANG KANTOR :  Ruangan rawat pasca persalinan
Ruangan administrasi kantor  Laboratorium
Ruangan Kepala Puskesmas  Ruangan sterilisasi
 Ruangan rapat  Ruangan Penyelenggaraan Makanan
 Kamar mandi/WC pasien (laki-laki dan
RUANG
PELAYANAN ■ perempuan terpisah)
 Ruangan pendaftaran dan
rekam medik  KM/WC untuk persalinan
 Ruangan tunggu  KM/WC petugas
 Ruangan pemeriksaan Umum
 Gudang umum
 Ruangan tindakan
 Ruangan KIA, KB dan imunisasi
PENDUKUNG
 Ruangan kesehatan gigi dan
mulut Rumah dinas tenaga kesehatan
 Ruangan ASI Parkir kendaraan roda 2 dan 4 serta
 Ruangan promosi kesehatan garasi untuk ambulans dan Puskesmas
keliling
Ruangan 

Ruangan persalinan
Ruangan rawat pasca persalinan
Puskesmas Rawat
Inap  Laboratorium
RUANG KANTOR :
 Ruangan sterilisasi
Ruangan administrasi kantor
 Ruangan cuci linen
 Ruangan Kepala Puskesmas
 Ruangan Penyelenggaraan Makanan
 Ruangan rapat
 Kamar mandi/WC pasien
RUANG
PELAYANAN  KM/WC untuk rawat inap
 Ruangan pendaftaran dan rekam
medik  Ruangan jaga petugas
 Ruangan tunggu
 KM/WC untuk persalinan
 Ruangan pemeriksaan Umum
 Ruangan tindakan  KM/WC petugas
 Ruangan gawat darurat  Gudang umum
 Ruangan KIA, KB dan imunisasi
 Ruangan kesehatan gigi dan mulut PENDUKUNG
 Ruangan ASI
Rumah dinas tenaga kesehatan
 Ruangan promosi kesehatan
 Ruangan Farmasi
Parkir kendaraan roda 2 dan 4 serta
garasi untuk ambulans dan Puskesmas
keliling
PRASARANA
PUSKESMAS
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri
atas:
 sistem penghawaan (ventilasi);
 sistem pencahayaan;
 sistem sanitasi;
 sistem kelistrikan;
 sistem komunikasi;
 sistem gas medik;
 sistem proteksi petir;
 sistem proteksi kebakaran;
 sistem pengendalian kebisingan;
 sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1
(satu) lantai;
 kendaraan Puskesmas keliling; dan
2..PERSYARATAN
PERALATAN PUSKESMAS
■ Anuskop ■ Lampu kepala/Head Lamp  Spekulum hidung dewasa
■ Baki logam tempat alat steril ■ Lampu senter untuk periksa/pen
 Dopler
bertutup light
■ Bingkai uji-coba untuk pemeriksaan ■ Lensa uji-coba untuk  Sphygmomanometer untuk dewasa
refraksi pemeriksaan refraksi
 Stetoskop untuk dewasa
■ Buku Ishihara Tes ■ Lup binokuler (lensa pembesar)
■ Corong telinga/Speculum telinga ■ Metline ( pengukur lingkar  Spatula lidah logam
pinggang )
■ Emesis basin /Nierbeken besar  Tempat tidur periksa dan
■ Opthalmoscope perlengkapannya
■ Handle kaca laring
■ Otoscope
■ Handle kaca nasopharing  Termometer untuk dewasa
■ Palu reflex
■ Kaca laring ukuran
 Timbangan dewasa
■ Pelilit kapas/Cotton applicator
■ Kaca nasopharing
■ Skinfold calliper Chart)  Tonometer Schiotz
■ Kaca pembesar
■ Snellen Chart 2 jenis (E Chart
+ Alphabet
■ Spekulum vagina (cocor
bebek)

