Anda di halaman 1dari 38

Rhinit

is
PENDAHULUA
Nhinitis : peradangan pada membran mukosa hidung
R
Berdasarkan penyebabnya, ada 2 golongan rhinitis :
◦ rhinitis alergi adanya alergen yang terhirup
oleh hidung
◦ rhinitis non-alergi disebabkan oleh faktor-faktor pemicu
tertentu :
◦ rhinitis vasomotor idiopatik; sensitif terhadap fumes,
odors, temperature & atmospheric changes, irritant
◦ rhinitis medicamentosa
◦ rhinitis struktural abnormalitas struktural
Epidemiolog
i
Perkiraan yang tepat tentang prevalensi rhinitis alergi agak sulit
berkisar 4 – 40% dan cenderung meningkat prevalensinya
Penyebab belum bisa dipastikan, tetapi nampaknya ada kaitan
dengan meningkatnya polusi udara, populasi dust mite,
kurangnya ventilasi di rumah atau kantor, dll.
Etiolo
gi
Allergic rhinitis dipicu oleh adanya
allergen :
1. Outdoor aeroallergen
(serbuk sari & spora
tumbuhan)
2. Pollutans (ozone, asap
kendaraan)
3. Indoor aeroallergen (tungau,
kecoa, spora jamur, asap rokok
& bulu hewan peliharaan)
4. Bahan kimia (isocyanate,
glutaraldehyde)
Allergic Rhinitis

inflamasi pada membran mukosa


hidung yang disebabkan oleh
adanya alergen yang terhirup
yang
dapat memicu respon
hipersensitivitas
Klasifikasi Rhinitis
alergi
Berdasarkan waktunya, ada 3 golongan rhinitis alergi :
Seasonal allergic rhinitis (SAR)
terjadi pada waktu yang sama setiap tahunnya (musim
bunga, banyak serbuk sari berterbangan)
Perrenial allergic rhinitis (PAR)
terjadi setiap saat dalam setahun; penyebab utama:
debu, animal dander, jamur, kecoa
Occupational allergic rhinitis
 terkait dengan pekerjaan
Tanda dan Gejala
Bersin berulangkali
• Hidung berair
(rhinorrhea)
•Tenggorokan,
hidung,
kerongkongan
gatal
•Mata merah, gatal,
berair
•Post-nasal drip

Pada SAR : sneezing, runny


nose, watery & itchy eyes (most
common)
Pada PAR : nasal congestion &
post-nasal drip (most common)
Pathophysiolo Sensitization phase

gy Early phase

esi
Late phase

Cellular recruitment
phase
Diagnosi
s
Perlu pemeriksaan fisik, riwayat pengobatan,
dan riwayat keluarga
Jika diperlukan, lakukan test : skin test/skin
prick test atau RAST
(Radioallergosorbent test)

Caranya skin test?


Menyuntikkan ekstrak alergen (senyawa
test)
secara subkutan  tunggu reaksinya
Skin prick test : kulit digores dengan jarum
steril, ditetesi senyawa alergen  tunggu
reaksinya
Komplikas
i complications:
 Acute
 Sinusitis & otitis media with effusion
 Chronic complications:
 Nasal polyps, sleep apnea & hyposmia

Allergic rhinitis menunjukkan adanya kaitan dengan


perkembangan terjadinya asma pada anak-anak
dan dewasa.
Tujuan terapi
Mengurangi / menghilangkan gejala rhinitis
Menghilangkan penyebab rhinitis
Mencegah kekambuhan rhinitis
Sasaran Terapi
Gejala dari rhinitis alergi
 Cairan nasal dan Sumbatan nasal
Treatment algorithm for allergic
rhinitis
Penatalaksanaan Terapi
Penatalaksanaan terapi Rhinitis allergi dilakukan secara :
Non-farmakologi (menghindari allergen)
Farmakoterapi (obat anti alergi OTC ataupun ethical)
Imunoterapi
Terapi Non Farmakologi
 Menghindari pencetus alergi (allergen):
Amati benda-benda apa yang menjadi pencetus
(debu, serbuk sari, bulu binatang, dll)
Jika perlu, pastikan dengan skin test
Jaga kebersihan rumah, jendela ditutup, hindari
kegiatan berkebun. Jika harus berkebun, gunakan masker
wajah
Farmakoterapi Rhinitis alergi
Antihistamin
Decongestant
Kortikosteroid nasal
Cromolyn Sodium
Ipratropium bromida
Treatment options for allergic rhinitis adapted from ARIA,
2001
ARIA Guidelines:
Recommendations for
Management of Allergic Rhinitis
1.
Antihistamin
Mekanisme kerja : mencegah
dengan reseptornya
ikatan histamin

Digunakan untuk mengurangi gejala rhinitis berupa sneezing /


bersin dan gatal pada mukosa hidung
Tidak efektif untuk mengatasi sumbatan nasal
Terdiri dari 3 generasi antihistamin
Lanjutan antihistamin...

Antihistamin generasi pertama : (short half life,


sedating) , durasi pendek , contohnya chlorpheniramine
dan diphenhydramine
Antihistamin generasi kedua : (long half-life,
no/lower sedating, newer, midly higher cost,
preffered) , durasi panjang, contohnya cetirizine &
loratadine
Antihistamin generasi ketiga : (longer half-life, no
sedating, rapid of action, higher cost) levocetrizine,
desloratadine
Antihistamine
agents
2. Decongestan
Gol. simpatomimetik  beraksi pada reseptor adrenergik pada mukosa
hidung untuk menyebabkan vasokonstriksi, menciutkan mukosa yang
membengkak, dan memperbaiki pernafasan
Penggunaan dekongestan topikal tidak menyebabkan atau sedikit sekali
menyebabkan absorpsi sistemik
Penggunaan agen topikal yang lama (lebih dari 3-5 hari) dapat
menyebabkan rinitis medikamentosa, di mana hidung kembali tersumbat
akibat vasodilatasi perifer batasi penggunaan
Lanjutan decongestan...
DEKONGESTAN
DEKONGESTAN ORAL
INTRANASAL / TOPIKAL
 Oral decongestant
Aksi pendek (4 jam) : Fenilefrin
Onset lambat, tapi efek lebih lama dan
kurang
Aksi sedang (4-6 jam) :
 menyebabkan iritasi lokal tidak
Nafazolin HCl, Tetrahidrazolin menimbulkan resiko rhinitis
HCl medikamentosa
 Contoh :
Aksi panjang (sampai 12 jam) :  Fenilefrin
Oksimetazolin dan  Fenilpropanilamin
Xilometazolin  Pseudo efedrin  meningkatkan
kontraktilitas jantung
Kortikosteroid
intranasal
Digunakan sebagai lini pertama pada terapi rhinitis alergi sedang / berat
Obat pilihan pada anak-anak dengan rhinitis alergi
Ada kekhawatiran timbulnya efek sistemik berupa penekanan
pertumbuhan
tulang akibat penggunaan kortikosteroid intranasal
Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa :
 Penggunaan fluticasone tidak memiliki efek yang signifikan secara klinis pada
kecepatan pertumbuhan kaki bawah pada anak-anak berusia 4-11 tahun
 Penggunaan mometasone tidak menunjukkan bukti penghambatan pertumbuhan
pada anak-anak berusia 3-9 tahun dan 5-15tahun
 Penggunaan fluticasone selama 3bulan pada anak-anak berusia 3-11 tahun,
rhinoscopy tidak menunjukkan bukti penipisan jaringan hidung atau atrofi mukosa
hidung
Lanjutan kortikosteroid nasal....
Kortikosteroid intranasal memiliki efektivitas yang sama
Contoh kortikosteroid intranasal antara lain :
budesonide, flutikasone,, beklometason, flunisolide, mometasone
Tersedia dalam bentuk sediaan spray atau tetes hidung
Penggunaan tetes hidung yang tidak benar dapat menimbulkan
resiko timbulnya efek sistemik
Mekanisme kerja kortikosteroid intranasal
 mengurangi inflamasi dengan memblok pelepasan mediator,
 menekan kemotaksis neutrofil,
 mengurangi edema intrasel,
 menyebabkan vasokonstriksi ringan, dan
 menghambat reaksi fase lambat yang diperantarai oleh sel mast
Lanjutan kortikosteroid intranasal...

