Anda di halaman 1dari 37

PATOFISIOLOGI DAN

FARMAKOTERAPI I
SISTEM PENCERNAAN
 TUKAK PEPTIK
 REFLUKS ESOFAGUS

 DIARE DAN KONSTIPASI,HEMOROID / BATU

EMPEDU
 SISTEM PANCA INDERA
 KONJUNGTIVITIS DAN GLAUKOMA
 OTITIS MEDIA & RHINITIS
POKOK BAHASAN
TUKAK PEPTIK

 PENDAHULUAN
 DEFINISI
 ETIOLOGI
 PATOFISIOLOGI
 TUJUAN TERAPI
 SASARAN TERAPI
 STRATEGI DAN TATALAKSANA TERAPI
LAMBUNG
 Anatomi lambung :
 Cardia
 Fundus
 Antrum
 Pylorus
 Fungsi fisiologis lambung : pencampuran makanan secara mekanik dan
peristaltik
 Pengaturan sekresi asam lambung

 Rangsangan mekanik
 Rangsangan kimia (reseptor Ach / M3, Reseptor Histamin-2, Gastrin
PERLINDUNGAN MUKOSA
SEKRESI MUKUS
SEKRESI BIKARBONAT Menghambat difusi
ALIRAN DARAH KE balik
MUKOSA

Perbaikan epitel ,
pertumbuhan dan
penyembuhan luka

Sitoprotektif
Prostaglandin
TUKAK PEPTIK

DEFINISI

TERPUTUSNYA SEL
MUKOSA YANG MELUAS

JENIS

TEMPAT SIFAT
DASAR
KEJADIAN KEJADIAN
PENDAHULUAN
TERMINOLOGI
Ulkus Peptikum (UP)/ peptic ulcer terdiri dari :
1. Ulkus lambung ( gastric ulcer /tukak lambung )

2. Ulkus duodenum ( duodenal ulcer /tukak duodenum )

Ulkus peptikum (UP)


 Secara anatomis, kerusakan atau hilangnya jaringan mukosa,
submukosa sampai lapisan otot dari SCBA
 Secara klinis, hilangnya epitel superfisial atau lapisan lebih dalam
dgn diameter > 5 mm yang dapat diamati secara endoskopis atau
radiologis
 TUKAK LAMBUNG DAN DUODENUM :
Adanya ketidakseimbangan antara factor defensif dan factor
agresif pada mukosa lambung

 Faktor Agresif > Faktor Defensif


EPIDEMIOLOGI DAN KLASIFIKASI ULKUS
PEPTIK
Epidemiologi
 Semua kelompok umur, tu > 45 thn
 Prevalensi 2 - 4%
 Negara Barat, dr radiologi dan otopsi, sekitar 10% mengalami tukak
peptik
 Inggris 6 - 20% org berumur >55 tahun ke atas pernah mengalami
UP
 Indonesia relatif rendah, prevalensi 6 – 15%, laki-laki > wanita
(3-4 : 1)
 Klasifikasi Ulkus Peptikum
 Berdasarkan waktu timbulnya
 Akut

 Kronis

 Berdasarkan letak ulkus


 Esofagus, (jarang)

 Gaster

 Duodenum

 Jejunum. (jarang)
 Berdasarkan bentuk dan besarnya ulkus
 Bentuk bulat
 Bentuk garis

 Bentuk ganda (multiple ulcer).

 Berdasarkan dalamnya ulkus


I. Mukosa
II. Sub mukosa

III. Muskularis

IV. Serosa
ULKUS AKUT DAN ULKUS KRONIS PADA ULKUS PEPTIKUM
Price, Sylvia Anderson, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit 14
. Ed.6: Jakarta : EGC, 2005
ETIOLOGI / PENYEBAB TUKAK PEPTIK

 Obat NSAID, alcohol, kortikosteroid


 Helicobacter pylori
 Penyakit ( Sirosis, kronis, Sindroma
pankreatitis Zollinger Ellison,
hipertiroidisme)
 Stress
KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM PERTAHANAN DAN PERBAIKAN MUKOSA
GASTRODUODENAL
16
Tarigan P. Tukak gaster. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I edisi V. Balai
Penerbit FKUI, 2009
PATOGENESIS ULKUS PEPTIKUM
17
Berardi RR. Peptic ulcer disease. In:Pharmacotherapy: a pathophysiologic
approach. 5th ed. New York: McGraw-Hill; 2002
PATOFISIOLOGI TUKAK PEPTIK

Sindroma Zollinger Elison Merokok OAINS


H.pylori
Genetik
Stress
Asam dan Pepsin Pertahanan Mukosa
Lambung

Tuka
k
Ulkus duodenum : asam lambung memegang peranan dan
peningkatan HCl pada keadaan basal dan pada stimulasi atau
setelah makan