BAHAN HABIS PERLENGKAPAN


PAKAI PENCATATAN DAN PELAPORAN
■ Alkohol ■ Bantal
■ Povidone Iodine ■ Baskom cuci tangan  Buku register pelayanan
■ Podofilin Tinctura 25% ■ Kasur
 Formulir Informed Consent
■ Kapas ■ Lampu spiritus
■ Kasa non steril  Formulir rujukan
■ Lemari alat
■ Kasa steril ■ Meja instrumen  Kertas resep
■ Masker wajah ■ Meteran tinggi badan  Surat Keterangan Sakit
■ Sabun tangan atau ■ Perlak Pispot
antiseptic  Surat Keterangan Sehat
■ Sarung bantal
■ Sarung tangan steril
■ Seprei
■ Sarung tangan non steril
■ Sikat untuk
■ Aboketh membersihkan peralatan
■ Infus set ■ Stop Watch
■ Transfusi set ■ Tempat sampah tertutup
■ Jarum jahit ■ Kursi Kerja
■ Benang ■ Lemari arsip
■ Kateter ■ Meja tulis ½ biro
3. Pelaksanaan
Perencanaan
■ Suatu perencanaan tentunya akan menjadi tidak berguna apabila tidak ada
tindakan pelaksanaan. Oleh karena itu setiap puskesmas wajib melaksanakan
berbagai perencanaan yang terangkum dalam MISI dan VISI puskesmas di setiap
daerah
4. Pelaksanaan Upaya Kesehatan
Pilihan
Setiap puskesmas biasanya mempunyai jargon bahwa daerah di sekitarnya terbebas
dari jenis penyakit tertentu, diare misalnya. Maka puskesmas yang ada di wilayah
tersebut harus melakukan suatu upaya agar masyarakat di sekitarnya terhindar dari
penyakit diare. Misalnya dengan melakukan penyuluhan melalui posyandu.
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
DI PUSKESMAS
5. Pelaksanaan UKBM ( Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat)
Adalah segala bentuk kegiatan kesehatan yang berasal dari, oleh dan untuk masyarakat

 POS PELAYANAN TERPADU


 POS OBAT DESA
 POS UPAYA KESEHATAN KERJA
 PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
 PENYEHATAN LINGKUNGAN PEMUNGKITAN ( DESA PERCONTOHAN KESEHATAN LINGKUNGAN
)
 SUKA BAKTI HUSADA
 TAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)
 BINA KELUARGA BALITA
 PONDOK BERSALIN DESA
 PEMANTAUAN DAN STIMULASI PERKEMBANGAN BALITA
 KELUARGA MANDIRI
 UPAYA KESEHATAN RUMAH IBADAH
6. Pertemuan Berkala Lintas
Sektor
■ Yang dimaksud dengan pertemuan berkala lintas sektor adalah adanya pertemuan-
pertemuan dengan berbagai elemen masyarakat dan lembaga pemerintahan
lainnya untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan, tingkat kesehatan masyarakat, maupun kemampuan ekonomi
masyarakat dalam melakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko medis.
7. Kecukupan Tenaga
Kesehatan
8. Ketersediaan Obat Sesuai
Standar
■ Setiap tentunya harus mempunyai persediaan obat-obatan
memenuhi
puskesmasstandar, baik
yangitu obat generik maupun obat-obat
lainnya.
9. Kecukupan Dana
 Operasional
Suatu puskesmas yang tidak mempunyai kecukupan dana operasional tentunya
akan
mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada warganya.
 Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan bantuan pemerintah
kegiatan operasional Puskesmas yang bersifat promotif dan preventif kepada
A.BOK :
pemerintah daerah kabupaten/kota dalam rangka Tugas Pembantuan, utamanya untuk
1. Alokasi dana per kabupaten/kota
2. Alokasi dana per Puskesmas
Besaran alokasi dana BOK setiap Puskesmas di kabupaten/kota tersebut ditetapkan
berdasarkan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
B. PENGUSULAN DAN PENCAIRAN ANGGARAN KEGIATAN
C.PEMANFAATAN DANA
 Upaya Kesehatan
 Penunjang
 Manajemen Puskesmas
 Pemeliharaan Ringan Puskesmas
10. Rujukan Medis Dan
Kesmas
■ Setiap puskesmas diwajibkan untuk dapat melayani perawatan medis baik melalui
jamkesmas maupun biaya pribadi dengan baik tanpa adanya suatu perberdaan.
11. Pelaksanaan Diskusi Kasus (Audit
Kasus)
Para tenaga medis diharuskan melakukan suatu analisa atau audit terhadap suatu
kasus penyakit yang dialami oleh pasien yang menimbulkan kejadian-kejadian khusus,
seperti dianggap melakukan malpraktek, dianggap penyakit baru, terjadinya wabah,
dan lain-lain.
12. Persentase Penduduk Yang
Ditangani
 Untuk mengupayakan pelayanan puskesmas yang optimal, maka puskesmas harus
mengetahui berapa jumlah penduduk yang ada di sekitar wilayah kerjanya,
sehingga dapat diketahui jumlah ideal tenaga medis yang dibutuhkan.
 Rata-rata sasaran penduduk yang dilayani puskesmas adala 30.000 penduduk
setiap puskesmas
 Puskesmas ditunjang unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling
 Setiap puskesmas juga harus mengtahui berapa jumlah penduduk miskin yang ada
di wilayah kerja puskesmas tersebut. Hal itu untuk mengetahui jumlah penduduk
yang menggunakan jamkesmas dan mengkaper biaya pengganti dari pihak
asuransi
Sumber:
■ LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 75 TAHUN 2014
TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai