Konjungtivitis
Definisi
• Konjungtivitis : proses peradangan / inflamasi akibat infeksi atau
non infeksi pada konjungtiva mata yang ditandai dengan dilatasi
vaskular, infiltrasi seluler dan eksudasi
• Insidensi konjungtivitis di indonesia menduduki urutan ke 2 dari 10
penyakit mata utama
• Penyebab : mikroorganisme ( virus atau kuman atau kedua
nya) atau alergen
• Ditularkan melalui kontak dan udara
Macam-macam konjungtivitis
• Konjungtivitis bakteri
• Konjungtivitis virus
• Konjungtivitis sika
• Konjungtivitis vernal
Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi terjadi, mata menjadi merah dan
nyeri Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses bahkan
kebutaan
Tanda-tanda konjungtivitis
• Konjungtiva membengkak dan merah (hiperemi)
• Produksi air mata berlebihan
• Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung
• Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan
sekitarnya
• Pembengkakan kelenjar folikel di konjungtiva dan sekitarnya
• Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin
• Dijumpai adanya sekret kental (hingga bernanah)
Konjungtivitis Bakteri
• Peradangan pada konjungtiva mata akibat infeksi bakteri
• Bersifat menular
• Dibagi menjadi 4 : hiperakut, akut, sub akut dan kronis
• Etiologi :
• Staphylococcus, Streptococcus,corynebacterium, pseudomonas
aeroginosa,Neisseria gonorrhea, Haemophylus influenza
• Manifestasi Klinik :
• Konjungtiva bulbi hiperemis, lakrimasi, eksudat berupa secret terutama
pagi hari, pembengkakan kelopak mata
Patofisiologi konjungtivitis bakteri
• Adanya kolonisasi di permukaan mata oleh flora normal oleh streptococci atau
staphylococci atau corynebacterium. Adanya perubahan mekanisme
pertahanan tubuh ataupada jumlah moloni menyebabkan infeksi klinis
• Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi mata adalah bagian epitel
konjungtiva, sedangkan pertahanan sekunder adalah sistem imun yg berasal
dr perdarahan konjungtiva, lisozim dan imunoglobulin yang terdapat pada air
mata, mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip
• Gejala : terdapat sekret purulen di konjungtiva, penglihatan kabur, kelopak
mata saling melekat pada pagi hari
• Diagnosis ananemsa (usia, riwayat penyakit,ada tidak penyakit menular
seksual, riwayat penggunaan obat dan alergi,riwayat penggunaan kontak
lensa
• Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan
Gram atau Giemsa
• Komplikasi :
• Blefarokonjungktivitis (staphylococcus) , perforasi kornea dan endoftalmitis
(Gonore)
• Penatalaksanaan Konjungtivitis bakteri : antibiotika topikal spektrum luas
• Untuk konjungtivitis purulen dan mukopurulen harus dibilas dengan
larutan saline
• Lakukan pemeriksaan mikrobiologi
• Pemberian tetes mata antibiotika tunggal selama 3-5 hari
• Jika tidak ada perbaikan hentikan pengobatan dan tunggu hasil pemeriksaan
Konjungtivitis
Alergi
• Peradangan pada konjungtiva akibat reaksi alergi terhadap non infeksi
• Terjadi peradangan pada konjungtiva yang diperantarai reaksi hipersensitivitas tipe I
• Etiologi didasrkan 5 sub kategori :
• Konjungtivitis musiman
• Konjungtivitis alergi tumbuh-tumbuhan,
• Keratokonjungtivitis vernal
• Keratokonjungtivitis atopik
• Kojungtivitis papilar raksasa
• Manifestasi klinik :
• Mata merah, sakit, bengkak, panas, berair, gatal
• Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah , fotofobia
• Komplikasi : ulkus pada kornea dan infeksi sekunder
• Penatalaksanaan : terapi tetes mata vasokontriktor, antihistamin topikal,
kompres dingin dan steroid topikal
Konjungtivitis Jamur
• Disebabkan oleh Candida albicans
• Tanda dan gejala : bercak putih pada konjungtiva mata
• Faktor resiko riwayat penyakit diabetes, dan pasien dengan penurunan
fungsi sistem imun
Konjungtivitis Sika
• Pengeringan pada permukaan konjungtiva akibat berkurangnya sekresi
kelenjar lakrimal
• Etiologi :
• Penyakit yang menyebabkan defisiensi komponen lemak air mata, kelenjar air mata,
musin, penguapan berlebihan
• Manifestasi klinik :
• Gatal, mata seperti berpasir, silau dan kabur
• Sekresi mucus berlebihan
• Komplikasi : ulkus kornea, infeksi sekunder oleh bakteri,
parut kornea dan neovaskularisasi kornea
• Penatalaksanaan :
• Pemberian air mata buatan (tanpa pengawet)
• Terapi bedah untuk mengurangi drainase air mata
TETES MATA ANTIBIOTIKA
Gentamisin : aktif untuk basil gram negatif aerobik, aktivitas terhadap gram positif terbatas
Indikasi Infeksi superfisial pada mata oleh organisme yang sensitif terhadap gentamisin
Dosis 1-2 tts pd mata yang sakit, 6x sehari (tiap 4 jam). Frekuensi pemberian dapat
ditingkatkan. Infeksi berat dosis awal 1-2 tts tiap 15-20 mnt.
Efek Samping Hipersensitivitas, rasa gatal pada mata, bengkak pada kelopak mata dan eritema
konjungtiva
Dosis Infeksi ringan-sedang : 1-2tts pada mata yang sakit tiap 4 jam.
Infeksi mata berat : 2 tetes pada mata yang sakit tiap jam hingga sembuh
Indikasi Pengobatan ulkus pada kornea dan konjungtivitis yang disebabkan bakteri yang
sensitif terhadap ciprofloxacin
Efek Samping Rasa terbakar atau rasa tidak enak pada mata, gatal, edema kelopak mata, mata
berair
Dosis Ulkus kornea : hari 1: 2 tts tiap 15 menit selama 6 jam pertama, kemudian 2 tetes tiap
30 menit jam berikutnya
Hari ke-2 : 2 tetes tiap jam
Hari ke-3 : 2 tetes tiap 4 jam sampai hari ke 14
Konjungtivitis bakterial : 1-2 tetes tiap 2 jam selama 2 hari, dilanjutkan 1-2 tetes tiap 4
jam selama 5 hari berikutnya
Indikasi Infeksi okular eksternal seperti konjungtivitis bakterial yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang sensitif
Efek Samping Daya penglihatan menurun (sementara) demam, sakit kepala, rasa terbakar, fotofobia,
alergi, edema kelopak mata, kekeringan mata, gatal pada mata
Dosis 1 tetes pada mata yang sakit, 3 kali sehari. Dosis dapat disesuaikan tergantung gejala
yang dialami pasien
Indikasi Infeksi pada mata yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif
Efek Samping Rasa menyegat, kemerahan, gatal, konjungtivitis, keratitis, udem, sensasi asing pada
tubuh, fotopobia, mata berair, mata kering
Dosis Konjungtivitis bakteri : hari 1 dan 2 : 1-2 tetes tiap 2-4 jam. Hari ke-3 s/d 7 : 1-2 tetes
4x sehari
Ulkus kornea bakterial : hari 1 dan 2 : 1-2 tetes tiap 30 menit, hari 3-9 : teteskan 1-2
tetes tiap jam atau pada hari 7-9 : teteskan 1-2 tetes 4x sehari
Indikasi Infeksi mata superfisial yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap
chloramphenicol
KI hipersensitivitas
Fluorometholoe Ocuflam Tetes mata 1 mg/ml 1-2 tetes, diberikan 2-4 kali
Cendo Posop sehari. Dosis disesuaikan
menurut umur dan
Flumetholon beratnya gejala
Sediaan kombinasi antibiotik dan kortikosteroid
Flamar TM Tetes mata : Natrium Inflamasi pasca 1 tetes segera setelah berpotensi
Cendo Noncort diklofenak 1 mg/ml operasi operasi, dilanjutkan meningkatkan
katarak dengan 1 tetes 3-5 kali perdarahan jaringan
sehari bila perlu okular
Flamergi Tetes mata : Iritasi mata, mata 1-2 tetes, tiap 3-4 jam
naphazoline HCl merah dan kongesti
0.025%, pheniramine atau kondisi alergi
maleat 3% atau inflamasi mata