Ulkus gaster : mekanisme pertahanan mukosa lebih penting antara


lain gangguan motilitas gaster yang menyebabkan refluks empedu
dari duodenum ke gaster, perlambatan pengosongan gaster
MANIFESTASI KLINIK
 Nyeri epigastrik (noktural : T.Duodenum) & (siang /
malam : T. Lambung)
 Sindroma dispeptik : rasa panas di perut, kembung,
mual-muntah, anokreksia dan penurunan berat badan
 Komplikasi : perdarahan saluran cerna dan perforasi
ke dalam peritoneal, penetrasi ke dalam bagian dalam
tubuh seperti pancreas dan hati
PEMERIKSAAN & PENEGAKAN DIAGNOSIS
 Anamnesa:
 Nyeri ulu hati dipengaruhi makanan (ulkus lambung me stlh makan,
ulkus duodeni me setlh makan dan me  1,5-3 jam setlh mkn, & night pain) ,
sindrom dispepsia, anoreksia, BB turun
 Pemeriksaan fisik : nyeri epigastrik(bagian bawah tulang dada hingga sekitar
pusar)
 Uji kadar hematokrit dan hemoglobin dan hemokrit (perdarahan )pada feses
 Pemeriksaan tes invasif dan non invasive (infeksi H. pylori)
 Invasif : endoskopi dan biopsy mukosa atas lambung untuk histologi, kultur
bakteri dan deteksi aktivitas urease
 Non invasive : uji pernafasan urease dan deteksi antibodi
TUJUAN TERAPI
 Menghilangkan Nyeri epigastrik
 Mengobati tukak

 Mencegah kekambuhan

 Mencegah komplikasi tukak

 Membasmi mikroba dan menyembuhkan penyakit dengan


pengobatan yang efektif dan ekonomis (positive H.Pylori)
SASARAN DAN STRATEGI TERAPI
 Sasaran terapi :
 Hipersekresi Asam Lambung
 Perlindungan mukosa lambung
 Eradikasi H.pylori

 Strategi terapi : Non Farmakologi dan Farmakologi


 Non farmakologi : hindari faktor pencetus dan perubahan gaya
hidup
 Farmakologi
1. Antasida
2. Antagonis reseptor histamin-2
3. Penghambat pompa proton
4. Analog prostaglandin
5. Sukralfat
6. Antikolinergik
TERAPI FARMAKOLOGI

Jenis Obat Tukak Lambung dan


Tukak Duodenum
Antagonis H-2 Antasida Penghambat Sitoprotektif
pompa proton

Cimetidine Al (OH)3 Omeprazole Sukralfat


Ranitidin Mg (OH)2 Lansoprazole Misoprotol
Famotidina Pantoprazole
Nizatidin Esomeprazole
ANTAGONIS HISTAMIN-2
Mekanisme :
Antagonis kompetitif reseptor H2 di sel parietal, produksi AMP
turun,sekresi
turun
Keberhasilan terapi tukak peptik

(8 minggu) Relatif Aman


Efek samping : sakit kepala, diare, kelelahan, nyeri otot
Interaksi Obat : Cimetidine menghambat enzim sitokrom
P450
PENGHAMBAT POMPA PROTON
Mekanisme kerja

PPI Metabolit aktif


Protonisasi
K+/H+ ATP
ase

sulfidril
Keberhasilan terapi tukak peptik(4 minggu)
Relatif Aman
ANTASID
AMekanisme?
PH tinggi,
pepsin tak aktif menekan HP,
pertahanan mukosa naik

Efektifitas untuk pengobatan tukak peptik setingkat dengan AH2 &


sukralfat
Relatif Aman
Efek samping : diare & konstipasi
M E K A N IS M E K E R JA S EDIAAN
BISMUT

BSS pH 3,5 bismut oksida + asam salisilat


(Usus)
Hidrogen Sulfida
Bismut Sulfida

Gastroprotektif
PGE Endogen Naik
HP tertekan
SUKRALFAT (GARAM ALUMINIUM DISAKHARIDA
TERSULFATKAN)
asam
Sukralfat Perekat kental
Elektro statik protein +
lubang tukak
Barier perlindungan mukosa

difusi balik H+, pepsin, garam empedu dihambat

Kemanjuran
Keamanan
Untuk TD (6-8 minggu) setingkat AH2 Relatif Aman

ESO: Mual,mulut kering


PROSTAGLANDIN (MISOPROSTOL)
Mekanisme: meningkatkan pertahanan mukosa lambung
denga njalan menurunkan sekresi Asam lambung

Kemanjuran Keamanan

Untuk TL dan TD ESO: Kram abdominal


Setingkat AH-2 Diare , sakit kepala
dan dispepsia
Regimen Terapi Obat Untuk Penyembuhan TukakPeptik

Obat Dosis pengobatan tukak Terapi pemeliharaan


lambung dan tukak lambung dan
duodenum (mg/dosis) duodenum (mg/dosis)

Omeprazol 20-40 20-40


Lansoprazol 15-30 15-30
Rabeprazol 20 20
Pantoprazol 40 40
Esomeprazole 20-40 20-40
Simetidin 400 (2x sehari) 400-800
Famotidin 20 (2x sehari) 20-40
Ranitidin 150 (2x sehari) 150-300
Sukralfat (g/dosis) 1 (4x sehari) 1-2 (2 x sehari)
TERAPI ULKUS KARENA HELICOBACTER
P YLORI untuk memberantas infeksi bakteri dengan pengobatan antibiotik (dikenal
 Ditujukan
sebagai “terapi eradikasi”) dan mengurangi produksi asam di perut.
 Ulkus kemudian dapat disembuhkan dan mencegah kekambuhan karena
bakteri tidak lagi di usus.
 'terapi tiga regimen' sebagai lini pertamaselama 7hari (2x sehari).