Efek samping : bersin, perih pada mukosa hidung, sakit


kepala, epistaxis, dan infeksi Candida albicans (jarang terjadi).
Respon puncak umumnya tercapai dalam 2- 3 minggu. Dosis
kemudian dapat diturunkan jika sudah tercapai respon yang
diinginkan
direkomendasikan sebagai terapi awal disertai dengan
penghindaran terhadap alergen
Natrium
Kromolin
Suatu penstabil sel mast  mencegah degranulasi sel mast dan
pelepasan mediator, termasuk histamin.
Tersedia dalam bentuk semprotan hidung untuk mencegah dan
mengobati rinitis alergi.
Efek sampingnya : iritasi lokal (bersin dan rasa perih pada membran
mukosa hidung
Dosisnya untuk pasien di atas 6 tahun adalah 1 semprotan pada setiap
lubang hidung 3-4 kali sehari pada interval yang teratur.
lanjutan Natrium
kromolyn…..

Untuk rhinitis seasonal, gunakan obat ini pada saat awal


musim alergi dan digunakan terus sepanjang musim.
Untuk rhinitis perennial, efeknya mungkin tidak terlihat
dalam 2-4 minggu pertama, untuk itu dekongestan dan
antihistamin mungkin diperlukan pada saat terapi dimulai.
Ipratropium
Bromida
Merupakan agen antikolinergik berbentuk semprotan hidung
Bermanfaat pada rinitis alergi yang persisten atau perenial
Memiliki sifat antisekretori jika digunakan secara lokal dan
bermanfaat untuk mengurangi hidung berair yang terjadi pada
rinitis alergi.
Tersedia dalam bentuk larutan dengan kadar 0,03%, diberikan
dalam 2 semprotan (42 mg) 2- 3 kali sehari.
Efek sampingnya ringan, meliputi sakit kepala, epistaxis, dan
hidung terasa kering.
Parameter penilaian
efektifitas terapi
berkurangnya produksi IgE,
meningkatnya produksi
IgG, perubahan pada
limfosit T,
berkurangnya pelepasan mediator dari sel yang
tersensitisasi, dan
berkurangnya sensitivitas jaringan terhadap alergen.
Konseling
Pasien
Tekankan pd pasien utk menjauhi alergen
Rekomendasikan obat alergi yang sesuai
Waspadai potensial ESO dan interaksi obat
Jelaskan pada Pasien tentang gejala
alergi
Avoid
Allergens
Menghindari alergen sangat penting meski px sudah minum
obat Utk gejala akibat alergen dr luar:
◦ Periksa indeks kualitas udara (AQI)
◦ Tutup jendela/ pintu rumah & mobil saat musim bunga/kemarau

Hindari pekerjaan di luar ruangan/ olahraga


outdoor Utk gejala akibat alergen dr dalam:
◦ Hindari penyebab alergi (kucing, tungau, asap rokok)
◦ Turunkan kelembaban rumah utk mengurangi jamur
◦ Bersihkan sofa, matras, bantal utk mengurangi jumlah
tungau
Nonprescription
Medications
Tanyakan pada dokter/apoteker utk pemilihan obat alergi yg sesuai
dengan gejala alergi:
◦ Antihistamine: bersin, hidung gatal, beringus (efek decongestan kecil)
◦ Decongestan: nasal decongestan (efek ke gejala alergi lainnya kecil)
◦ Intranasal & pengobatan mata utk mengurangi gejala pada hidung dan
mata tp efek ke gejala lain kecil
◦ Kombinasi antihistamin & decongestan

Pengobatan terapi alergi lebih efektif jika dilakukan secara


regular dibanding sewaktu2
◦ Seasonal allergies: 1 minggu sebelum gejala muncul
◦ Parennial allregies: minum obat sebelum terkena alergen
Antihistamin
e
ESO antihistamine:
◦Efek sedatif, sensitivity to sunlight, kering pada
mulut, hidung & beberapa bagian tubuh lainnya
Jangan gunakan antihistamin jika alergi pada
antihistamin & obat sejenisnya; bumil; bayi
baru lahir/prematur (kec ada perintah dari
dokter spesialis)
Antihistamine
Precautions
Px disertai dengan kondisi:
◦ glaukoma; peptic ulcer; prostatic hypertrophy; chronic
bronchitis
Px yang mengkonsumsi:
◦ Alkohol, sedatif & CNS depressants
◦ Obat gol. MAOIs (tranylcypromine, phenelzine)
◦ Anticancer drugs
Penurunan BP dpt terjadi ketika obal gol. MAOIs
dikonsumsi bersamaan dengan dexchlorpheniramine
Chlorpheniramine dpt meningkatkan ESO phenytoin

Anda mungkin juga menyukai