 FDA juga telah menyetujui terapi tripel regimen sepuluh hari dengan kombinasi
omeprazol, klaritromisin, dan amoksisilin. Ini adalah program terpendek dari setiap
terapi yang disetujui oleh FDA
Perbandingan regimen obat yang digunakan untuk eradikasi H.Pylori
Obat Efektivitas Efek Ikutan Komplikasi
Regimen 2 Obat
1. Klaritromisin 500 mg 3x1 hari selama 14 hari PPId
atau 2x1 hari selama 14-28 hari.
2. Klaritromisin 500 mg 3x1 hari selama 14 hari RBC
400 mg 2x1 hari selama 14-28 hari. Cukup-baik Rendah-Sedang Sering

3. Amoksisilin 1 gr 2x1 hari sampai 3x1 hari selama


14 hari
PPId atau 2x1 hari selama 14-28 hari.
Cukup-baik Rendah-

Kurang-cukup Sedang Sering

Rendah-Sedang
Regimen 3 Obat
1. Klaritromisin 500 mg 2x1 hari selama 10-14 Baik-sangat baik Rendah-Sedang Sering
hari, Amoksisilin 1 gr 2x1 hari sampai 3x1 hari
selama 10-14 hari, PPId atau 2x1 hari selama
14-28 hari.
2. Klaritromisin 500 mg 2x1 hari selama 10-14 Baik-sangat baik Sedang Sering
hari, Metronidazol 500 mg 2x1 hari selama
10-14 hari, PPId 2x1 hari selama 10-14 hari
3. Amoksisilin 500 mg 2x1 hari selama 10-14 Baik Sedang Sering
hari, Metronidazol 500 mg 2x1 hari selama
10-14 hari, PPId 2x1 hari selama 10-14 hari
4. Klaritromisin 500 mg 2x1 hari, RBC 400 mg Baik Sedang Sering
2x1 hari selama 14 hari
5. Klaritromisin 500 mg 2x1 hari, Metronidazol Baik-Sangat baik
500 mg 2x1 hari selama 14 hari, RBC 400 mg
2x1 hari selama 14 hari Sedang Sering

6. Klaritromisin 500 mg 2x1 hari, Tetrasiklin 500 Baik-Sangat baik


mg 2x1 hari selama 14 hari, RBC 400 mg
2x1 hari selama 14 hari Sedang Sering
Regimen 4 Obat dengan Bismuth
1. BSS 500 mg 4x1 hari selama 14 hari, Baik-Sangat baik Sedang-tinggi Tidak Sering
Metronidazol 250-500 mg 4x1 hari selama 14
hari, Tetrasiklin 500 mg 4x1 hari selama 14
hari, H2RA atau PPIe sebagai dosis Baik-Sangat baik Sedang-tinggi Tidak sering
penggunaan standar secara langsung
2. BSS 500 mg 4x1 hari selama 14 hari,
Metronidazol 250-500 mg 4x1 hari selama 14
hari, Klaritromisin 250-500 mg 4x1 hari Baik-Sangat baik Sedang-tinggi Tidak sering
selama 14 hari, H2RA atau PPIe sebagai
dosis penggunaan standar secara langsung
3. BSS 500 mg 4x1 hari selama 14 hari
Metronidazol 250-500 mg 4x1 hari selama 14
hari, Amoksisilin 500 mg 4x1 hari selama 14
hari, H2RA atau PPIe sebagai dosis
penggunaan standar secara langsung
TERAPI UNTUK ULKUS PEPTIK YANG DISEBABKAN NSAID
 NSAID dan aspirin dapat mengakibatkan kerusakan mukosa di mana saja di
sepanjang saluran pencernaan dan beresiko menimbulkan insiden gastritis dan ulkus
peptikum
 Jika dimungkinkan perlu untuk menghentikan penggunaan obat-obat NSAID ini.

 Jika tidak ada tanda-tanda Helicobacter pylori, pengobatan bertujuan untuk


mengurangi produksi asam agar memungkinkan untuk menyembuhkan ulkus,
menggunakan antagonis reseptor histamin-2 (H2RA) atau PPI
 Jika NSAID tidak dapat dihentikan, NSAID diberikan dalam dosis efektif terendah dan
durasi terpendek, dan PPI harus diberikan untuk pengobatan pasien.
 Mengganti NSAID dengan selektif COX-2 inhibitor dimana Siklooksigenase-2 (COX-
2) inhibitor toksisitasnya terhadap gastro intestal rendah,

Anda mungkin juga menyukai